PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KEMITRAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING: KAJIAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister

PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS 2. Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN KEPUASAN PETERNAK DENGAN LOYALITAS SEBAGAI PLASMA PADA KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN TABANAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

"21 4 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJASAMA PETERNAK PLASMA AYAM BROILER DI KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR SAIPUL RAHMAN

"21 4 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJASAMA PETERNAK PLASMA AYAM BROILER DI KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR SAIPUL RAHMAN

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PETERNAK DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI SULAWESI SELATAN : STUDI KASUS DI KABUPATEN MAROS

V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat

ANALYSIS OF THE PLASMA FARMERS SATISFACTION ON BROILER PARTNERSHIP IN SINAR SARANA SENTOSA COMPANY USING IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS ABSTRACT

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

BAB I PENDAHULUAN. populasi, produktifitas, kualitas, pemasaran dan efisiensi usaha ternak, baik

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

ANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. pertanian ( off farm) seperti biokimia, agrokimia (pupuk dan pestisida), alat

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

PERANAN KEMITRAAN PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING ALYSA NOVIANA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN KEMITRAAN PETERNAKAN AYAM RAS PEJANTAN DI NARATAS PS CIAMIS DIENY ASTRI UTAMI

I Peternakan Ayam Broiler

PERANAN KEMITRAAN DALAM PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

Kemitraan Bidang Perunggasan Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternak (The Partnership of Poultry Husbandry and Its Influence of Farmer Income)

122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

Perbandingan Keuntungan Antara Usaha Peternak Plasma Dan Mandiri Pada Peternakan Ayam Broiler Di Kota Padang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA TINGKAT KEPUASAN KEMITRAAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAYANAN PERUSAHAAN INTI (Kasus di Peternak Mitra Duta Technovet)

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

KERAGAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN PARUNG BOGOR: PERBANDINGAN USAHA TERNAK MITRA DAN USAHA TERNAK MANDIRI SURYANI NURFADILLAH

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN KEPUASAN PETERNAK DENGAN LOYALITAS SEBAGAI PLASMA PADA KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN TABANAN

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

Nurhayatin Nufus 1 Musriyadi Nabiu 1 Tati Susilawati 2. Abstract PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

"/SF'S SKRIPSI DWI PUJA KESUMA PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini mendorong

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

ANALISIS HUBUNGAN WATAK KEWIRAUSAHAAN DENGAN KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG

Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol 2. No. 1 Juni 2016

Transkripsi:

ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 2, 2004, Hlm. 111-115 111 PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU PERFORMANCE OF PARTNERSHIP SYSTEM BETWEEN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA AND BROILER FARMERS IN BENGKULU Basuki Sigit Priyono, Nurhayatin Nufus, dan Dessy K. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrisbisnis, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT The purpose of this study were to evaluate partnership implemantation on the plasma broiler farmers and to determine the relationship between implementation partnership and farmers revenue level. Population of this research are broiler farmers whose been made partnership with PT Primatama Karya Persada, that are 25 farmers. Descriptive analysis has been used to know the implementation of partnership, meanwhile Rank Spearman Correlation used to know the relationship between implementation partnership level and farmers revenue level. From this studi known that partnership system which developed by PT Primatama Karya Persada has a legal contract contain right and duty of both, PT Primatama Karya Persada and farmers. Thus based on the statistical analysis, known that implementation partnership level has positive relationship with the farmers revenue from their broiler farm. Keywords : partnership, revenue ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kemitraan antara PT Primatama Karya Persada dengan peternak ayam ras pedaging di kota Bengkulu dan hubungan tingkat kemitraan itu sendiri dengan tingkat penerimaan peternak dari usaha peternakannya. Populasi terdiri atas 25 peternak yang bermitra dengan PT Primatama Karya Persada. Analisa diskripsi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan kemitraan dan uji statistik Rank Spearman Correlation digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kemitraan dengan tingkat penerimaan peternak dari usaha ternaknya. Dari penelitian ini diketahui bahwa ada surat kontrak yang berisi hak dan kewajiban ke dua belah pihak sebagai pedoman dalam pelaksanaan kemitraan tersebut. Selanjutnya dari uji statistik yang dilakukan diketahui ada hubungan positif antara tingkat kemitraan dengan tingkat penerimaan peternak. Kata kunci : kemitraan, penerimaan PENDAHULUAN Pengembangan sub-sektor peternakan khususnya ayam ras pedaging di Kota Bengkulu didukung oleh kebutuhan akan daging ayam yang semakin meningkat, sementara produksi ayam kampung belum memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu usaha peternakan harus terus dikembangkan agar hasilnya terus menerus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (Arisman dalam Novianty, 2003) Dalam rangka meningkatkan produksi ayam ras pedaging, PT Primatama Karya Persada menawarkan suatu pola kemitraan kepada peternak ayam ras pedaging yang ada di kota Bengkulu. Dari kerjasama ini diharapkan ke dua belah pihak bisa mendapatkan keuntungan. Untuk itulah masing-masing pihak yang bermitra harus

Priyono, B.S. et al JIPI 112 menyadari bahwa mereka mempunyai perbedaan dan keterbatasan misalnya di bidang manajemen, penguasaan teknologi dan penguasaan sumberdaya. Oleh sebab itu mereka harus mampu saling mengisi dan saling melengkapi kekurangan masing-masing, sehingga kesinambungan usaha tetap bias dilakukan (Fitrifani, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk melihat performan pelaksanaan kemitraan antara PT Primatama Karya Persada dengan petani ayam ras pedaging dan sekaligus mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pelaksanaan kemitraan dengan penerimaan petani dari usaha beternak ayam ras pedaging. METODE PENELITIAN Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus sebanyak 25 orang peternak yang menjalin kemitraan dengan PT Primatama Karya Persada. Metoda sensus adalah pencacahan terhadap semua anggota populasi artinya semua anggota populasi diambil sebagai responden (Singarimbun, M. 1982). Analisa diskriptif digunakan untuk membahas performan pelaksanaan kemitraan dan Rank Spearman Correlation (rs) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pelaksanaan kemitraan dengan tingkat penerimaan petani dari usaha ternaknya (Siegel, 1988). Untuk mengetahui performan pelaksanaan kemitraan digunakan beberapa pertanyaan yang digali dari surat kontrak atau perjanjian yang berisi hak dan kewajiban ke dua belak pihak. Jawaban yang disediakan terdiri dari 3 alternatif, yang masingmasing diberikan skor sesuai dengan bobotnya, kemudian dijumlahkan. Untuk pengkategorian, dilakukan seperti di bawah ini: Baik, jika (Nilai bawah + 2/3 Interval) < Skor total jawaban responden nilai atas Sedang, jika (Nilai bawah + 1/3 Interval) < Skor total jawaban responden (Nilai bawah + 2/3 Interval) Kurang baik, jika Nilai bawah Skor total jawaban responden (Nilai bawah + 1/3 Interval). Di mana: interval = (nilai atas nilai bawah), nilai atas = Skor 5 x jumlah pertanyaan, nilai bawah = Skor1 x jumlah pertanyaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kemitraan Menurut Baharsyah (1977) ada beberapa pola kemitraan usaha yang dapat dilakukan yaitu pola Inti-Plasma, pola Bangun Operasi Transfer (BOT), pola Kerja Sama Operasional (KSO), pola Kontrak Farming, pola Dagang Umum, dan pola Waralaba (Franchise). Kemitraan yang terjalin antara PT Primatama Karya Persada dengan peternak adalah kemitraan inti-plasma. Persyaratan utama untuk menjadi peternak plasma adalah jujur, dapat dipercaya, dapat diajak bekerja sama, menyediakan kandang dan peralatannya, menyediakan air dan penerangan, lokasi mudah dijangkau transportasi, kepastian lahan dan lingkungan, serta bersedia menandatangani surat perjanjian kerjasama. Sedangkan PT Primatama Karya Persada sebagai inti menyediakan sarana produksi peternakan (bibit DOC, pakan, obat/vaksin) dan menjamin pemasaran ayam hasil produksi. Peternak plasma harus memelihara ayam sesuai dengan teknologi pihak inti misalnya pemberian obat, vitamin, vaksin dan lain-lain, karena pemeliharaan yang baik ini akan menguntungkan ke dua belah pihak. Waktu pemanenan ditentukan oleh pihak inti dengan pemberitahuan lebih dahulu. Pada saat panen dilakukan penimbangan berat ayam, perhitungan ayam yang hidup dan perhitungan pakan yang dihabiskan. Hal tersebut mempengaruhi bonus yang diterima oleh peternak. Setelah panen, pihak inti mengambil semua makanan yang tersisa untuk menghindari kerusakan pakan. Selain memberikan bonus, pihak inti juga memberikan sanksi tergantung pada tingkat kelalaian peternak mulai dari teguran, denda, sampai pencabutan keanggotaan sebagai plasma.

Performan pelaksanaan kemitraan JIPI 113 Apabila peternak plasma mengalami kerugian, maka kerugian tersebut akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak inti. Bahkan apabila kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian peternak, maka peternak plasma masih bisa memperoleh pendapatan dari bonus pemeliharaan ayam. Manfaat dan kelemahan pelaksanaan kemitraan Manfaat bagi inti antara lain meningkatnya keuntungan dari penjualan ayam dan keuntungan dari pembelian sarana produksi peternakan, serta omset penjualan dan permintaan pasar tetap dapat dipenuhi (Mulyantono, 2003). Dari kerjasama kemitraan yang terjalin, banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh peternak seperti pada Tabel 1. Sebagian besar petani merasakan manfaat dari terjalinnya kemitraan itu sendiri, terutama adanya jaminan pemasaran dari perusahaan inti Tabel 1. Manfaat kemitraan menurut peternak (Tabel 1). Di sini terhindar dari resiko tidak lakunya hasil panen dan sekaligus mendapatkan harga produk yang wajar. Hal ini sesuai dengan tiga model kontrak yang ditawarkan oleh Wilson dalam Folia (2002) yang pada intinya membahas hubungan produksi yang mengikat petani untuk bersedia menjual maupun menyediakan produk pertaniannya kepada inti sekaligus membebani mereka dengan kriteria-kriteria kualitas. Sementara itu pelaksanaan kemitraan ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, misalnya bagi perusahaan inti bisa terjadi over supply apabila panen ayam terjadi bersamaan. Sementara bagi plasma antara lain penetapan harga jual ayam oleh perusahaan menyebabkan peternak tidak mendapatkan keuntungan maksimal, peternak tidak bisa memasarkan ayamnya ke pihak lain karena terikat perjanjian dengan pihak inti, harga input (DOC, pakan, vitamin, obat) dirasa terlalu tinggi, dan sampai saat ini peternak belum pernah mendapatkan kredit lunak dari inti untuk pembuatan kandang dan peralatannya. No Manfaat Jumlah (orang) % 1. Terciptanya lapangan kerja baru 2 8 2. Harga penjualan ayam stabil karena dijamin perusahaan 2 8 3. Tidak diperlukan modal sendiri 9 36 4. Ada jaminan pemasaran dari perusahaan 13 52 5. Resiko kerugian kecil 10 40 6. Tambahan pengetahuan teknologi budidaya ayam ras 11 44 Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kemitraan Peternak menilai bahwa pelaksanaan kemitraan sejauh ini bisa berjalan baik karena ada beberapa faktor pendukungnya (Tabel 2). Di lain pihak peternak juga menilai masih ada beberapa faktor yang menghambat keberhasilan kemitraan ini (Tabel 3). Tingkat pelaksanaan kemitraan Tingkat pelaksanaan kemitraan ini dilihat dari pelaksanaan hak dan kewajiban peternak dalam menjalankan budidaya pemeliharaan ayam. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.

Priyono, B.S. et al JIPI 114 Tabel 2. Pernyataan responden tentang faktor pendukung keberhasilan kemitraan. No Faktor Pendukung Jumlah (orang) % 1. Adanya perjanjian tertulis yang mengikat ke dua belah pihak 8 32 2. Kredit diberikan dalam bentuk sapronak bukan uang tunai 5 20 3. Sapronak diantar langsung ke lokasi kandang 11 44 4. Pembimbingan oleh tenaga ahli dari perusahaan inti 8 32 Tabel 3. Pernyataan responden tentang faktor penghambat keberhasilan kemitraan. No Faktor Penghambat Jumlah (orang) % 1. Ada beberapa aturan yang tidak termuat dalam surat perjanjian 2 4 2. Harga Sapronak baru diketahui pada saat pelunasan 8 32 3. Peternak tidak mengetahui cara perhitungan bonus 2 8 4. Penyuluhan yang dilakukan pihak inti tidak menyeluruh 1 4 5. Jadwal pengisian DOC kadang tidak tepat waktu 9 36 6. Jadwal pemanenan kadang tidak tepat waktu 8 32 Tabel 4. Tingkat pelaksanaan kemitraan peternak plasma. Kategori Jumlah (orang) % Rata-rata Skor Kisaran Baik (102.67 < X 140) 24 96 121.92 100-136 Sedang (65.33 < X 102.67 1 4 Kurang Baik (28 < X 65.33 0 0 Total 25 100 X = pelaksanaan kemitraan Pada umumnya peternak telah menjalankan kemitraannya dengan baik, ini artinya apa yang disuluhkan oleh pihak inti tentang teknologi usaha peternakan telah dijalankan dengan baik (Tabel 4). Hal ini sesuai dengan pendapat (Hafsah, 1999) bahwa kemitraan adalah salah satu strategi bisnis untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling menguntungkan dan saling membesarkan. dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging bersumber dari penjualan ayam sebagai produk utama dan penjualan kotoran ayam sebagai produk sampingannya (Tabel 5). Hubungan tingkat pelaksanaan kemitraan dengan tingkat penerimaan peternak Tingkat penerimaan peternak Menurut Soekartawi (1990), penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang Tabel 5. Tingkat penerimaan peternak plasma. Untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pelaksanaan kemitraan dengan tingkat penerimaan peternak plasma maka digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) (Tabel 6). Kategori (rupiah/periode produksi) Jumlah (orang) % Tinggi (178.711.833,34 253.260.000) 1 4 Sedang (104.163.666,67 178.711.833,33) 8 32 Rendah (29.615.500 104.163.666,66) 16 64 Jumlah 25 100

Performan pelaksanaan kemitraan JIPI 115 Tabel 6. Hasil penghitungan Uji Korelasi Rank Spearman dan Nilai t hitung Keterangan Nilai Koefisien korelasi (rs) 0.77944 t hitung 5.971 t tabel (α = 0.05, df = N 2 = 23) 2.069 Derajat hubungan (*) * = berhubungan nyata pada tingkat kepercayaan 95% Dari Tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pelaksanaan kemitraan dengan tingkat penerimaan usahanya, dimana t hitung (5.971) > t hitung (2.69). Dengan kata lain apabila tingkat pelaksanaan kemitraan semakin baik maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan peternak. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat pelaksanaan usaha ternaknya kurang baik, maka semakin rendah pula tingkat penerimaan peternak. KESIMPULAN Pola kerjasama yang dikembangkan oleh PT Primatama Karya Persada dengan peternak adalah pola kemitraan Inti-Plasma, yang diikat dengan kontrak tertulis. Manfaat yang paling dirasakan peternak adalah adanya jaminan pemasaran, sementara faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kemitraan adalah sapronak diantar langsung oleh perusahaan inti. Namun masih ada faktor yang dirasakan peternak sebagai panghambat adalah jadwal pengisian DOC yang kadang-kadang tidak tepat waktu. Tingkat pelaksanaan kemitraan umumnya baik (96%) dan dari uji statistik diketahui bahwa tingkat pelaksanaan kemitraan ini berhubungan positif dengan tingkat penerimaan peternak. DAFTAR PUSTAKA Baharsyah, S. 1977. Kebijaksanaan umum kemitraan usaha di sektor pertanian. Media Perkebunan. Dinas Pertanian Jakarta. Fitrifani, E. 2003. Analisis kemitraan dan efisiensi ekonomi usaha ternak ayam broiler di kec. Singaparna. Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB Bogor. (Tidak dipublikasikan). Folia, S. 2002. Evaluasi pelaksanaan kemitraan inti plasma PT. Agricinal dengan petani. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. (Tidak dipublikasikan). Hafsah, J. 1999. Kemitraan, Usaha, Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Mulyantono. 2003. Kemilaunya Broiler Riuhnya Kemitraan. Poultry Indonesia Edisi Januari. GAPPI. Novianty, R. 2003. Analisis Faktor-faktor produksi dan pendapatan usaha peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. (Tidak dipublikasikan) Siegel, S and N.J Castellan, JR. 1988. Nonparametric Statistics for the Behavioral Sciences. Second edition. McGraw-Hill Book Company, New York. Singarimbun, M dan Effendi, S. 1982. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press., Jakarta.