Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura



dokumen-dokumen yang mirip
Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Muhammad Zeki, Iskandar, dan Mohd Iqbal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa, Aceh

BAB 13 LIBERTY MUTUAL TABLES CARRYING LOWER TASKS

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN I-1

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

BAB 11 LIBERTY MUTUAL TABLES LIFTING LOWER TASKS

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Sekarang sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ISBN:

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Perancangan Program Aplikasi untuk Analisis Pekerjaan Pengangkatan Berdasarkan Model Revised NIOSH Lifting Equation

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

oleh : Eli Mas idah, Wiwiek Fatmawati, Lazib Ajibta Fakultas Teknologi Industri UNISSULA

IMPLEMENTASI CATIA V5R20 UNTUK PERBAIKAN POSTUR PEKERJA WAREHOUSE LOGISTIC DI PERUSAHAAN X

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI BIOMEKANIKA DAN POSTUR KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Frydom Nainggolan Dr. Ratna Purwaningsih, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

KAPASITAS ANGKAT BEBAN UNTUK PEKERJA INDONESIA

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

PERBAIKAN FASILITAS PEMINDAHAN BAG PAKAN UDANG DI DEPARTEMEN PACKAGING GUNA MENGURANGI RESIKO CEDERA TULANG BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Henri Winandar 1), Irwan Iftadi, ST, M.Eng 2) Ir. Lobes Herdiman, MT 2)

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

Pengaruh Jeda-Istirahat terhadap Performansi pada Pekerjaan Pengolahan Kata (Word Processing) Menggunakan Komputer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

EVALUASI MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) DI GUDANG BULOG NGABEYAN SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE MULTITASK JOB ANALYSIS DAN FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

Iskia Kristy Manurung

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

DESAIN STASIUN KERJA

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

SKRIPSI ANALISIS PEKERJAAN MANUAL MATERIAL HANDLING UNTUK MENCEGAH CIDERA PADA OPERATOR DI BAGIAN PENGGOSOKAN (BEVELING) PT. TAMINDO PERMAI GLASS

Transkripsi:

Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura Mahrus Khoirul Umami Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo - Madura Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan 69162 E-mail: mahrus_ku@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh rekomendasi teknis pengangkatan material secara manual dan lama jeda-istirahat pada aktivitas angkat-angkut tradisional perempuan Madura. Rekomendasi teknis didasarkan pada Persamaan NIOSH, yaitu Recommended Weight Limit (RWL). Perhitungan RWL dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi sebelumnya. Hasil penelitian merekomendasikan berat material yang diangkat sebaiknya tidak lebih dari 10 kg dan jarak maksimum subjek ke bahan tidak lebih dari 35 cm. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata lama jeda-istirahat yang dibutuhkan adalah 11,88% (SD. 5,26%) dari durasi pekerjaan. Dalam hal ini, subjek membutuhkan rata-rata 1,78 menit (SD. 0,79 menit) istirahat setiap 15 menit kerja. Untuk durasi pekerjaan yang lebih lama dibutuhkan durasi jeda-istirahat yang lebih lama juga, karena panjang istirahat sebenarnya waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pemulihan setelah melakukan aktivitas kerja. Kata kunci: penanganan material manual, jeda-istirahat Abstract The objective of this study is to obtain technical recommendations for manual materials lifting and duration of rest-break on traditional lift-transport activity of Madurese women. Technical recommendations were based on NIOSH Equation, i.e Recommended Weight Limit (RWL). The calculations of RWL were carried out using secondary data obtained from previous study. The results of study recommended the weight of lifted materials should be not more than 10 kg and the maximum distance of materials not more than 35 cm to the subject. The results also showed that the average of required rest-break duration was 11.88% (SD. 5.26%) of the work duration. In this case, the subject required an average of 1.78 minutes (SD. 0.79 minutes) break every 15 minutes of work. For a longer duration of work required a longer duration of rest-breaks as well, because the long of break is actually the time needed by the body for recovery after doing many activities. Keywords: manual materials handling, rest-break Pendahuluan Pekerjaan penanganan material secara manual (manual materials handling) merupakan aktivitas yang hampir selalu ada dalam setiap pekerjaan. Secara umum aktivitas manual materials handling (MMH) dapat berupa mengangkat, menurunkan, membawa, mendorong, dan menarik beban dengan tangan. Aktivitas MMH tidak terbatas pada pekerjaanpekerjaan di industri, perkebunan, ataupun perkantoran, tetapi juga terdapat pada pekerjaan-pekerjaan domestik dalam rumah tangga. Aktivitas MMH pada pekerjaan apapun berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan khususnya yang terkait dengan nyeri punggung bawah (low back pain). Data statistik yang diungkapkan oleh Klein et al. menunjukkan bahwa hampir 50% sakit pada punggung bawah terkait dengan aktivitas mengangkat beban, 10% terkait aktivitas mendorong dan menarik beban, dan 6% lainnya disebabkan oleh aktivitas melempar, membawa, atau menenteng beban [1]. Itulah sebab mengapa aktivitas MMH selalu menjadi perhatian yang serius bagi para peneliti di bidang ergonomi, keselamatan, dan kesehatan kerja. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), sebuah lembaga untuk keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat, telah membuat persamaan yang dapat membantu bagi praktisi agar dapat mengevaluasi suatu pekerjaan pengangkatan benda secara manual dengan memberikan fokus perhatian pada segi keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja. Persamaan yang dikeluarkan NIOSH membantu penentuan batasan beban yang disarankan untuk pekerjaan mengangkat benda yang disebut

2 Rekayasa, Volume 3, Nomor 1, April 2010 Recommended Weight Limit (RWL). Persamaan NIOSH yang direvisi tahun 1991 memberikan faktor pengali tambahan dalam metode evaluasi. Faktor pengali tambahan ini berupa perhitungan pergerakan asimetrik dan faktor pegangan tangan (handle) sebagai fungsi kopling dalam pekerjaan pengangkatan beban. Persamaan ini juga memberikan prosedur baru untuk mengevaluasi pekerjaan dengan rentang waktu lebih lama dan frekuensi lebih tinggi dengan hasil yang lebih baik. Dengan demikian, persamaan NIOSH tersebut dapat diterapkan dalam lingkup yang lebih luas khususnya pengangkatan beban secara manual yang relatif berat. Persamaan NIOSH Tahun 1991 untuk pengangkatan adalah: atau RWL = LC HM VM DM AM FM CM... (1) RWL = 23 [25/H] [1 0,003 V 75 ] [0,82 + 4,5/D] [1 0,0032 A] FM CM.. (2) LC : konstanta pengangkatan (lifting constanta), 23 kg HM : faktor pengali horisontal (horizontal multiplier), 25/H VM : faktor pengali vertikal (vertical multiplier), 1 0,003 [ V 75 ] DM : faktor pengali perpindahan (distance multiplier), 0.82 + 4.5/D AM : faktor pengali asimetrik (asymmetric multiplier), 1 0.0032 A FM : faktor pengali frekuensi (frequency multiplier) CM : faktor pengali kopling (coupling multiplier) H : Jarak horizontal antara posisi tangan yang memegang beban dengan titik tengah antara mata kaki sebelum beban diangkat V : Jarak vertikal posisi beban dari lantai sebelum diangkat D A : Jarak vertikal keseluruhan pengangkatan : Sudut simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki Selain model pengangkatan dengan beban berada di depan (anterior mode) yang menjadi fokus NIOSH, model pengangkatan lain adalah dengan menempatkan beban pada punggung pekerja (backpack mode) dan dengan menenteng beban (lateral mode). Penelitian Cook dan Newmann (1997) menunjukkan bahwa model pengangkatan backpack memerlukan kerja otot yang lebih ringan dibandingkan model pengangkatan yang lain [2]. Meskipun demikian, model pengangkatan backpack pada beberapa kelompok masyarakat tidak banyak menjadi pilihan cara mengangkat beban. Di Indonesia mode pengangkatan beban cukup beraneka ragam. Ada yang terbiasa membawa beban dengan menempatkannya di punggung atau pinggang (menggendong), ada yang memikul, dan ada pula yang membawa dengan menempatkan beban di atas kepala. Pada masyarakat Madura, para wanita terbiasa membawa beban dengan menempatkannya di atas kepala (menyunggi). Untuk menempatkan beban di atas kepala, para wanita Madura dapat langsung menggunakan kedua tangannya dengan posisi beban berada di depan tubuhnya. Pengangkatan beban dapat dilakukan dengan posisi tubuh berjongkok. Dengan posisi tersebut, beban momen yang terjadi pada punggung bawah paling kecil apabila dibanding dengan postur badan membungkuk [3]. Selama aktivitas membawa beban, setiap pedagang tentu mengeluarkan energi. Pengerahan energi untuk aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan beban kerja. Tayyari dan Smith (1997) mengelompokkan beban kerja tersebut berdasarkan konsumsi oksigen, energi yang dikeluarkan, dan denyut jantung. Tabel 1 menunjukkan klasifikasi beban kerja yang diajukan oleh Tayyari dan Smith [4]. Tabel 1. Klasifikasi beban kerja fisik berdasarkan konsumsi oksigen dan energi yang dikeluarkan Klasifikasi beban kerja Konsumsi oksigen Energi yang (l/min) dikeluarkan (kcal/h) Denyut jantung (bpm) Sangat ringan 0,23 0,33 75 100 60 80 Ringan 0,33 0,5 100 150 70 90 Sedang 0,5 1,0 150 300 80 110 Berat 1,0 1,5 300 450 100 130 Sangat berat 1,5 2,0 450 600 120 150 Sumber: Tayyari dan Smith [4]

Mahrus Khoirul Umami, Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat Untuk menghindari terjadinya kelelahan yang berlebihan karena pengerahan energi yang tidak terkendali, maka diperlukan jeda waktu untuk tubuh melakukan pemulihan dengan beristirahat. Beberapa rumusan untuk menentukan lama waktu istirahat juga banyak diajukan oleh para ilmuwan. Edholm (1967) merekomendasikan total energi yang dikeluarkan selama kerja maksimum sebesar 2000 kcal untuk kerja kontinyu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sehingga rata-rata energi yang dikeluarkan 4.2 kcal/ menit untuk 8 jam shift kerja dan energi yang dikeluarkan saat istirahat 1,5 kcal [4]. Rumus yang dapat digunakan: Tr = 480 M 2000... (3) M 1,5 T r : waktu istirahat yang diperlukan (menit) M : energi metabolik selama kerja Tiwari dan Gite [5] mengusulkan bahwa rumusan untuk menentukan lama istirahat secara umum: r = t (e a) e b r : waktu istirahat (menit) t : total waktu kerja (menit)... (4) e : energi yang dikeluarkan saat kerja (kj/menit) b : energi yang dikeluarkan saat istirahat (kj/ menit) a : tingkat rata- rata energi yang dikeluarkan (kj/ menit) Murrel (1965) menyarankan rumusan [4]: Tr = Ts M S M 1.5...(5) T r : waktu istirahat yang diperlukan (menit) Ts : total shift kerja (menit) M : rata-rata energi yang dikeluarkan (kcal/ menit) S : tingkat energi yang dikeluarkan untuk shift kerja (kcal/menit) 1.5 : energi yang diperlukan saat istirahat (kcal/menit) Spitzer (1951) juga mengusulkan persamaan empiris tentang prosentase waktu istirahat terhadap waktu kerja [5]: E R = 1 100... (6) 4 R : waktu istirahat (dalam persen waktu kerja) E : energi yang dikeluarkan saat kerja (kcal/menit) Dengan rumusan-rumusan yang diusulkan untuk menentukan durasi istirahat tersebut, pada artikel ini akan disajikan kebutuhan waktu istirahat untuk aktivitas penanganan material pada para wanita Madura yang membawa barang bawaannya dengan cara menyunggi di atas kepala. Selain itu Persamaan NIOSH Tahun 1991 akan digunakan untuk menentukan batas beban yang boleh diangkat dan rekomendasi cara pengangkatan yang aman. Metode Subjek penelitian ini adalah para pedagang wanita di Pasar Baru Kamal. Para pedagang wanita tersebut biasa membawa barang dagangannya dengan cara menyunggi dan menjinjing dengan berjalan kaki sejauh ± 1 km. Berat beban yang mereka bawa ± 15 kg. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Fitriawati [3]. Data-data yang diperlukan ditampilkan pada Tabel 2. Pada penelitiannya, Fitriawati mengukur denyut nadi para pedagang wanita setelah mereka berjalan membawa beban selama 15 menit dengan jarak tempuh ± 1 km [3]. Penentuan beban maksimum yang direkomendasikan didasarkan pada Persamaan NIOSH Tahun 1991. Beberapa parameter yang memengaruhi faktor-faktor dalam persamaan NIOSH tersebut dapat diubah-ubah sehingga diperoleh RWL yang tertinggi. Sedangkan penentuan waktu istirahat yang diperlukan didasarkan pada rumusan-rumusan yang diusulkan dengan dasar klasifikasi beban kerja oleh Tayyari dan Smith [4]. Hasil dan Pembahasan Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) dilakukan dengan menggunakan data yang ditunjukkan pada Tabel 2. Perhitungan RWL untuk proses pengangkatan dilakukan dengan menggunakan: LC = 23 kg; H = 40 cm; V = 0 cm; A = 0 ; FM = 0,97; HM = 0,833; VM = 0,775; AM = 1; dan CM = 1. Jarak horisontal beban ke subjek diambil sebesar 40 cm dengan assumsi

Rekayasa, Volume 3, Nomor 1, April 2010 Tabel 2. Data-data yang digunakan untuk analisis Denyut jantung Tinggi Berat Subjek (denyut/menit) badan badan ke Sebelum Sesudah (cm) (kg) bekerja bekerja 1 145 45 78 96 2 154 62 80 98 3 147 50 48 84 4 159 59 78 94 5 156 60 87 98 6 148 49 82 94 7 152 50 85 102 8 160 57 78 96 9 146 43 81 96 10 145 52 78 98 Tabel 3. RWL untuk Aktivitas Mengangkat Sebelum Perbaikan Subjek ke D (cm) DM RWL 1 145 0,8510 9,1966 2 154 0,8492 9,1770 3 147 0,8506 9,1921 4 159 0,8483 9,1671 5 156 0,8488 9,1730 6 148 0,8504 9,1898 7 152 0,8496 9,1812 8 160 0,8481 9,1652 9 146 0,8508 9,1943 10 145 0,8510 9,1966 Rerata 9,1833 St. Dev. 0,0122 penampang lingkaran bak/keranjang berjari-jari 20 cm dengan jarak tepi bak/keranjang ke titik tengah antara kedua mata kaki subjek 20 cm. Jarak vertikal perpindahan beban, D adalah sama dengan tinggi badan setiap subjek, karena posisi akhir beban adalah di atas kepala. Faktor pengali asimetrik yang digunakan (AM) = 1 karena tidak melibatkan adanya gerakan asimetrik, A = 0. Begitu pula faktor pengali kopling (CM) = 1 karena pada objek yang diangkat terdapat handle yang mempermudah subjek dalam melakukan pengangkatan [6]. Hasil perhitungan RWL untuk proses pengangkatan beban dari setiap subjek dapat dilihat pada Tabel 3. Penentuan batasan beban yang direkomendasikan, RWL, didasarkan pada indeks pengangkatan, LI. Dalam hal ini nilai LI tidak boleh lebih besar dari 1. Aktivitas mengangkat dengan nilai LI > 1, akan meningkatkan resiko terhadap keluhan sakit punggung. Oleh karena itu, teknis pengangkatan dapat didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI < 1. Untuk beban kerja dengan nilai LI > 3, sudah dapat dipastikan terjadinya overexertion [6]. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai RWL untuk setiap pedagang wanita rata-rata adalah 9,18 kg (SD. 0,0122 kg). Apabila digunakan beban, L sebesar 15 kg, maka dapat dipastikan akan diperoleh besaran LI > 1 dan berpotensi mengakibatkan terjadinya keluhan sakit punggung bawah. Oleh karena itu, agar beban 15 kg tersebut aman untuk diangkat diperlukan perbaikan pada teknis pengangkatan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperbesar RWL adalah dengan mengurangi jarak antara beban yang diangkat dan tubuh pedagang. Dengan metode coba dan gagal didapatkan jarak terjauh antara beban dan tubuh pedagang adalah 24 cm. Dengan jarak tersebut, RWL meningkat dan berkisar antara 15,27 kg dan 15,33 kg. Akan tetapi, jarak H ini akan sulit diterapkan pada pengangkatan dengan V sebesar 0 cm, karena jarak bebas antara tepi bak/ keranjang ke titik tengah antara kedua mata kaki subjek terlalu kecil. Jarak H yang mungkin adalah sebesar 35 cm. Dengan jarak tersebut didapatkan RWL sebesar rata-rata 10,5 kg (SD. 0,014 kg). Dari perhitungan RWL tersebut, saran perbaikan yang diajukan untuk aktivitas MMH dengan mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan bagi subjek adalah: 1. Pengangkatan beban dilakukan dengan cara berjongkok. 2. Beban yang diangkat tidak lebih dari 10 kg. 3. Pada saat mengangkat beban, disarankan jarak terjauh beban dari badan adalah 35 cm. Pada aktivitas MMH yang dilakukan oleh para wanita pedagang, berdasarkan data denyut jantung (Tabel 2) dan klasifikasi beban kerja (Tabel 1) dapat diketahui bahwa klasifikasi beban kerja yang mereka alami termasuk kelas sedang dan energi yang dikeluarkan berada di bawah 300 kkal/jam atau di bawah 5 kkal/menit. Dengan demikian rumusan yang diusulkan oleh Spitzer (1951) dapat menjadi pilihan untuk menentukan lama waktu istirahat yang diperlukan. Rumusan-rumusan lain yang diajukan oleh Edholm (1967), Murrel (1965), dan Tiwari & Gite (2004) tidak dapat digunakan karena rumusanrumusan tersebut mengacu pada aktivitas yang

Mahrus Khoirul Umami, Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat Tabel 4. Waktu Istirahat yang diperlukan setelah bekerja selama 15 menit Subjek ke Energi yang dikeluarkan Persentase waktu istirahat Lama waktu istirahat (kcal/menit) terhadap waktu kerja (%) (menit) 1 4,42 10,50 1,58 2 4,61 15,25 2,29 3 4,90 22,50 3,38 4 4,61 15,25 2,29 5 4,22 5,50 0,82 6 4,42 10,50 1,58 7 4,61 15,25 2,29 8 4,32 8,00 1,20 9 4,22 5,50 0,82 10 4,42 10,50 1,58 Rerata 11,88 1,78 St. Dev. 5,26 0,79 memerlukan pengeluaran energi yang lebih besar dari 5 kcal/ menit. Berdasarkan rumusan Spitzer (1961) dan data pada Tabel 2, waktu istirahat yang diperlukan oleh para wanita pedagang setelah dilakukan interpolasi terhadap konsumsi oksigen menurut denyut jantung dapat ditentukan sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Dari Tabel 4 tersebut dapat dilihat lama waktu istirahat yang diperlukan rata-selama 11,88% (SD. 5,26%) dari waktu kerja. Sehingga untuk lama kerja 15 menit diperlukan rata-rata total waktu istirahat 1,78 menit (SD. 0,79 menit). Lama waktu istirahat tersebut adalah lama waktu istirahat total untuk beban 15 kg. Untuk beban yang kurang dari 15 kg, akan diperoleh data yang berbeda, karena konsumsi oksigen yang berbeda. Dalam penerapannya waktu istirahat dapat dibagi menjadi beberapa kali istirahat singkat, misalnya 0,5 menit istirahat setiap 5 menit kerja. Istirahat singkat yang sering lebih baik daripada istirahat dengan durasi lama tetapi jarang [7]. Simpulan Pengangkatan beban yang berada di lantai disarankan dilakukan dengan cara berjongkok. Beban yang diangkat disarankan tidak lebih dari 10 kg dengan jarak antara beban dan subjek disarankan sejauhjauhnya 35 cm. Waktu istirahat total yang diperlukan para wanita pedagang rata-rata 11,88% (SD. 5,26%) dari waktu kerja. Dalam hal ini, lama waktu istirahat total yang diperlukan para wanita pedagang setelah berjalan membawa beban selama 15 menit rata-rata adalah 1,78 menit (SD. 0,79 menit). Untuk durasi kerja yang lebih panjang diperlukan durasi istirahat yang lebih panjang juga, karena lama istirahat merupakan waktu yang diperlukan untuk pemulihan setelah tubuh mengerahkan energi untuk aktivitas kerja. Daftar Pustaka [1] Randall, S.B., dan Jeter G., 1997. A Guide to Manual Materials Handling and Back Safety, NC Department of Labor. [2] Chung, M.K., Lee, Y.J., Lee, I., dan Choi, K.I., 2005. Physiological Workload Evaluation of Carrying Soft Drink Beverage Boxes on the Back, Applied Ergonomics, 36: 569 574. [3] Fitriawati, 2008. Analisis Biomekanika dan Usulan Perbaikan Manual Material Handling (Nyunggi) pada Pedagang Pasar Tradisional di Madura, Skripsi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo. [4] Tayyari, F., dan Smith, J.L., 1997. Occupational Ergonomics, Principal and Applications, 1 st edition, Chapman & Hall. [5] Tiwari, P.S., dan Gite, L.P., 2006. Evaluation of Work-Rest Schedules During Operation of a Rotary Power Tiller, International Journal of Industrial Ergonomics, 36: 203 210. [6] Wickens, C.D., Lee, J.D., Liu, Y., dan Becker, S.E.G., 2004. An Introduction to Human Factors Engineering, 2 nd Edition, Pearson Education Singapore, Pte. Ltd. [7] Faucett, J., Meyers, J., Miles, J., Janowitz, I., dan Fathallah, F., 2007. Rest Break Interventions in Stoop Labor Tasks, Applied Ergonomics, 38: 219 226.