[ 23-10 I1. Analisis rangkaian dengan metode MATA JALA. Gambar 1 Gambar 2



dokumen-dokumen yang mirip
TEOREMA THEVENIN DAN TEOREMA NORTON

RANGKAIAN SETARA (EKIVALEN), RESISTOR

METODE ANALISIS JARINGAN

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics

Pada sumber arus aktif/ bekerja maka sumber tegangan tidak aktif ( diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit):

Teknik-Teknik Analisis Rangkaian Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

RANGKAIAN THEVENIN DAN NORTON

Teknik-teknik Analisis Rangkaian

Percobaan 4 Theorema Thevenin dan Norton

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

TEORI RANGKAIAN. 7/28/2012 Teori Rangkaian by Zaenab Muslimin

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5

Rangkaian seri paralel

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC )

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran. a. Introduction to PRE: b. Kontrak Kuliah

MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK I

TEORI RANGKAIAN - 2 Presented at 4th Meeting Introduction to Electrical Engineering, Bachelor of Informatics, ST3 Telkom Purwokerto, 21 September 2015

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama.

Untai Elektrik I. Metode Analisis. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Metode Arus Cabang

Solusi Pekerjaan Rumah #2 Pemodelan Dioda EL2005 Elektronika Sem

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

c). I 1 = I 2 = I 3 =

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

Berikut proses transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

MATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) a. Introduction to PRE: b. Kontrak Kuliah. c. Konsep dan penerapan PRE

Electrical Engineering (Teknik Elektro) Pengantar Rekayasa Desain 1 Dian Retno Sawitri

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA

SOLUSI PR-08 (Thyristor dan UJT)

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto

POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 4 KELAS PRAKTIKUM VIRTUAL LEMBAR KERJA SISWA

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

Materi 18 Listrik dan Magnet 2: Hambatan dan Arus Listrik. Tim Dosen Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

RANGKAIAN SERI-PARALEL

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian. oleh : M. Ramdhani

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

Tujuan 1. Memahami penggunaan teorema Thevenin dan teorema Norton pada rangkaian arus searah 2. Memahami Teorema Superposisi p 3. Memahami Teorema Res

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

Materi 3: Teori Dioda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan I

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

TEORI RANGKAIAN. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2016

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan

Nama Kelompok Nama Anggota Kelompok : 1. ( ) (No. Abs) 2. ( ) 3. ( ) 4. ( ) 5. ( ) 6. ( ) Kelas Tanggal Kegiatan :

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E3)

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus

Bagian 4 Pemodelan Dioda

MODUL 1 PENDAHULUAN, FENOMENA TRANSIEN & FUNGSI PEMAKSA TANGGA SATUAN

SOAL UJIAN KOMPREHENSIF WAKTU : 100 MENIT. 1. Yang bukan merupakan representasi dari suatu algoritma adalah..

Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel. laporan praktikum rangkaian seri dan paralel

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RANGKAIAN LISTRIK I KODE / SKS :

PENGUAT OPERASIONAL. ❶ Karakteristik dan Pemodelan. ❷ Operasi pada Daerah Linear. ❸ Operasi pada Daerah NonLinear

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik sensor level cairan dan aplikasinya.

PERSAMAAN RANGKAIAN. Pada bab ini akan dibahas sebagai berikut :

Kunci jawaban Posttest

KATA PENGANTAR. Bandung, Februari Penyusun. Janulis P.Purba. iii

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Rangkaian Listrik II Kode Mata Kuliah : EES13253 Waktu Pertemuan : 1x3x50 menit Pertemuan ke : 14

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI

ARUS SEARAH (DIRECT CURRENT)

KELISTRIKAN INDUSTRI, oleh Irwan Iftadi Hak Cipta 2015 pada penulis

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

RANGKAIAN LISTRIK II (Untuk Diploma III)

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

PENGUAT-PENGUAT EMITER SEKUTU

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Analisis Rangkaian Listrik

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

Review Hasil Percobaan 1-2

ANALISA PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN MATLAB

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

KARAKTERISTIK TRANSISTOR. Risa Farrid Christianti

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

2.1 Dasar. hukum. tampak pada Gambar 2.1. (a) (b)

Transkripsi:

Analisis rangkaian dengan metode MATA JALA Gambar 1 Gambar 2 Persamaan HKT yang dapat disusun berdasarkan Gambar 2 adalah 100 23 I1 10 I2-15 - 10 I1 + 35 I2 Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matrix seperti persamaan berikut [ 100 ] [ 23 0 I1 5 0 35 ] [ I2 ] V Z I Determinan Z adalah : 23 x 35 10 * 10 100 0 5 35 I1 4.7517730 23 100 0 5 I2 0.9290780 i. I1 I2 i. 3.82269503546

Analisis rangkaian dengan metode SIMPUL TEGANGAN Gambar 1 Untuk menganalisis rangkaian gambar 1 dengan metoda simpul tegangan maka rangkaian dapat diubah kedalam beberapa rangkaian seperti dibawah ini Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Berdasarkan gambar 5 persamaan HKA yang dapat disusun seperti persamaan berikut ini : 100 15 Is1 33.333 Is2 3 3 5 00 5 1 1 1 A : + ( + + ) VA + 3 5 3 10 5 10 5 1 B : 0 VA + ( + 1 + 1 ) 10 10 10 20 20 15 1 VA + ( + ### ) 5 5 20 20 ### Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi : -545 95 A : VA + 15 150 10 5 B : 0 VA + 500 10 2000 20 15 VA + 25 5 5 20 100 Dan menjadi lebih sederhana seperti persamaan-persamaan berikuti ini : A: -36.33333 0.633 VA + -0.1-0.20 B: 0-0.1 VA + 0.25-0.05 C: 3-0.2 VA + -0.05 0.25 Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk matrix seperti berikut ini : [ -36.33333 0.63-0.10-0.20 ] [ ] [ VA 0-0.10 0.25-0.05 VB ] 3-0.20-0.05 0.25 Determinannya dapat dihitung 0.03758333333-0.01408333333 Sehingga besar tegangan pada masing-masing node adalah : -36.33-0.2-0.2-0.1-0.1 3 0.25 0.25 VA -85.7446809

0.6333-36.3-0.2-0.1-0.1-0.1 3 0.25 VB -47.5177305 0.6333-0.2-36 -0.1-0.1-0.2 0.25 3-66.0992908 Besar I yang dimaksud pada soal merupakan arus pada tegangan BA sehingga arus tersebut dapat dihitung dengan mengetahui besar VBA yakni : VBA VB - VA 38.22695035461 V I 3.822695035461 A Untuk gambar 3,4, dan 5 arus (I) dapat dihitung besarnya dengan cara yang sama seperti diatas dengan acuan simpul yang berbeda. Gambar 4 Berdasarkan gambar 4 persamaan HKA yang dapat disusun seperti persamaan berikut ini : Is1 A : B : 100 15 33.333 Is2 0.75 3 20 100 1 1 ( + ) VA + VB 3 3 10 10 15 1 VA + ( + 1 + 1 ) 20 10 10 10 20 20 5 1 ( + ### ) 20 20 20 ### Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi : A : 100 13 VA + 3 30 10 VB B : 15 VA + 500 20 10 2000 20 5 25 20 20 100

Dan menjadi lebih sederhana seperti persamaan-persamaan berikuti ini : A: 33.33333 0.433 VA + -0.1 0.00 B: 0.75-0.1 VA + 0.25-0.05 C: -0.75 0 VA + -0.05 0.25 Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk matrix seperti berikut ini : [ 33.33333 0.43-0.1 0 ] [ ] [ VA 0.75-0.1 0.25-0.1 VB ] -0.75 0-0.05 0.25 Determinannya dapat dihitung 0.02708333333-0.00358333333 Sehingga besar tegangan pada masing-masing node adalah : 33.333-0.1 0 0.75 0.3-0.1-0.8-0.1 0.25 VA 85.7446809 0.4333 33.33 0-0.1 0.8-0.1 0-0.75 0.25 VB 38.2269504 0.4333-0.1 33.3 0.25 0.3 0.8 0-0.05-0.75-21.2943262 Besar I yang dimaksud pada soal merupakan arus pada tegangan BA sehingga arus tersebut dapat dihitung dengan mengetahui besar VBA yakni : VBG 38.22695035461 38.22695035461 V I 3.822695035461 A Gambar 3

Berdasarkan gambar 4 persamaan HKA yang dapat disusun seperti persamaan berikut ini : Is1 A : B : 100 15 10 Is2 3 10 5 100 1 1 1 ( + + ) VA + VB 10 10 10 20 20 10 15 1 VA + ( + 1 ) VB 5 20 5 20 00 1 1 VA + ( + 10 10 10 3 ) Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi : 100 5 A : VA + 10 20 20 10 15 B : VA + 25 VB 5 20 100 00 13 VA + 10 10 30 Dan menjadi lebih sederhana seperti persamaan-persamaan berikuti ini : A: 10 0.25 VA + -0.05-0.10 B: 3-0.05 VA + 0.25 0 C: 0-0.10 VA + 0 0.433 Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk matrix seperti berikut ini : [ 10.00 ] [ 0.25-0.05-0.10 ] [ VA 3.00-0.05 0.25 0.00 VB ] 0.00-0.10 0.00 0.43 Determinannya dapat dihitung 0.02708333333-0.00358333333 Sehingga besar tegangan pada masing-masing node adalah : 10.00-0.05-0.10 3.00 0.25 0.00 0.43 VA 38.2269504-0.30 10.00-0.10-0.05 3.00-0.10 0 0.43 VB 7.0015396-0.3-0.05 10-0.05 0.25 3.00-0.10 0-24.8094688

Besar I yang dimaksud pada soal merupakan arus pada tegangan A sehingga arus tersebut dapat dihitung dengan mengetahui besar VBA yakni : VAG 38.22695035461 I 3.822695035461 A

Gambar Ragkaian ketika Vs1 dipadamkan Analisis rangkaian dengan metode SUPER POSISI Gambar 1 Persamaan HKT yang dapat disusun berdasarkan gambar adalah I 0 23 I1 10 I2 II 5-10 I1 + 35 I2 Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matrix seperti persamaan berikut 0 23 0 I1 5 [ 0 35 ] [ I2 ] V Z I Determinan Z adalah : 23 x 35 10 * 10 100 0 0 35 I1-0.212766 23 100 0 0 I2-0.489362 I'' 0.27659574468 Gambar Ragkaian ketika Vs2 dipadamkan Gambar 2

Persamaan HKT yang dapat disusun berdasarkan gambar adalah I 100 23 I1 10 I2 II 0-10 I1 + 35 I2 Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matrix seperti persamaan berikut 100 23 0 I1 0 [ 0 35 ] [ I2 ] V Z I Determinan Z adalah : 23 x 35 10 * 10 100 0 0 35 I1 4.9645390 23 100 0 0 I2 1.4184397 I' 3.54609929078 Besar arus pada Resistan yang ditanyakan pada gambar adalah jumlah besar arus ketika Vs1 padam dan Vs2 padam i i''+i' 3.82269503546099

Analisis rangkaian dengan metode THEVENIN NORTON Gambar 1 Langkah awala dengan membuka / melepas kompone yang akan dihitung/ diukur besaran listriknya. Resistor sebesar 10 Ohm dilepas maka rangkaian berubah menjadi seperti gambar berikut. Gambar 2 Berdasarkan HKT maka persamaan tegangan rangkanai Gambar 1 adalah : dan 100 15 I (10+20+5+3) I 2.236842105 Tegangan Voc adalah tegangan Vab dan besarnya adalah : Vab 70.92105263 Tahanan/resistansi Thevenin yang merupakan resistansi eqivalen pada rangkaian gambar 2 dengan melepas atau mematikan semua sumber dapat dihitung dengan mengkonfersi rangkaian gambar 2 menjadi rangkaian gambar 3 berikut. Gambar 3 Rth 20 + 5 // 10 +3 8.552631579

Voc dan Rth hasil perhitungan disubstitusi kedalam rangakan wqivalen Thevenin pada gambar 4 sehingga besar arus yang memalui R10 ohm adalah arus yang siberikan sumber Voc kepada tahan ekivalen dan 10 ohm dan Voc Rth 70.92105263 8.552631579 I Voc / (Rth + 10) 3.822695035 A Gambar 4