KLASIFIKASI BENTUKLAHAN



dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

Landform is a term that describes the shape of a natural land feature Landforms are created by different forces of nature There are many different

2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh

Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Geomorphology is the study which describes landforms and the

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI. didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

4/8/2011 PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA. Permasalahan atau. isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi. pemetaan geomorfologi?

SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

engenali Bentang lahan dan Bentuk lahan (Recognizing Landscape and landform) Junun Sartohadi Physical Geographer (Soil Geomorphologist)

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR TEMATIK PENGGUNAAN LAHAN 2. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR TEMATIK KEMIRINGAN LERENG

ACARA IV POLA PENGALIRAN

GEOLOGI REGIONAL YOGYAKARTA

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan

Bentuk lahan Asal Proses Marine

ANALISA BENTANG ALAM

FAKTOR PEMBENTUK TANAH

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

03. Bentangalam Struktural

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Karakteristik morfometri DAS Bulano dan DAS Paleleh yang meliputi. sungai; kerapatan pengaliran; dan pola pengaliran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI. Oleh. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Wilayah Pesisir Pacitan

BAB 2: GEOGRAFI LITHOSFER

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

5 PEMBAHASAN. Landsat (citra sejenis)

INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 8 DAN SRTM UNTUK IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN DOME KULONPROGO

Beberapa definisi tentang geomorfologi setelah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I BENTUK MUKA BUMI

Oleh : Imron Bashori*, Prakosa Rachwibowo*, Dian Agus Widiarso (corresponding

Geomorfologi. - Proses ekstraterestrial, proses yang berasal dari angkasa luar.

GEOLOGI DAERAH KLABANG

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

KONDISI GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA

PENGKAJIAN RELASIONAL RISIKO BANJIR DENGAN BENTUK LAHAN BERDASARKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BAGIAN HILIR

geografi Kelas X LITOSFER IV KTSP & K-13 b. Pengikisan (Erosion)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

07. Bentangalam Fluvial

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL PEGUNUNGAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd

Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 1 Universitas Negeri Surabaya, 2015

BENTUK ASAL DENUDASIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN

LITHOSFER GEO 1 A. STRUKTUR BUMI

1 AL A LUVI A FAN A S A l l uvi v a i l fan:

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

MAKALAH BENTANG ALAM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Grup Perbukitan (H), dan Pergunungan (M)

01. Pendahuluan. Salahuddin Husein. TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi. Planet Bumi

PETUNJUK PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK (DIGITAL) Oleh : Prima Widayani

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSES GEOMORFIK. Kelompok V : 1. Nur Asyriyanti Bagenda 2. Ikawati Basri 3. Jamriani 4. Ririen

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

Geomorfologi Daerah Maja dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. *Corresponding Author:

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR. Oleh : Lili Somantri*)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kejadian Bencana Alam di Asia Tahun (Anggraini, 2007)

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.

Evaluasi Kemampuan Lahan Ditinjau dari Aspek Fisik Lahan Sebagai Informasi Dasar untuk Mendukung Pengembangan Wisata Pantai Srau Kabupaten Pacitan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

01/04/2011 AL A F L ISO IS L L DAN DA ULT UL ISO IS L P L A P DA A DA VUL V K UL A K NIK A 3

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Garis Besar Proses Geomorfik (Wiradisastra, Tjahjono, Gandasasmita, Barus, dan Munibah, 2002).

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN. Semarang, 18 April 2014 NIM NIM

Transkripsi:

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN Tujuan klasifikasi bentuklahan adalah untuk mempermudah dalam penelitian geomorfologi, yaitu dengan menyederhanakan bentuklahan permukaan bumi yang kompleks menjadi satuan-satuan yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Sifat dan perwatakan bentuklahan dicerminkan oleh kesamaan : 1. Struktur geologi : memberikan informasi morfologi, morfogenesa dan morfokronologi 2. Proses Geomorfologi : memberikan informasi bagaimana bentuklahan terbentuk, meliputi informasi morfografi, morfogenesa, dan morfokronologi 3. Kesan topografi dan ekspresi topografi : konfigurasi permukaan bentuklahan yang memberikan informasi morfometri dan bentuk lereng. Klasifikasi satuan bentuklahan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat tergantung pada skala peta yang digunakan. Semakin besar skalanya semakin detil karakteristik yang dapat mencirikan satuan geomorfologi atau satuan bentuk lahannya.

Beberapa dasar klasifikasi bentuklahan, a.l. : Berdasarkan relief/topografi (Dana) Dataran Plateau (dataran tinggi) Pegunungan Dll Berdasarkan struktur dan tingkat erosi (Davis) Lipatan Patahan Dome Volkanis Dll

Berdasarkan Genesis (Powell, Davis, Johnson, dll) Constructional Destructional Berdasarkan surface form Plain (dataran) Plateau (dataran tinggi) Tebing (scarp) Lembah (valley) Dll Berdasarkan ukuran (Salisbury, Barrows, Tower, dll) Orde I Orde II Orde III Dll

Masing-masing bentuk lahan dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal 1. relief/topografi dan 2. material penyusun/litologi. 3. struktur dan proses geomorfologi, Nama bentuklahan yang banyak digunakan sekarang kebanyakan didasarkan pada paduan dari : Genesis Surface form (topografi) Struktur dan tingkat erosi/pengikisan

Relief atau kesan topografi memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan bentuklahan yang ditentukan oleh keadaan morfometriknya. Litologi memberikan informasi jenis dan karakteristik batuan serta mineral penyusunnya yang akan mempengaruhi pembentukan bentuklahan. Struktur geomorfologi memberikan informasi tentang asal usul dari bentuklahan tersebut, yang dapat dilihat dari bentuklahan utamanya. Proses geomorfologi dicerminkan oleh tingkat pentorehan atau pengikisan, sedangkan relief ditentukan oleh perbedaan titik tertinggi dengan titik terendah dan kemiringan lereng.

Pemberian nama bentuklahan sebaiknya mencakup : Relief Struktur atau materialnya Proses yang sedang berlangsung atau letaknya Maksud pemberian nama tersebut : supaya karakteristik lahanya tampak dari nama tsb. Contoh : Pegunungan lipatan terkikis kuat Dataran aluvial pantai Pegunungan kapur terkikis kuat Seringkali nama satuan bentuklahan yang panjang seperti tersebut diganti dengan istilah yag sudah dikenal secara luas Misal : Tanggul alam (natural levee) Piedmont Lerengkaki (foot slope) Dike Dll.

Komponen dari relief yaitu : a. amplitude (beda tingggi anatara lembah dan puncak) b. bentuk punggung c. bentuk lereng d. bentuk lembah Aspek relief yang lain : 1. hubungan antara unit relief kemiringan lereng dan perbedaan tinggi relief 2. kepadatan aliran 3. pola aliran sungai

Morfologi Positif: Gunung (Mountain) Bukit (Hill) Kubah (Dome) Punggungan (Ridge) Morfologi Negatif Lembah (Valley) Cekungan (Basin)

Figure 11.7b. A classification of generalized landscape profiles in which R(r) = round, F(f) = flat, and A(a) = angular, for inferfluve (capital letter and valley losercase letter) profiles (from Ollier, 1967).

Gambaran proses geomorfologi, seperti : 1. erosi, 2. transportsi, 3. sedimentasi, 4. pelapukan, dan 5. gerak massa batuan Disamping itu juga dapat memberikan gambaran tingkat pentorehan dan relief permukaan secara kualitatif.

Tingkat pengikisan dinyatakan dengan angka dibelakang garis miring dan dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu : 1. Untuk tanpa pengikisan atau terkikis sangat ringan 2. Untuk pengikisan ringan 3. Untuk pengikisan sedang 4. Untuk pengikisan berat 5. Untuk pengikisan sangat berat.

Kerapatan drainage/tingkat pengikisan (sungai orde I) Jenis kerapatan Jarak pada Karakteristik skala 1 : 20.000 Kerapatan Halus < 0,5 cm Aliran Air Pemukaan Sungai Tinggi Kerapatan Sedang 0,5 5 cm Aliran Permukaan Sedang Kerapatan Kasar > 5 cm Aliran Permukaan Rendah

Ada 3 cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk identifikasi satuan bentuklahan yaitu : 1. Pendekatan pola Daerah dipilahkan menjadi satuan bentanglahan utama kemudian diperinci berdasarkan : a. bentuk b. alur sungai/pengaliran dan drainagse c. kenampakan erosi, dan d. vegetasi dan bentang budaya 2. Pendekatan geomorfologis atau fisiografis Pemilahan wilayah didasarkan pada genesis atau asal usul mula proses terbentuknya

3. Pendekatan unsur atau parameter bentuklahan, yaitu : Daerah dipilahkan menjadi satuan bentanglahan utama kemudian diperinci berdasarkan : bentuk atau relief density atau rona (warna) lokasi atau situasi ekologi bentang alam

(1) Structural Landforms - landforms that are created by massive earth movements due to plate tectonics. This includes landforms with some of the following geomorphic features: fold mountains, rift valleys, and volcanoes. (2) Weathering Landforms - landforms that are created by the physical or chemical decomposition of rock through weathering. Weathering produces landforms where rocks and sediments are decomposed and disintegrated. This includes landforms with some of the following geomorphic features: karst, patterned ground, and soil profiles. (3) Erosional Landforms - landforms formed from the removal of weathered and eroded surface materials by wind, water, glaciers, and gravity. This includes landforms with some of the following geomorphic features: river valleys, glacial valleys, and coastal cliffs. (4) Depositional Landforms - landforms formed from the deposition of weathered and eroded surface materials. On occasion, these deposits can be compressed, altered by pressure, heat and chemical processes to become sedimentary rocks. This includes landforms with some of the following geomorphic features: beaches, deltas, flood plains, and glacial moraines.

Klasifikasi bentuklahan Verstappen (1975) : 1. Bentuklahan asal Volkanik 2. Bentuklahan asal Struktural 3. Bentuklahan asal Fluvial 4. Bentuklahan asal Marin 5. Bentuklahan asal Angin 6. Bentuklahan asal Pelarutan/Karst 7. Bentuklahan asal Glasial 8. Bentuklahan asal Denudasional

1. Bentuklahan asal proses vulkanik (V) 2. Bentuklahan asal proses struktural (S) 3. Bentuklahan asal fluvial (F) 4. Bentuklahan asal proses solusional (S) 5. Bentuklahan asal proses denudasional (D) 6. Bentuklahan asal proses eolin (E) 7. Bentuklahan asal proses marine (M) 8. Bentuklahan asal glasial (G) 9. Bentuklahan asal organik (O) 10. Bentuklahan asal antropogenik (A)

Bentukan Asal Denudasional (D) D1 Perbukitan terkikis D2 Pegunungan terkikis D3 Bukit sisa D4 Bukit terisolasi D5 Dataran nyaris D6 Dataran nyaris yang terangkat D7 Lereng kaki D8 Pedimen (permukaan transportasi) D9 Piedmont D10 Gawir (lereng terjal) D11 Kipas rombakan lereng D12 Daerah dengan gerak masa batuan kuat D13 Lahan rusak coklat Bentukan Asal Struktural (S) S1 Blok sesar S2 Gawir sesar S3 Gawir garis sesar S4 Pegunungan antiklinal S5 Perbukitan antiklinal S6 Pegunungan sinklinal S7 Perbukitan sinklinal S8 Pegunungan monoklinal S9 Perbukitan monoklinal S10 Pegunungan dome (kubah) S11 Perbukitan dome S12 Dataran tinggi (plateau) S13 Cuesta S14 Hogback S15 Bentuk seterika (flat iron) S16 Lembah antiklinal S17 Lembah sinklinal S18 Lembah subsekuen S19 Sembul (horst) S20 Tanah terban (graben) S21 Perbukitan lipatan kompleks purple

Bentukan Asal volkanik/gunung api (V) V1 Kepundan V2 Kerucut gunungapi V3 Lereng gunungapi atas V4 Lereng gunungapi tengah V5 Lereng gunungapi bawah V6 Kaki gunungapi V7 Dataran kaki gunungapi V8 Dataran fluvial gunungapi V9 Padang lava V10 Padang lahar V11 Lelehan lava V12 Aliran lahar V13 Dataran antar gunungapi V14 Dataran tinggi lava (lava plateau) V15 Planezes V16 Padang abu, tuff atau lapili V17 Solfatar V18 Fumarol V19 Bukit gunungapi terdenudasi V20 Leher gunungapi V21 Sumbat gunungapi V22 Kerucut parasiter V23 Boka V24 Dike V25 Baranko merah Bentukan asal fluvial (F) F1 Dataran aluvial F2 Dasar sungai F3 Danau F4 Rawa F5 Rawa belakang F6 Saluran/sungai mati F7 Dataran banjir F8 Tanggul alam F9 Ledok Fluvial F10 Bekas dasar danau F11 Hamparan celah/tonjolan fluvial/crevasse splays F12 Gosong lengkung dalam F13 Gosong sungai F14 Teras fluvial F15 Kipas aluvial aktif F16 Kipas aluvial tidak aktif F17 Delta F18 igir delta F19 Ledok delta F20 Pantai delta F21 Rataan delta biru gelap

Bentukan asal marin (M) M1 Pelataran pengikisan gelombang laut M2 Tebing terjal dan takik pantai M3 Gisik M4 Beting gisik/bura M5 tombolo M6 Depresi antar beting gisik M7 Gumuk pantai aktif M8 Gumuk pantai tidak aktif M9 Rataan pasang surut bervegetasi M10 Rataan pasang surut tidak bervegetasi M11 Dataran aluvial pantai (payau) M12 Dataran aluvial pantai (tawar) M13 Dataran aluvial pantai tergenang M14 Teras pantai M15 Atol dan cicncin terumbu M16 Terumbu koral M17 Rataan terumbu M18 Tudung terumbu M19 Perisai dan akumulasi pasir koral M20 Lagun M21 Gosong laut hijau Bentukan asal pelarutan (karst) (K) K1 Dataran tinggi karst K2 Lereng dan perbukitan karstik terkikis K3 Kubah karst K4 Bukit sisa batugamping terisolasi K5 Dataran aluvial karts K6 Uval, dolin K7 Poltje K8 Lembah kering K9 Ngarai karst orange

Bentukan asal glasial (G) G1 Cirque G2 Lembah bergantung glasial G3 Pegunungan tertutup salju, gletser, es abadi G4 Padang berangkal, puing batuan G5 Dataran endapan material glasial biru cerah Bentukan asal aeolin (A) A1 Gumuk pasir memanjang longitudinal A2 Gumuk pasir barkan (sabit) A3 Gumuk pasir parabola kuning

Bentuklahan asal proses vulkanik (V)

The structure of a typical strato-volcano. Source: Adapted from MacDonald (1972, 23)

volcanic landform http://www.britannica.com/ebchecked/topic/134929/continental-landform

B A PoRS 2006 - Dr. Norman Kerle

Bentuklahan asal proses struktural (S)

Structural Dome

This spectacular landform in Mauritania in the southwestern part of the Sahara desert, called the Richat Structure, is so huge with a diameter of 30 miles that it is visible from space. The formation was originally thought to be caused by a meteorite impact but now geologists believe it is a product of uplift and erosion. The cause of its circular shape is still a mystery.

Fault scarp yaitu tebing yang terjadi langsung kerena sesar

Fault scarp yaitu tebing yang terjadi langsung kerena sesar

Bentuklahan asal fluvial (F)

Bentuklahan asal Marin

Bentuklahan asal Pelarutan/Karst

Citra Landsat TM Komposit RGB 321

IKONOS satellite imagery of part of Cockpit Country was draped on a triangulated irregular network (TIN) representation of the terrain to provide photorealistic depictions of the study areas that were useful both before and after fieldwork.

Schematic diagram of some karst features.

An aerial view of a large sinkhole in Florida. Credit: U.S. Geological Survey A typical progression in a limestone area

Bentuklahan asal Angin

desert Hot region where aridity (less than 4 in of annual rainfall) is such that plant and animal life is almost nonexistent.

Bentuklahan asal proses Denudasional

Bentuklahan asal proses Glacial

Interpretasi fotogeomorfologi tersebut dilakukan dengan mendasarkan pada karakteristik FU yang meliputi rona, tekstur, struktur, pola, ukuran, bentuk, site dan situasi. Kenampakan-kenampakan proses geomorfologi tertentu akan memberikan karakteristik yang khas pula pada FU. Tingkat pentorehan yyang bersifat kualitatif dapat dinyatakan dengan membandingkan kerapatan dan besar alur yang tampak pada FU, demikian pula dengan relief yang secara umum dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, pola, dan teksturnya. Interpretasi peta geologi menghasilkan informasi struktur geologi dan litologi, serta secara tidak langsung dapat dipakai untuk menentukan tingkat resistensi batuan, kaitannya dengan proses pelapukan dan erosi. Berdasarkan informasi struktur seperti dip-strike, kekar, sesar, dan lainnya, serta proses geomorfologi yang ada, maka dapat diperkirakan apakah suatu bentuk perbukitan termasuk tipe denudasional atau struktural-denudasional. Interpertasi sumberdata (FU, peta topografi dan peta geologi) menghasilkan peta satuan bentuk lahan sementara (tentatif). Berdasarkan peta tersebut kemudian dilakukan cek lapangan untuk mendapatkan data tambahan sekaligus mencocokkan tingkat kebenaran peta yang dibuat (kontrol lapangan). data hasil cek lapangan dipakai untuk mengkoreksi dan membenahi peta tentatif satuan bentuklahan, sehingga dihasilkan peta satuan bentuklahan akhir. Secara stratified (strata bentuklahan), maka peta akhir tersebut dapat dipakai sebagai dasar pengamatan, pengukuran, pengambilan sampel dan analisis data fisik lahan tertentu sesuai tujuan penelitian, kaitannya dengan terapan geomorfologi untuk tujuan tertentu.

Penarikan batas relief adalah pada tekuk lereng (brake of slope) atau pada bagian yang berubah kemiringannnya, dan ukuran terkecil yang masih harus muncul tergambar pada peta adalah 0,5 x 0,5 cm.

SEKIAN