Analisis Kualitas Layanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya terhadap Behavioral Intentions



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH KUALITAS, NILAI, DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MINAT KONSUMEN MEMBELI KEMBALI

TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP DIMENSI-DIMENSI SERVICE QUALITY: SURVEY PADA TOKO SWALAYAN DI YOGYAKARTA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT X DI SURABAYA

Nisa Karolin Arfiani, Haryono

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

Pengaruh Strategi Marketing Mix Dan Kualitas Layanan Terhadap Dan Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Bengkel Sugali Nabire)

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

PENGARUH SERVICE QUALITY PERCEPTION TERHADAP PURCHASE INTENTION (Studi Empiris Pada Konsumen Supermarket Pasaraya Sri Ratu Madiun)

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41

PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODE SECOND ORDER CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini kita memasuki era globalisasi

ANALISIS STATISTIK MENGHITUNG KUALITAS LAYANAN AKADEMIK TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA MEMBENTUK LOYALITAS MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, khususnya di bidang urusan agama Islam, Kantor Urusan Agama

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, NILAI, KEPUASAN PELANGGAN DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI DIY.

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

MODIFIKASI MODEL BAURAN PEMASARAN PLUS TERHADAP VARIABEL PEMBENTUK YANG POSITIF DAN SIGNIFIKAN

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP MINAT BELI ULANG DI GIANT SUN CITY SIDOARJO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

ANALISA KESETIAAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELING) PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING DI PT.

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN. Diah Yulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bersaing dan harus memperhatikan kepuasaan konsumen. Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

MODEL SERVQUAL DENGAN PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (Studi Pada Mahasiswa Sistem Informasi) Oleh : Yusmedi Nurfaizal

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TELKOMSPEEDY DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN CEPAT SAJI MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus: Burger King Bali)

PENGARUH PRODUCT QUALITY, SERVICE QUALITY DAN ATMOPHARE TERHADAP EMOTION DAN BEHAVIORAL INTENTION DI HERO SUPERMARKET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PADA KEPUASAAN KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN: STUDI KASUS HYPERMART

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

MODEL PENGUKURAN KUALITAS SITUS WEB PEMESANAN PIZZA ONLINE DI INDONESIA DENGAN METODE WEBQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM

Matematika dan Statistika

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DAN INTENSI PEMBELIAN ULANG

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI. Asep Hermawan STIE PGRI Sukabumi

MODEL TERINTEGRASI PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN NILAI NASABAH TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN LONDON BEAUTY CENTRE DI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN (SERVQUAL Model dan Important Performance Analysis Model) Herni Justiana Astuti. Abstraksi

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS 116

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN STUDI KASUS DI PT.XYZ SEBAGAI DEALER RESMI MOBIL MERK X

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS DAN WORDS OF MOUTH

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel,

JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Vol. 10, No. 2, Juli, Thn 2013, Hal

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Abstract. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian Indonesia. Industri Ritel memiliki kontribusi terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

Transkripsi:

Vol. 3(2): 113-122, 2009 Analisis Kualitas Layanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya terhadap Behavioral Intentions Hadioetomo 1 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Analysis of Service Quality, Customer Satisfaction and Behavioral Intentions ABSTRACT This research was aimed to analyze impact of service quality on customer satisfaction and its impact on behavioral intentions. Research populations was customer of self-service shop in Yogyakarta, sample consisted of 154 customers. The research model and its hypothesis were tested with Structural Equation Model, using AMOS 4.01. The results were: physical aspect, reliability, personal interaction, problem solving and policy variables had positive impact on customer satisfaction. Customer satisfaction positively affected behavioral intentions. The dominant variable that affected customer satisfaction was problem solving. Keywords: behavioral intentions, customer satisfaction, self-service shop, service quality. Dalam era globalisasi persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun di pasar internasional (global) sangat ketat. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan hidup (survive) harus dapat memberikan kepada pelanggan barang atau jasa yang bermutu lebih baik, harga lebih murah, penyerahan lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan (terutama di bidang jasa) menjadi hal utama dan menjadi keharusan agar perusahaan tetap sukses, baik di tingkat operasional, manajerial maupun strategik. Keunggulan suatu jasa tergantung pada keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler, 1997). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan persepsi pelanggan. Dalam konteks pengukuran variabel kualitas pelayanan, Parasuraman, Zeithaml, & Berry (1988) mengidentifikasikan lima dimensi ukuran kualitas layanan yaitu tangibles (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati). Pengukuran semacam ini dikenal sebagai model SERVQUAL (service quality). Dabholkar, Thorpe, & Rentz (1996) mengajukan dimensi ukuran kualitas jasa pada bisnis ritel yang meliputi physical aspect, reliability, personal interaction, problem solving dan policy yang merupakan kombinasi dari literatur ritel dan SERVQUAL. Korespondensi: Drs. Hadioetomo, MM, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. JL. SWK 104 (Lingkar Utara), Condong Catur, Yogyakarta 55283. E-mail : siut85@rocketmail.com. Hp: 08122768802.

114 Karisma, Vol.3(2): 113-122, 2009 Bisnis ritel meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis (Kotler, 1997). Hal ini berarti bahwa bisnis ritel merupakan bagian dari saluran distribusi yang berperan sebagai penghubung antara kepentingan produsen dengan konsumen. Dalam era perdagangan bebas ini, perusahaan ritel lokal atau nasional perlu meningkatkan daya saingnya. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan daya saing, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas produk yang dijual, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan kualitas manajemen dan peningkatan efisiensi. Kualitas Layanan Parasuraman, Zeithaml, & Berry (1985) melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan pada empat industri pelayanan yaitu bank, kartu kredit, perdagangan surat berharga, pemeliharaan dan perbaikan produk. Pengukuran kualitas pelayanan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Pengukuran dilakukan dengan skala item yang diberi nama SERVQUAL (service quality), terdiri dari 22 item. Dalam penelitian ini mereka mengidentifikasi lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas pelayanan, gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan, gap antara penyampaian pelayanan dan komunikasi eksternal, gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan. Penelitian yang dilakukan Cronin & Taylor (1992) meneliti hubungan antara kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dan purchase intentions pada industri perbankan, pengawasan hama, binatu dan restauran. Mereka menemukan hubungan yang positif antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan purchase intentions. Tingkat kepuasan pelanggan memberikan pengaruh lebih besar daripada tingkat kualitas jasa dan menyimpulkan cara terbaik dalam mengukur tingkat kualitas jasa adalah dengan mengukur persepsi pelanggan terhadap kinerja pelayanan. Taylor & Baker (1994), meneliti hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dalam pembentukan purchase intentions pada empat industri pelayanan yaitu perawatan kesehatan, jasa taman parkir, transportasi penerbangan dan jasa telekomunikasi telpon jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi interaksi kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan ketiga industri (jasa taman parkir, jasa transportasi penerbangan, jasa telekomunikasi telpon jarak jauh) signifikan terhadap purchase intentions. Hanya industri jasa perawatan kesehatan tidak mempunyai efek interaksi yang signifikan. Kontribusi riset ini ditunjukkan melalui interaksi bersama antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan lebih menjelaskan variance purchase intentions daripada pengaruh masing-masing variabel. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa kepuasan pelanggan lebih menjelaskan variance purchase intentions daripada pengaruh masing-masing variabel moderator antara kualitas pelayanan dan purchase intentions. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dabholkar et al. (1996) diajukan beberapa dimensi kualitas jasa pada bisnis ritel. Mereka mengkombinasikan review literatur ritel dan SERVQUAL, sehingga berhasil diajukan beberapa dimensi dari kualitas jasa ritel. Dabholkar et al. (1996) mengukur kualitas jasa ritel dengan menggunakan 28 item, yang meliputi 17 item diambilkan dari SERVQUAL, dan 11 item dikembangkan dari review literatur dan riset kualitatifnya. Lima dimensi dari kualitas jasa ritel yang meliputi physical aspects, reliability, personal interaction, problem solving, policy.

Kualitas Layanan dan dan Kepuasan Pelanggan, Dampaknya terhadap Behavioral Itentions (Hadioetomo) 115 Physical Aspects Physical aspect merupakan dimensi yang mencakup tentang daya tarik dari aspek fisik dan kemudahan pelanggan dalam menemukan barang yang dibutuhkan. Dimensi ini oleh Parasuraman et al. (1985) disebut dimensi tangibles. Reliability Dimensi ini sama dengan dimensi yang diajukan oleh Parasuraman et al. (1985) yaitu mencakup tentang ketepatan pemenuhan janji kepada pelanggan. Personal Interaction Personal interaction merupakan interaksi personal antara pelanggan dengan karyawan. Sedangkan Parasuraman et al. (1985) menyebutnya sebagai responsibility, assurance dan empathy. Problem solving Problem solving merupakan dimensi yang berkaitan dengan pemberian solusi terhadap masalah pelanggan ketika sedang berbelanja atau solusi terhadap keluhan yang disampaikan oleh pelanggan atas layanan yang diterima, seperti pengambilan dan penukaran barang yang telah dibeli pelanggan. Policy Merupakan dimensi yang berhubungan dengan kebijakan toko guna merespon tuntutan atau kebutuhan pelanggan seperti penyediaan barang yang berkualitas, penerimaan pembayaran dengan kartu kredit serta penyediaan tempat parkir yang memadai. Kepuasan Pelanggan Tse & Wilton (1988) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah pemakaiannya. Kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari harapan dan kinerja. Engel, Blackwell, & Miniard (1995) mengidentifikasikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purna beli terhadap alternatif yang dipilih yang memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan. Ketidakpuasan timbul bila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Kotler (1997) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dibanding harapannya. Behavioral Intension Salah satu teori yang dapat menerangkan hubungan sikap, minat dan perilaku adalah teori Fishbein & Ajzen (1975) tentang model intensi perilaku (Fishbein s Behavioral Intention Model) atau dikenal dengan teori Reasoned Actions. Perilaku seseorang tergantung pada minatnya sedangkan minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan seorang konsumen, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi bahwa orang lain berpendapat sebaiknya melaksanakan atau tidak berperilaku.

116 Karisma, Vol.3(2): 113-122, 2009 H1. Dimensi physical aspect berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. H2. Dimensi reliability berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. H3. Dimensi personal interaction berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. H4. Dimensi problem solving berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. H5. Dimensi policy berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. H6. Kepuasan pelangan berpengaruh positif terhadap behavioral intentions. Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini meliputi semua konsumen toko swalayan Matahari, Hero dan Ramai di kota Yogyakarta. Sampel diambil dengan menggunakan metode accidental sampling. Peneliti menyebarkan 170 kuisioner, namun kuisioner yang dapat digunakan 154 kuisioner, sedangkan lainnya yang berjumlah 16 kuisioner tidak memiliki kelengkapan jawaban, sehingga tidak dapat digunakan. Instrumen Penelitian Kualitas Layanan diukur dengan menggunakan ke-5 dimensi kualitas jasa ritel, yaitu : Physical Aspect, Reliability, Personal Interaction, Problem solving dan Policy (Dabholkar et al., 1996). Kelima dimensi ini terdiri dari 28 item, yang meliputi 17 item diambilkan dari item-item SERVQUAL dan 11 item dikembangkan dari review literatur ritel dan riset kualitatifnya. Dalam penelitian ini kuesioner dimodifikasi hingga menjadi 17 item. Pengukuran menggunakan skala Likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5). Kepuasan pelanggan diukur dengan menggunakan 2 item dari McDougall & Levesque (2000). Pengukuran menggunakan skala Likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5). Behavioral Intentions diukur dengan menggunakan 3 item dari Cronin, Brady, Hult, & Tomas (2000). Pengukuran menggunakan skala Likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5).

Kualitas Layanan dan dan Kepuasan Pelanggan, Dampaknya terhadap Behavioral Itentions (Hadioetomo) 117 Teknik Analisis The Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 4.01 digunakan dalam pengujian hipotesis ini, dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil Penelitian Uji Goodness of Fit Berdasarkan uji Goodness of Fit model penelitian diperoleh nilai X 2 - Chi Square 225,52 dengan probability level 0,054 dan RMSEA 0,033, hasil ini telah memenuhi tingkat kesesuaian yang disyaratkan. Nilai GFI, AGFI, TLI, dan CFI secara berturut-turut sebesar 0,89 ; 0,86; 0,96; 0,96, keempat indikator ini memenuhi kriteria untuk dapat digolongkan sebagai model yang fit karena nilai GFI, AGFI, TLI, dan CFI melebihi 0,90. Sedangkan tingkat kesesuaian model 1,17 diartikan telah memenuhi tingkat kesesuaian yang disyaratkan ( 2,00). Hasil uji ini menunjukkan bahwa model yang diajukan peneliti telah sesuai dengan data sehingga model ini dapat diterima sebagai model penelitian. Secara ringkas perbandingan indikator Goodness of Fit penelitian dengan menggunakan Goodness of Fit yang disyaratkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Indikator Goodness of Fit Indikator Goodness of Fit X 2 Chi Square Significancy Probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Tingkat kesesuaian yang disyaratkan Kecil 0,05 0,08 0,90 0,90 2,00 0,95 0,95 Model Penelitian 225,52 0,054 0,033 0,89 0,86 1,17 0,96 0,96 Evaluasi Model - baik baik marginal marginal baik baik baik Analisis Structural Equation Modeling (SEM ) Hasil dari uji model, loading factor, koefisien path, koefisien korelasi dan error secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.

118 Karisma, Vol.3(2): 113-122, 2009 Gambar 1. Hasil Analisis SEM Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Pengaruh Langsung Kepuasan Pelanggan Behavioral Intentions Tabel 2. Nilai Pengaruh Langsung Problem Personal Physical Kepuasan Behavioral Policy Reliability Solving Interaction Aspect Pelanggan Intentions 0,33 0,40 0,36 0,38 0,23 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek langsung dari policy, problem solving, personal interaction, physical aspect dan reliability terhadap customer satisfaction masingmasing sebesar 0,33; 0,40; 0,36; 0,38 dan 0,23. Efek langsung customer satisfaction terhadap behavioral intentions sebesar 0,33.

Kualitas Layanan dan dan Kepuasan Pelanggan, Dampaknya terhadap Behavioral Itentions (Hadioetomo) 119 Efek Tidak Langsung Kepuasan Pelanggan Behavioral Intentions Tabel 3. Nilai Efek Tidak Langsung Problem Personal Physical Kepuasan Behavioral Policy Reliability Solving Interaction Aspect Pelanggan Intentions 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,11 0,13 0,12 0,12 0,08 0,00 0.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung dari masing-masing konstruk terhadap sebuah konstruk tertentu. Efek tidak langsung dari policy, problem solving, personal interaction, physical intention dan reliability terhadap behavioral intentions masing-masing adalah 0,11; 0,13; 0,12; 0,12 dan 0,08. Efek Total Kepuasan Pelanggan Behavioral Intentions Tabel 4. Nilai Efek Total Policy Problem Personal Physical Kepuasan Behavioral Reliability Solving Interaction Aspect Pelanggan Intentions 0,33 0,40 0,36 0,38 0,23 0,00 0,00 0,11 0,13 0,12 0,12 0,08 0,33 0.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek total dari masing-masing konstruk terhadap perubahan konstruk tertentu. Efek total dari policy, problem solving, personal interaction, physical aspect dan reliability terhadap customer satisfaction masing-masing adalah 0,33; 0,40; 0,36; 0,38 dan 0,23. Efek total dari policy, problem solving, personal interaction, physical aspect, reliability dan customer satisfaction terhadap behavioral intentions masing-masing sebesar 0,11; 0,13; 0,12; 0,12; 0,08 dan 0,33. Pengujian Hipotesis Nama Variabel Tabel 5. Nilai koefisien path dan critical ratio hubungan antar variabel Physical Aspect Customer Satisfactions Reliability Customer Satisfactions Personal Interaction Customer Satisfaction Problem Solving Customer Satisfaction Policy Customer Satisfaction Customer Satisfaction Behavioral Intentions * Signifikan pada alpha < 0,05 Koefisien Path 0,38 0,23 0,36 0,40 0,33 0,33 Critical Ratio 3,00* 2,42* 3,30* 2,24* 2,30* 2,94* Simpulan H1 didukung H2 didukung H3 didukung H4 didukung H5 didukung H6 didukung

120 Karisma, Vol.3(2): 113-122, 2009 Physical aspect memiliki nilai CR sebesar 3,00 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,38. Dengan demikian, H1 didukung, physical aspect berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Reliability memiliki nilai CR sebesar 2,42 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,23. Dengan demikian, H2 didukung, reliability berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Personal interaction memiliki nilai CR sebesar 3,30 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,36. Dengan demikian, H3 didukung, personal interaction berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Problem solving memiliki nilai CR sebesar 2,24 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,40. Dengan demikian, H4 didukung, problem solving berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Policy memiliki nilai CR sebesar 2,30 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,33. Dengan demikian, H5 didukung, policy berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan memiliki nilai CR sebesar 2,94 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 dan koefisien path sebesar 0,33. Dengan demikian, H6 didukung, kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap behavioral intention. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelangan dipengaruhi oleh kualitas layanan. Kualitas layanan ditinjau dari dimensi physical aspect berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin baik kualitas layanan yang diberikan pihak toko swalayan maka akan semakin meningkat kepuasan pelanggan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Taylor & Baker (1994), serta Cronin et al. (2000). Kualitas layanan ditinjau dari dimensi reliability berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin baik kualitas layanan yang diberikan pihak toko swalayan maka akan semakin meningkat kepuasan pelanggan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Dabholkar, Sherperd, & Thorpe (2000), serta McDougall & Levesque (2000). Kualitas layanan ditinjau dari dimensi personal interaction berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin baik kualitas layanan yang diberikan pihak toko swalayan maka akan semakin meningkat kepuasan pelanggan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Cronin & Taylor (1992), serta Dabholkar et al. (2000). Kualitas layanan ditinjau dari dimensi problem solving berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin baik kualitas layanan yang diberikan pihak toko swalayan maka kepuasan pelanggan akan semakin meningkat. Temuan ini sesuai dengan penelitian Taylor & Baker (1994), serta Cronin et al. (2000). Kualitas layanan ditinjau dari dimensi policy berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin baik kualitas layanan yang diberikan pihak toko swalayan maka kepuasan akan semakin meningkat. Temuan ini sesuai dengan penelitian Cronin & Taylor (1992), serta Dhabolkar et al. (2000). Penelitian ini juga menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap behavioral intentions. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap behavioral intentions, yang berarti semakin baik kepuasan pelanggan maka behavioral intentions akan semakin tinggi. Temuan ini sesuai dengan penelitian Cronin & Taylor (1992), Taylor & Baker (1994), Dhabolkar et al. (2000), serta Cronin et al. (2000).

Kualitas Layanan dan dan Kepuasan Pelanggan, Dampaknya terhadap Behavioral Itentions (Hadioetomo) 121 Saran Ada beberapa saran untuk perusahaan yang bisa dipertimbangkan. Pertama, menjaga dan meningkatkan kebersihan tempat belanja maupun barang dagangan. Kedua, menambah kelengkapan jenis barang sehingga kebutuhan konsumen terpenuhi. Ketiga, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan agar pelayanan semakin baik. Untuk penelitian selanjutnya, pertama, penelitian ini dapat dilakukan pada perusahaan jasa yang lain. Kedua, penelitian berikutnya dapat menggunakan sampel yang heterogen untuk lebih menguatkan temuan penelitian ini. Simpulan Ada beberapa simpulan yang didapat dari penelitian ini. Pertama, dimensi physical aspect, dimensi reliability, dimensi personal interaction, dimensi problem solving, dan dimensi policy berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Kedua, kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap terhadap behavioral intentions. Penulis Drs. Hadioetomo, MM, adalah staff pengajar Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Referensi Arbuckle, J. L. (1997). AMOS User Guide. Version 3.6, Chicago : Small Waters. Cronin, Jr., J., & Taylor, A (1992). Marketing Services Quality : A Reexamination and Extention. Journal of Marketing, 56 (July): 55-68. Cronin, Jr., J., Brady, M.K., Hult, G., & Tomas, M. (2000). Assessing the Effect of Quality, Value and Customer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions in Service Environment. Journal of Retailing, 76 (2): 193-218. Dabholkar, P. A., Thorpe, D. I., & Rentz, J. D. (1996). A Measure of Service Quality for Retail Stores: Scale Development and Validation. Journal of Academy Marketing Science, 24 (1): 3-16. Dabholkar, P.A., Sherpherd, C. D., & Thorpe, D.I. (2000) An Investigation of Critical Conceptual and Measurement Issues Through a Longitudinal Study. Journal of Retailing, 76 (2): 139-173.

122 Karisma, Vol.3(2): 113-122, 2009 Engel, J. F., Blackwell, R. D. & Miniard, P. W. (1995). Customer Behavior, 8 th Edition. The Dryden Press, Harcount Brace College Publishers. Fishbein & Ajzen (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior : An Introduction to Theory and Research. Reading, Mass : Addison Wesley. Kotler, P. (1997). Marketing Management : Analysis, Planning, Implementations, And Control, 9 th Edition. Engle Wood Cliffs, N. J.: Prentice Hall International. McDougall, G. H. G. & Levesque. T. (2000). Customer Satisfaction with Services : Putting Perceived Value into the Equation. Journal of Service Marketing, 14 (5): 392-410. Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1985). A Conceptual Model of Service Quality and Implication for Future Research. Journal of Marketing, 49: 40 50. -----, (1988). SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, 64 (1): 12 40. Taylor, A. S., & Baker, L. T. (1994). An Assessment of the Relationship between Service Quality and Customer Satisfaction in the Formation of Consumers Purchase Intention. Journal of Retailing, 70 (2): 163-178. Tse, D. K. & Wilton, P. C. (1988). Models of Consumers Satisfactions Formation: An Extention. Journal of Marketing Research: 204 212.