KAJIAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR STUDY KASUS : KAB. KLUNGKUNG, KAB. BULUKUMBA, KAB. BERAU



dokumen-dokumen yang mirip
CATATAN KRITIS PERTEMUAN PARA AHLI DAN PIHAK TERKAIT KKPD KABUPATEN BERAU

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG STUDI KASUS PENGEMBANGAN KAWASAN PRIMER GEDEBAGE *)

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT TATA RUANG LAUT PESISIR DAN PULAU-PULAU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

KEPUTUSAN DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN NOMOR 1703/KEP- KP3K.2/2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara

Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGAKUAN DAN PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM IMPLEMENTASI UU DESA NO 6 TAHUN 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

CAPAIAN IMPLEMENTASI EMPAT FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

3 METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

BULETIN TIGA BULANAN. Jejaring KKP Bali. Pendekatan Kolaboratif

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SEKTOR KELAUTAN. [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] Ir.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.3.(1) Kawasan Pemberdayaan Desa Adat di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI KPK SEKTOR KELAUTA N AMBON, 11 MEI 2015

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Desentralisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Laut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sosial (social development); pembangunan yang berwawasan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Profil Tata Ruang. Provinsi Gorontalo

Laporan Kegiatan Identifikasi dan Analisis Forum Multi Pihak di Lombok dan Sumba

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

Kementerian Kelautan dan Perikanan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun ;

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Bab II Perencanaan Kinerja

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKSELERASI PENYUSUNAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB I. PENDAHULUAN. yang berada di wilayah pesisir seperti Desa Dabong. Harahab (2010: )

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

Transkripsi:

KAJIAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR STUDY KASUS : KAB. KLUNGKUNG, KAB. BULUKUMBA, KAB. BERAU KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Staf Ahli Menteri PPN Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman

Pokok Bahasan LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN LINGKUP KAJIAN METODOLOGI TEMUAN-TEMUAN KAJIAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Latar Belakang Adanya ruang yang diberikan oleh perundang-undangan atas peran serta masyarakat dalam penataan ruang : (UU No. 27 Tahun 2007, UU No. 26 Tahun 2007, dan PP Nomor 68 Tahun 2010, tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang) Pentingnya peran serta masyarakat dalam penataan ruang Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam penataan ruang Kawasan pesisir sebagai kawasan penting di Indonesia Perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kawasan pesisir

Tujuan Menyusun rekomendasi kebijakan dan strategi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir

Sasaran * * * * Teridentifikasikannya permasalahan penataan ruang wilayah pesisir; Teridentifikasikannya bentuk dan model peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir; Teridentifikasikannya isyu, permasalahan, peluang dan tantangan pelibatan masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir; Tersusunya rekomendasi bagi penyiapan kebijakan dan strategi untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir.

Lingkup Kajian (1) Lingkup kajian peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir meliputi: 1. Studi literature dan peraturan perundang-undangan; 2. Identifikasi peran pemerintah dan pihak terkait; 3. Identifikasi bentuk dan model peran serta masyarakat;

Lingkup Kajian (2) 4. Identifikasi isyu, permasalahan, peluang dan tantangan pelibatan masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir; 5. Analisis model peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir; 6. Penyusunan rekomendasi bagi penetapan kebijakan dan strategi untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir.

Lokasi Kegiatan Secara umum ruang lingkup wilayah adalah meliputi seluruh wilayah Indonesia, dengan sample lapangan sebagai berikut : Kawasan dengan basis utama kawasan perlindungan lingkungan dan pariwisata: Kepulauan Derawan, Kab. Berau Kawasan dengan kegiatan ekonomi masyarakat wilayah pesisir : Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan Kawasan dengan kearifan lokal dan kegiatan ekonomi tinggi : Kab. Klungkung, Bali

Lokasi Kegiatan

Metodologi Pendekatan Kajian : Eksploratif Eksplanatory

Metodologi (Tahapan Kegiatan) Observasi PERSIAPAN Wawancara Mendalam Penyebaran Kuesionar KAJIAN LITELATURE & PERUNDANGAN Kunjungan Instansional Bentuk dan Model Partisipasi Pemantapan Metodologi & Rencana Kerja PERSIAPAN KUNJUNGAN LAPANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN Hambatan dan Kendala Partisipasi Kajian terhadap hasil studi, teori, dan peraturan perundangan ANALISIS Pemantapan metodologi pengumpulan data PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Penyiapan daftar pertanyaan & responden Penetapan wilayah kajian

Alur Pemikiran Variabel Peran Serta Identifikasi: bentuk dan model peran serta masyarakat peran pemerintah dan pihak terkait Studi literatur: peraturan perundang-undangan, teori peran serta Hasil Seminar Perancangan Metode dan Alat Ukur Performance-Importance Matrix Kuesioner tertutup Kuesioner terbuka/ wawancara Pengumpulan Data Analisis: identifikasi isyu, permasalahan, peluang dan tantangan pelibatan masyarakat Tahap dan Harapan Masyarakat model peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir Pengolahan Data Pemerintah Masyarakat Rekomendasi kebijakan dan strategi peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir.

Metode Analisis Tingkat Partisipasi Peran Komunitas Peran Pihak Luar Keterangan Tanpa Partisipasi Tidak Langsung Konsultatif Kontrol Bersama Kontrol Penuh Pengganti Keterlibatan Komunitas Tidak Ada Atau Kecil. Pengganti Interest Group Advocate Stakeholder Stakeholder Principal Sumber Daya Contoh : Pemeliharaan Jaringan Jalan. Komunitas Berkepentingan Atas Hasil, Tapi Tidak Berwenang Untuk Memberi Keputusan. Contoh : Pembuatan Jalan Lingkar Komunitas Dan Pihak Luar Berbagi Tanggung Jawab Serta Terlibat Dalam Perencanaan. Contoh : Perbaikan Kampung Komunitas Bertanggung Jawab Penuh Atas Suatu Proyek Dan Bantuan Profesional Dilakukan Bila Diperlukan.

Responden Pemerintah Daerah Masyarakat Bappeda atau Dinas PU BPSPL Dinas/Badan terkait Sampel masyarakat pesisir / tokoh masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat Potensi dan Masalah Bentuk Partisipasi Tahapan Partisipasi Harapan Strategi Peningkatan Partisipasi

Responden No Lokasi Pemangku Kepentingan Masyarakat 1. Kab. Klungkung - BPSPL Denpasar - Bappeda Kab. Klungkung - Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Klungkung - LSM Coral Triangle Center (CTC) 16 responden di pesisir darat kab. Klungkung dan di Nusa Lembongan 2. Kab. Bulukumba - BPSPL Makassar - Bappeda Kab. Bulukumba - Dinas PU Kab. Bulukumba - Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bulukumba - LSM Yayasan Konservasi Lingkungan 14 responden di pesisir perkotaan Kab. Bulukumba dan pesisir desa Bira 3. Kab. Berau - Bappeda Kab. Berau - Dinas Kelautan dan Perikan, Kab. Berau - LSM Kehati, Kab. Berau 11 responden di Pulau Derawan dan Pulau Maratua

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kondisi Umum Perencanaan Tata Ruang Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau RTRW Kabupaten sdh diperdakan melaui Perda No. 1 Tahun 2013 RZWP3K sedang dalam proses penyusunan Ada penyusunan Kawasan Konservasi Pesisir (KKP) di Kecamatan Nusa Penida RTRW Kabupaten sdh diperdakan melaui Perda No. 21 Tahun 2012 RZWP3K sedang dalam proses penyusunan Belum ada penyusunan rencana lain terkait dengan wilayah pesisir RTRW Kabupaten sdh mendapatkan persetujuan substansi RZWP3K sedang dalam proses penyusunan Sebelum RZWP3K sudah disusun Rencana Kawasan Konservasi Laut(KKL) Berau

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kondisi Umum Peran Serta Masyarakat Pelibatan masyarakat masih sangat kurang dan tergantung dari inisiatif pemerintah atau fasilitator Pelibatan masyarakat semakin berkurang pada level perencanaan yang lebih makro Pelibatan dilakukan melalui kegiatan formal konsultasi publik dan sosialisasi Pelibatan umumnya melalui perwakilan elitelit masyarakat tertentu Keberadaan kelompok masyarakat adat atau keagamaan cukup berperan dalam meningkatkan peran serta masyarakat

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kondisi Umum Peran Serta Masyarakat Bentuk umum keterlibatan masyarakat adalah pemberian informasi dan usulanusulan Bentuk lain yang teridentifikasi adalah pelaporan pelanggaran, namun terbatas pada pelanggaran yang bersinggungan dengan kepentingan individu atau kelompok saja. Untuk penyusunan KKP di Kab. Klungkung dan KKL di Kab. Berau ada keterlibatan yang cukup intens dari masyarakat dengan bimbingan dari LSM Ada metode pendekatan yang berbeda antara yang dilakukan oleh LSM dan pemerintah daerah.

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kendala Partisipasi (Masyarakat) Kualitas sumber daya masyarakat yang masih terbatas. Kurangnya informasi mengenai tata ruang Masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai tata ruang. Masyarakat merasa inferior dan memilih mewakilkan kepada elit di desa atau kelompoknya Ada gap antara kelompok masayarakat biasa dan elitnya yang mengakibatkan keterwakilannya menjadi semu. Sifat pragmatisme karena ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kendala Partisipasi (Masyarakat) Kearifan lokal masyarakat seringkali kalah dengan kepentingan ekonomi karena kondisi masyarakat yang berpendapatan rendah. Ada ketergantungan terhadap bantuan program Tingkat kepedulian masyarakat yang rendah atas tata ruang diperlihatkan dengan menganggap urusan tata ruang bukan urusan masyarakat. Pelibatan masyarakat lebih kepada formalitas, tidak menunjukkan peran serta sesungguhnya.

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kendala Partisipasi (Masyarakat) Kualitas sumber daya masyarakat yang masih terbatas. Kurangnya informasi mengenai tata ruang Masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai tata ruang. Masyarakat merasa inferior dan memilih mewakilkan kepada elit di desa atau kelompoknya Ada gap antara kelompok masayarakat biasa dan elitnya yang mengakibatkan keterwakilannya menjadi semu. Sifat pragmatisme karena ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Kendala Partisipasi (Pemerintah) Kuantitas dan kualitas SDM Masih lemahnya koordinasi antar instansi terkait Keterbatasan anggaran Kurang fleksiblenya proses dan prosedur penyusunan dan implementasi rencana tata ruang LSM yang telah bekerjsama dengan pemerintah terkendala dengan proses administrasi yang sulit serta seringnya rotasi pejabat.

Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview) Potensi Ada kearifan lokal dan tatanan budaya/adat/agama yang dimiliki masyarakat Ada kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan Ada kelompok masyarakat yang mempunyai komitmen untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Ada kemauan masyarakat untuk berkelompok Ada komitmen yang bisa dibangun oleh pemerintah

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Profil Responden Kab. Klungkung Jenis Kelamin Umur Pendapatan Responden Perempu Laki-Laki an Total < 17 17-30 30-50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt Jumlah 10 5 15 1 3 8 3 5 10 Prosentase 66,67 33,33 100,00 7,00 20,00 53,00 20,00 33,33 66,67 Responden Pelajar Nelayan/ Petani Rumput Laut- Garam Pekerjaan Pedagang/ wirausaha wan Karyawan Jumlah 1 6 5 3 Prosentase 7,00 40,00 33,00 20,00 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 2 5-3 4 Prosentase 13,00 33,00-20,00 27,00

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Profil Responden Kab. Bulukumba Responden Jenis Kelamin Umur Pendapatan Laki-Laki Perempuan Total < 17 17-30 30-50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt Jumlah 12 2 14-2 8 4 10 4 Prosentase 85,75 14,29 100,00-14,29 15,14 28,57 71,43 28,57 Responden Pelajar Nelayan/Pet ani Rumput Laut-Garam Pekerjaan Pedagan g/ wirausah awan Karyawan Jumlah - - 7 7 Prosentase - - 50,00 50,00 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 4 4 1 4 1 Prosentase 28,57 28,57 7,14 28,57 7,14

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Profil Responden Kab. Bulukumba Responden Jenis Kelamin Umur Pendapatan Laki-Laki Perempuan Total < 17 17-30 31-50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt Jumlah 10 1 11-6 4 1 5 6 Prosentase 90,9 9,09 100,00-54,54 36,36 9,09 45,45 54,54 Pekerjaan Pedagan Karyawan / Responden g/ Ibu RT Nelayan operator kapal wirausa /penyelam hawan Jumlah 1 4 1 5 Prosentase 9,09 36,36 9,09 45,45 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 1 6 3 1 - Prosentase 9,09 54,55 27,27 9,09 -

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Persepsi Masyarakat Tentang Pengetahuan Mengenai Tata Ruang Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau 100.00 90.00 100.00 90.00 80.00 90.00 80.00 70.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 60.00 50.00 40.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 30.00 30.00 20.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 20.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 20.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain Tidak Tahu Pernah Mendengar Tahu

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Persepsi Masyarakat Mengenai Sosialisasi Tata Ruang Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau 80.00 80.00 80.00 70.00 70.00 70.00 60.00 60.00 60.00 50.00 50.00 50.00 40.00 40.00 40.00 30.00 30.00 30.00 20.00 20.00 20.00 10.00 10.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain Ada Tidak Ada Tidak Tahu

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Persepsi Masyarakat Mengenai Keterlibatan dalam Rapat Perencanaan Tata Ruang Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau 100.00 100.00 100.00 90.00 90.00 90.00 80.00 80.00 80.00 70.00 70.00 70.00 60.00 60.00 60.00 50.00 50.00 50.00 40.00 40.00 40.00 30.00 30.00 30.00 20.00 20.00 20.00 10.00 10.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain Pernah Tidak Pernah

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Persepsi Masyarakat secara Agregat Pengetahuan Sosialisasi Keterlibatan dlm Rapat 90.00 60.00 70.00 80.00 70.00 50.00 60.00 60.00 40.00 50.00 50.00 40.00 40.00 30.00 30.00 30.00 20.00 20.00 20.00 10.00 10.00 10.00 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 RTRW RZWP3K Program Lain Tdk Tahu Pernah Mendengar Tahu Ada Tdk Ada Tdk Tahu Pernah Tdk Permah

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Klungkung mewakilkan 4.17% 2.08% 4.17% 2.08% 8.33% tidak ada waktu/sibuk rencana/sosialisasi tdk jelas keterbatasan pemahaman hambatan sosial 10.42% 2.08% 2.08% 6.25% 2.08% 18.75% 4.17% 6.25% tidak dilibatkan dianggap tidak mampu tidak ditindaklanjuti menuntut imbalan kondisi masyarakat kewenangan kondisi pemerintah keterbatasan lahan aturan 27.08%

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Bulukumba 3.33% 3.33% mewakilkan 16.67% tidak ada waktu 30.00% rencana/sosialisasi tdk jelas kecewa dg pemerintah 13.33% puas dg kondisi saat ini 10.00% 3.33% 20.00% tidak mau keterbatasan pemahaman hambatan sosial

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Berau 3.33% 3.33% mewakilkan 16.67% tidak ada waktu 30.00% rencana/sosialisasi tdk jelas kecewa dg pemerintah 13.33% puas dg kondisi saat ini 10.00% 3.33% 20.00% tidak mau keterbatasan pemahaman hambatan sosial

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang Tingkat Peran Serta Kab. Klungkung Tingkat Peran Serta Kab. Bulukumba Tingkat Peran Serta Kab. Berau Rencana Rencana Tata Rencana Tata Jenis Tata Ruang Program Pemb. Ruang Program Pemb. Ruang Program Pemb. Variabel Peran Tingkat Kondi Hara No Serta Peran Serta si pan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan 1 memberikan None v v v v v v v v v informasi dalam Indirect penyusunan Consultative 2 bekerja sama dengan pemerintah atau pihak lain Indirect dalam penyusunan Consultative rencana tata ruang atau program Shared sejenis Control 3 Melakukan kegiatan bersama dengan pemerintah Indirect atau pihak lain Shared Control Full Control v v None v v v v V v v v Full Control v v None v v v v v v v Consultative v v Shared Control Full Control v v v v v v

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang Jenis Tingkat Peran No Variabel Peran Serta Serta 4 pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Indirect kearifan lokal & yang sesuai dengan Shared rencana tata ruang Control 5 kegiatan investasi sesuai dengan Indirect penataan ruang/rencana tata Shared ruang/peraturan Control yang berlaku 6 memantau pelaksanaan rencana Indirect pengelolaan wilayah pesisir yg direncanakan Shared pemerintah/ lembaga Control swadaya masyarakat/ pihak lain 7 melaporkan penyimpangan atau Indirect pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang dan kondisikondisi kritis Tingkat Peran Serta Kab. Klungkung Tingkat Peran Serta Kab. Bulukumba Tingkat Peran Serta Kab. Berau Rencana Rencana Tata Rencana Tata Tata Ruang Program Pemb. Ruang Program Pemb. Ruang Program Pemb. Kondi Harap si an Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan None v v v Consultative v v Full Control v v v v v v v None v v v v v Consultative v v Full Control v v v v v None v v v v v Consultative v v v Full Control v v v v None v v v v v v Consultative v v Shared Control Full Control v v v v

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang No Variabel Peran Serta 1 memberikan informasi dalam penyusunan 2 bekerja sama dengan pemerintah atau pihak lain dalam penyusunan rencana tata ruang atau program sejenis 3 Melakukan kegiatan bersama dengan pemerintah atau pihak lain 4 pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal & yang sesuai dengan rencana tata ruang Jenis Tingkat Peran Serta Tingkat Peran Serta pada Rencana Tata Ruang Program Pemb. Kondisi Harapan Kondisi Harapan None v v v Indirect Consultative Shared Control Full Control None v v Indirect Consultative Shared Control v v Full Control None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control v

Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner) Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang No Variabel Peran Serta 5 kegiatan investasi sesuai dengan penataan ruang/rencana tata ruang/peraturan yang berlaku 6 memantau pelaksanaan rencana pengelolaan wilayah pesisir yg direncanakan pemerintah/ lembaga swadaya masyarakat/ pihak lain 7 melaporkan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang kondisi-kondisi kritis dan Jenis Tingkat Peran Serta Tingkat Peran Serta pada Rencana Tata Ruang Program Pemb. Kondisi Harapan Kondisi Harapan None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control None Indirect v Consultative v v v Shared Control Full Control None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control

Kesimpulan Partisipasi masyarakat pesisir pada kegiatan penataan ruang masih sangat terbatas Umumnya tingkat partisipasi berada pada tingkatan None Umumnya masyarakat belum mempunyai kepedulian terhadap penataan ruang, hal ini juga seiring dengan pengetahuan masyarakat yang kurang atas penataan ruang Tingkat partisipasi semakin rendah seiring dengan semakin makro-nya lingkup penataan ruang Partisipasi dan pengetahuan yang cukup baik akan penataan ruang umumnya dilakukan/dimiliki oleh elit masyarakat atau yang mempunyai keterkaitan dengan program penataan ruang Sebagian besar masyarakat mewakilkan partisipasinya kepada elit masyarakat atau elit kelompok

Kesimpulan Ada peran yang cukup signifikan dari kelompok adat atau agama untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat Ada perbedaan tingkat dan kualitas partisipasi masyarakat yang pernah mendapatkan pendampingan dan yang tidak mendapatkan pendampingan dari pihak ketiga Bentuk-bentuk partisipasi yang terjadi masih sebatas pada pemberian informasi atau usulan-usulan, terutama yang bersinggungan langsung dengan kegiatan ekonomi masyarakat Bentuk-bentuk partisipasi yang ada lebih untuk memenuhi kebutuhan formal karena tuntutan dalam proses penyusunan rencana. Harapan masyarakat cukup tinggi untuk ikut berpartisipasi, namun membutuhkan saluran, trigger, dan acuan yang lebih jelas.

Rekomendasi Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat (khususnya masyarakat pesisir) mengenai penataan ruang Peningkatan sosialisasi kegiatan penataan ruang, terutama yang menawarkan partisipasi aktif masyarakat Pengembangan kelompok-kelompok masyarakat, terutama mengembangkan dan memperkuat peran kelompok adat atau agama yang sudah establish di daerah Pengembangan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat yang concern dengan isyu-isyu pembangunan, khususnya penataan ruang Pengembangan metode, tools, dan sistem partisipasi masyarakat dalam penataan ruang dan memperhatikan dengan tegas karakteritik masyarakat lokal Pengembangan inovasi dalam praktek-praktek perencanaan tata ruang sehingga bisa lebih flexible dan lebih mengakomodasi peranan masyarakat.

FAKTOR EKSTERNAL Terima Kasih Isyu dan SWOT Lokpri Jemaja