SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN TERHADAP BRAND EXTENSION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

Puput Alviana Universitas Muhammadiyah Purwokerto. M. Agung Miftahuddin Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2007:332)

ANALISA SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN TERHADAP EKSTENSIFIKASI MEREK (BRAND EXTENSION) PADA MARGARINE MEREK FILMA DI SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. survey dengan pendekatan diskriptif mengenai perluasan merek oleh PT Unilever

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Strategi brand extension adalah pengenalan produk baru dengan

ANALISIS STRATEGI BRAND EXTENSION KECAP ABC KE SAUS ABC TERHADAP SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN (Studi Kasus Pengunjung Carrefour Plaza Medan Fair)

PENGARUH TERPAAN SALES KIT TERHADAP BRAND AWARENESS, KETERTARIKAN, DAN MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI PRODUK

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Brand Extension pada Mizone Fres in Di Palembang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ekuitas merek memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian

ANALISIS SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN TERHADAP PERLUASAN MEREK PADA PRODUK CIMORY DI SEMARANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

DAFTAR PUSTAKA. Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane, (2007), Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Terjemahan, PT.Indeks, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iv.... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No. 1 April 2011 Hal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman,

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI. Oleh : Taufan Perdana Jaya NIM

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sabun Mandi Lifebuoy

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

Faktor-faktor yang mempengaruhi.. I Gusti Made Subrata 43

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus terpenuhi seperti sandang, pangan dan papan. Sama halnya akan

ANALISIS PENGARUH KEMASAN, PROMOSI PRODUK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP PENGARUH KEPUTUSAN MEMBELI JAJANAN KHAS OLEH-OLEH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan maka simpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu proses yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan. agar dapat tetap bertahan hidup, ap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 MEDAN SKRIPSI OLEH : FITRI YANTI NL DEPARTEMEN MANAJEMEN

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BABV SIMPULAN DAN SARAN. yang ada dalam perusahaan dimana dilakukan pengamatan pada perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

LOYALITAS PELANGGAN SHAMPOO LIFEBOUY DI CAREFOUR RUNGKUT SURABAYA

DRAFT SKRIPSI OLEH TEGUH MIKHA ARIHTA S. MELIALA MANAJEMEN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

DAVID SANTOSO ABSTRACT. Keywords: Brand Awareness; Brand Image; Brand Loyalty; Brand Extention; Parent Brand. PENDAHULUAN

SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Ekonomi Jurusan Manajemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

HASIL DAN PEMBAHASAN. Brand Usage

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP RASA PERCAYA DIRI PELANGGAN SABUN MANDI NUVO DI SIDOARJO

PENGARUH SIKAP DAN MINAT TERHADAP KEPUTUSAN BERWISATA DI PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES. Iskandar 1. Abstrak

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO DOVE DI SEMARANG

SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta

ANALISIS PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION PADA MINAT BELI SHAMPOO DOVE DI GADING INDAH SWALAYAN MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

Abstract. Pendahuluan. Era globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan karena persaingan yang semakin ketat dan

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap.ida Bgs. Eka Artika 88

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

Analisis Ekuitas Merek Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy di Kota Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

PENGARUH FAKTOR HARGA, PROMOSI DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK BELANJA DI ALFAMART SURABAYA. Oleh Erwin Rediono Tan.

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN PRODUK KEBAB TURKI BABA RAFI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

TINJAUAN PUSTAKA. dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dari bahan tambahan. Kembang gula diklasifikasikan dalam 4 jenis, yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. agar perusahaan mampu bersaing dan dapat mempertahankan kelangsungan. dengan kebijakan promosi melalui periklanan.

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI SUMBER IKLAN TERHADAP MINAT BELI YANG DIMEDIASI OLEH SIKAP KONSUMEN PADA IKLAN DAN MEREK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei kepada Konsumen Kendaraan Merek Toyota di Univeritas Brawijaya Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang modern berkembang dalam lingkungan yang penuh gejolak yang

BAB VI INTERPRETASI DATA. John Caples dalam bukunya yang berjudul How to Make Your

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

SIKAP KONSUMEN TERHADAP BEBERAPA ATRIBUT PEMASARAN DALAM BERBELANJA PADA SWALAYAN RUBY SUPERMARKET DI KOTA MATARAM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PENDAHULUAN SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN TERHADAP BRAND EXTENSION Ibrahim 1 Abstract This research reveals about the sensitivity of consumers' responses to extending thebrand (brand extension) on lifeboy brand toilet soap. In this study of consumerresponse is divided into 6 stages. It said the ositive response when recognize, know,like, believe, and act (buy). The analysis used in this study is a sensitivity analysis, the analysis showed that thesensitivity and direction of consumer response to the expansion of existing brands ofliquid soap brand is a strong lifeboy (sensitive), and the response from bath soap barstend lifeboy brand to brand liquid soap lifeboy. This means that the desire of consumers to respond to the use of bar soap to liquid soap lifeboy strong brand. Keywords: Sensitivity, responsiveness, brand extension. Brand extension adalah strategi yang paling popular saat ini untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori produk yang berbeda. Alasan penggunaan konsep ini dalam peluncuran produk baru jelas mengharapkan merek yang sudah dikenal dapat mendorong penjualan, sehingga konsumen tidak merasa asing lagi dengan produk yang ditawarkan tersebut. Contoh kasus yang paling menarik dapat diamati dari strategi brand ektension yang dilakukan PT. Unilever terhadap produk sabun mandi lifebuoy dengan meluncurkan produk baru dengan merek yang sama untuk kategori sabun mandi cair di penghujung tahun 2007. Pemakaian brand ekstension Lifebuoy untuk kategori sabun mandi cair, merupakan jalan pintas untuk menembus pasar sabun mandi cair yang terlebih dahulu telah dimasuki oleh Lux, Boire, Detol. Unilever yang merupakan salah satu raksasa dalam bisnis ini berusaha memasuki pasar sasaran yang berbeda pada produk sabun yaitu untuk segmen keluarga. PT. Unilever menggunakan merek yang sudah mapan pada kategori produk sabun yaitu Lifebuoy. Ini dilakukan karena merek Lifebuoy selama ini sudah dikenal kategori health care kurang lebih selama 110 tahun merajai bidang kesehatan melalui kebersihan, yang tentu saja pendekatan sehat. Sedangkan pesaing dari kategori health care diantaranya Detol,Biore dan Nuvo. Pendekatan sehat ini juga sesuai untuk ditawarkan pada kategori healty care. PT. Unilever menawarkan konsep sehat, yang kebetulan dalam mengkomunikasikannya mereka menggunakan konsep keluarga. (www.unilever.co.id). Penelitian terhadap merek induk yang akan mendukung keberhasilan merek perluasan (brand extension) dalam memasuki pasar, ini akan didukung dengan melakukan penelitian pada konsumen potensial. Diharapkan data yang diperoleh dapat menjawab dari masalah ini. Fakta membuktikan bahwa gencarnya iklan yang dilakukan oleh merek Lifebuoy menunjukkan betapa besarnya keinginan merek Lifebuoy untuk berhasil dalam perluasan 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 136

merek ini (Simamora,2003). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian bahwa, Apakah konsumen saat membeli atau memakai sabun cair merek Lifebuoy masih dipengaruhi stimuli dari sabun mandi batangan merek Lifebuoy atau tidak?. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Seberapa besar tingkat sensitivitas dan arah respon dari konsumen terhadap perluasan merek (Brand Extension) pada sabun mandi cair merek Lifebuoy di Yogyakarta? 1. Merek Menurut David A. Aaker (1997) merek adalah nama atau symbol yang bersifat membedakan seperti (logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Menurut (Kotler,2001). 2. Keputusan Strategi Merek Perusahaan memiliki lima keputusan strategi merek (Kotler, 2000), yaitu Perluasan timbul ketika sebuah perusahaan berusaha memperkenalkan item-item tambahan pada kategori produk yang sama dibawah nama merek yang sama, seperti rasa baru, bentuk, warna, ukuran, kemasan, dan sebagainya. Perluasan ini merupakan resiko yaitu kesempatan dimana merek akan kehilangan spesifikasinya. Sebuah perusahaan memutuskan untuk menggunakan sebuah nama merek yang ada untuk meluncurkan sebuah produk dalam kategori baru. Keuntungan di perluasan lini ini adalah nama merek yang terkenal lebih baik akan memberikan pengakuan dan diterima dengan lebih cepat pada kategori produk baru. Kelemahan utama dari multi brand adalah masing-masing mereka hanya akan memperoleh pangsa pasar kecil dan tidak ada yang benar-benar menguntungkan sehingga perusahaan hanya memboroskan dana untuk berbagai merek dan buknya membangun beberapa merek saja menguntungkan. 3. Perluasan Merek (Brand Extention) Menurut Aaker (1997), perluasan merek adalah penggunaan sebuah merek yang telah mapan pada suatu kelas produk untuk memasuki kelas produk lain. Perluasan merek merupakan strategi alamiah bagi perusahaan yang sedang tumbuh dan mengekploitasi asetnya. 4. Respon Konsumen Respon memainkan peran utama dalam membentuk prilaku, dimana respon terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Respon positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, dan sebaliknya respon negative akan menghalangi konsumen dalam pembelian. Pengertian respon yang banyak didefinisikan oleh para ahli masing-masing berbeda dalam cara pandangnya, tetapi pada dasarnya pengertian tersebut mengandung pengertian yang sama. 5. Dimensi-dimensi Respon Menurut Simamora (2003) dimensi-dimensi respon mencakup tahap, arah, lebar, kekuatan, kecepatan, dan lama berlangsung. Penjelasan yang diberikan sebagai berikut : Model apapun yang digunakan, yang namanya respon, selalu terbagi kedalam tiga area, yaitu area kognitif, area afektif, dan area perilaku. Ketiga area ini bisa dibagi kedalam tahap, tergantung model yang digunakan. Dalam model AIDA, misalnya respon memiliki empat tahap, yaitu attention, interest, desire, dan action. Sebuah stimulus dapat menciptakan respon Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 137

yang panjang atau pendek. Panjang sebuah respon adalah jumlah tahap yang dipengaruhi stimulus. Misalkan peneliti menggunakan model AIDA, maka panjang maksimal respon adalah empat. Dengan model hierarchy-of-effect, panjang respon adalah enam. Panjang maksimal stimulus tergantung model yang digunakan. Panjang maksimal dan minimal respon pada setiap model adalah sama. Tabel 2.1 Tingkatan-tingkatan Respon Positif Tahap Respon Lebar= 1 Lebar =2 Lebar =3 Awareness Brand Recognition Familiar with Top of mind brand Knowledge Tahun sedikit Tahu banyak Tahu semua Liking Cukup suka Suka Sangat suka Preference Second brand alternative Together with other brand The only one (top of heard) Conviction Cukup yakin Yakin Sangat yakin Purchase Sekedar mencoba Pembeli teratur Pembelian teratur sekaligus mempromosikan Sumber :Simamora (2003) Tabel 2.2 Tingkatan-tingkatan Respon Negatif Tahap Respon Lebar =1 Lebar =2 Lebar =3 Awareness Samar-samar Lupa tapi Lupa sama sekali masih bisa diingat Knowledge Cukup bingung Bingung Sangat bingung Liking Preference Conviction Purchase Sumber :Simamora (2003) Cukup tidak suka Merek yang tidak dipilih Cukup tidak yakin Mengurangi pembelian Tidak suka Menghindari merek Tidak yakin Berhenti membeli kembali Sangat tidak suka Memusuhi merek Sangat tidak yakin Mengembalikan produk yang sudah dibeli Untuk mengukur kekuatan respon, harus memperhatikan dua dimensi, yaitu panjang dan lebar. Dengan mengalihkan kedua dimensi ini,diperbolehkan kekuatan respon. Jadi : Bri = i Lri Keterangan : Bri = kekuatan respon Pri = panjang respon X = menyatakan jumlah tahap yang dilakukan Lri = lebar respon Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 138

6. Pengertian Sensitivitas Menurut Simamora (2003) sensitivitas respon adalah Tingkat perubahan respon sebagai dampak perubahan stimuli. Tingkat perubahan dihitung dengan presentase. Jadi, sensitivitas respon adalah persentase perubahan stimuli. Secara matematis, kalimat ini dapat ditulis menjadi: Ѕr = Keterangan : Sr = Sensitivitas Respon ΔR= Perubahan Respon ΔS = Perubahan Stimuli Baik stimuli respon terkait dengan waktu, yaitu sebelum dan sesudah sebuah peristiwa. Jangka waktu sebelum dan sesudah peristiwa ini perlu di cermati. Kalau ingin mengetahui pengaruh suatu iklan format baru terhadap respon, tentu ada jangka aktu yang kita anggap layak untuk melakukan evaluasi. 7. Hierarchy of Effect Model hierarchy of Effect terdiri dari tahap-tahap respon. Tahap-tahap respon (Simamora, 2003) adalah kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), suka (liking), menjadikan produk menjadi pilihan (preference), yakin dengan produk (conviction), dan pembelian (purchase). Dari keterangan gambar, bahwa kebutuhan yang paling kuat pada saat tertentu merupakan daya dorong yang menggerakkan sensitivitas seseorang untuk berperilaku kearah tercapainya tujuan. Hierarchy-of-Effect terdiri dari 6 tahap yang terbagi dalam 3 area dan dapat mencakup semua pertanyaan yang mendukung penelitian serta dapat menggambarkan proses pengenalan merek sampai pada tahap pembelian secara lebih detail sesuai dengan maksud penelitian. Arah Respon Konsumen Merek Kesadaran akan merek Lifebuoy Pengetahuan terhadap merek Lifebuoy Kesukaan terhadap merek Lifebuoy Kecenderungan terhadap merek Lifebuoy Keyakinan terhadap merek Lifebuoy Pembelian terhadap merek Lifebuoy Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 139

Analisa hierarchy-of-effect model Perluasan Merek Gambar 1. Kerangka berpkir. Respon positive terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, dan sebaliknya respon negative akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Sedangkan sensitivitas respon merupakan tingkat kepekaan atau perubahan kesadaran konsumen terhadap kehadiran suatu produk (dalam hal ini merek baru) yang mempengaruhi perilakunya dalam memenuhi kebutuhannya sebagai dampak adanya perluasan merek sabun mandi cair Lifebuoy. METODE Sensitifitas Konsumen Penelitian ini Populasinya adalah seluruh individu yang menggunakan sabun mandi batangan dan sabun mandi cair merek Lifebuoy di Yogyakarta, dan sampel yang digunakan adalah sebagian individu menggunakan sabun mandi batangan dan sabun mandi cair merek Lifebuoy.sebanyak 100 orang.dalam penelitian ini, penulis menggunakan model Hierarchy of Effeck karena mencakup area pengetahuan, area perasaan dan area tindakan. Menurut (Simamora 2003). Setelah data terkumpul, maka data tersebut akan diuji arah respond an sensitivitasnya dengan rumus: a. Respon saat ini (Simamora, 2003) Rs = Pri : Dimana : Rs = Kekuatan respom Pri = Panjang respon tahap ke-i n = Menyatakan jumlah tahap yang dilalui Lri = lebar respon tahap ke-i Langkah selanjutnya menghitung analisis sensitifitas dengan rumus Simamora (2003) Sr = Dimana : Sr ΔR ΔS = Sensitivitas respon = Perubahan respon = Perubahan stimuli Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 140

b. Perubahan respon dan stimuli Perubahan respon, dapat ditulis dengan rumus berikut Simamora (2003) : Dimana : Ri = Respon setelah perubahan Ro = Respon sebelumnya Persentase respon dihitung dengan rumus: Sementara itu, perubahan stimuli dihitung dengan rumus berikut: Dimana : Si =Stimuli yang baru So = Stimuli sebelumnya Presentase perubahan dihitung dengan rumus : c. Sensitivitas Dengan demikian, sensitivitas respon dapat dirumuskan sebagai berikut Simamora (2003) : HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 reponden, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut : 1. Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 51 51,0% 2 Perempuan 49 49,0% Total 100 100% Berdasarkan Tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 51 responden atau 51,0% dan perempuan sebanyak 49 responden atau 49,0%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang sedang atau pernah menggunakan Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy di Yogyakarta lebih banyak dari jenis kelamin laki-laki, karena kaum laki-laki lebih senang menggunakan sabun mandi cair yang lebih praktis dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 141

2. Usia Berdasarkan usia, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia No Usia Jumlah Persentase 1 15 s/d 25 th 8 08,0% 2 26 s/d 35 th 38 38,0% 3 36 s/d 45 th 42 42,0% 4 > 45 th 12 12,0% Total 100 100,0% Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berumur lebih dari 26 s/d 35 dan 36 s/d 45 tahun masing-masing sebanyak 38 dan 42 responden atau 38,0% dan 42,0% dan sebagian kecil berumur 15 s/d 25 tahun sebanyak 8 responden atau 08,0%. 3. Tingkat Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : Berdasarkan Tabel 3.3 tersebut dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar bekerja sebagai Pegawai Swasta dan Pelajar/Mahasiswa masing-masing sebanyak 31 dan 50 responden atau 31,0% dan 50,0% dan sebagian kecil bekerja sebagai TNI / Polri sebanyak 3 responden atau 03,0%. Tabel 3.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PNS 7 07,0% 2 Pegawai Swasta 31 31,0% 3 Pelajar / Mahasiswa 50 50,0% 4 TNI / Polri 3 03,0% 5 Wiraswasta 9 09,0% Total 100 100,0% Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang sedang atau pernah menggunakan Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy di Yogyakarta mayoritas mempunyai pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa dan dalam bidang swasta. 4. Lama Menggunakan Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 142

Berdasarkan lama menggunakan, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan No Lama Menggunakan Jumlah Persentase 1 4 bln 5 05,0% 2 4 s/d 5 bln 45 45,0% 3 > 5 bln 50 50,0% Total 100 100,0% Berdasarkan Tabel 3.4 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar lama menggunakan > 5 bulan sebanyak 50 responden atau 50,0% dan sebagian kecil lama menggunakan 4 bulan sebanyak 5 responden atau 05,0%. a. Variabel Respon Konsumen Sabun Mandi Batangan Lifebuoy Berdasarkan Tabel 3.5 di atas dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, diketahui kebanyakan responden menilai Respon Konsumen Sabun Mandi Batangan Lifebuoy, Setuju (Mean 4,15). Tabel 3.5 Penilaian Responden terhadap Respon Konsumen Sabun Mandi Batangan Lifebuoy Variabel Mean Kategori Respon Konsumen Sabun Mandi Batangan Lifebuoy 4,15 Setuju Hal ini menunjukkan bahwa responden mengenal merek Lifebuoy sebagai merek sabun yang sudah cukup lama, memiliki pengetahuan yang cukup mengenal sabun Lifebuoy, menyukai merek Lifebuoy sebagai sabun mandi yang sudah lama ada, Sabun merek Lifebuoy sebagai sabun pilihan, akan memakai merek Lifebouy sebagi sabun, dan responden yakin terhadap merek Lifebuoy sebagai sabun. b. Variabel Respon Konsumen Sabun Mandi Cair Lifebuoy Tabel 3.6 Penilaian Responden terhadap Respon Konsumen Sabun Mandi Cair Lifebuoy Variabel Mean Kategori Respon Konsumen Sabun Mandi Cair Lifebuoy 3,96 Setuju Berdasarkan Tabel 3.6 di atas dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, diketahui kebanyakan responden menilai Respon Konsumen Sabun Mandi Cair Lifebuoy, Setuju (Mean 3,96). c. Variabel Atribut Sabun Mandi Batangan Lifebuoy Tabel 3.7 Penilaian Responden terhadap Atribut Sabun Mandi Batangan Lifebuoy Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 143

Variabel Mean Kategori Atribut Sabun Mandi Batangan Lifebuoy 4,07 Setuju Berdasarkan Tabel 3.7 di atas dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, diketahui kebanyakan responden menilai Atribut Sabun Mandi Batangan Lifebuoy, Setuju (Mean 4,07). d. Variabel Atribut Sabun Mandi Cair Lifebuoy Tabel 3.8 Penilaian Responden terhadap Atribut Sabun Mandi Cair Lifebuoy Variabel Mean Kategori Respon Konsumen Sabun Mandi Cair Lifebuoy 4,08 Setuju Berdasarkan Tabel 3.8 di atas dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, diketahui kebanyakan responden menilai Atribut Sabun Mandi Cair Lifebuoy, Setuju (Mean 4,08). Hal ini menunjukkan bahwa menurut responden Sabun Mandi Cair Lifebuoy memiliki merek yang terpecaya, memiliki merek yang sudah dikenal, adalah produk sabun keluarga yang merajai bidang kesehatan melalui melalui kebersihan, memiliki merek yang diproduksi oleh PT. Unilever, mengandung bahan anti kuman, perlindungan tahan lama dari kuman, mampu melindungi tubuh dari kuman penyebab bau badan, 0.18% THD + 0.02% Triclocarban mengandung bahan anti kuman, mempunyai harga terjangkau dengan kualitas tinggi. a. Analisis Sensitivitas Analisis dalam penelitian ini adalah analisis sensitivitas. Analisis ini digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui sesitivitas dan arah respon konsumen terhadap perluasan merek pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy di Yogyakarta. Berikut ini tabel langkahlangkah analisis sensitivitas berdasarkan perhitungan-perhitungan: Pada tahap brand awarenens menunjukkan skor 222. Skor ini merupakan hasil perkalian dari jawaban dengan masing-masing lebar mulai dari 0 sampai 4 yaitu (10*0)+(20*1)+(20*2)+(38*3)+(12*4). Dari hasil ini lebih banyak jawaban sangat setuju akan sabun merek Lifebuoy sebagai merek yang sudah lama ada. Item Tabel 3.9 Tabel kekuatan respon pada sabun batangan merek Lifebuoy (Ro) Pilihan jawaban Tahap dalam Panjang model respon 1 2 3 4 5 BRI Skor Lb=0 Lb=1 Lb=2 Lb=3 Lb=4 1 Brand 1 10 20 20 38 12 100 222 awarenes 2 knowledge 2 22 12 19 18 29 100 220 3 Liking 3 17 24 24 6 29 100 206 4 Preferensi 4 17 20 5 20 38 100 242 5 Conviction 5 35 8 14 20 23 100 188 6 purchase 6 30 19 4 29 18 100 186 Total 1264 Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 144

Pada tahap knowledge menunjukkan skor 220. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (22*0)+(12*1)+(19*2)+(18*3)+(29*4). Jawabn domonan dari responden adalah sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan pengetahuan yang cukup responden mengenai sabun merek Lifebuoy baik. Namun tidak semua merasa memiliki pengetahun yang cukup akan sabun Lifebuoy. Dengan demikian promo iklan di berbagai media dirasakan tidak memberikan penegtahuan yang cukup oleh responden. Pada tahap liking menunjukkan skor total adalah 206. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (17*0)+(24*1)+(24*2)+(6*3)+(29*4). Jawaban dominan dari respon ini adalah sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan respon menyukai merek sabun Lifebuoy. Namun ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju bahwa mereka menyukai sabun Lifebuoy. Ketidak sukaan ini dapat disebabkan karena banyak hal, misal bau,bentuk atau ukurannya. Pada tahap preference menunjukkan skor total 242. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (17*0)+(20*1)+(5*2)+(20*3)+(38*4). Pada tahap conviction menunjukkan skor total adalah 188. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (35*0)+(8*1)+(14*2)+(20*3)+(23*4). Jawaban dominan dari responden adalah sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan keyakinan responden akan sabun Lifebuoy adalah baik. Namaun ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju bahwa mereka memiliki keyakinan pada sabun Lifebuoy. Pada tahap purchase menunjukkan skor total adalah 186. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (30*0)+(19*1)+(4*2)+(29*3)+(18*4). Ada 26 responden menyatakan sangat tidak setuju pada pertanyaan apakah Bapak/ Ibu/ Sdr/i akan memakai merek Lifebouy sebagi sabun pada masa yang akan dating. Dari hasil ini menunjukkan pilihan responden akan sabun Lifebuoy adalah baik. Namun jika ditotal jawaba setuju dan sangat setuju masih menunjukkan jumlah yang dominan untuk memakai Lifebouy sebagai sabun pada masa yang akan datang. Selanjutnya untuk mengetahui perhitungan respon pada sabun cair merek Lifebuoy, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.10 Tabel kekuatan respon pada sabun cair merek Lifebuoy (R1) Tahap Pilihan jawaban item dalam Panjang 1 2 3 4 5 BRI skor respon respon Lb=0 Lb=1 Lb=2 Lb=3 Lb=4 1 Awareness 1 2 4 18 38 38 100 306 2 Knowledge 2 10 9 25 31 25 100 252 3 Liking 3 10 22 24 18 26 100 228 4 Prefensi 4 9 10 14 28 39 100 278 5 Conviction 5 3 3 30 39 25 100 280 6 purchase 6 9 7 10 36 38 100 287 Total respon 1631 Pada tahap awareness menunjukkan total skor adalah 306. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (2*0)+(4*1)+(18*2)+(38*3)+(38*4). Dari hasil ini menunjukkan semua responden menyatakan sangat setuju ketika dinyatakan mengetahui merek Lifebuoy sebagai cabun cair. Hal ini dipahami karena persyratan responden adalah pemakai sabun cair Lifebuoy dan pernah menggunakan sabun cair Lifebuoy. Pada tahap knowledge menunjukkan skor total adalah 252. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (10*0)+(4*1)+(25*2)+(31*3)+(25*4). Jawaban dominan dari responden ini adalah Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 145

sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan pengetahauan yang cukup responden mengenai sabun cair Lifebuoy baik. Pada tahap liking menunjukkan skor total 228. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (10*0)+(22*1)+(24*2)+(18*3)+(26*4). Jawaban dominan dari responden adalah sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan responden menyukai merek sabun cair Lifebuoy. Namun ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju bahwa mereka menyukai sabun Lifebuoy. Ketidak sukaan ini dapat disebabkan karena banyak hal, misal bau,bentuk atau ukurannya. Pada tahap preference menunjukkan total skor 278. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (9*0)+(10*1)+(14*2)+(28*3)+(39*4). Jawaban dominan dari responden adalah sangat setuju. Dari hasil ini menunjukkan pilihan responden akan sabun cair Lifebuoy adalah baik. Pada tahap conviction menunjukkan skor 280. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masingmasing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (3*0)+(3*1)+(30*2)+(39*3)+(25*4). Jawaban dominan dari hasil responden adalah sangat setuju. Pada tahap purchase menunjukkan skor total 287. Skor ini merupakan hasil perkalian dari masing-masing lebar dari mulai 0 sampai 4 yaitu (9*0)+(7*1)+(10*2)+(36*3)+(38*4). Dari hasil ini menunjukkan tahap purchase merupakan tahap yang mempunyai skor terbesar kedua setelah brand awareness. Besarnya skor ini menunjukkan keinginan responden untuk memakai merek Lifebuoy sebagai sabun mandi cair. Hasil perhitungan pada tabel di bawah menunjukkan perubahan kekuatan respon brand extension sari sabun batangan merek Lifebuoy ke sabun cair merek Lifebuoy adalah positif 367. Tanda positif menunjukkan bahwa skor jawaban pada sabun cair Lifebuoy lebih tinggi atau besar dibandingkan pada sabun batangan Lifebuoy. Tabel 3.11 Tabel perubahan kekuatan respon perluasan Merek sebelum dan sebelum perubahan (Ro) dan Sesudah perubahan (R1) Item Tahap dalam model Ro R1 % perubahan 1 Brand awareness 222 306 84 37,84 2 Knowledge 220 252 32 14,55 3 Liking 206 228 22 10,68 4 Preferensi 242 278 36 14,88 5 Conviction 188 280 92 48,94 6 Purchase 186 287 101 54,30 1264 1631 367 30,20 2. Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Brand Extension Sabun Cair Lifebuoy. Sensitivitas respon pada brand extension dari sabun batangan ke sabun cair Lifebuoy dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Ro = 1264 R1 = 1631 R = 1631 1264 = 367 So = 2373 S1 = 9771 S = 9771 2373 = 7398 Dimana : Ro = Respon sabun batangan Lifebuoy Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 146

R1 = Respon sabun cair Lifebuoy R =Perubahan respon brand extension dari sabun batngan ke sabun cair Lifebuoy So =Stimuli pada sabun btangan Lifebuoy S1 =Stimuli pada sabun cair Lifebuoy S =Perubahan stimuli brand extension dari sabun batangan dan sabun cair Lifebuoy. Sr = 367*7398/2373*1264 = 9,3 Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa sensitivitas respon konsumen dari sabun mandi cair Lifebuoy adalah 9,3 oleh karena sensitivitas ini lebih besar dari 1, dapat dikatakan sensitive (Simamora,2003). Hasil analisis analisis sensitivitas menunjukkan bahwa sesitivitas dan arah respon konsumen terhadap perluasan merek pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy di Yogyakarta adalah kuat. Pada tahap awarenees responden menyatakan sangat setuju ketika ditanyakan mengetahui merek sabun mandi cair Lifebuoy. Hal ini karena responden adalah pemakai sabun mandi cair Lifebuoy dan menggunakan sabun cair Lifebuoy. KESIMPULAN Sensitivitas respon = 9,3 Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa sesitivitas dan arah respon konsumen terhadap perluasan merek pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy di Yogyakarta adalah kuat (sensitif) dan arah responnya cenderung dari Sabun Mandi Batangan Merek Lifebouy ke Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy. Hal ini berarti keinginan konsumen untuk merespon dari penggunaan Sabun Mandi Batangan Merek Lifebouy ke Sabun Mandi Cair Merek Lifebouy, kuat. Brand extension pada suatu produk dapat meyebabkan dua kemungkinan yaitu menjadikan produk awal menjadi lebih direspon baik atau sebaliknya semakin direspon kurang baik jika produk baru dari hasil brand extension kurang memberi manfaat bagi konsumen sasarannya. Sabun mandi cair Lifebuoy sebagi salah satu brand extension yang dilakukan PT Unilever mampu memperkuat posisi Lifebuoy sebagi sabun health care yang sudah merajai bidang kesehatan memalui kebersihan selama 110 tahun lebih. Dan dari hasil penelitian ini responden telah menggunakan sabun cair Lifebuoy sebagai sabun cair pilihan. DAFTAR PUSTAKA Aaker,David,A, (1997), Manajemen Ekuitas Merek, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Utama. Assael, Henry, (1995), Consumer Behavior and Marketing Action Fifth Edition, Ohio: Sourth Western College Publishing. Engel, James, F, Roger, D, Blackwell dan Paul W, Miniard, (1994), Perilaku Konsumen, Edisi Keenam, Jilid I, Terjemahan, Jakarta: Bina Rupa Aksara. Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (Alih Bahasa : Hendro Teguh, SE, AK, Ronny A. Rusli, SE, AK), Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta. Rangkuti, Freddy, (2002), Metode Penelitian, Cetakan VII, Pustaka Pelajar Yogyakarta. Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 147

Simamora, (2003), Mmbongkar Kotak Hitam Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Singarimbun dan Sofian Efendy, (1989), Metode Penelitian Survey, Cetakan ke I Jilid I LP3ES. Jakarta. Swasta DH, Basu dan Handoko, T. Hani, (1997), Manajemen Pemasaran Analisa Penjualan Konsumen, Liberty, Yogyakarta. Wahjosumidjo, (1985), Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. www. Unilever. co. id. Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 70-170 148