KOREKSI METODE CONNECTED AMMI DALAM PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP ABSTRAK



dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI. PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP DENGAN METODE DATA TERHUBUNGKAN (CONNECTED DATA) dan EM.. AMMI

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk inferensi statistika. Metode bootstrap mengesampingkan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI

PENANGANAN KETIDAKHOMOGENAN RAGAM AKIBAT KEBERADAAN DATA EKSTRIM MELALUI PENDEKATAN EM-AMMI NADA TSURAYYA

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

Perancangan Percobaan

Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI)

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (3), Agustus 2015, pp ISSN:

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

dimana n HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Identifikasi Faktor Signifikan pada Rancangan Faktorial Fraksional dan

ANALISIS KONJOIN UNTUK MENILAI PEMBUKAAN PROGRAM STUDI STATISTIKA DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA. Abstrak

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI

Metode Procrustes Dalam untuk Pendugaan Heritabilitas dari Karakter Agronomik Beberapa Galur Kacang Hijau

Pendugaan Data Hilang Menggunakan Metode Connected EM-AMMI dalam Bahasa R

MODEL ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K NIKEN DYAH SEPTIASTUTI

K NEAREST NEIGHBOR DALAM IMPUTASI MISSING DATA. Susanti, Shantika Martha, Evy Sulistianingsih INTISARI

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan luas pertanaman dan hasil biji kedelai. Salah satu faktor pembatas bagi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

DATA DAN METODE. Data

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai rujukan ada dua penelitian. Rujukan penelitian pertama yaitu penelitian Lavoranti et al.

MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI 2. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression 19/04/2016

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

Forum Statistika dan Komputasi, April 2010 p : ISSN :

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum:

Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5

KLASIFIKASI GENOTIPE PADA DATA TIDAK LENGKAP DENGAN PENDEKATAN MODEL AMMI

METODE PENELITIAN Sumber Data

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k MELALUI METODE BISSELL. Kata Kunci : Faktorial Fraksional dua level, Metode Bissell

ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE u LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL I GEDE NYOMAN MINDRA JAYA

PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN RANCANGAN FAKTORIAL PECAHAN 2 k-1 MARTA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda

Analisis Perbandingan Berbagai Uji Pencilan Pada Analisis Regresi Admi Nazra Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE u LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL I GEDE NYOMAN MINDRA JAYA

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

ANALISIS KEUNGGULAN DAN STABILITAS GALUR MUTAN KACANG TANAH DENGAN METODE TAI DAN AMMI MOHAMAD DJ. PAKAYA

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

IDENTIFIKASI INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN PADA PADI HIBRIDA BERDASARKAN RESPON GABUNGAN SUCI TIARA

Peramalan (Forecasting)

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Algoritma Cepat Penduga GS

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

Simulasi Komputer Untuk Menentukan Kombinasi Perlakuan Dengan Disain Faktorial Setengah Replikasi

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap

Pembauran (Confounding) Pada Percobaan Faktorial Tiga Taraf

METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM UNTUK KOREKSI SEBARAN BERSYARAT PADA ANALISIS KORELASI

UANG BEREDARR DAN TINGKAT INFLASI FEB RINA HANDAYANI

HASIL DAN PEMBAHASAN . BP D-1

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

PENGUNAAN STEM AND LEAF DAN BOXPLOT UNTUK ANALISIS DATA. Moh Yamin Darsyah ABSTRAK

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

BAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n<<p DAN TERDAPAT KEKOLINEARAN-GANDA

KAJIAN TEORITIS HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU

Transkripsi:

KOREKSI METODE CONNECTED AMMI DALAM PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP I Made Sumertajaya 2 Ahmad Ansori Mattjik 3 I Gede Nyoman Mindra Jaya,2 Dosen Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor,3 Mahasiswa Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Percobaan multilokasi mempunyai peranan penting dalam perkembangbiakan tanaman dan penelitian agronomi. Kajian mengenai interaksi antara genotipe dan lingkungan diperlukan dalam penyeleksian genotipe yang akan dilepas. Metode statistika yang biasa digunakan untuk mengolah data hasil percobaan multilokasi salah satunya adalah AMMI (Additive Main effect and Multiplicative Interaction). Metode ini menggabungkan analisis ragam aditif bagi pengaruh utama perlakuan dengan analisis komponen utama pada pengaruh interaksinya.hambatan utama dalam menggunakan analisis AMMI adalah keseimbangan data. Sedangkan pada percobaan multilokasi kejadian data menjadi tidak seimbang peluangnya sangat besar. Agar setiap kombinasi genotipe dan lokasi memiliki jumlah ulangan yang sama, maka harus dilakukan pendugaan terhadap data yang tak lengkap. Pada kasus data tidak lengkap, diperlukan suatu metode pendugaan data untuk mempermudah analisis. Pada penelitian ini digunakan metode connected data dan algoritma EM-AMMI untuk menduga data yang tak lengkap dengan fungsi tujuannya adalah Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin besar keragaman dari data maka semakin besar pula nilai MAPE semakin besar selaras juga dengan semakin tingginya persentas ketidaklengkapan data. Metode EM-AMMI memberikan MAPE yang lebih baik jika nilai awal dalam proses iterasi ditetapkan denga menggunakan metode Connected. Sehingga metode Connected EM AMMI merupakan metode yang layak untuk dijadikan dasar pendugaan data tidak lengkap dalam analisis AMMI. Kata Kunci : AMMI, Connected AMMI, EM-AMMI. PENDAHULUAN Pada setiap rancangan percobaan sering dijumpai data tidak lengkap yang disebabkan oleh banyak faktor. Data tidak lengkap yang dimaksudkan dalam kajian ini bisa pengamatan tidak lengkap atau bisa juga perlakuan yang tidak lengkap. Faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan ketidaklengkapan data percobaan antara lain gangguan alam, atau bisa juga karena disengaja untuk efesiensi terutama percobaan-percobaan yang berskala besar. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-45

Pada kasus data yang tidak lengkap ada dua cara untuk menganalisis data yaitu dengan menganalisis data yang teramati saja atau melakukan pendugaan terhadap data tidak lengkap lalu dilanjutkan dengan analisis datanya. Khusus dalam analisis AMMI kelengkapan data merupakan hal yang sangat penting, jika data tidak lengkap tidak diduga maka harus ada baris dan kolom yang dikorbankan untuk menyeimbangkan data. Pengorbanan data yang telah dikumpulkan bukan merupakan strategi yang baik karena akan menghilangkan informasi dari beberapa perlakuan yang lain. Dalam analisis AMMI terdapat teknik pendugaan data tidak lengkap yaitu EM-AMMI, yang merupakan metode pendugaan data tidak lengkap secara iteratif yaitu menduga data tidak lengkap, mengepaskan model dan menduga kembali data tidak lengkap berdasarkan model yang diperoleh. Proses ini berhenti sampai kriteria konvergensi terpenuhi (Gauch, 992). Untuk mendapatkan proses konvergensi lebih cepat maka diperlukan metode penentuan nilai awal yang lebih baik. Dalam kajian ini, nilai awal untuk data tidak lengkap akan dilakukan dengan metode connected data. Dalam metode connected data, data tidak lengkap diduga berdasarkan data yang teramati saja dengan menghubungkan perubahan kondisi disekitar data tidak lengkap. Dengan kombinasi metode connected data dengan algoritma EM-AMMI diharapkan pendugaan data tidak lengkap menjadi lebih teliti dan konvergensinya lebih cepat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Data Terhubungkan (Connected Data) Menurut Weeks and Williams dalam Searle (987), data pada tabel klasifikasi dua arah dikatakan terhubungkan secara geometri (g-connected) bila data pada sel-selnya dapat dihubungkan oleh garis lurus (garis horisontal maupun vertikal), yang mengikuti arah dari sel-sel terisi. 2 3 4 5 2 3 4 Gambar Struktur Data yang Bersifat G-connected Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-4

Gambar, menunjukkan struktur data yang terhubungkan secara geometri dimana setiap data yang ada dalam tabel dua arah tersebut dapat dihubungkan dengan suatu garis lurus yang tidak terputus. Sedangkan pada Gambar2, terlihat bahwa data-data yang ada terpisah menjadi dua kelompok data, dimana kedua kelompok data tersebut tidak dapat dihubungkan dengan suatu garis sehingga struktur data pada Gambar2 termasuk salah satu contoh struktur data yang bukan g-connected. 2 3 4 5 2 3 4 Gambar 2. Struktur Data yang Bersifat bukan G-connected Data yang tidak terhubungkan secara geometri biasanya memiliki beberapa kelompok data yang terhubungkan secara geometri (kasus Gambar2, terdiri dari dua kelompok g- connected), pendekatan analisis dapat dilakukan secara tepisah untuk masing-masing kelompok. Untuk data g-connected berimplikasi bahwa seluruh dari kontras baris (μi) maupun kolom (τj) dapat diduga, hal ini berarti dalam tabel dua arah tanpa interaksi seluruh perbedaan μi - μi, untuk i i, dan τj-τj, untuk j j dapat diduga (estimable). Akibatnya seluruh rata-rata sel dapat diduga, baik untuk sel-sel yang terisi maupun selsel yang kosong. Untuk sel-sel terisi, pendugaan tidak menjadi masalah. Tetapi misal sel (i,j) kosong maka untuk data g-connected, ada beberapa sel (i,j ) dalam baris yang sama dan atau beberapa sel (i,j) dalam kolom yang sama yang terisi. Maka, μ ij = μ i + τ j = μ i + τ j - τ j + τ j = μ ij + (τ j - τ j ) karena kedua suku dapat diduga maka μij dapat diduga. EM-AMMI (Expectation - Maximization AMMI) Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-47

EM-AMMI ini merupakan perluasan metode AMMI dengan proses pendugaan (untuk data tidak lengkap) secara iteratif. Dalam penggunaan algoritma EM-AMMI ada beberapa hal yang membuat pendugaan ini tidak bisa dilakukan yaitu jika semua pengamatan hilang, pengamatan untuk satu genotipe atau satu lingkungan atau satu kelompok semua hilang, dan jika jumlah data tidak lengkap melebihi derajat bebas galat. Ada dua tahap dasar dalam algoritma EM-AMMI yaitu :. Tahap E (Expectation) yaitu tahapan menduga data yang hilang. 2. Tahap M (Maximization) yaitu tahapan pembentukan model dari data yang ada. Pada dasarnya metode ini bertujuan menduga model dengan data yang ada dengan mengabaikan data tidak lengkap. Lalu secara iteratif menduga data yang hilang kemudian dipaskan (dicari modelnya) hingga dicapai keadaan yang konvergen yaitu keadaan di mana perubahan nilai dugaan antar iterasi relatif kecil yaitu < 0.0000(Gauch, 992). Jika pada analisis AMMI biasa skor KUI selalu tetap, misalnya skor KUI model AMMI sama dengan skor KUI pada model AMMI yang lebih tinggi, maka pada algoritma EM-AMMI skor KUI ini berubah pada tiap-tiap iterasi. Hal ini disebabkan nilai dugaan mempengaruhi nilai parameter aditif maupun multiplikatifnya. Banyaknya iterasi untuk mencapai keadaan konvergen itu dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu besar ukuran matriks dan persentase data tidak lengkap yang ada. Semakin besar ukuran matriks maka akan semakin lama pula iterasi yang diperlukan dan semakin besar persentase data tidak lengkap maka akan semakin besar pula jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai kekonvergenan. 3. RANCANGAN SIMULASI DATA TIDAK LENGKAP Untuk simulasi pendugaan data tidak lengkap dilakukan secara bertahap mulai dari penghilangan data lengkap lalu pemberian nilai awal dengan melihat pengaruh utamanya lalu menggunakan algoritma EM-AMMI untuk menghasilkan penduga bagi tiap-tiap data yang hilang. Data lengkap yang dihilangkan adalah data daya hasil jagung yang merupakan hasil percobaan multilokasi Jagung Hibrida yang dilakukan dari tanggal 23 Juli 200 sampai 0 April 2007 yaitu pada musim hujan dan kemarau. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-48

Percobaan ini menggunakan 7 genotipe Jagung Hibrida Harapan dan 5 genotipe Jagung Hibrida Komersial. yang ditanam pada 8 lokasi tersebar di Propinsi. Secara ringkas algoritma simulasi pendugaan data tidak lengkap adalah sebagai berikut:. Penghilangan data secara acak tetapi tetap mempertahankan pola connected. 2. Pemberian nilai dugaan awal bagi data tidak lengkap menggunakan metode connected data. Pada tahap ini pengaruh genotif dan lokasi diasumsikan aditif, sehingga dugaan awal bagi data yang tidak lengkap dapat dilakukan sebagai berikut: (misalnya data tidak lengkap pada posisi genotif ke-2 dan lokasi ke-, μ 2 ) Tabel. Struktur data pengamatan dengan perlakuan tidak lengkap L L 2. L b Pengaruh genotif G μ μ 2 μ b α G 2 Data tidak lengkap μ 22 μ 2b α 2 G a μ a μ a2 μ ab α a Pengaruh β β 2 β b μ lokasi Keterangan: μ ij rata-rata genotif ke-i dan lokasi ke-j; α i pengaruh genotif ke-i; β j pengaruh lokasi ke-j; dan μ rataan umum. Penduga bagi sel genotif ke-2 dan lokasi ke- adalah: ˆ μ ˆ μ 2 2 = μ = Y. + ( α α ) + ( Y 2 2.. Y.. ) ˆ μ atau ˆ μ 2 2 = μ = Y 22 22. + ( β β ) + ( Y Penduga bagi masing-masing parameter dihitung berdasarkan data yang diamati saja, sebagai berikut:.. Y Yijk k = Penduga bagi rata-rata genotif ke-i dan lokasi ke-j: ˆ μ ij = = Yij., n Penduga bagi pengaruh genotif ke-i: ˆ α i = Y i... Y..., Penduga bagi pengaruh lokasi ke-j: ˆ β =.. Y... 3. Pembangunan model AMMI, berdasarkan data yang sudah lengkap dengan tahapan sebagai berikut: Penyusunan matriks dugaan pengaruh interaksi j Y j n 2.2. ij ) Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-49

Penguraian nilai singular matriks interaksi menjadi Komponen-komponen Utama Interaksi (KUI). Penentuan banyaknya KUI dengan Metode Posdictive Success. Pembentukan model AMMI. 4. Memperbaiki nilai dugaan data tidak lengkap berdasarkan model AMMI terbaru. 5. Pemeriksaan tingkat perubahan relatif nilai dugaan data tidak lengkap : Jika tingkat perubahan < 0-3 maka nilai dugaan baru tersebut merupakan nilai dugaan akhir. Jika tingkat perubahan > 0-3 maka ganti nilai dugaan dengan nilai dugaan baru dan ulangi langkah ke-3 sampai ke-5.. Ketelitian nilai dugaan data tidak lengkap diukur dengan menggunakan Mean Absolute Percentage Error (MAPE), sebagai berikut: MAPE = n i= Y F i Y i i x00 % Besaran nilai MAPE lebih besar dari 0%, semakin kecil nilai MAPE mengindikasikan nilai dugaan semakin teliti. Banyaknya data tidak lengkap yang disimulasikan yaitu 5%, 0%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Setiap gugus data yang dihilangkan akan dicoba 0 pola connected. Penghilangan data dilakukan dengan tetap mempertahankan syarat dari connected data. 4. HASIL SIMULASI DATA TIDAK LENGKAP Pendugaan Data tidak lengkap Dengan Metode Connected Pendugaan data tidak lengkap melalui metode connected secara teknis tidak terlalu sulit untuk dikerjakan. Data yang teramati dipersyaratkan terhubungkan dalam rangkaian garis linier yang tak terputus dimaksudkan agar seluruh data yang hilang dapat dijelaskan dari kondisi data sekitarnya. Sebagai ilustrasi data pengamatan yang mengandung data tidak lengkap seperti terlihat pada Tabel 2. Model linier aditif diasumsikan sebagai berikut: yij = μ + α + β + ε Dimana μ rataan umum, α i pengaruh genotif ke-i, β j pengaruh lokasi ke-j, ε ij pengaruh acak genotif ke-i dan lokasi ke-j. i j ij Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-50

Langkah pertama adalah menduga pengaruh genotif dan lokasi berdasarkan data yang teramati dengan metode kuadrat terkecil (least square) dengan restriksi jumlah pengaruh genotif dan lokasi sama dengan nol, sebagai berikut: Pengaruh genotype ke-i: α j α = 8.887 9.82 = -0.295 α = 9.02 9.82 = -0. 2 = y. j y dan seterusnya Pengaruh lokasi ke-i: β = i dan seterusnya.. β =.92 9.82 = -2.27 β =.28 9.82 = 2.03 2 y i. y.. Tabel 2. Data Rata-Rata Daya Hasil yang Dihilangkan Sebanyak 5% yang Mengikuti Pola Terhubungkan (connected). LOKASI GENOTYPE A B C D E F G H I J K L Rataan Lokasi Pengaruh Lokasi L2 7.590.333.03.490 7.240 7.440.97.370 7.580.77 7.03 7.37.92-2.27 L3 0.94 0.5.83 3.00 3.3. 0.527 0.897.4 0.250. 0.459.28 2.03 L4 7.352 8.98 8.737 8.03 7.90 7.895.808 7.8 9.42 8.39 7.55 8.387 8.035 -.47 L5 9.7 9.47 9.37. 9.50 9.785 8.2 9.234 9.99 8.77 9.80 8.528 9.22 0.030 L 8.0 9.584 7.8 8.274 8.45 8.30 7.332. 8.98 9.53 7.758 8.854 8.405-0.777 L7 7.59 9.05 7.549 9.73 8.728 7.47 8.93 7.943 8.584.388 8.89 8.2 8.248-0.934 L8 7.783 7.790 8.854 0.42 9.355 9.038 9.554 8.800 9.87 8.303 9.08 8.788 8.95-0.27 L9 9.4 0.23 0.70..40.40 2.04 2.3 0.207 0.45 0.44 9.90 0.84.3 L0 9.75 8.533 8.948 0.499 9.704 0.357 0.4 9.845 9.780 8.025 9.887 9.39 9.503 0.32 L 0.245 9.438 0.284..087 0.940 9.0.048 0.5. 9.93 0.932 0.42.239 L3 7.504 7.70 8.07 9.328 7.5..99 7.230.980. 8.743.920 7.7 -.47 L4.77.357 2.472 2.957.70.70.958 2.53.9 0.994 0.570.42.775 2.593 L5 0.75 9.44 9.354 0.084 0.935 0.748 0.299 0.97 0. 0.758 0.473 0.58 0.38.3 L 7.92 7.832 7.955 9.00 7.379 8.2.95 7.79 7.43.77 7.58. 7.98 -.485 L7 3.22 2.523 4.4 5.055 3.07 3.339 3.02 2.82 2..853 2.74 3.09 3.25 3.943 L8 4.374 5.45 4.3 5.079 4.84 5.23 4.49 5.8 4.82 4.84 4.423 5.27 4.859-4.324 Rataan Genoty pe Pengaruh Genoty pe 8.887 9.02 9.83 9.83 9.50 9.43 8.98 9.28 9.3 8.92 8.995 9.7 9.82-0.295-0. 0.00 0.3 0.327 0.23-0.9 0.099 0.29-0.490-0.87-0.00 Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-5

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 kolom paling kanan untuk pengaruh genotif dan baris paling bawah untuk pengaruh lokasi. Selanjutnya pendugaan data tidak lengkap dapat dilakukan sebagai berikut: μ = μ + ( β β ) ij atau ij ij' i' j j' μ = μ + ( α α ) i' i j Dengan demikian penduga data tidak lengkap pada Tabel 2 di atas dapat diduga sebagai berikut: Genotif F di lokasi L3. y ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 3, = μ3, = μ 2, + ( α 3 α 2 ) = 8.03 + (0.030 (-.47)) = 9.280 Hasil pendugaan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Sebenarnya, Nilai Dugaan dengan Metode Connected dan Persentase Penyimpangan Relatif Antara Nilai Sebenarnya Dengan Dugaan Lokasi Genotype Data Asli Data Connected Persentase Simpangan Mutlak L3 F.984.74.984 L3 K 0.380.370 9.532 L5 D 0.708 9.280 3.342 L H 7.33 8.427 4.88 L9 D.533 2.324.8 L D 2.20.4.430 L J 0.7 8.943.549 L3 F 8.30 8.230 0.92 L3 J.594.233 5.478 L L 7.03 7.537.23 MAPE 8.20993 Besarnya nilai persentase simpangan mutlak (APE) bervariasi dari satu data ke data tidak lengkap yang lain. Hal ini mengindikasikan jika pengamatan yang hilang memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan nilai pengamatan disekitarnya maka nilai APE-nya akan cenderung besar sedangkan jika pengamatan yang hilang memiliki karakteristik yang mirip dengan nilai pengamatan disekitarnya maka nilai APE-nya akan cenderung kecil. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-52

Rata-rata persentase simpangan mutlak (MAPE) untuk kelima buah data yang hilang adalah sebesar 8.2%. Dari nilai MAPE yang diperoleh dapat disimpulkan metode connected cukup baik menduga data yang hilang untuk pola yang pertama. Dari 50 pola data yang dihilangkan untuk 5%, 0%, 20%, 30%, 40% dan 50% data yang hilang diperoleh nilai MAPE seperti pada Tabel 4. Besarnya nilai MAPE terlihat cenderung membesar jika jumlah data yang dihilangkan semakin besar. Hal ini berarti jika semakin banyak data yang hilang maka akan menyebabkan tingkat ketelitian pendugaan akan menurun. Tabel 4. Nilai MAPE untuk Pendugaan Data tidak lengkap Dengan Metode Connected % Data Tidak Lengkap CONNECTED 5 8.0427 0 8.7 20 8.2429 30 8.2584 40 8.38 50 8.330 Pendugasan Data tidak lengkap dengan Metode EM-AMMI Pendugaan data tidak lengkap dengan metode EM-AMMI membutuhkan nilai awal untuk data yang hilang. Dalam kajian ini nilai dugaan awal untuk EM-AMMI ditentukan sesuai dengan besaran dari dugaan metode connected. Hal ini dilakukan sekaligus untuk mengevaluasi apakah dugaan berdasarkan metode connected optimum berdasarkan metode EM-AMMI. Sebagai ilustrasi pendugaan data tidak lengkap seperti pada Tabel 5, selanjutnya akan diduga dengan metode EM-AMMI. (i). Berikan nilai dugaan awal yˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 2 =.747, y2 =.370, y44 = 9,280, y58 = 8,427, y84 = 2,324, y04 =,4 yˆ = 8,943, yˆ = 8,230, yˆ =,233, yˆ = 7,537 00 (ii). Bangun model AMMI 0 Model linier AMMI yang digunakan adalah model AMMI tanpa ulangan sebagai berikut: yij = μ + α + β + i j 5 k = λ φ θ k Dimana penduga masing-masing parameternya adalah sebagai berikut: ki kj 42 Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-53

Proses pendugaan ini konvergen pada iterasi ke-25, hasil pendugaan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Nilai Sebenarnya, Nilai Dugaan Dengan Metode EM-AMMI dan Persentase Penyimpangan Relatif Antara nilai Sebenarnya Dengan Dugaan Lokasi Genotype Data Asli Data Connected- EM AMMI Persentase Simpangan Mutlak L3 F.984.49 2.799 L3 K 0.380.352 9.3 L5 D 0.708 9.908 7.47 L H 7.33 8.044 9.52 L9 D.533 2.209 5.84 L D 2.20.483 5.889 Lokasi Genotype Data Asli Data Connected- EM AMMI Persentase Simpangan Mutlak L D 2.20.483 5.889 L J 0.7 9.40.725 L3 F 8.30 7.893 4.978 L3 J.594.294 4.545 L L 7.03 7.5 5.84 MAPE.80 Rata-rata persentase simpangan mutlak (MAPE) untuk kelima buah data yang hilang adalah sebesar.80%. Dari nilai MAPE yang diperoleh dapat disimpulkan untuk pola pertama, metode EM-AMMI cukup baik menduga data yang hilang untuk pola yang pertama bahkan hasilnya terlihat lebih teliti dibandingkan dengan metode connected. Dari 50 pola data yang dihilangkan untuk 5%, 0%, 20%, 30%, 40% dan 50% data yang hilang diperoleh nilai MAPE seperti pada Tabel Besarnya nilai MAPE dengan metode EM-AMMI juga terlihat cenderung membesar jika jumlah data yang dihilangkan semakin besar. Namun demikian sampai dengan 50% data tidak lengkap nilai MAPE masih dibawah 0% dan diperkirakan setelah data tidak lengkap melebihi 50% nilai MAPE akan lebih besar dari 0% Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-54

Tabel. Nilai MAPE untuk Pendugaan Data tidak lengkap Dengan Metode Connected-EM AMMI % Data Tidak Lengkap CONNECTED EM- AMMI 5 7.559 0 7.5395 20 7.440 30 7.4323 40 7.707 50 7.730 Selain menggunakan data asli, juga disimulasikan pendugaan data tidak lengkap dengan menggunakan data bangkitan. Analisa lebih lengkap mengenai data tidak lengkap disajikan di bawah ini : Untuk simulasi data tidak lengkap dilakukan dengan menggunakan data bangkitan dan data asli yang beberapa persen datanya disimulasikan hilang. Di bawah ini merupakan hasil perbandingan pendugana data tidak lengkap menggunakan data hasil simulasi untuk ε~(0,), ε~(0,5), ε~(0,0), ε~(0,20), dan ε~(0,30). Tabel 7. Perbandingan Pendugaan Data tidak lengkap dari Data Bangkitan % Data Tidak Lengkap 5% 0% 20% MAPE Sigma 2 ( 2 ) CONNECTED CONNECTED EM- AMMI.28.3 5.3292.33 0.4725.44 20.5009.474 30.5308.498.555.528 5 3.2992 2.7587 0 3.4378 2.832 20 3.55 3.3 30 3.5848 3.3 3.209 3.53 5 3.55 3.88 0 5.7 5.98 Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-55

30% 40% 50% 20.9.4577 30.785.4253.7905.5387 5.843.974 0.8823.993 20 2.9824 2.782 30 3.385 2.92 3.7749 3.332 5 4.059 3.498 0 4.332 3.9338 20 4.253 4.387 30 20.73 20.4327 2.849 2.03 5 22.8944 22.557 0 23.09 22.2 20 23.05 22.7325 30 23.2 23.2874 Gambar 3 Perbandingan Metode Pendugaan Data tidak lengkap Untuk Data Bangkitan Gambar 3. meperlihakan bahwa semakin besar keragamana dari data maka ada kecenderungan kelima metode pendugaan meberikan nilai MAPE yang semakin besar. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-5

Gambar di atas juga memberikan informasi bahwa dari kedua metode pendugaan data tidak lengkap. Metode Connected EM-AMMI memberikan pendugaan yang relatif paling akurat jika dibandingkan hanya dengan menggunakan metode Connected. \ Tabel 4.8. Perbandingan Pendugaan Data tidak lengkap dari Data Daya Hasil Jagung. % Data Tidak Lengkap RATA- RATA GENOTYPE RATA- RATA UMUM EM- AMMI MAPE CONNECTED CONNECTED EM- AMMI 5% 9.224 8.877.242 8.0427 7.559 0% 20.70 9.7802 7.545 8.7 7.5395 20% 2.925 2.0552 7.84 8.2429 7.440 30% 22.383 2.3948 7.8404 8.2584 7.4323 40% 22.7779 2.734 8.00 8.38 7.707 50% 23.33 22.09 7.8909 8.330 7.730 25.0 20.0 5.0 MAPE (%) 0.0 5.0 0.0 0 5 0 5 20 25 30 35 40 45 50 55 Persentase Data Tidak Lengkap Raan Genotype Rataan Umum Rataan Umum EM-AMMI CONNECTED CONNECTED-EM AMMI Gambar 4. Perbandingan Metode Pendugaan Data Tidak Lengkap Menggunakan Simulasi Data Daya Hasil Jagung Dari Gambar 4. di atas terlihat bahwa metode Connected dan Connected-EM AMMI memberikan nilai MAPE paling rendah dan metode Connected-EM AMMI lebih baik dibandingkan metode Connected saja. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-57

5. KESIMPULAN Dari hasil yang diperoleh pada sub bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:. Pendugaan data tidak lengkap untuk ragam populasi yang semakin besar memberikan nilai MAPE yang semakin besar pula. Ini mengindikasikan bahwa semakin besar keragaman populasi metode pendugaan setiap metode penduganan memberikan hasil yang kurang efisien. 2. Metode pendugaan data tidak lengkap yang paling efisien baik data hasil bangkitan ataupun data asli adalah metode Connected EM-AMMI. Metode Connected dapat memperbaiki efisiensi metode EM-AMMI dengan penetapan nilai awal yang lebih baik. 3. Semakin banyak jumlah data yang tidak lengkap mengakibatkan tingkat akurasi pendugaan semakin menurun. Banyaknya data yang tidak lengkap, yang masih dapat diduga dengan akurasi pendugaan cukup tinggi baik dengan menggunakan metode connected data maupun Connected EM-AMMI adalah maksimal 50%.. UCAPAN TERIMAKASIH Kami Ucapan Terimakaasih Kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Tulisan ini bagian dari Hibah Penelitian Tim Pascasarjana yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor : 2/3./PL/2008 Tanggal : 02 April 2008. 7. DAFTAR PUSTAKA Crossa, J. 990. Statistical Analysis of Multilocation Trials. Advances In Agronomy. 44: 55-85. Johnson, R. A. and D.W. Winchern. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis. 5 th ed. London: Prentice Hall International, Inc. Mattjik, A.A. 2000. Pendugaan Data tidak lengkap dengan Algoritma EM-AMMI pada Percobaan Lokasi Ganda. Forum Statistika dan Komputasi, Vol. 5 No.. Mattjik, A.A., dan I.M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-58

Makridakis, S., S.C. Wheelwright, V.E. McGee. 983. Forecasting: Methods and Applications. 2 nd ed. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Montgomery, D.C. 99. Design and Analysis of Experiments. 3 rd ed. New York: John Wiley & Sons, Inc. Searle, S.R. 987. Linear Models for Unbalance Data. New York: John Wiley & Sons, Inc. 8. LAMPIRAN Rataan Data Asli Daya Hasil Jagung LOKA SI A B C D E F G H I J K L L2 7.59.33.0.49 7.24 7.44.92.37 7.58.8 7.0 7.4 L3 0. 9 0..8 3. 0 3. 3.9 8 0.5 3 0.9 0. 5 0.2 5 0.3 8 0.4 L4 7.35 8.97 8.74 8.0 7.9 7.89.8 7.7 9.4 8.39 7.57 8.39 0.7 L5 9.7 9.47 9.4 9.5 9.78 8.22 9.23 9.20 8.8 9.8 8.53 L 8.0 9.58 7.7 8.27 8.4 8.30 7.33 7.34 8.70 9.5 7.7 8.85 L7 7.59 9.0 7.55 9.7 8.73 7.47 8.93 7.94 8.58.39 8.89 8.3 0.4 L8 7.78 7.79 8.85 3 9.3 9.04 9.55 8.80 9.9 8.30 9. 8.79 L9 9. 0. 2 0.7.5 3.4.4 0 2.0 4 2. 0.2 0.4 0.4 9.9 0.5 0.3 0. L0 9.8 8.53 8.95 0 9.70 5 9.84 9.78 8.02 9.89 9.4 L 0.2 5 9.44 0.2 8 2.2 0.0 9 0.9 4 9..0 5 0. 7 0.7 2 9.9 0.9 3 L3 7.50 7.7 8.08 9.33 7.5 8.3.92 7.23.98.59 8.74.92 L4. 8.3 2.4 7 2.9.7 0.7.9 2.5 3.9 2 0.9 9 0.5 7.4 0.7 0.0 0.9 0.7 0.3 0.2 0. 0.7 0.4 0. L5 9.44 9.35 8 4 5 0 0 7 L 7.93 7.83 7.9 9.0 7.38 8.3.9 7.80 7.44.72 7.59 7.0 L7 3.2 3 2.5 2 4. 5 5.0 5 3.0 7 3.3 4 3.0 2.8 3 2. 7.8 5 2. 7 3.0 7 L8 4.37 5.4 4.3 5.08 4.84 5.24 4.50 5.7 4.8 4.8 4.42 5.28 Program Metode Connected EM-AMMI option nodate ps=20 ls=20; Data EMAMMI; Do i=3 To 80 By ; Output; End; PROC SURVEYSELECT DATA=EMAMMI METHOD=SRS n=0 Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-59

run; rep=0 OUT=SAMPLEREP; data tidak lengkap; set samplerep; nk=2; bagi=(i/nk); sisa=mod(i,nk); baris=int(bagi)+; if sisa=0 then do; kolom=nk; baris=baris-; end; else kolom=sisa; drop sisa bagi; run; PROC IML; load _all_; use hilang; read all; b=(baris); k=(kolom); bk=(b k); n=0; ul=0; no=(:n)`; ulangan=(:ul)`; asli=repeat(0,n,); con=repeat(0,n,); mapec=repeat(0,ul,); mapem=repeat(0,ul,); em=repeat(0,n,); MEG={Matrik Data}; /*connected AMMI*/ sumasli=repeat(0,n,); sumcon=repeat(0,n,); sumem=repeat(0,n,); do i= to ul; program lengkap hubungi Penulis /*EM-AMMI*/ meg2=meg; em0=con; DO UNTIL (Y<0.000); RG=MEG2[:,]; RE=MEG2[,:]; R=MEG2[:]; Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008-0

MRG=REPEAT(RG,,); MRE=REPEAT(RE,,2); MR=REPEAT(R,,2); MPEG=MEG2-MRE-MRG+MR; CALL SVD(U,Q,V,MPEG); F=Q##2; sumf=f[+,]; G=(F/SUMF)*00; s=0; do p= to 2; s=s+g[p,]; A=p; if s>80 then p=3; PRINT no rataasli ratacon rataem; print ulangan mapec mapem; print 'Rata-rata MAPE'; print rmapec rmapem; QUIT; program lengkap hubungi Penulis Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 -