PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK



dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain:

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Surabaya, Maret 2014

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

Kerangka Acuan Kerja

B u k u 8 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir. M.Sc NIP

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

K AT A P E N G AN T AR

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

JADWAL PELATIHAN FM BARU GELOMBANG III - PAMSIMAS II JULI 2014 DI DENPASAR - BALI

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PAMSIMAS PEDOMAN PELAKSANAAN DI TINGKAT MASYARAKAT. Desember 2006

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2016

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH)

KATA PENGANTAR ( Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir. M.Sc Nip

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TOT/TM UNTUK PELATIHAN FASILITATOR KEBERLANJUTAN (FK) DAN FASILITATOR MASYARAKAT (FM) REGULER PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

I. LATAR BELAKANG. Petunjuk Pencetakan & Penggunaan Poster & Spanduk PAMSIMAS III

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

B u k u 10 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

KERANGKA ACUAN KERJA PELA TIHAN PENGISIAN APLIKASI SIM DATA SPAMS PERDESAAN (Jakarta, Maret 2015)

B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Kerangka Acuan Kerja FasiIitator Keberlanjutan dan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PELAKSANAAN MIS DAY (Hari SIM) PAMSIMAS

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR (

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014

Daftar Undangan Pelatihan Penyegaran Fasilitator Masyarakat (FM) Reguler Lama Program Pamsimas II TA 2014 Provinsi Sumatera Selatan

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

PANDUAN PENGISIAN DATA DASAR KONDISI SPAMS PERDESAAN. Bagi ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Gerakan STBM di Kabupaten Ende

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

Nomor :..., Perihal: Pernyataan M inat untuk M engikuti Program Pamsimas III TA

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

Transkripsi:

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK PROGRAM PAMSIMAS II 2014

DAFTAR ISI A. Pendahuluan... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Prinsip Uji Petik... 1 D. Pelaku Uji Petik... 2 E. Siklus Kegiatan Uji Petik... 2 F. Sample Uji Petik... 3 G. Pelaksanaan Uji Petik... 8 H. Langkah-langkah Pelaksanaan Uji Petik... 10 I. Responden... 10 J. Metode... 11 K. Laporan Hasil Uji Petik... 13 LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 : Contoh Hasil Capaian/Nilai (%) Uji Petik berbasis Aplikasi SIM : Contoh Hasil temuan dan rekomendasi Uji Petik berbasis Aplikasi SIM : Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Petik ROMS tingkat kab/kota : Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Petik ROMS tingkat Provinsi : Contoh Tabel Rekapitulasi ROMS tingkat Provinsi terhadap Hasil Uji Petik ROMS tingkat Kab/Kota : Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Petik CMAC : Contoh Tabel Rekapitulasi CMAC terhadap Hasil Uji Petik ROMS tingkat Provinsi : Form Uji Petik Sosialisasi tingkat Desa/Kelurahan dan verifikasi Lampiran 9 : Form Uji Petik Pemilihan/seleksi dan verifikasi Desa/Kelurahan Lampiran 10 : Form Uji Petik Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Lampiran 11 : Form Uji Petik Kegiatan Pemicuan (CLTS) Lampiran 12 : Form Uji Petik Pembentukan KKM Lampiran 13 : Form Uji Petik Penyusunan PJM Proaksi-RKM dan BPSPAMS Lampiran 14 : Form Uji Petik Kualitas perencanaan RKM Lampiran 15 : Form Uji Petik Pengadaan Barang/Jasa di tingkat masyarakat Lampiran 16 : Form Uji Petik Infrastruktur sarana air minum dan sanitasi Lampiran 17 : Form Uji Petik Hasil Pemicuan dan Promkes Lampiran 18 : Form Uji Petik Penyelesaian Infrastruktur dan O & P Lampiran 19 : Form Uji Petik Proses Keberlanjutan P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 0

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) UJI PETIK SIKLUS KEGIATAN PAMSIMAS A. Pendahuluan Dalam rangka pengendalian mutu kegiatan program Pamsimas, maka perlu dilakukan pengecekan secara langsung oleh pelaku program di setiap tingkatan. Pengecekan ini dilakukan untuk melihat proses kegiatan di setiap tahapan yang telah dan akan berlangsung di lapangan. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin untuk pemantauan dan evaluasi program Pamsimas. Kegiatan ini selanjutnya disebut sebagai Uji Petik. Kegiatan Uji Petik ini untuk mengukur capaian substansi dan pemenuhan prasyarat kegiatan yang telah ditetapkan dengan sample yang dipilih secara random. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pelaksanaan uji petik adalah: 1. Mendapatkan informasi dari pelaku langsung dan masyarakat (responden) tentang mekanisme pelaksanaan siklus kegiatan dan hasil yang dicapai. 2. Hasil uji petik digunakan sebagai referensi untuk menyusun strategi perbaikan dalam melakukan fasilitasi tindak lanjut/perbaikan kegiatan di masa mendatang. 3. Hasil uji petik digunakan sebagai referensi replikasi tentang pengalaman baik (best practice) dalam fasilitasi pelaksanaan setiap siklus kegiatan di masyarakat. C. Prinsip Uji Petik Uji petik sebagai kegiatan dalam melakukan cross check terhadap proses fasilitasi siklus proses kegiatan Pamsimas di tingkat masyarakat dan ditujukan mendapatkan informasi pembanding antara data yang ada dalam SIM dengan realitas di lapangan. Untuk mencapai tujuan pelaksanaan uji petik, diperlukan prinsip dalam melakukan uji petik, antara lain: Tepat Waktu, Pelaksanaan uji petik harus disesuaikan dengan momentum tahapan siklus kegiatan di masyarakat karena hasilnya akan langsung digunakan sebagai referensi dalam menentukan rekomendasi penyusunan tindak lanjut. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 1

Dapat Dipercaya (Reliable), Pelaksanaan dan hasil uji petik harus dapat dipercaya keakurasian informasi yang diperoleh oleh pelaku uji petik dan hasilnya harus obyektif (sesuai dengan kondisi yang ada). D. Pelaku Uji Petik Pelaku/pelaksana dari kegiatan uji petik adalah: 1. Di tingkat kab/kota dilakukan oleh Tim ROMS kab/kota, yaitu District Coordinator dan Financial Management Assistant. 2. Di tingkat provinsi dilakukan oleh Tim ROMS provinsi, yaitu Provincial Coordinator, Quality Assurance Specialist, dan Financial Management Specialist. 3. Di tingkat nasional dilakukan oleh Central Management Advisor Consultant (CMAC). Personil yang melakukan uji petik adalah Tim Monev dan TA CMAC sesuai bidang yang diuji petik. E. Siklus Kegiatan Uji Petik Siklus kegiatan uji petik dibagi dalam 3 (tiga) kelompok tahapan proses pelaksanaan Pamsimas setiap tahunnya, yaitu: 1. Tahapan PEMILIHAN DESA/KELURAHAN Pelaksanaan uji dilakukan pada saat usulan daftar desa/kelurahan sasaran program Pamsimas sudah diusulkan oleh Pakem (Pokja AMPL) kab/kota kepada Pemda Kab/Kota (Bupati/Walikota). Dalam tahapan ini, uji petik meliputi siklus kegiatan: a) Sosialisasi tingkat desa/kelurahan dan verifikasi, b) Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kelurahan. 2. Tahapan PELAKSANAAN KEGIATAN Pelaksanaan uji petik oleh ROMS Kab/Kota, ROMS Provinsi dan CMAC harus dilaksanakan pada saat siklus sedang berjalan minimal di 50% dari jumlah desa dan kemajuan kegiatan sudah mencapai rata-rata 50% - 80%. Dalam tahapan ini, uji petik meliputi siklus kegiatan: a) Identifikasi masalah dan analisis situasi, b) Kegiatan pemicuan (CLTS), c) Pembentukan KKM, d) Penyusunan PJM Proaksi-RKM dan BPSPAMS, e) Kualitas perencanaan RKM, P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 2

f) Pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat, g) Infrastruktur sarana air minum dan sanitasi, h) Hasil pemicuan dan promkes, i) Penyelesaian infrastruktur dan operasional/pemeliharaan. 3. Tahapan KEBERLANJUTAN, Pelaksanaan uji petik oleh pelaku di setiap tingkatan untuk tahapan keberlanjutan disesuaikan dengan periode pengisian data SIM Modul 7.3 (Modul Keberlanjutan) yang dilakukan per 3 (tiga) bulan. Uji petik siklus proses keberlanjutan ini dilakukan antara periode pengisian data SIM Modul 7.3 pada bulan Juli dan September. Dalam tahapan ini, uji petik hanya 1 ada siklus kegiatan, yaitu: Proses Keberlanjutan. F. Sample Uji Petik Sample yang dimaksud adalah Desa/Kelurahan sasaran lokasi uji petik yang ditentukan secara acak (random) berdasarkan kriteria wilayah dan mempunyai jumlah tertentu sesuai tingkat wilayah kerjanya, yaitu sebagai berikut: 1. Tahapan PEMILIHAN DESA/KELURAHAN Jumlah sample uji petik pada tahapan ini untuk masing-masing tingkat adalah: Tingkat Kabupaten (ROMS kab/kota) sebanyak 50% dari jumlah desa/kelurahan dalam kab/kota wilayah kerjanya. Jumlah desa yang dimaksud adalah Desa Reguler APBN dan APBD. Tingkat Provinsi (ROMS provinsi) sebanyak 10% dari jumlah desa/kelurahan dalam provinsi wilayah kerjanya. Jumlah desa yang dimaksud adalah Desa Reguler APBN dan APBD. Tingkat Nasional (CMAC) sebanyak 3% dari jumlah desa/kelurahan dalam wilayah kerja secara Nasional. Jumlah desa yang dimaksud adalah Desa Reguler APBN dan APBD Uji petik siklus kegiatan Sosialisasi tingkat desa/kelurahan dan verifikasi harus dilakukan pada desa yang lolos seleksi dan desa yang tidak lolos seleksi dengan perbandingan persentase (%) 80:20 atau minimal 1 (satu) desa yang tidak lolos seleksi. Misal, jumlah sample adalah 5 desa/kelurahan, maka uji petik harus dilakukan di 4 desa yang lolos seleksi dan 1 desa yang tidak lolos seleksi. Sample uji petik Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kelurahan adalah di kab/kota dimana dilakukan uji petik Sosialisasi tingkat desa/kelurahan dan verifikasi. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 3

Contoh uji petik pada kegiatan ini adalah sebagai berikut: ROMS Kab/kota ROMS Kab/Kota hanya melakukan uji petik Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi. Jumlah lokasi uji petik (sample) sebanyak 50% dari jumlah alokasi desa pada tahun tersebut. Perhitungan jumlah sample harus dibulatkan ke atas, misalnya jumlah desa/kel sasaran 9 desa, maka jumlah sample adalah 50% x 9 desa = 4,5 ~ 5 desa/kel (pembulatan ke atas), dengan komposisi 4 desa yang lolos seleksi dan 1 desa yang tidak lolos seleksi. ROMS Provinsi ROMS Provinsi melakukan uji petik (a) Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi dan (b) Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kelurahan. Jumlah samplenya sebanyak 10%. Misal, di ROMS Provinsi terdapat 8 kabupaten yang masing-masing kabupaten rata-rata terdapat 12 desa/kel, maka lokasi uji petik berjumlah: 10% x 8 kabupaten x 12 desa = 9,6 ~ 10 desa/kelurahan (dibulatkan ke atas). Ketentuannya sebagai berikut: Dari 10 desa/kel yang menjadi sample uji petik tersebut tidak boleh dilakukan hanya di 1 kab/kota, tetapi tidak harus di semua kab/kota. Sample uji petik untuk setiap kab/kota maksimal 5 desa/kel, dengan komposisi 4 desa yang lolos seleksi dan 1 desa yang tidak lolos seleksi. CMAC CMAC melakukan uji petik (a) Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi dan (b) Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kelurahan. Jumlah samplenya 3 %. Misal, jumlah desa sasaran Pamsimas 2013 adalah 1.342 desa/kelurahan (1.107 desa Reguler APBN dan 258 desa Reguler APBD), maka kewajiban lokasi uji petik oleh CMAC adalah: 3% x 1.365 desa = 40,95 ~ 41 desa/kelurahan (dibulatkan ke atas). Ketentuannya sebagai berikut: P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 4

CMAC melakukan uji petik di semua ROMS, tetapi tidak di semua provinsi. Jumlah lokasi uji petik CMAC pada setiap wilayah ROMS berbeda tergantung jumlah desa/kel di wilayah ROMS tersebut. Misal jumlah desa pada ROMS-1 tahun 2013 sebanyak 255 desa (214 desa Reguler APBN dan 41 desa Reguler APBD), maka jumlah sample pada ROMS tersebut adalah: 3% x 255 = 7,65 ~ 8 desa/kel (pembulatankeatas atau kebawah, namun secara secara nasional harus 41 desa seperti contoh diatas). Berdasarkan contoh di atas, maka sebaran 8 sample uji petik di atas adalah 6 desa yang lolos seleksi dan 2 desa yang tidak lolos seleksi. Uji petik tidak boleh dilakukan hanya di 1 kab/kota. Sample uji petik pada setiap kab/kota maksimal 5 desa/kel, dengan komposisi 4 desa yang lolos seleksi dan 1 desa yang tidak lolos seleksi. 2. Tahapan PELAKSANAAN KEGIATAN Jumlah sample uji petik pada tahapan ini sama dengan jumlah sample di Tahapan Pemilihan Desa/Kelurahan, yaitu: sebanyak 50% di ROMS Kab/Kota), 10% (di ROMS Provinsi), dan 3% (di CMAC). Jumlah desa yang dimaksud adalah Desa Reguler APBN dan APBD. Pada uji petik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ini, semua tingkatan mulai ROMS kab/kota, provinsi dan CMAC harus melakukan uji petik untuk semua siklus kegiatan (9 uji petik). Sample uji petik pada tahapan ini adalah desa yang lolos seleksi (desa yang sudah ditetapkan sebagai desa sasaran Pamsimas). ROMS Kab/Kota Jumlah lokasi uji petik (sample) sebanyak 50% dari jumlah alokasi desa pada tahun tersebut. Perhitungan jumlah sample sama seperti di Tahapan Pemilihan Desa/Kelurahan. Ketentuannya sebagai berikut: Pada siklus awal dilakukan uji petik di 50% dari total lokasi di wilayah kab/kota tersebut, Siklus kegiatan berikutnya dilakukan di 50% lokasi yang berbeda, demikian seterusnya. Untuk siklus kegiatan selanjutnya kembali lagi pada lokasi 50% awal. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 5

ROMS Provinsi Jumlah sample uji petik sebanyak 10% lokasi pada setiap siklus kegiatan. Perhitungan jumlah sample sama seperti di Tahapan Pemilihan Desa/Kelurahan. Ketentuannya sebagai berikut: Dari 10 desa/kel yang menjadi sample uji petik pada setiap siklus kegiatan tidak boleh dilakukan hanya di 1 kab/kota, Sample uji petik untuk setiap kab/kota maksimal 5 desa/kel. Pada uji petik siklus kegiatan berikutnya harus dilakukan di kab/kota yang berbeda, sehingga diharapkan semua kab/kota akan dilakukan uji petik oleh ROMS Provinsi, meskipun untuk siklus yang berbeda. CMAC CMAC melakukan uji petik sebanyak 3% untuk seluruh wilayah kerja ROMS pada setiap siklus kegiatan. Perhitungan jumlah sample sama seperti di Tahapan Pemilihan Desa/Kelurahan. Ketentuannya sebagai berikut: CMAC akan melakukan uji petik di semua ROMS, tetapi tidak di semua provinsi. Jumlah lokasi uji petik CMAC pada setiap wilayah ROMS berbeda tergantung jumlah desa/kel di wilayah ROMS tersebut. Pada uji petik siklus kegiatan berikutnya harus dilakukan di provinsi yang berbeda, sehingga diharapkan semua provinsi akan dilakukan uji petik oleh CMAC, meskipun untuk siklus yang berbeda. Sebagai catatan, saat ini program Pamsimas-II mempunyai 7 ROMS yang membawahi 32 provinsi di seluruh Indonesia. 3. Tahapan KEBERLANJUTAN Sample uji petik untuk tahapan ini adalah desa/kelurahan pasca program, yaitu desa/kelurahan yang telah selesai 100%, sudah melakukan serah terima dan beroperasi minimal selama 1 (satu) tahun, yaitu setelah pengisian data SIM Modul 7.3 dari desa yang bersangkutan. Jumlah sample uji petik pada tahapan ini untuk masingmasing tingkat adalah: ROMS Kab/kota Tingkat Kabupaten (ROMS kab/kota) sebanyak 2 (dua) desa/kelurahan untuk setiap tahun pasca program. Misal, suatu kabupaten melaksanakan program P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 6

Pamsimas mulai tahun 2008, maka jumlah sample sebanyak 2 desa x 5 (2008, 2009, 2010, 2011dan 2012) = 10 desa/kel. Lokasi uji petik ditentukan berdasarkan Data Keberlanjutan (Modul 7.3), dimana 1 (satu) sample merupakan desa/kelurahan terbaik dan 1 (satu) sample adalah desa/kelurahan terjelek dari tiap tahun pasca program. ROMS Provinsi Tingkat Provinsi (ROMS provinsi) sebanyak 2 (dua) desa/kelurahan untuk setiap kab/kota di dalam wilayah kerjanya. ROMS Provinsi harus melakukan uji petik di sejumlah lokasi dengan perhitungan menggunakan rata-rata 2 desa/kelurahan per kab/kota yang ada di propinsi tersebut. Adapun pelaksanaannya tidak harus di semua kab/kota, tetapi minimal di 50% kab/kota. Misal, di wilayah ROMS Provinsi terdapat 9 kab/kota yang sudah mempunyai desa pasca program, maka jumlah sample uji petik sebanyak 2 desa x 9 = 18 desa/kel dan lokasi uji petik minimal di 5 kab/kota (50% x 9 kab/kota = 4,5 ~ 5 kab/kota, dibulatkan ke atas). Jadi ROMS provinsi harus melakukan uji petik 18 desa/kel di 5 kab/kota. Sample uji petik diambil dari desa/kel yang terbaik dan terjelek berdasarkan Data Keberlanjutan (Modul 7.3), dimana lokasi sample harus merepresentasikan minimal 3 (tiga) tahun pelaksanaan yang berbeda (contoh: 2008, 2009 dan 2011) di setiap kabupaten. CMAC Tingkat Nasional (CMAC) sebanyak 10 desa/kel untuk setiap wilayah ROMS. CMAC harus melakukan uji petik masing-masing 10 desa/kelurahan pada setiap wilayah ROMS. Jika terdapat 7 ROMS maka jumlah sample sebanyak 10 desa x 7 = 70 desa/kel. Dari 70 desa/kel yang menjadi sample uji petik tersebut harus dilakukan secara merata di semua wilayah ROMS, tetapi tidak harus di seluruh propinsi yang ada di wilayah ROMS tersebut. Lokasi sample harus merepresentasikan minimal 3 (tiga) tahun pelaksanaan yang berbeda. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 7

Ketentuan irisan (overlaping) lokasi sample uji petik: a) Lokasi sample untuk uji petik Tahapan Pemilihan Desa/Kelurahan dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan berlaku ketentuan sebagai berikut : Pada suatu siklus uji petik yang sama, lokasi uji petik CMAC merupakan bagian dari lokasi uji petik ROMS Provinsi, demikian juga lokasi uji petik ROMS Provinsi merupakan bagian dari lokasi uji petik ROMS Kab/Kota. Jadi lokasi uji petik CMAC (3%) adalah lokasi uji petik ROMS Provinsi dan lokasi uji petik ROMS Provinsi (10%) adalah lokasi uji petik ROMS Kab/Kota (50%). Lokasi uji petik harus ditentukan terlebih dahulu untuk setiap tahapan siklus uji petik. Penentuan lokasi uji petik ditetapkan oleh ROMS Provinsi dan diinformasikan ke CMAC pada bulan Maret tahun berjalan, atau minimal setelah penetapan Desa Sasaran Reguler (APBN), untuk di umumkan dalam website. Penentuan lokasi ini untuk memastikan bahwa uji petik oleh setiap tingkatan dilakukan pada lokasi yang sama (beririsan). Penentuan oleh ROMS Provinsi karena lokasi uji petik di tingkat provinsi hanya 10% dan ROMS Provinsi bisa mengetahui daerah (lokasi) mana yang memungkinkan dilakukan uji petik. Penentuan tidak dilakukan oleh ROMS Kab/Kota karena lokasi uji petik di tingkat kab/kota 50% sehingga pasti semua desa/kel (lokasi) akan di uji petik. Idealnya uji petik dilakukan secara berjenjang, yaitu ROMS Kab/Kota melakukan uji petik terlebih dahulu sebelum ROMS Provinsi, demikian juga uji petik CMAC dilakukan setelah ROMS Provinsi melakukan uji petik. Pada kondisi tertentu pelaksanaan uji petik tidak harus saling menunggu, bisa saja uji petik dilakukan lebih dahulu, baik oleh ROMS Provinsi atau CMAC. b) Lokasi sample untuk uji petik Tahapan Keberlanjutan tidak berlaku ketentuan di atas. Lokasi uji petik ROMS kab/kota, ROMS provinsi, dan CMAC tidak merupakan desa/kel yang sama, sehingga dari kegiatan uji petik keberlanjutan ini akan dapat dipantau desa/kel pasca program yang lebih banyak. G. Pelaksanaan Uji Petik Pelaksanaan uji petik dilakukan sebanyak 7 kali disesuaikan dengan siklus kegiatan dan tahapan, sebagai berikut: P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 8

Frekuensi pelaksanaan uji petik per siklus kegiatan dapat dilihat ditabel dibawah: Tabel: Frekuensi Pelaksanaan Uji Petik No Tahapan Siklus Kegiatan Waktu pelaksanaan Keterangan 1 2 Pemilihan Desa / Kelurahan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/ kelurahan Setelah daftar desa/kel diusulkan oleh Pakem/Pokja AMPL Uji Petik - 1 Identifikasi masalah dan analisis situasi Pada saat siklus Kegiatan pemicuan (CLTS) Uji Petik 2 sedang berjalan Pembentukan KKM Penyusunan PJM Proaksi-RKM dan BPSPAMS Kualitas perencanaan RKM Pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat Infrastruktur sarana air minum dan sanitasi Hasil pemicuan dan promkes Penyelesaian infrastruktur dan operasional/pemeliharaan 3 Keberlanjutan Proses keberlanjutan Pada saat siklus sedang berjalan Uji Petik 3 Setelah T-1 Uji Petik 4 Setelah T-3 dan sebelum fisik 100% Setelah kegiatan konstruksi selesai (fisik 100%) periode SIM Modul 7.3 Juli- September Uji Petik 5 Uji Petik 6 Uji Petik 7 Kerangka waktu pelaksanaan uji petik per siklus kegiatan adalah sebagai berikut: Diagram: Kerangka Waktu Pelaksanaan Uji Petik P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 9

H. Langkah-langkah Pelaksanaan Uji Petik Langkah-langkah pelaksanaan uji petik adalah sebegai berikut: a) Tetapkan desa/kelurahan yang menjadi lokasi uji petik dengan penentuan wilayah sample berdasarkan data yang ada di aplikasi Quick Status atau Modul 7.3 (Modul Keberlanjutan Keberlanjutan), b) Di tingkat kab/kota, ROMS Kab/Kota melakukan penetapan lokasi desa/kelurahan sasaran uji petik. Melakukan koordinasi dengan Fasilitator Masyarakat (FM) dan Fasilitator Keberlanjutan (FK) untuk menyiapkan uji petik desa reguler dan desa pasca program, selanjutnya menetapkan jadwal pelaksanaannya. c) Di tingkat provinsi, ROMS Provinsi melakukan penetapan lokasi desa/kelurahan sasaran uji petik, melakukan koordinasi dengan ROMS Kab/Kota dan menetapkan jadwal pelaksanaanya. d) Di tingkat nasional, CMAC melakukan penetapan lokasi desa/kelurahan sasaran uji petik, melakukan koordinasi dengan ROMS Regional, ROMS Provinsi dan ROMS Kab/Kota, selanjutnya menetapkan jadwal pelaksanaanya. e) Pelaksana uji petik didampingi oleh Fasilitator (FM Regular untuk uji petik desa reguler dan FK untuk uji petik desa pasca program). f) Melakukan kegiatan uji petik dengan bantuan kuesioner dan menggunakan metode yang telah ditentukan. g) Mencatat semua temuan hasil uji petik dalam notulensi ringkas untuk selanjutnya dikompilasi dalam bentuk tabel laporan. h) Masukkan data hasil uji petik kedalam tabel hasil uji petik (sesuai dengan lembar kuesioner) i) Melakukan umpan balik (feedback) dalam bentuk rekomendasi hasil temuan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk strategi fasilitasi selanjutnya. I. Responden Responden adalah sumber informasi selama uji petik berlangsung. Yang diharapkan dari responden adalah informasi akurat tentang proses yang telah berlangsung, sebagai informasi pembanding. Jumlah responden per desa/kel pada umumnya 9 (sembilan) orang, namun ada beberapa kuesioner yang kurang dari 9 orang jika responden yang dilibatkan spesifik. Responden pada setiap siklus uji petik seperti disampaikan dalam tabel berikut, kecuali untuk pertanyaan-pertanyaan dengan responden spesifik (lihat lembar/kuesioner uji petik): P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 10

Anggota Pakem Tim Penyusun Proposal Kades/Lurah (atau Perangkat Desa) Bidan Desa / Natural Leader Guru dan Murid Tokoh Masyarakat Representasi Kelompok Perempuan Representasi Warga Miskin Fasilitator Masyarakat Anggota KKM/Satlak Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa Anggota BPSPAMS UNSUR RESPONDEN No Kegiatan 1 2 3 Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi. Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kel. Identifikasi masalah dan analisis situasi. 4 Kegiatan pemicuan (CLTS). 5 Pembentukan KKM. 6 Penyusunan PJM Proaksi-RKM dan BPSPAMS. 7 Kualitas perencanaan RKM. 8 9 Pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat. Infrastruktur sarana air minum dan sanitasi. 10 Hasil pemicuan dan promkes. 11 Penyelesaian infrastruktur dan operasional/pemeliharaan. 12 Proses keberlanjutan J. Metode Dalam rangka melakukan uji petik perlu didukung dengan metode yang menjelaskan tentang bagaimana cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama uji petik berlangsung. Metode yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang akan didapat. Beberapa metode yang direkomendasikan dalam pelaksanaan uji petik adalah sebagai berikut: a) Observasi Metode ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek/sasaran uji petik (siklus kegiatan terkait) untuk mengetahui kebenaran proses dan keberadaan objek uji petik. Dalam metode ini difokuskan untuk melakukan cross check tentang kebenaran dan kelengkapan terhadap hasil pelaksanaan siklus terkait. Obyek Observasi tersebut antara lain: Sistem (opsi) Sarana Air Minum yang terbangun. Jamban hasil pemicuan. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 11

Materi pelatihan. Dan lain-lain terkait dengan kuesioner uji petik. Langkah-langkah observasi: Siapkan data yang dibutuhkan (siklus kegiatan terkait), sumber data sesuai dengan desa/kel wilayah sampling. Lakukan pengamatan dengan cara melakukan kunjungan langsung pada objek uji petik (siklus kegiatan terkait) di wilayah lokasi sasaran uji petik. Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan selama observasi berlangsung. Isi kuesioner yang telah dipersiapkan dari hasil observasi. b) Wawancara Responden Metode ini dilaksanakan dengan menemui responden atau tatap muka secara langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan panduan kuesioner yang telah disusun. Dalam proses wawancara ini perlu diperhatikan teknik komunikasi dalam bentuk tanya jawab, tidak bersifat interogatif, tetapi sebaliknya lebih bersifat komunikasi dua arah. Langkah-langkah wawancara responden: Langkah awal adalah penentuan unsur responden sebagai sumber informasi dalam pelaksanaan uji petik. Siapkan pertanyaan kunci berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan sebagai panduan dalam melaksanakan wawancara agar wawancara tidak melebar dan tetap fokus. Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan maupun dinamika yang muncul selama proses pelaksanaan siklus berlangsung di masyarakat. Isi kuesioner berdasarkan informasi yang masuk sebagai referensi dalam memberikan jawaban kuesioner. c) Penelitian Dokumen Metode ini dilaksanakan dengan cara melakukan random checking data untuk mengetahui informasi akurat tentang validitas data yang ada. Penelitian Dokumen ini lebih berorientasi pada cross check data yang bersumberkan pada data SIM. Sumber data yang bisa diperoleh dalam metode ini adalah: data SIM, Berita Acara (BA) pelaksanaan kegiatan, daftar hadir pertemuan, buku RKM, dan dokumen lainnya dalam pelaksanaan Pamsimas. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 12

Langkah-langkah penelitian dokumen: Tentukan wilayah desa/kel sampling yang akan dilakukan uji petik. Siapkan data yang diperlukan (per siklus kegiatan) berdasarkan wilayah desa/kelurahan sampling sebagai referensi awal dan pemandu dalam melakukan uji petik (sumber data SIM). Lakukan cross check data dari sumber data SIM (yang dibawa oleh pelaksana uji petik) dengan data yang ada (sumber data SIM untuk wilayah desa/kelurahan sampling). Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan dari proses penelitian dokumen sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dalam kuesioner. Isi kuesioner berdasarkan informasi yang diperoleh selama uji petik dengan metode penelitian dokumen ini berlangsung. K. Laporan Hasil Uji Petik Pelaksana uji petik pada setiap tingkat perlu segera melakukan tabulasi hasil dan analisa terhadap data dan temuan untuk dilaporkan. Laporan hasil uji petik harus dibuat paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan uji petik selesai. 1. Mekanisme Pelaporan Mekanisme pelaporan uji petik dilakukan melalui berbagai tingkatan sebagai berikut: a) ROMS Kab/Kota Setelah pelaksanaan uji petik pada suatu siklus kegiatan sudah dilakukan sesuai dengan target lokasi, maka ROMS Kab/Kota (District Coordinator), melalui Data Base Operator harus melakukan input hasil uji petik ke dalam aplikasi SIM Uji Petik. ROMS Kab/Kota berdasarkan data SIM uji petik, membuat laporan diskriptif kepada ROMS Provinsi, tembusan ke DPMU. Laporan ini dibuat terpisah dari laporan bulanan ROMS Kab/Kota. Laporan ROMS Kab/Kota ini berisi hasil analisis dan rekomendasi yang akan dijadikan bahan telaah dalam penyusunan strategi fasilitasi lanjut dari beberapa temuan selama proses uji petik berlangsung. P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 13

b) ROMS Provinsi Setelah pelaksanaan uji petik pada suatu siklus kegiatan sudah dilakukan sesuai dengan target lokasi, maka ROMS Provinsi (Provincial Coordinator) berkoordinasi dengan ROMS Regional (Data Management Specialist) untuk melakukan input hasil uji petik ke dalam aplikasi SIM Uji Petik ROMS Provinsi berdasarkan data SIM, membuat laporan diskriptif ke ROMS Regional (Project Manager), tembusan kepada PPMU dan CMAC. Laporan ini dibuat terpisah dari laporan bulanan ROMS Provinsi. Laporan uji petik ROMS Provinsi ini berisi analisis terhadap hasil uji petik dan rekomendasinya. Analisis juga dilakukan terhadap hasil uji petik yang dilakukan dan dilaporkan oleh ROMS Kab/Kota. Hasil analisis ini juga perlu diumpanbalikkan ke ROMS kab/kota. c) CMAC Setelah selesai melakukan uji petik terhadap suatu siklus kegiatan, maka CMAC melalui Tim SIM melakukan input hasil uji petik ke dalam aplikasi SIM Uji Petik. CMAC menyusun hasil uji petik secara agregat dan dilakukan analisis. Analisis dilakukan oleh masing-masing TA-CMAC terhadap hasil uji petik sesuai dengan bidangnya. Hasil analisis uji petik setiap siklus kegiatan dijadikan bahan telaah dalam penyusunan strategi fasilitasi lanjut dari beberapa temuan selama proses uji petik berlangsung. CMAC akan menindaklanjuti hasil analisis uji petik yang dikirim oleh ROMS Provinsi dan memberikan masukan strategi fasilitasi tingkat nasional kepada CPMU dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan program. 2. Kategori Penilaian Hasil Uji Petik Kategori capaian terhadap hasil uji petik dibagi dalam 5 (lima) tingkatan penilaian sebagai berikut: No Nilai Rata-Rata (%) Kategori Capaian 1 < 40 Sangat Kurang 2 41 55 Kurang 3 56 75 Cukup 4 76 90 Baik 5 91 100 Baik Sekali P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 14

3. Jenis dan Isi Laporan Laporan uji petik terdiri dari atas 2 (dua) jenis, yaitu: a) Laporan Berbasis Aplikasi SIM Laporan berbasis aplikasi SIM memuat data dan rekapitulasi hasil uji petik untuk setiap tingkatan. Laporan ini menjadi dasar penyusunan laporan deskriptif. Hasil uji petik yang di input dalam aplikasi SIM uji petik meliputi: Hasil uji petik, yaitu persentase (%) hasil rata-rata keseluruhan setiap desa yang di uji petik, serta rata-rata untuk kab/kota, provinsi dan pusat sesuai tingkatan pelaksaaan uji petik (lihat Lampiran 1). Temuan uji petik, yaitu kelemahan atau permasalahan yang dijumpai pada saat uji petik terkait dengan proses pelaksanaan suatu kegiatan (lihat Lampiran 2). Rekomendasi, yaitu analisis yang diberikan terhadap hasil dan temuan uji petik dan berikut temuan dan rekomendasi Laporan ini menjadi dasar penyusunan laporan diskriptif. Data hasil uji petik pada setiap tingkat melakukan pengisian data pada aplikasi SIM. b) Laporan Deskriptif Laporan Deskriptif memuat hasil analisa data dan temuan, serta rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam bentuk strategi fasilitasi selanjutnya. Analisa data dan temuan secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana capaian terhadap tujuan sesuai siklus kegiatan yang di uji petik. Contoh minimal yang harus ada dalam struktur Laporan Diskriptif uji petik adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan 1.1. Lokasi desa sasaran uji petik 1.2. Jadwal pelaksanaan uji petik 2. Analisa Hasil Uji Petik 2.1. Rekap tabel hasil uji petik 2.2. Analisa terhadap siklus kegiatan IMAS (contoh) 2.3. Analisa terhadap siklus kegiatan Pemicuan CLTS (contoh) 2.4. Analisa terhadap siklus kegiatan Pembentukan KKM (contoh) 3. Kesimpulan dan Rekomendasi 3.1. Kesimpulan P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 15

Lampiran 1 : Contoh : Hasil Capaian/Nilai (%) Uji Petik berbasis Aplikasi SIM No Provinsi Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan Sosialisasi tingkat desa/kel dan verifikasi. Pemilihan/seleksi dan verifikasi desa/kel. SIKLUS KEGIATAN UJI PETIK Identifikasi masalah dan analisis situasi. Kegiatan pemicuan (CLTS)... dst Provinsi AA Kab/Kota AAbb 1 Desa AAbb1122 2 Desa AAbb1133 3 Desa AAbb1144 4.. dst Kab/Kota AAcc 1 Desa AAcc2233 2 Desa AAcc2244 3 Desa AAcc2255 4.. dst Provinsi BB Kab/Kota BBxx 1 Desa BBxx3344 2 Desa BBxx3355 3 Desa BBxx3366 4.. dst Pelaku Uji Petik ROMS Kab/Kota ROMS Provinsi CMAC ROMS Kab/Kota ROMS Provinsi CMAC ROMS Kab/Kota ROMS Provinsi CMAC ROMS Kab/Kota ROMS Provinsi CMAC ROMS Kab/Kota ROMS Provinsi CMAC P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 17

Lampiran 2 : Contoh : Hasil Temuan dan Rekomendasi Uji Petik berbasis Aplikasi SIM No Provinsi Kabupaten/Kota PELAKU UJI PETIK ROMS tingkat Kab/Kota ROMS tingakt Provinsi CMAC Provinsi AA 1 Kab/Kota AAbb 2 Kab/Kota AAcc 3 Kab/Kota AAdd 4.. dst Provinsi BB 1 Kab/Kota BBxx 2 Kab/Kota Bbyy 3 Kab/Kota BBzz 4.. dst Temuan/Kelemahan Rekomendasi Temuan/Kelemahan Rekomendasi Temuan/Kelemahan Rekomendasi P O B U j i P e t i k P r o g r a m P A M S I M A S 18