BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

REALITY DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

239 Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dengan persiapan yang baik dan matang, hal tersebut dapat menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kurikulum. Terkait dengan kurikulum, saat ini pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pencak silat atau silat adalah suatu seni beladiri tradisional yang berasal

GAME EDUKASI PENGENALAN ANGGOTA TUBUH DAN PENGENALAN ANGKA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNAGRAHITA BERBASIS KINECT

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan pokok semua manusia di zaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Febriana Sandy

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hardiyanti Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Peneliti juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

media belajar lainnya, seperti melihat gambar dan membaca buku-buku, jika

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik,

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada. Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Pendek di Kelas V SDN 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari tatanan pembelajaran sederhana dengan mempelajari setiap materi dengan terpisah. Pembelajaran tematik menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efisien dan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa (Effendi, 2009: 129). Jadi pembelajaran tematik merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan yang lebih menekankan kepada pengalaman bermakna bagi siswa dengan cara mengkaitkan beberapa mata pelajaran yang dikategorikan dalam tema dan subtema. Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema-tema dalam mengaitkan berbagai mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa dalam proses pembelajaran dan pembelajaran tematik memberikan penekanan pemilihan tema yang spesifik yang sesuai dengan materi, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi (Permendikbud No 57 Tahun 2014) Dengan memadukan berbagai mata pelajaran menggunakan tema lalu tema tersebut di padukan dengan tema lainnya dari sudut pandang ilmu pengetahuan lainnya sehingga memberikan pengalaman bermakana bagi siswa, Tujuan dari pembelajaran tematik siswa diharapakan mampu memperoleh hasil pembelajaran secara optimal dan maksimal serta menghindari kegagalan belajar yang masih banyak terjadi dengan model pembelajaran yang terdahulu (Abdul Kadir, 2014:18) Menurut Suyanto dan Djihad Hisyam (2010 : 81), komponen dalam pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, guru, siswa, penilaian dan evaluasi serta seluruh komponen tersebut harus membentuk sistem yang saling berhubungan sehingga pembelajaran dapat berkualitas dan mencapai tujuan pada kurikulum yang berlaku. Jadi komponen pembelajaran merupakan suatu tatanan dalam 1

pembelajaran yang saling bekaitan sehingga membentuk suatu sistem untuk memudahkan proses kegiatan belajar mengajar Media pembelajaran merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran menurut Wiratmojo.P dan Sasonohardjo, (112 : 2002). Penggunaan media pembelajaran pada proses belajar mengajar sangat membantu keefektivitasan pembelajaran terutama dalam penyampaian isi dari materi. Jadi media pembelajaran merupakan alat yang membantu dalam pembelajaran untuk memudahkan komunikasi antara guru dan siswa. Hasil observasi dan wawancara di SDN Jambepawon 02 pada tanggal 23 Juni 2020, model pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan kurikulum 2013 dengan menggunakan model pembelajaran saintifik namun ada beberapa siswa yang masih belum aktif dalam proses pembelajaran sehingga guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang tersedia berupa alat peraga dan media berbentuk fisik lainnya seperti poster-poster, media tersebut sering digunakan oleh guru di sekolah tersebut, dengan media yang digunakan timbul permasalahan beberapa siswa yang kurang memeprhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran. Secara kondisi kelas dan sarana prasarana sudah memadai dapat dilihat dari kelas yang sudah direnovasi beserta alat proyektor yang sudah tersedia namun guru masih jarang menggunakan alat tersebut dikarenakan beberapa guru pendidik di sekolah tersebut masih kurang memahami penggunaan teknologi tersebut. Penggunaan alat elektronik seperti proyektor yang sudah tersedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan guru dapat membawa suasana dari luar kelas seperti video tentang ekosistem di Afrika dimana banyak padang rumput dan hewan-hewan yang hidup disana sehingga seluruh siswa dapat melihat serta mengetahui kehidupan rantai makanan yang terjadi, menurut Melvin L. Siberman (2006: 25) penggunaan media proyektor membantu guru untuk menyampaikan materi ajar secara praktis serta, penggunaan media pemebelajaran dapat merangsang pola pikir siswa dan sebagai upaya pengembangan proses belajar mengajar agar lebih variatif. Sehingga dalam proses pembelajaran penggunaan proyektor merangsang pola berfikir siswa dan menjadikan pembelajaran lebih bervariasi sehingga siswa tidak jenuh. 2

Kondisi ideal Dalam pembelajaran kegiatan menyimak adalah salah satu aspek penting dalam sebuah pembelajaran dan kegiatan ini membantu siswa agar memahami materi dengan mandiri sehingga berpengaruh baik pada hasil akhir pembelajaran, menurut Handry G. Tarigan (2008: 31), menyimak merupakan salah satu proses kegiatan mengenal materi dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi serta interprestasi untuk medapat informasi, menangkap isi dari informasi yang disampaikan guru melalui lisan atau tulisan, jadi kegiatan menyimak dalam pembelajaran adalah memahami isi dari informasi guru dengan penuh perhatian apabila siswa menyimak dengan baik maka akan mendapatkan informasi materi dengan baik pula. Dengan bantuan proyektor guru dapat dengan mudah menyampaikan informasi sehingga guru tidak lagi menggunakan cara lama seperti menulis di papan tulis ataupun memberikan lembaran teks untuk di simak oleh siswa, apabila penggunaan proyektor ditambah dengan video dan suara maka akan menciptakan suatu pembelajaran yang menarik dan memudahkan guru dalam mengelola kelas. Guru harus menyiapkan berbagai video, audio dan teks dengan rinci dan tertata sebelum menggunakan proyektor serta guru pun harus memahami cara menggunakan proyektor yang tersedia, dalam penggunaannya dalam pembelajaran proyektor memudahkan guru dan siswa memahami berbagai informasi yang di berikan guru. Dengan beberapa masalah yang dialami oleh guru ketika wawancara awal maka peneliti mengembangakan media berbasis proyeksi 3 dimensi agar menumbuhkan semangat belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga hasil belajar siswa meningkat, didukung dengan fasilitas alat yang sudah tersedia serta penggunaan media 3D Glasses ini yang tidak rumit maka memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran tematik, terutama dalam era globalisasi ini pendidikan dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat dilihat banyak siswa yang mulai menggunakan smartphone untuk bermain game, maka dari itu peran pendidikan menjadi sangat penting untuk mengikuti perkembangan teknologi pada era ini berdasarkan hal itu pengembangan media berbasis teknologi yang mudah di operasikan menjadi alat untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar. 3

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah Bagaimana pengembangan media pembelajaran 3D Glasses pada Tema5 Subtema 1 Kelas 5 Sekolah Dasar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran 3D Glasses pada Tema5 Subtema 1 Kelas 5 Sekolah dasar D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Penelitian pengambangan media pembelajaran akan menghasilkan produk media pembelajaran proyeksi sebagai berikut: Konten : Kompetensi Dasar (KD) Bahasa Indonesia 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Indikator 3.7.1 menyeleksi konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. 3.7.2 mengkaitkan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan video. 4.7.2 menyimpulkan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan video ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Ilmu Pengetahuan Alam 3.5. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar. 4

4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem. Indikator 3.5.1 menguraikan hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar. 4.5.1 membuat bagan tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui membaca bacaan mengenai ekosistem, peserta didik dapat menemukan informasi penting dari bacaan ekosistem dengan benar 2. Melalui membaca bacaan jenis makanan hewan peserta didik mampu mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan benar 3. Melalui video rantai makanan hewan, peserta didik mampu membuat bagan tahapan rantai makanan hewan dengan benar 4. Melalui menulis teks non fiksi mengenai jenis makanan hewan di lingkungan sekitar peserta didik mampu menyimpulkan isi teks non fiksi yang telah dibuat dengan benar a.materi dalam media pembelajaran proyesi mecakup pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. b.dalam media pembelajaran proyeksi ini mencakup: Muatan Bahasa Indonesia 1). Menguraikan kosep yang saling berkaitan dalam teks non fiksi Muatan IPA 1). Jaring-jaring makanan 2). pengelompokkan jenis makanan hewan Konstruk: 1. Media Pembelajaran ini merupakan pengembangan media pembelajaran berbasis proyeksi dengan kacamata 3D sehingga visual dari media ini tampak nyata. 5

2. media pembelajaran proyeksi ini berupa video 3D berbasis teknologi yang berisi video dan audio pendukung serta kacamata 3D 3. Media pembelajaran proyeksi ini dibuat menggunakan perangkat lunak bernama Adobe Premiere Pro 4. Hasil akhir pembuatan media ini berupa kumpulan video yang disesuaikan dengan setiap pembelajaran dalam Subtema 1 Tema 5 kelas 5 Sekolah Dasar 5. Pada 1 set video terdapat kacamata 3D sebagai pendukung dalam pengoperasiannya 6. Pada video ini dibuat dengan semenarik mungkin dan ditamhkan efek visual 3D yang di dukung dengan kacamata 3D 7. Agar dapat dibagikan media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk DVD beserta kacamata 3D 8. Media 3D Glasses ini dapat digunakan oleh guru dan menyeluruh bagi siswa E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada Bapak K pada tanggal 23 Juni 2020, penggunaan media teknologi yang seharusnya dapat digunkan secara maksimal dalam pembelajaran dan sangat memungkinkan untuk menggambarkan kondisi nyata dari materi yang diajarkan, namun pada kondisi nyata media proyeksi masih jarang digunakan dikarenakan ada beberapa guru yang masih belum bisa menggunakan media proyeksi tersebut dan seperti pada umunya alat (proyektor) tersebut hanya digunakan untuk proyeksi presentasi (PPT) sehingga kurang menarik bagi siswa yang mengakibatkan siswa tidak memperhatikan saat guru mengajar, dengan hal tersebut media 3D Glasses merupakan solusi agar siswa tertarik untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dikarenakan media ini mudah digunakan serta secara mobilitas mudah di bawa kemanapun karena media ini merupakan media digital yang dapat digunakan dimanapun selama masih ada alat proyeksi (proyektor). 6

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan 1. Asumsi penelitian dan pengembangan Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan oleh peniliti sebagai tolak ukur pengembangan media pembelajaran berbasis media proyeksi 3D Glasses dapat di asumsikan sebagai berikut: a. Guru dan siswa mampu dalam penggunaan proyektor b. Sekolah yang memiliki proyektor beserta perangkat audio. c.dengan media 3D Glasses diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan guru dalam penyampaian materi khususnya pada kelas 5 Tema 5 Sub tema 1. 2. Batasan Penelitian Keterbatasan pengembangan media pembelajaran proyeksi 3D Glasses adalah: a. Media pembelajaran ini hanya bisa digunakan dengan alat proyektor b. Media 3D Glasses hanya berisi materi mengenai Tema 5 Subtema 1 pada Kelas 5 Sekolah Dasar c. Media pembelajaran proyeksi ini hanya berfokus pada pembelajaran tematik IPA dan Bahasa Indonesia. G. Definisi Opersional 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik meruapakan salah satu model pembelajaran yang menkombinasikan beberapa mata pelajaran dalam satuan tema sehingga siswa mendapatkan pengalaman bermakna saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Media Pembelajaran Dalam pembelajaran media merupakan salah satu aspek penting dalam berkomunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran dengan tujuan menyamakan informasi yang dijelaskan oleh guru kepada siwa.. 7

3. Media Pembelajaran Proyeksi Media pembelajaran berbasis proyeksi merupakan salah satu jenis media yang menggunakan teknologi untuk memvisualkan gambar ataupun video dalam rangka memudahkan guru dalam penyampaian informasi kepada siswa. 4. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) merupakan metode pengembangan dalam memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada sehingga dapat membuat inovasi baru dalam menciptakan produk, proses penciptaan produk harus melalui berbagai tahapan agar sesuai dengan analisis kebutuhan 8