EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II



dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PRODUK KURSI MAKAN PADA UKM PENGRAJIN ROTAN DOMAS DENGAN METODE GREEN QFD II

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus di PT.BINTANG JAYA KLATEN)

Prosiding Teknik Industri ISSN:

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

Industrial Management Analisis Kepuasan Pelanggan Pemakaian Produk Gypsum dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Sejarah Quality Function Deployment

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan. agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

Kata kunci : Quality Function Deployment, Manajemen Mutu, Jasa, Kualitas, Pelayanan, Analytical Hierarchy Process.

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QFD (STUDY KASUS : HOTEL ELMI SURABAYA)

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT III

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dari bahaya panas, sengatan listrik dan kontaminasi dari zat kimia serta

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL, KANO DAN QFD

Desain Produk Tas dengan Keamanan Sidik Jalan (Tas Keselamatan dengan Fingerprint) Menggunakan Kualitas Fungsi Deployment

Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 1. Gasal 2015/2016

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU

APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR. Abstrak

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

Kata kunci : Green QFD II, Kerajinan Keramik, UKM, Ramah Lingkungan. Key words : Green QFD II, Ceramics Product, UKM, Environmental-Friendly

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga

Pengembangan Produk Mengunakan Quality Function Deployment (QFD) dalam Industri Jasa

BAB II LANDASAN TEORI

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

TESIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD (STUDI KASUS PERUSAHAAN TENUN MASYHUR SIDOARJO) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN I-1

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KIPAS ANGIN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 1. Gasal 2014

RANCANG BANGUN TUNGKU PELEBUR LIMBAH KACA UNTUK SENTRA UKM MANIK-MANIK KACA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah Lingkungan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI

TUGAS AKHIR USULAN DESAIN AMPLIFIER DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PADA UD. TURBOSOUND)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN SARI APEL DENGAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE MALL MAPS INSITE TUGAS AKHIR

PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA

Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN DAN SERTIFIKASI NETWORK ADMINISTRATION PROFESSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II Septin Puji Astuti, Udisubakti Ciptomulyono, Mokh. Suef Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya zep_tien@hotmail.com; ciptomulyono@ie.its-sby.edu; mokh_suef@ ie.its-sby.edu ABSTRAK Semakin berkembangnya green consumer menyebabkan banyak industri yang mulai memikirkan masalah lingkungan dalam setiap aktifitasnya, seperti halnya dalam proses perancangan dan pengembangan produk. Pada artikel ini akan dibahas metode Green Quality Function Deployment (QFD) II yang diterapkan untuk mengevaluasi konsep produk lampu. Metode ini tidak hanya mempertimbangkan aspek kualitas tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan biaya ke dalam matriks-matriksnya. Ketiga aspek tersebut masing-masing dijabarkan dalam Quality House, Green House, dan Cost House. Untuk memberi bobot pada tiap aspek, pada penelitian ini digunakan metode Analitic Hierarchy Process. Pada Green QFD II ini, untuk mengevaluasi konsep produk digunakan matriks Concept Comparison House (CCH) yang mampu mengintegrasikan aspek kualitas, lingkungan, dan biaya. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh konsep lampu terbaik dan karakteristik lampu yang berkualitas, ramah lingkungan, dan biaya rendah. Kata kunci: Green QFD II, Multicriteria analysis, Environmental manufactur, green design, sustainable development. ABSTRACT The population of green consumer have been increasing enormously over last few decades. Hence, many managers prefer to reduce or to avoid environmental impact that may arise from their industrial activity, including product design and development. Regarding that phenomenon, this paper describes the Green Quality Function Deployment (QFD) II method that is utilized to evaluate the concept of lamp. The Green QFD II integrates quality, environmental, and cost aspects into Concept Comparison House (CCH). Weight of each aspects has been determined by utilizing the Analitic Hierarchy Process (AHP) method. The best product and it characteristics are presented at the las section of this paper. Keywords: Green QFD II, Multicriteria analysis, Environmental manufactur, green design, sustainable development 1. PENDAHULUAN Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang dengan pesat. Munculnya green consumer pada akhir-akhir ini, mendorong industri untuk mempertimbangkan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh setiap aktifitasnya. Ulrich (2001) menyatakan bahwa produk yang sukses adalah produk yang mampu memberi manfaat sesuai dengan yang dipersepsikan oleh konsumen. Oleh karena itu perlu untuk mempertimbangkan kualitas produk 156

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) berdasar kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang mulai mengarah pada produk yang ramah lingkungan. Di dalam QFD klasik yang diciptakan oleh Akao (Akao, 1991) masih belum bisa mengintegrasikan masalah lingkungan dan biaya ke dalam matriks-matriksnya. Oleh karena itu pada tahun 1996 Cristophari (Zhang, 1999) membuat Green QFD dimana di dalamnya sudah mempertimbangkan masalah lingkungan. Namun, menurut Zhang (1999) Green QFD ini masih belum efisien karena masih belum mempertimbangkan biaya di dalam matriks-matriksnya. Diawali pada tahun 1998, Zhang dkk (1998) mulai melakukan pengembangan QFD sehingga mampu mengintegrasikan aspek kualitas, lingkungan, dan biaya ke dalam matriks-matriksnya. Pada penelitian ini akan dilakukan studi untuk mengevaluasi konsep produk yang merupakan bagian dari desain dan pengembangan produk dengan menggunakan Green QFD II. Obyek yang akan diamati adalah lampu. Adapun tujuan utama dari dari penelitian ini adalah memahami proses desain dan pengembangan produk yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants), ramah terhadap lingkungan (green), dan ekonomis. Disamping itu, dengan penelitian ini akan diketahui produk lampu yang ramah lingkungan (green) dan karakteristik lampu berkualitas, ramah lingkungan, dan biaya murah. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Seputar Lampu Dijaman teknologi tinggi ini, lampu listrik menjadi kebutuhan bagi tiap orang dan sangat menguntungkan bagi penggunanya. Disisi lain, lampu memberi dampak negatif yang cukup signifikan terhadap lingkungan. Salah satu dampak degatif lampu tersebut adalah dampak dari emisi Mercury (Hg) yang dikeluarkan oleh lampu. Zat kimia ini dapat mengganggu kesehatan manusia yaitu antara lain dapat mengganggu atau merusak kesehatan otak. Dampak yang diakibatkan oleh lampu tidak hanya terjadi ketika produksi dan masa penggunaan, tetapi juga pada saat produk sudah tidak digunakan lagi (sampah lampu). Penanganan sampah lampu sulit dilakukan. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti merasa perlu untuk melakukan evaluasi lampu dilihat dari perspektif lingkungan. 2.2 Green Design Green design didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang dilakukan dalam mendesain produk dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh siklus hidup produk, untuk meningkatkan tingkat kompetitif, meningkatkan nilai tambah market, menurunkan biaya, atau untuk memenuhi permintaan keberlangsungan dan pengaturan lingkungan (Karlson, 2001). Tujuan utama dari green design ini adalah untuk mengurangi limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan, memanajemen material, mencegah polusi, dan perbaikan produk. 2.3 Life Cycle Assessment Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengevaluasi dampak produk yang terhadap lingkungan adalah Life Cycle Assessment (LCA). Konsep dasar dari LCA ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak lepas kaitannya dengan lingkungan tempat industri itu berada. 157

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output. Input dalam sistem adalah materialmaterial yang diambil dari lingkungan dan outputnya akan dibuang ke lingkungan kembali. Input dan output dari sistem industri ini tentu saja akan memberi dampak terhadap lingkungan. Pengambilan material (input) yang berlebihan akan menyebabkan semakin berkurangnya persediaan material, sedangkan hasil keluaran dari sistem industri yang bisa berupa limbah (padat, cair, udara) akan banyak memberi dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu LCA berusaha untuk melakukan evaluasi untuk meminimumkan pengambilan material dari lingkungan dan juga meminimumkan limbah industri. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1 di bawah ini. Lingkungan Sumber energi Sumber alami lainnya Lingkungan Su mber alamiah (sebagai bahan baku) Semua kegiatan dan pemrosesan selama siklus hidup Produk yang dibu ang (dalam bentuk limbah padat, emisi udara dan/emisi air) Lingkungan Emisi air Limbah padat Emisi udara Lingkungan 2.4 Life Cycle Cost Gambar 1. Konsep life cycle suatu sistem (Curran, 1996) Life Cycle Costing (LCC), digunakan untuk mengevaluasi biaya yang diakibatkan oleh produk selama siklus hidupnya sebagai usaha cost reduction programe dan dikaitkan dengan usaha menciptakan produk yang ramah lingkungan. Adapun biaya-biaya dalam life cycle costing adalah biaya manufakturing, biaya pengolahan limbah, biaya distribusi dan service ke pelanggan, dan biaya bagi pengguna. 2.5 Quality Function Deployment Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas ke dalam desain, memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (customer needs and wants) yang diterjemahkan ke dalam technical responses. Pada proses desain dan pengembangan produk, QFD digunakan pada tahap evaluasi konsep-konsep produk (Green, 2002). Keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut dijabarkan dalam fase-fase desain dan manufakturing. Proses QFD terdiri dari satu atau lebih matriks-matriks kualitas. Matriks pertama dinamai House of Quality (HOQ). Matriks HOQ tersebut terdiri dari beberapa matriks-matriks yang digabungkan yang masing-masing matriks berisi informasi yang saling berhubungan antara satu matriks dengan matriks lainnya. Gambar matriks HOQ dapat dilihat pada Gambar 2. 158

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) 5. Technical Correlation 3. Technical Response 1. Customer need & benefit 4. Relationship Matrix 2. Planning Matrix 6. Technical Matrix Gambar 2. House of Quality (Cohen, 1995) Semua matriks pada HOQ menggambarkan pemahaman tim pengembang produk atau proses mengenai aspek semua proses perencanaan produk, jasa, atau proses baru. Adapun fasefase dalam QFD adalah: Fase 0 : Perencanaan QFD Fase 1 : Menggali Voice of Customer Fase 2 : Membangun House of Quality 2.6 Green QFD II Zhang (1999) mengembangkan Green QFD-II untuk mengintegrasikan LCA dan LCC, ke dalam matriks-matriks QFD untuk mendeploy kualitas berdasarkan keinginan konsumen, lingkungan, dan biaya ke seluruh proses pengembangan produk. Green QFD-II ini merupakan pengembangan Green QFD (GQFD) yang digunakan untuk mengevaluasi konsep-konsep produk dengan cara mengombinasikan life cycle assesment (LCA), life cycle costing (LCC), dan QFD ke dalam matriks-matriks. Tahap-tahap dalam Green QFD II adalah sebagai berikut: 10. Matrik korelasi 1. Inventori selama life cycle 2. Kuantitas 5. Matrik korelasi 1. Biaya di setiap Life Cycle 3. 3. Klasifikasi dampak 4. Relationship Matrix Inventori/Dampak (equivalency factors) 5. Karakterisasi dampak 6. Prioritas dampak 8. Bobot 2. Faktor-faktor yang dipengaruhi cost reduction Matrik Kekuatan Pengaruh 11. Nilai target 9. Tingkat kepentingan teknis 7. I ndeks keseluruhan 6. Nilai target 4. Prioritas pengurangan biaya Gambar 3. Green House Gambar 4. Cost House 159

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 Tahap I : Mengidentifikasi technical response Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi technical response kualitas, lingkungan, dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk, permintaan-permintaan pada technical response ini kemudian digunakan untuk mengembangkan konsep produk baru. Pada fase ini dibuat tiga house yaitu : House of Quality (HOQ), berisi VOC Green House (GH), dari LCA Cost House (CH), dari LCC Fase II: Membangkitkan konsep produk Tujuan dari fase ini adalah untuk mengembangkan sederetan alternatif konsep produk untuk memenuhi permintaan yang telah ditentukan dalam fase I. Konsep-konsep tersebut dan garis mendasar konsep produk di evaluasi untuk memilih konsep rancangan produk melalui Concept Comparison House (CCH). 2. Matrik Korelasi HOQ + = Permintaan HOQ + Permintaan fungsional + kemampuan manufakturing 1. Permintaan dari HOQ + - GH - CH 4. 3. Konsep produk Matrik Tingkat Kepuasan 6. Tingkat Kepuasan terhadap konsep produk 7. In dek s keseluruhan 8. Biaya Life Cycle Total 5. Bobot Gambar 5. Concept Comparison House Struktur CCH hampir mirip dengan HOQ pada QFD klasik. CCH terdiri dari 8 Ruang. Permintaan kritis dari House of Quality, Green House, dan Cost House dimasukkan ke ruang 1. Tanda minus menunjukaan garis pemisah menjadi tiga ruang yaitu Ruang kualitas, Ruang lingkungan, dan Ruang biaya. Di ruang kualitas disusun daftar permintaan fungsional dan kemampuan manufakturing yang dapat diperoleh dari House of Quality pada fase I. Pada ruang 2 berisi matriks korelasi antar tiga permintaan (kualitas, lingkungan, dan biaya). Di ruang 3 berisi daftar alternatifalternatif konsep produk termasuk garis mendasar produk dan konsep pengembangan produk baru dimasuk-kan ke dalam ruangan ini. Tingkat kepuasan permintaan tiap konsep produk di ruang 1 dibuat pada ruang 4. Adapun bobot menyatakan tingkat kepentingan permintaan pada ruang 1 dibuat pada ruang 5. Pada ruang 6 berisi hitungan tingkat kepuasan total tiap konsep produk. 160

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) Jadi: SDC6 = ADM4 X W5 T (1) dimana SDC6 : tingkat kepuasan terhadap konsep di ruang 6 ADM4 : matriks serajat kepuasan di ruang 4 W5 : bobot di ruang 5 Indeks dampak terhadap lingkungan dibuat pada ruang 7, dan ruang 8 berisi biaya life cycle total untuk konsep produk. 2.7 Analitic Hierarchy Process Analitic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pengambilan keputusan yang memberi kesempatan pada perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1993). AHP merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai persoalan yang kompleks. 3. PEMBAHASAN Sebagai ilustrasi untuk menggambarkan metode Green QFD II, pada penelitian ini diterapkan dalam produk lampu. Ada dua konsep lampu yang akan dievaluasi, yaitu lampu A dan B. Adapun atribut kualitas lampu adalah dapat dilihat pada Tabel 1. Permintaan dan keinginan dari konsumen tersebut diolah dalam matriks House of Quality seperti yang terlihat pada Gambar 6. Pada makalah ini hanya ditampilkan HOQ untuk lampu A saja. Melalui life cycle analysis (LCA) diketahui dampak yang diakibatkan lampu adalah pemanasan global, acidification, pembentukan fotokimia ozon, pengkayaan nutrisi, dan keracunan pada manusia dan ekologi. Dari hasil LCA tersebut, diketahui bahwa dampak terbesar yang diakibatkan oleh lampu adalah dampak terhadap manusia. Dampak tersebut dapat menyebabkan keracunan, mengganggu kesehatan pada manusia, bahkan mungkin akan mengakibatkan kematian. Dengan mengombinasikan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh produk dengan aspek lingkungan yang terjadi selama siklus hidupnya, kedua konsep produk dianalisa dalam matriks Green House, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. Tabel 1. Atribut kualitas lampu Primer Penyalaan Kehandalan Env. Protection Kemudahan Servis Penampilan Brand Sekunder Menyala terang dan jangkauan sinar luas Waktu hidup lama Gelas tidak mudah pecah Dampak terhadap manusia dan lingkungan kecil Hemat energi Mudah ditemui di toko Mudah dipasang Cepat menyala Garansi Harga murah Bentuk menarik Pembungkus menarik Merk terkenal 161

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 Untuk keperluan evaluasi konsep lampu, pada penelitian ini biaya yang akan dievaluasi adalah biaya-biaya manufakturing, biaya pengolahan limbah, biaya distribusi dan customer service, dan biaya bagi user. Biaya-biaya tersebut dianalisa di dalam Cost House seperti yang terlihat dalam Gambar 8. Dari hasil ketiga matriks tersebut dievaluasi di dalam matriks CCH. Untuk membuat matriks ini, perlu keterlibatan pihak manajemen perusahaan. Hasil matriks CCH dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk menentukan angka-angka perlu mempertimbangkan hasil dari matriks-matriks sebelumnya (Quality House, Green House, dan Cost House) dan mempertimbangkan kemampuan manajemen. Bobot QEC (Quality, Environment, Cost) ditetapkan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process. Kolom kepuasan menunjukkan nilai performansi konsep produk dilihat dari perspektif kualitas, lingkungan, dan biaya. Hasil evaluasi dengan menggunakan Green QFD II ini dapat diketahui bahwa konsep lampu terbaik adalah lampu Light Quick. Adapun karakteristik lampu yang baik adalah lampu yang memiliki kinerja komponen elektronik yang baik, umur hidup lama, gelas kuat, jumlah material Hg, Pb, dan Fosfor yang optimum sehingga tidak merusak lingkungan. Elemen biaya yang signifikan untuk dikurangi adalah biaya overhead dan biaya energi selama masa pemakaian lampu. Green QFD II yang merupakan pengembangan QFD dan Green QFD dapat digunakan sebagai alat untuk desain dan pengembangan produk baru. Kemampuan Green QFD II dalam mengintegrasikan kualitas, lingkungan, dan biaya ke dalam satu matriks yaitu matriks Concept Comparison House. 4. KESIMPULAN Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh lampu antara lain adalah dampak terhadap kesehatan manusia, dampak terhadap kelangsungan hidup ekosistem, dan dampak terhadap lingkungan fisik. Media dampak tersebut bisa melalui udara, air atau tanah. Diantara dampakdampak yang diakibatkan oleh lampu tersebut, dampak terbesar dari lampu adalah dampak terhadap kesehatan manusia. Kontribusi terbesar dari dampak ini adalah dari kandungan raksa di dalam lampu. Dari hasil pemilihan konsep produk berdasar kriteria QEC (Quality, Environment, Cost), dapat diambil keputusan, produk Light Quick lebih memiliki tingkat kepuasan konsep lebih tinggi dibandingkan Advance. Karakteristik lampu yang memenuhi kriteria kualitas, lingkungan, dan biaya adalah lampu yang umur hidupnya lama, menyala terang, jangkauan cahaya luas, tidak merusak manusia, lingkungan, dan makhluk hidup di sekitarnya dan biaya selama siklus hidupnya rendah. Untuk meraih karakteristik tersebut, produsen lampu harus memperhatikan faktor-faktor penyebabnya dengan memperhatikan kinerja rangkaian komponen elektronika, kuantitas dan kualitas raksa atau amalgam, dan kekuatan arctube. Agar lampu tidak memberi dampak yang besar terhadap lingkungan, emisi dari raksa harus dikurangi. Dampak lingkungan tidak langsung yang diakibatkan lampu adalah gas berbahaya yang ditimbulkan oleh alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut lampu. Elemen biaya yang terjadi selama siklus hidup produk yang dimungkinkan dapat mendukung cost reduction programme adalah biaya overhead. Untuk mendukung lingkungan dan minimasi biaya, biaya bagi user (listrik) diminimumkan. 162

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) Gambar 6. Matrik Quality House lampu A 163

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 Gambar 7. Matrik Green House lampu A 164

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) Gambar 8. Matrik Cost House lampu A 165

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 Gambar 9. Concept Comparison House lampu 166

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY (Septin Puji Astuti, et al.) DAFTAR PUSTAKA Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Productivity Press. Portland, Oregon. Billatos, S. B., and N. A. Bassaly, 1997. Green Technology and Design for the Environment, Taylor & Francis, Ltd. Burall, P., 1991. Green Design, The Design Council of United Kingdom. Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison Wisley Publishing Company. Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle Assessment, Mc Graw Hill. DeMendonça, M., and T.E. Baxter, 2001. Design for the environment (DFE): An Approach to achieve the ISO 14000 international standardization, Environmental Management and Health, Vol. 12 No. 1, pp. 51-56. Dong, C., C. Zhang, and B. Wang, 2001. Integration of green quality function deployment and fuzzy multiattribute utility thoery-based cost estimation for environmentally conscious product development, International Journal of Environmentally Conscious Design & Manufacturing. Green, L. N., and E. Bonollo, 2002. The Development of a Suite of Design Methods Appropriate for Theaching Product Design, Global Journal of Engineering Education, Vol. 6, No 1, Australia. Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta Wenzel, H., M. Hauschild, and L. Alting, 1997. Environmental Assessment of Products, Volume 1 Methodology, Tools and Case Studies in Product Development, Chapman & Hall Zhang, Y., H. P., Wang, and C. Zhang, 1998. Product Concept Evaluating Using GQFD-II and AHP, International Journal of Environmentally Concious Design & manufacturing, Vol. 7, No 3. Zhang, Y., H.P, Wang, and C. Zhang, 1999. Green QFD II: life cycle approach for environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices, International Journal Production Research, Vol. 37, pp 1075 1091. 167