BAB VI LAPORAN IMPLEMENTASI



dokumen-dokumen yang mirip
PRE PLANNING LOKAKARYA MINI I DI RUANG DAHLIA DAN ANYELIR EMBUN PAGI RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

BAB III ANALISA RUANGAN DAN MANAJEMEN RUANG VIP B DAHLIA DAN SUPER VIP ANYELIR IRNA AMBUN PAGI RSUP Dr. M. DJAMIL

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MARWAH 1 RSU HAJI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan semakin kritis

BAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

DOKUMENTASI KEPERAWATN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

LAMPIRAN I. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

Panduan Praktek Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan-Serang

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

PRE PLANING TAKS ULAR BERNOMER DAN PESAN BERANTAI

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

GAMBARAN KEEFEKTIFAN TIMBANG TERIMA (OPERAN) DI RUANG KELAS I IRNA NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1 Belum optimalnya pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan: pendidikan kesehatan keluarga dan pertemuan keluarga terjadwal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai. penilaian pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK KANKER PARU DAN MENCUCI TANGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

METODE BIMBINGAN KLINIK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

PENGARUH LATIHAN MENELAN TERHADAP STATUS FUNGSI MENELAN PASIEN STROKE DENGAN DISFAGIA DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI. Oleh.

By. Lufthiani, S.Kep, Ns

Transkripsi:

BAB VI LAPORAN IMPLEMENTASI A. DISEMINASI ILMU TENTANG METODE TIM 1. Tahap persiapan Tahap persiapan untuk diseminasi ilmu tentang metode tim dimulai dengan pembuatan preplanning diseminasi ilmu. Diseminasi ilmu dilaksanakan tanggal 23 Juli 2010, yang dilakukan dengan membentuk kepanitiaan yang terdiri dari moderator (Devia Putri, S.Kep) dan penyaji (Ns. Lina Febrianti, S.Kep) dan Observer ( Debby Sientya, S.Kep) Penanggung Jawab (Ria Gusti Amelia, S.Kep). Pada tahap persiapan ini kelompok mencari narasumber dan kontrak untuk menjadi penyaji pada desiminasi ilmu tentang metoda tim, Narasumber yang disarankan oleh pembimbing klinik adalah ibu Ns. Lina Febrianti, S.Kep, dan kelompok telah menghungi narasumber yang tersebut di atas dan ibu lina Febrianti bersedia menjadi narasumber pada desiminasi ilmu yang dilakukan pada tanggal 23 juli 2011. 2. Tahap pelaksanaan Kegiatan diseminasi ilmu tentang metode tim dilaksanakan tidak sesuai rencana yaitu terlambat 15 menit dimulai pada jam 09.15 Wib, dengan peserta yang hadir sebanyak 12 orang. Kegiatan berlangsung dengan baik tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan, dan peserta aktif memperhatikan, mengajukan pertanyaan serta mengajukan tanggapan. 3. Tahap evaluasi a. Evaluasi struktur Peserta yang hadir sebanyak 12 orang Setting tempat dan media sesuai perencanaan pada preplanning b. Evaluasi Proses Pelaksanaan kegiatan mulai jam 09.15 Wib s/d 10.15 Wib Perawat yang hadir mengikuti pelaksanaan diseminasi ilmu Peran serta mahasiswa sesuai uraian tugas Moderator dapat mengatur alur diskusi Penggunaan bahasa sudah komunikatif

c. Evaluasi hasil Sebelum dilakukan desiminasi ilmu dilakukan pre test tentang metoda tim dan didapatkan 55% pengetahuan perawat tentang metoda tim rendah. Kemudian dilkukan desiminasi ilmu tentang metoda tim kepada perawat yang disajikan oleh ibu Ns. Lina febrianti, S.Kep. setelah penyajian ilmu tentang metoda tim dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi. Akhir acara desiminasi ilmu dilakukan lagi post test tentang metoda tim dengan soal yang sama dan didapatkan 85% pengetahuan perawata tentang metoda tim tinggi. B. KEWASPADAAN UNIVERSAL 1. Tahap persiapan Tahap persiapan untuk kegiatan kewaspadaan universal yang meliputi pengadaan handclean dan observasi teknik mencuci tangan 7 langkah keperawatan dimulai dengan pembuatan preplanning pada tanggal 19 Juli 2011. a. Pengadaan handclean Tahap persiapan untuk penggunaan handclean dimulai dengan penyediaan larutan untuk mencuci tangan yang terdiri dari alcohol 70%, gliserin dan pewangi. Pengadaan larutan merupakan kerjasama antara dengan penanggung jawab logistic Ruang Dahlia Anyelir dan penanggung jawab farmasi Ruang Dahlia Anyelir RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan kepanitiaan dari Kelompok L yaitu Nelyati, S. Kep, Armalis, S. Kep, M. Ervan Wahyudi, S. Kep, Suci Aorora, S. Kep, Devia Putri L, S. Kep dan Ismaiwetri, S. Kep. Hasil dari kerjasama ini didapatkan bahwa pengeadaan handclean bisa disediakan oleh bagian farmasi Ruang Dahlia Anyelir. Pada tanggal 20 Juli 2011 sudah didapatkan larutan untuk handclean yang terdiri dari: Alcohol 70% : 4950 cc Gliserin : 100 cc Pewangi : 10 cc b. Observasi penerapan teknik mencuci tangan 7 langkah Tahap persiapan untuk observasi teknik mencuci tangan 7 langkah dimulai dengan pembuatan lembar observasi dan pembagian jadwal observasi untuk 3 hari yaitu tanggal 21, 22 dan 23 Juli 2011. Untuk jadwal observasi ini, mahasiswa dibagi menjadi 3 shitf setiap harinya yaitu shift pagi, sore

dan malam. Persiapan juga dilakukan dengan melakukan penambahan tempat cuci tangan yaitu wastafel yang berada di dalam ruangan Kepala Ruagan yang didukung dengan sabun cuci tangan serta lap tangan untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan. 2. Tahap pelaksanaan a. Pengadaan handclean Kegiatan pengadaan dan penggunaan handclean dilaksanakan sesuai rencana yaitu dimulai pada tanggal 20 Juli 2011 sampai seterusnya. b. Observasi penerapan cuci tangan 7 langkah Kegiatan observasi penerapan mencuci tangan 7 langkah dilaksanakan sesuai rencana yaitu dimulai pada tanggal 21, 22 dan 23 Juli 2011 yang.dibagi menjadi 3 shift setiap harinya. Tahap evaluasi c. Evaluasi struktur Alat- alat telah disiapkan satu hari sebelum pelaksanaan yaitu larutan cuci tangan (handclean) yang terdiri dari alkohol, gliserin dan pewangi, sabun cuci tangan, lap tangan serta lembar observasi untuk teknik mencuci tangan 7 langkah. d. Evaluasi Proses Penggunaan handclean dimulai pada tanggal 21 Juli 2010 Pengaktifan tempat mencuci tangan/ wastafel telah dilakukan pada tanggal 21 Juli 2011. e. Evaluasi hasil Selama pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi terhadap efektifitas penggunan handclean. Dari hasil evaluasi selama 1 minggu yaitu dari awal pelaksanaan tanggal 21 Juli 2011 sampai tanggal 27 Juli 2011 didapatkan hasil bahwa handclean yang sudah tersedia telah digunakan oleh petugas kesehatan di ruang Dahlia Anyelir RSUP DR. M. Djamil. Dari hasil observasi yang dilakukan selama3 hari yaitu 21, 22 dan 23 Juli 2011 dan dilajutkan dengan evaluasi sampai tanggal 27 Juli 2011 didapatkan hasil bahwa 80% perawat ruangan Dahlia Anyelir telah menerapkan teknik mencuci tangan 7 langkah sebelum dan sesudah tindakan pada pasien.

C. SOSIALISASI NANDA, NIC DAN NOC a. Diseminasi ilmu: Sosialisasi NANDA, NIC dan NOC 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan untuk sosialisasi NANDA, NIC dan NOC dimulai dengan pembuatan pre planning Sosialisasi NANDA, NIC dan NOC. Pre planning dikonsulkan kepada pembimbing akademik dan pembimbing klinik pada tanggal 21 22 Juli 2011 dan baru disetujui pada tanggal 22 Juli 2011. Sesuai dengan pre planning, sosialisasi NANDA, NIC dan NOC dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2011 yang dilakukan dengan membentuk kepanitiaan yang terdiri dari moderator: Metha Kemala Rahayu, S.Kep, penyaji Okti Rahayu. S.Kep dan observer Suci Aorora, S.Kep. Sesuai dengan hasil konsul dengan Pembimbing klinik: Ns Dorisnita, S.Kep, Ns.Lidya, S.Kep dan Ns.Venny Dwita Zola, S.Kep dan pembimbing akademik Yulastri Arief, S.Kp M.Kep didapatkan hasil bahwa untuk pelaksanaan sosialisasi NANDA, NIC & NOC sebaiknya didahului dengan pembuatan pretest dan postest sosialisasi NANDA,NIC & NOC yang berguna untuk melihat tingkat pengetahuan peserta seminar tentang NANDA, NIC & NOC sebelum dan sesudah seminar. 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan sosialisasi NANDA NIC NOC dimulai dengan pembagian kuesioner Pre Test berupa pengetahuan sosialisasi NANDA, NIC NOC dan kegiatan ini diakhiri dengan kuesiner Post Test tentang pengetahuan sosialisasi NANDA, NIC NOC. Kegiatan ini dilaksanakan tidak sesuai rencana,. Pada awalnya, kegiatan dijadwalkan pada tanggal 23 Juli 2011 pukul 10.30 WIB. Namun, karena kurangnya peserta yang hadir, maka acara dimulai pada pukul 15.00 16.30 WIB dengan peserta yang hadir sebanyak 4 orang. Hal ini tidak sesuai dengan jumlah undangan sebanyak 10 orang yaitu untuk 3 orang perawat dinas pagi, 5 orang dinas siang, dan 2 orang perawat dinas malam. Kegitan berlangsung dengan baik, peserta aktif memperhatikan, mengajukan pertanyaan dan tanggapan. Pada pelaksanaan, acara dibuka oleh moderator, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi NANDA, NIC dan NOC oleh Okti Rahayu Asih, S.Kep.

Setelah penyampaian materi, diadakan sesi diskusi. Pertanyaan 1 diajukan oleh Uni Vina tentang bagaimana cara mengaplikasikan domain NANDA untuk menegakkan diagnosa keperawatan, pertanyaan ini ditanggapi dengan baik oleh Mahasiswa yaitu Aulia Putri, S.Kep. Pertanyaan ke 2 dari Uni Lydia tentang acuan evaluasi keperawatan dan bagaimana membaca NOC, hal ini ditanggapi dengan baik oleh Okti Rahayu Asih, S.Kep, penjelasan juga ditambahkan oleh Suci Aorora, S.Kep. Tabel 1. Nilai pretest dan postest sosialisasi NANDA NIC NOC No Nama /inisial Nilai pretest Nilai postest 1. 2. 3 4 Perawat 1 Perawat 2 Perawat 3 Perawat 4 40 60 50 70 90 90 80 90 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan perawat tentang penggunaan NANDA, NIC & NOC. Diagram 6.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Sebelum Sosialisasi NANDA, NIC dan NOC 80% 70% 60% Pengetahuan rendah 50% 40% 30% Pengetahuan Tinggi 20% 10% 0% Sebelum

Diagram 6.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Setelah Sosialisasi NANDA, NIC dan NOC 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sesudah Pengetahuan Rendah Pengetahuan Tinggi 3. Tahap Evaluasi a. Evaluasi Struktur Alat tidak tersedia sesuai rencana (infokus tidak ada ) Peserta yang hadir sebanyak 4 orang Setting tempat tidak sesuai dengan pre planning b. Evaluasi Proses Pelaksanaan kegiatan mulai pada tanggal 23 Juli 2011 pada pukul 15.00 WIB Peran serta mahasiswa dan perawat ruangan sesuai dengan yang telah direncanakan Moderator dapat mengatur alur diskusi Penggunaan bahasa sudah komunikatif c. Evaluasi Hasil Perawat dapat memahami materi yang diberikan. Pada pre test, pengetahuan perawat rendah (75%) mengenai NANDA, NIC dan NOC. Setelah penyampaian materi, pengetahuan perawat tinggi (100%) mengenai NANDA, NIC dan NOC Perawat yang hadir bersedia melaksanakan askep sesuai NANDA, NIC dan NOC

b.observasi Sosialisasi NANDA, NIC, dan NOC 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan untuk observasi pembuatan dokumentasi asuhan keperawatan yang sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC adalah dengan mempersiapkan lembar pendokumentasian pada tanggal 24 Juli 2011. Selain itu mahasiswa juga memberikan buku translate NANDA, NIC dan NOC sebagai panduan bagi perawat dalam pembuatan asuhan keperawatan. Buku ini diserahkan pada saat desiminasi ilmu sosialisasi NANDA, NIC dan NOC pada tanggal 23Juli 2011. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini perawat ruangan membuat rencana keperawatan berdasarkan NANDA, NIC, dan NOC. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 24 Juli 2011 sampai dengan 28 Juli 2011. Pada tahap ini, mahasiswa memotivasi perawat untuk membuat pendokumentasian berdasarkan NANDA, NIC, dan NOC. 3. Tahap evaluasi a. Evaluasi Struktur Lembar pendokumentasian dan buku NANDA, NIC dan NOC tersedia sesuai dengan rencana b. Evaluasi Proses Peran serta mahasiswa dan perawat ruangan sesuai dengan yang telah direncanakan Mahasiswa mendampingi serta memotivasi perawat dalam membuat pendokumentasian c. Evaluasi Hasil Pada hari pertama (24 Juli 2011 dan 25 Juli 2011) didapatkan hasil bahwa perawat ruangan masih ragu dalam melakukan pendoku mentasian berdasarkan NANDA, NIC dan NOC. BAB VII PEMBAHASAN

7.1 Metode Tim Tanggal 13,14,dan 15 Juli 2011 disebarkan kuesioner kepada perawat di ruang Dahlia dan Anyelir RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kuesioner yang disebarkan membahas tentang metoda tim. Dari hasil penyebaran kuesioner pada 19 orang perawat didapatkan hasil bahwa pengetahuan perawat mengenai metode tim rendah, yaitu sebanyak 59.6%. Setelah dilakukan Lokakarya Mini I, didapatkan hasil bahwa metode tim belum optimal diaplikasikan di ruang Dahlia dan Anyelir RSUP Dr. M. Djamil Padang karena belum cukupnya tenaga keperawatan yang profesional yang dibutuhkan. Oleh sebab itu disepakati untuk melakukan penyegaran kembali tentang metoda tim di ruangan Dahlia dan Anyelir. Penyegaran metode tim dilakukan dengan mengadakan desiminasi ilmu tentang metode asuhan keperawatan khususnya metode tim a. Desiminasi Ilmu Metoda Tim Metode tim adalah metode asuhan keperawatan yang bertujuan memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Didalam metode tim satu tim keperawatan terdiri dari 2 orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan kepada 6-11 pasien (Kuntoro, 2010). Penggunaan metode tim dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat memberikan kepuasan pada perawat dan klien, perawat dapat mengenali klien secara individual karena perawatannya menangani klien dalam jumlah yang sedikit, serta perawat akan memperlihatkan kerja yang lebih produktif melalui kerjasama dan komunikasi yang terapeutik (Kuntoro, 2010). Setelah dilakukan Lokakarya Mini I, dilakukan observasi pada tanggal 19-22 Juli 2011. Hasil observasi didapatkan bahwa pembagian tenaga perawat sudah dibagi untuk masing-masing tim, tetapi pada pelaksanaannya masih banyak perawat yang melakukan pekerjaan bukan pada timnya. Selain itu, perawat cenderung melakukan pekerjaan secara fungsional dalam membagi tugas pekerjaan, misalnya tanggung jawab injeksi, perawatan luka, dan membuat laporan. Untuk itu, disepakati diadakannya penyegaran kembali tentang pelaksanaan metode tim, melalui desiminasi ilmu tanggal 23 Juli 2011. Setelah dilakukan intervensi berupa desiminasi ilmu, didapatkan hasil bahwa perawat ruangan dapat

memahami penyampaian materi yang diberikan dan perawat ruangan bersedia untuk mengoptimalkan metoda tim. 7.2. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Setelah dilakukan Lokmin I didapatkan bahwa perawat tidak melakukan cuci tangan sebelum dan susudah tindakan pada pasien. Pada Lokmin I, diketahui masalah tersebut disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang penerapan cuci tangan di ruangan. Sebagai salah satu upaya untuk pemecahan masalah tersebut maka dilakukan pengadaan handclean dan pengaktifan kembali wastafel yang ada di ruangan kepala ruangan. Setelah dilakukan pengadaan handcelan dan pengaktifan kembali wastafel tersebut, kemudian dilakukan observasi dari tanggal 21 Juli sampai 23 Juli 2011. Observasi ini dilakukan untuk melihat motivasi perawat dalam menggunakan handcelan dan mencuci tangan dengan teknik 7 langkah. Dari hasil observasi pada tanggal 21, 22 dan 23 Juli didapatkan bahwa 80% perawat ruang Dahlia Anyelir Ambun Pagi telah menggunakan handclean dan melakukan cuci tangan 7 langkah. Penerapan prinsip kewaspadaan unversal sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan dan sikap atau perilaku yang dimiliki oleh seorang perawat serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai (Sofiyah, 2006). Sarana atau fasilitas adalah alat yang digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja (Sofiyah, 2006). Berdasarkan hasil kuisioner yang disebar mulai tanggal 13, 14 dan 15 Juli didapatkan 74,24% perawat Dahlia Anyelir mempunyai pengetahuan yang cukup tinggi untuk peneparan kewasppadaan universal, 100% perawat mempunyai sikap yang baik dalam penerapan kewaspadaan universal dan 73,69% perawatan memiliki tindakan yang kurang baik untuk penerapan kewaspadaan universal. Pada prinsipnya ketersediaan fasilitas dan sarana sangat berguna untuk memudahkan petugas kesehatan dalam mematuhi praktek pengendalian infeksi, kebijakan serta standar operasional prosedur di dalam melaksanakan kewaspadaan universal. Untuk pencapaian ini, maka diperlukan pengadaan SDM yang terlatih dalam pengembangan pengetahuan (WHO, 2005). Menurut Liptts (1973), perubahan merupakan sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan pada suatu individu, situasi, atau proses. Roger (1962) mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya

untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya (Nursalam, 2007). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk pelaksanaan penerapan kewaspadaan universal yang salah satunya adalah teknik mencuci tangan sebelum dan sesudah ke pasien harus ditunjang dengan pengetahuan, sikap serta ketersedian sarana dan prasarana yang memadai. 7.3. Sosialisasi NANDA, NIC, dan NOC Tanggal 15-17 Juli 2011 telah disebarkan kuisioner kepada perawat diruangan Dahlia dan Anyelir Paviliun Ambun Pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dari penyebaran kuisioner pada 19 orang perawat didapatkan hasil sebanyak 61,65% perawat berpengetahuan tinggi dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kepada klien, sebanyak 80,86% perawat mempunyasi sikap yang baik dalam penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada klien, dan sebanyak 40% perawat mempunyasi tindakan yang kurang baik dalam penerapan pendokumentasian keperawatan kepada klien. Setelah dilakukan Lokakarya Mini I pada tanggal 18 Juli 2011 didapatkan hasil bahwa perawat di ruang VIP Dahlia dan Super VIP Anyelir Embun Pagi RSUP M. Djamil Padang belum mengenal pendolumentasian asuhan keperawatan menurut NANDA, NIC dan NOC sehingga perawat meminta untuk dilakukan sosialisasi NANDA, NIC& NOC. Oleh sebab itu, disepakati untuk diadakan sosialisasi tentang NANDA,NIC& NOC pada tanggal 23 Juli 2011 di Ruang pertemuan Dahlia Paviliun Ambun Pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dokumentasi adalah bahan komunikasi yang tertulis untuk mendukung informasi dan kejadian (Fioshbach. 1991). Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan dokumentasi tentang fakta-fakta terhadap penyakit klien, gejala-gejala, diagnosa, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga dapat dan memberikan informasi yang akurat. Diagnosa NANDA merupakan diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Diagnosa NANDA memiliki beberaoa keuntungan yaitu bahasanya lebih teratur, literatur terbaru, masing-masing diagnosa

di jelaskan lebih rinci dan lengkap sehingga memudahkan menentukan diagnosa pada satu kasus. Setelah dilakukan intervensi berupa sosialisasi Nanda, NIC dan NOC, didapatkan hasil bahwa terdapat penimgkatan pengetahuan perawat (100%). Namun, hanya 3 orang perawat yang membuat pendokumentasian berdasarkan NANDA, NIC, dan NOC. Menurut New dan Coulliard (1981), faktor penghambat terjadinya perubahan disebabkan oleh adanya ancaman terhadap kepentingan pribadi, adanya persepsi yang kurang tepat, reaksi psikologis, toleransi untuk berubah rendah. Menurut Lips (1973), perubahan merupakan sesuatu yang direncanakan pada suatu individu, situasi, atau proses. Roger (1962) mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya (Nursalam, 2007).