ANALISIS BENTUK DAN MAKNA RAGAM BAHASA LISAN INFORMAL DALAM PERCAKAPAN ACARA TALK SHOW JEPANG SHABEKURI007



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Aizuchi dalam Bahasa Jepang Sebuah Tinjauan Strategi Komunikasi melalui Analisis Percakapan THAMITA ISLAMI INDRASWARI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

Transkripsi:

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA RAGAM BAHASA LISAN INFORMAL DALAM PERCAKAPAN ACARA TALK SHOW JEPANG SHABEKURI007 Abstract: Susanti 0701705033 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Unud This research was done to find out the kinds of spoken language that appeared on Japanese TV show called SHABEKURI007. There are two problems in this research, the first is the forms of the spoken language on Japanese conversation and the second is the contextual meaning of the spoken language contained on Japanese TV show called SHABEKURI007. The theories used in this research are the spoken language theory by Tomisaka (1996), and the theory of contextual meaning by Suwandi (2008). The research was done trough three phases, the first is collecting data, the second is analyzing data and the last was presenting the result of the research. The source for the data of this research was the conversation that appeared during the Japanese TV show SHABEKURI007. The Method and technique of collecting the data that used is the referring method while the inductive method used to analyzing the data. The presenting method done by using the informal method. After analyzed, the data showed the forms of Japanese spoken language divided in six kinds that are Joshi no Shouryaku, Tanshukuku, Kimarimonku, Kurikaeshi, Aimai Hyougen, and Gojun no Henka. The contextual meaning contained on the Japanese informal spoken language appeared on the Japanese TV show SHABEKURI007 as a connection between the speech and the situation so the contained meaning on the conversation depends on the situation that occur. Keywords: spoken language, contextual meaning, sentence pattern 1. Latar Belakang Dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia melakukan suatu komunikasi untuk saling menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide maupun gagasan masing-masing individu. Untuk melakukan komunikasi dan interaksinya, manusia memerlukan sebuah sarana untuk dapat berhubungan dengan manusia lain. Bahasa adalah sarana penting yang diperlukan. Di Jepang saat berkomunikasi, penggunaan bahasa tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Latar belakang penutur yang berbeda, menjadi penentu bahasa yang 1

digunakan, misalnya perbedaan usia, kedudukan sosial, pendidikan dan sebagainya. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman, akan berbeda dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Sudjianto (2004: 12 14) mengatakan bahwa dilihat dari aspek kebahasaan, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu yang dapat kita amati dari huruf yang digunakan, sistem pengucapan, gramatika, ragam bahasa dan kosakata sedangkan berdasarkan sejarahnya, bahasa Jepang dibagi menjadi dua bagian besar yakni kougo (bahasa modern) dan bungo (bahasa klasik). Kougo dalam bahasa Jepang disebut juga gendaigo. Di dalam bahasa Jepang modern terdapat ragam lisan (hanashi kotoba) yaitu bahasa yang diungkapkan secara lisan yang diperlukan pada waktu berbicara dan ragam tulisan (kaki kotoba) yaitu bahasa yang dipakai secara tertulis. Ragam lisan diungkapkan dalam bentuk lisan, maka pemahamannya sangat dibantu dengan perilaku pembicara pada saat terjadinya suasana tuturan seperti raut wajahnya atau gerak isyarat anggota tubuhnya. Serta bantuan aspek kebahasaan seperti nada suara, aksen, intonasi, dan sebagainya. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk ragam rahasa lisan dalam percakapan acara talk show Jepang SHABEKURI007? 2) Bagaimana makna kontekstual yang terkandung pada ragam bahasa lisan dalam percakapan acara talk show Jepang SHABEKURI007? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini terdiri atas dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menambah pustaka karya tulis ilmiah yang membahas hanashikotoba, menambah pengetahuan dan informasi mengenai hanashikotoba khususnya kepada pembelajar Jepang, serta merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui hanashikotoba, dan menelitinya lebih lanjut bagi yang berminat. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk 2

atau pola-pola kalimat ragam bahasa lisan dan makna kontekstual yang terdapat pada percakapan acara talk show Jepang SHABEKURI007. 4. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik penganalisisan data, serta metode dan teknik penyajian hasil analisis. Metode dan teknik pengumpulan adalah suatu metode yang perolehan datanya dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, yaitu dengan menyimak acara talk show berjudul SHABEKURI007. Selanjutnya, dilakukan teknik sadap (berupa bahasa tulis) dengan teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat cakap. Dalam penganalisisan data digunakan metode deskriptif dimana penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan fakta yang ada. Karena data yang diambil menggunakan bahasa Jepang, maka digunakan teknik pencatatan dan alih bahasa. Penyajian hasil analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode formal yang menyajikan hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa dan informal yang menyajikan hasil analisis data dengan menggunakan tanda atau lambang-lambang tertentu (Sudaryanto, 1993: 145). 5. Hasil dan Pembahasan Hanashikotoba atau yang disebut juga dengan kougo (spoken language) merupakan bahasa percakapan biasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan bentuknya berbeda dengan bungo (written language). Menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2009: 211) hanashikotoba adalah bahasa yang dinyatakan dengan suara yang terlihat di dalam ceramah, rapat, percakapan, dan sebagainya. Hanashikotoba memiliki karakteristik seperti pada prinsipnya dapat didengar hanya satu kali, akan terdengar atau dipahami hanya dalam lingkungan yang dapat mendengar suara itu, walaupun terdapat kesalahan secara gramatikal, tetapi hal itu tidak dipermasalahkan. Ragam bahasa lisan atau hanashikotoba dalam percakapan bahasa Jepang, menurut Tomisaka (1996) dapat dibagi ke dalam 6 jenis yaitu penghilangan partikel (Joshi no Shouryaku), penyingkatan frasa (Tanshukuku), Kimarimonku, pengulangan (Kurikaeshi), frasa ambigu (Aimai Hyougen), perubahan susunan kata (Gojun no Henka). 3

Pada waktu berkomunikasi dalam bahasa Jepang, terdapat ragam bahasa lisan yang jika ditinjau dari bentuknya sangat berbeda dengan ragam bahasa tulisan sebab dalam pengucapannya memerlukan nada dan intonasi sehingga apabila kalimat tersebut disajikan sebagai bahasa tulisan, maka lawan bicara akan kesulitan untuk menangkap maksud pembicara. Karakteristik yang paling menonjol dari hal ini, misalnya terdapat penghilangan partikel, penyingkatan frasa dan perubahan susunan kata dalam kalimat percakapan. Berikut adalah beberapa data mengenai penghilangan partikel, penyingkatan frasa dan perubahan susunan kata dalam kalimat percakapan pada acara talkshow Jepang SHABEKURI007. (1) オレ 本 当 演 技 できねえんだ って Ore hontou engi dekineenda tte Aku benar-benar akting bisa-btk.neg-kop berkata 言 ったら 死 体 の 役 だった ittara jitai no yaku datta berkata-btk.peng mayat-gen berperan KOP-BTK.LMP の! no SHU Saat aku bilang benar-benar nggak bisa akting, jadi meranin mayat Pada data (1) terdapat penghilangan partikel {wa}, {ni} dan {ga}. Menurut Sugihartono (2001: viii), partikel (joshi) adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri, yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam satu kalimat bahasa Jepang baik dalam lisan maupun tulisan. Partikel {wa} merupakan partikel yang mengikuti subyek, seharusnya ditempatkan di belakang subyek ore sehingga menjadi ore wa, sedangkan partikel {ni} mengikuti jiritsugo (kata yang berdiri sendiri) hontou jika dilihat dari teori mengenai partikel menjadi hontou ni. Partikel {ga} merupakan partikel yang selalu mendahului kata kerja dekiru seperti yang dirumuskan dalam pembentukan kalimat bentuk kemampuan yaitu obyek+ga 4

dekiru. Karena itu kalimat dalam data (1) jika dikembalikan sesuai dengan bentuk bahasa baku akan menjadi: Ore (wa) hontou (ni) engi (ga) dekineenda tte ittara shitai no yaku datta no! (2) それは 何 とか し なきゃ Sore wa nantoka shi nakya Itu-TOP sesuatu melakukan-harus Kita harus melakukan sesuatu untuk itu. Ketika berbicara kepada teman atau anggota keluarga, penyingkatan frasa sering digunakan. Frasa-frasa ini dapat disingkat sebab makna yang terkandung dalam frasa tersebut sudah dapat dimengerti oleh lawan bicara walaupun tidak lengkap. Penyingkatan frasa digunakan untuk percakapan dengan tempo cepat. Tsujimura (1996: 101) mengemukakan bahwa ketika berbicara dengan bahasa kasual dan atau dengan cepat dalam sebuah situasi yang tidak formal, sering sekali terdapat kasus bahwa kata-kata akan disingkat dalam bermacam cara. Pada data (2), kata shinakya merupakan bentuk kata yang termasuk dalam pernyataan bahwa sesuatu harus dilakukan. Kalimat tersebut bermaksud menyuruh, tetapi lebih kepada diri sendiri daripada orang lain. Biasanya pola kalimat seperti ini dipakai ketika memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk melakukan sesuatu. Bentuk ~nakya merupakan pembentukan dari kata kerja bentuk negatif yang dihilangkan /i/ di akhir katanya kemudian diganti dengan kya dan juga merupakan penyingkatan dari bentuk ~nakya naranai. Sehingga pada kalimat data (2) apabila diperpanjang menggunakan bentuk ~nakya naranai akan menjadi sore wa nantoka shinakya naranai. しなきゃならない しなきゃ shinakya naranai shinakya (3) カワイソウ だろう 子 供 が Kawaisou darou, kodomo-ga Kasian-ADJ EXP anak-anak-nom Kasihan kan anak-anak (4) ボビーも 違 い もん ね 今 日 Bobby- mo machigai mon ne kyou Bobby-pun berbeda EXP SHU hari ini Hari ini Bobby pun berbeda ya 5

Dari kalimat (3) dan (4) dapat dilihat perubahan susunan katanya adalah frase yang menunjukkan perasaan atau emosi pembicara kepada lawan bicara ditempatkan di awal kalimat untuk menyampaikan apa yang dia rasakan tentang keadaan lawan bicara. Pada kalimat (3) yang merupakan frase emosional adalah kawaisou darou kasihan kan diutarakan oleh pembicara setelah mengetahui keadaan anak lawan bicaranya, dan kata kodomo ga anak-anak yang merupakan obyek masalah tersebut ditempatkan di akhir kalimat, sedangkan pada kalimat (4) Bobby mo machigai mon ne Bobby pun berbeda ya merupakan frase emosional yang dirasakan oleh pembicara atas apa yang terjadi dengan lawan bicaranya. Kalimat yang menempatkan frase emosional di awal kalimat seperti ini sering kali digunakan pada percakapan. Sehingga apabila susunan kedua kalimat tersebut diubah sesuai dengan bentuk pola kalimat baku, maka akan menjadi (3) kodomo ga kawaisou darou dan (4) kyou wa bobby mo machigai mon ne. Makna kontekstual merupakan makna yang muncul akibat hubungan antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai (Suwandi, 2008: 68). Dalam situasi yang terjadi tidak hanya menunjukkan suasana dari suatu kalimat yang diucapkan tetapi juga emosi atau perasaan dari pembicara. Berikut adalah data mengenai makna kontekstual yang terdapat dalam acara talkshow Jepang SHABEKURI007. (5) 食 べなれてます から あんまり 感 想 は? Tabenaretemasu kara anmari kansou-wa? Terbiasa memakan setelah tidak terlalu kesan-top Tidak terlalu berkesan setelah terbiasa memakannya Kalimat diatas diucapkan oleh pembawa acara bernama Ueda, saat menanyakan pendapat tentang ramen yang dihidangkan untuk bintang tamu mereka yang merupakan seorang penyanyi terkenal bernama Gackt. Gackt menjelaskan bahwa dia sudah tidak makan nasi selama 10 tahun, namun saat hari ulang tahunnya, dia biasa membeli ramen di Osaka. Karena saat itu dekat dengan hari ulang tahun Gackt, para pembawa acara menyediakan ramen Osaka yang biasa dibeli Gackt. Setelah mencicipi hidangan tersebut, pembawa acara bernama Ueda berkomentar pada Gackt mengenai rasa ramen itu. Dilihat dari situasi ini, perubahan susunan kalimat dibuat agar pernyataan pembicara terdengar lebih sopan oleh lawan bicara. 6

(6) 村 上 : それ 書 いたの って お 母 さん? Murakami : Sore kaita no tte okaasan? Itu menulis-shu katanya ibu Murakami : Yang menulis itu ibu Anda? 上 田 Ueda Ueda :ドーモ : Do-mo : Terima kasih Kalimat tersebut merupakan kalimat yang diucapkan oleh seorang bintang tamu pelawak muda mengenai surat penggemar yang didapatkan Ueda. Mereka saling menceritakan berapa banyak surat penggemar yang mereka dapatkan termasuk para pembawa acara dalam SHABEKURI007 yang rata-rata umurnya sudah tua, mengenang kejayaan mereka saat baru debut ke dunia lawak. Ueda yang ketika itu tidak terlalu populer dibandingkan teman-temannya, berkata bahwa dia pernah mendapat surat. Namun, seorang pelawak muda menyeletuk, sore wo kaita no tte siapa yang menulis surat itu dan menjawabnya sendiri dengan okaasan ibu. Ueda yang merasa malu berkata do-mo terima kasih. (7) 夕 方 やってる 時 には Yuugata yatteru toki ni wa Malam hari melakukan-btk.sdg waktu-adv-top 誰 に も 観 てない 番 組 って dare-ni mo mitenai bangumi tte siapa-adv pun melihat-btk.sdg-neg acara katanya Katanya acara yang disiarkan pada malam hari adalah acara yang tidak akan dilihat siapapun Kalimat tersebut merupakan kalimat yang diucapkan oleh pembawa acara bernama Horiuchi ketika mendengar bahwa acara SHABEKURI007 mendapatkan rating tinggi. Karena SHABEKURI007 merupakan acara malam, pembawa acara tersebut berkata bahwa kata orang acara yang disiarkan pada malam hari tidak akan ditonton siapapun. Dilihat dari situasi tersebut bentuk ~tte yang diucapkan merupakan bentuk ketika Horiuchi berbicara tentang sesuatu yang didengar dari orang lain bahwa acara yang disiarkan pada malam hari tidak akan dilihat siapapun. 7

6. Simpulan Setelah melaksanakan penelitian mengenai ragam bahasa lisan informal yang terdapat dalam percakapan acara talkshow Jepang SHABEKURI007 dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 jenis ragam bahasa lisan Jepang yaitu penghilangan partikel (Joshi no Shouryaku), penyingkatan frasa (Tanshukuku), Kimarimonku, pengulangan (Kurikaeshi), frasa ambigu (Aimai Hyougen), perubahan susunan kata (Gojun no Henka). Penghilangan partikel sering digunakan pada percakapan informal dimana lawan bicara sudah memahami maksud lawan bicara. Partikel yang paling sering dihilangkan dalam sumber data adalah partikel {ga} dan {wo}. Makna kontekstual yang terkandung pada ragam bahasa lisan informal pada percakapan acara talkshow Jepang SHABEKURI007 muncul sebagai hubungan antara ujaran dengan situasi sehingga makna yang terkandung dalam percakapan tergantung dengan situasi yang sedang berlangsung. Daftar Pustaka Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bachman, Lyle F. 1990. Fundamental Considerations in Language Testing. Oxford: Oxford University Press. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chino, Naoko. 2006. Partikel Penting Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern-Seri A. Jakarta: Kesaint Blanc. dan Ahmad Dahidi. 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Sugihartono. 2001. Nihongo No Joshi (Partikel Bahasa Jepang). Bandung: Humaniora Utama Press. Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Suwandi, Sarwiji. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa. Tomisaka, Yoko. 1996. Nameraka Nihongo Kaiwa. Tokyo : Aruku. Tomita, T. 1993. Bunpou no Kisochishikito Sono Oshiekata. Tokyo: Nihongo no Bonjinsha. Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction To Japanese Linguistics. Massachussets: Blackwell Publisher. 8