DIVERSIFIKASI PRODUK AREN DALAM RANGKA PENINGKATAN NILAI TAMBAH GULA AREN SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN LEBONG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

Sekapur Sirih. Penutup

OPTIMALISASI BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TURUNAN IKAN LELE

BUSINESS DEVELOPMENT TUNGGAKSEMI AFFINITY GROUPS IN ORDER TO IMPROVEMENT FOOD SECURITY IN SUMBEREJO VILLAGE BATU DISTRICT BATU CITY)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK, PERLUASAN PANGSA PASAR DAN PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PADA HOME INDUSTRY RENGGINANG ABSTRAK ABSTRACT

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

SINERGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA DESA, KERAJINAN DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lebong Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PENGOLAHAN PANGAN BERBAHAN BAKU UBI JALAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA.

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK

LAPORAN PROGRAM INSENTIF PERCEPATAN DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK TA Peneliti Utama: Ir.Manik Eirry Sawitri,MS

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

Kata kunci: gula aren, kawasan hutan, nilai tambah, pemasaran

PENINGKATAN KAPASITAS ENTREPRENEURSHIP MELALUI PELATIHAN DAN MAGANG BAGI TENANT DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PETANI JAMBU METE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Al Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN /ISSN-E

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS LABU KUNING

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

PEMBERDAYAAN USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK SRADHA DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

Arrizal dan Syafrizal 2

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Jurnal Siliwangi Vol. 1 No. 1 Des 2015 ISSN Seri Pengabdian Pada Masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JENIS DAN UKURAN KEMASAN PENGAWET NIRA ALAMI INSTAN TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK LELE TRADISIONAL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

PENATAAN WILAYAH PERTANIAN INDUSTRIAL Kawasan Pertanian Industrial unggul berkelanjutan

IBM KELOMPOK WANITA NELAYAN PENGOLAH UDANG REBON DI KECAMATAN MA RANG KABUPATEN PANGKEP. Sri Mardiyati 1 & Amruddin 2

DAFTAR PUSTAKA. Agus Tanya Jawab Kepada Pengumpul Gula Merah Di Desa Lehan. Lampung Timur.


ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

IPTEK BAGI MASYARAKAT UNTUK PERBAIKAN TEKNOLOGI PASCA PANEN PADI DENGAN DESAIN ALAT PENGAYAK BERAS SEDERHANA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. T U J U A N Memperkuat basis produksi usaha IKM Memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas dilihat dari aspek

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

OUTLINE I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LEBONG ISU-ISU STRTEGIS KABUPATEN LEBONG III. POTENSI SUMBER DAYA UNGGULAN KABUPATEN LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. gula kelapa dan perencanaaan program agroindustri gula kelapa yang

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

I. PENDAHULUAN. pasar bagi sektor industri. Industrialisasi pertanian juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Menghadapi

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

Renstra BKP5K Tahun

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PROSES PENGOLAHAN MILK TEA WITH AGAR DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 50 BOTOL PER HARI

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

Transkripsi:

Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 213 DIVERSIFIKASI PRODUK AREN DALAM RANGKA PENINGKATAN NILAI TAMBAH GULA AREN SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH KABUPATEN LEBONG PALM SUGAR PRODUCT DIVERSIFICATION IN ATTEMPT TO INCREASE ADDED VALUE OF PALM SUGAR AS REGIONAL MAIN PRODUCT OF LEBONG Oleh: Reswita 1, Satria Putra Utama 1, Kurnia, Herlina Dewi 2, dan Zulman Efendi 2 1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu reswita17@yahoo.co.id ABSTRACT PPM IbW activity program is done to transfer technology to enhance the knowledge and skills of the society in increased production, increased value added and diversified products of sugar palm processing into a market-oriented product with stable development and small industries with sugar palm based in Lebong Regency. The general objective of this activity is to improve the knowledge and skills of palm sugar farmers in terms of increased production, increased value added and diversified products of sugar palm processing into a market-oriented product so as to increase farmers' income. IbW implementation method is a method of PALS (participatory action learning system) which is based on 3 (three) phases of activity, namely (1) the stage of awareness, (2) the stage of participating / scaffolding, and (3) the stage of institutionalization. The results of this activity in the first year are: 1) Availability of seedlings palm plants, 2) Establishment of joint venture group, 3) improvement of knowledge of craftsmen about industry integration of refined palm sugar from upstream to downstream, 4) improvement of understanding of refined palm sugar craftsmen about health production and hygiene products so as to increase the added value and income, 5) the availability of refined palm sugar maker tools, 6) improvement of the skills of the sugar producers in making refined palm sugar, 7) the availability of machines for packaging, 8) improvement of the knowledge and skills of craftsmen in designing the package, 9 ) Improvement of knowledge and skills in analyzing the results of operations and arranging financial reports, 10) productive economic empowerment for refined sugar palm craftswomen through the creation of market-oriented food products by using palm sugar as a substitute for sugar cane, 11) The formation of product marketing via the internet blogspot. While the activities carried out in the second year are: 1) Technical Assistance of palm seedlings planting, 2) Advanced assistance in palm sugar making, 3) The supply of palm sugar and coffee mixing machine, 4) Training of palm coffee making, 5) Training of Designing package and brand of palm coffee, 6) The assistance in handling business license, 7) Market/Consumer research (organoleptic test), 8) Training and scaffolding of Feasibility Analysis palm coffee business, 9) Products promotion through seminars, exhibitions and competitions. 11) Mentoring supervision and control of safety and health of the housing food products. The results of activities in the Year II (2015) are: 1) Refined Palm Sugar with the

214 Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 label and the new packaging, 2) Palm sugar coffee products, 3) Packaging Design and brand of palm sugar coffee, 4) Business license assistance, 5) Market research/consumer (organoleptic test), 6) Improvement the knowledge and craftsmen skills in analyzing of business feasibility palm sugar coffee, 7) Promote products through exhibitions, 8) Improvement the knowledge of craftsmen by supervision and control of the safety and health of home-cooked foods. Keywords: Palm sugar, Products diversification, refined palm sugar, palm sugar coffee. PENDAHULUAN Kabupaten Lebong terletak pada posisi 105 o sampai 108 o Bujur Timur dan 02 o 65 sampai 03 o 60 Lintang Selatan. Secara adminstratif, Kabupaten Lebong berbatasan langsung dengan Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara. Luas wilayah Kabupaten Lebong + 272.924 Ha terdiri dari 13 kecamatan yang meliputi 100 desa dan 11 kelurahan. Wilayah Kabupaten Lebong didominasi oleh kawasan hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 69,90% dari luas wilayah Kabupaten Lebong. Luas masing-masing kecamatan tersebut adalah sebagai berikut Kecamatan Rimbo Pengadang seluas 12.932 Ha, Topos 34.627 Ha, Lebong Selatan 23.494 Ha, Bingin Kuning 10.815 Ha, Lebong sakti 11.068 Ha, Lebong Tengah 9.196 Ha, Uram Jaya 6.420 Ha, Amen 3.926 Ha, Lebong Utara 5.474 Ha, Pinang Belapis 63.095 Ha, Pelabai 6.178 Ha dan Lebong Atas 5.699 Ha, sedangkan Padang Bano belum ada luas wilayahnya secara pasti karena masa dalam permasalahan dengan kabupaten lain. Salah satu potensi Kabupaten Lebong yang belum termanfaatkan dan belum dikembangkan secara optimal adalah tanaman aren. Sudah sejak lama daerah Kabupaten Lebong terkenal dengan produksi gula arennya. Berdasarkan data statistik Lebong, luas tanam aren adalah 261 Ha, kerapatan tanaman 5-40 batang, tanaman yang menghasilkan 125 Ha dengan total produksi 261 ton. Produksi rata-rata per bulan 1,6 ton, dan produktifitas 850 kg/ Ha. Dari segi kualitas, produk gula aren yang dihasilkan di Kabupaten Lebong lebih bagus dibandingkan dengan daerah penghasil gula aren lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu. Akan tetapi dari segi luas perkebunan, pengolahan hasil, peningkatan nilai tambah serta system pemasaran, usaha gula aren di Kabupaten Lebong masih jauh tertinggal. Hal ini dikarenakan keterbatasan pada sumberdaya manusia, infra struktur dan teknologi dan rendahnya pertumbuhan investasi yang dimiliki. Di Kabupaten Lebong, daerah penghasil gula aren adalah Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah dengan jumlah pengrajin lebih kurang 100 orang, Desa Taba Baru Kecamatan Lebong Atas dengan jumlah pengrajin lebih kurang 20 orang, Desa Tes Kacamatan Lebong Selatan dengan jumlah pengrajin lebih kurang 20 orang. Mulai tahun 2013 PemKab Lebong memprioritaskan pengembangan potensi aren yang ada di Kabupaten Lebong dengan memperluas perkebunan aren sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 215 produksi dan pengembangan usaha pengolahan aren dalam skala besar yang ditargetkan akan dikembangkan menjadi produk unggulan daerah Kabupaten Lebong. Usaha gula aren merupakan usaha yang sudah cukup lama diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Lebong, namun usaha ini masih bersifat tradisional dan belum berkembang karena masih dijadikan usaha sampingan oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Lebong. Wilayah ini belum tersentuh teknologi yang mampu meningkatkan produksi dan pengolahan yang mampu meningkatkan nilai tambah sehingga penghasilan masyarakat gula aren masih cukup rendah. Melalui program Iptek bagi Wilayah dilakukan transfer teknologi tentang teknologi tepat guna dalam pengembangan system agribisnis tanaman aren, mulai dari sub-sistem pengadaan input, sub-sistem budidaya, sub-sistem pengolahan hasil, sub-sistem pemasaran, dan sub-sistem lembaga penunjang agribisnis gula aren di Kabupaten Lebong. Solusi yang ditawarkan untuk menangani permasalah wilayah sasaran IBW pada tahun I adalah melaksanakan program ipteks bagi wilayah, yakni: 1) pengadaan bibit tanaman aren, 2) pembentukan kelompok usaha bersama, 3) penyuluhan integrasi industry gula semut dari hulu sampai hilir, 4) penyuluhan tentang kesehatan produksi dan higienitas produk sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, 5) pengadaan alat-alat pembuat gula semut, 6) pelatihan pembuatan gula semut, 7) pengadaan mesin untuk kemasan, 8) pelatihan desain merk dan kemasan, 9) pendampingan dalam menganalisis hasil usaha dan penyusunan laporan keuangan, 10) Pemberdayaan ekonomi produktif bagi wanita pengrajin aren melalui pembuatan produk makanan yang berorientasi pasar dengan menggunakan gula semut sebagai pengganti gula tebu, 11) Pendampingan pemasaran produk melalui e-commerce. Pada tahun II solusi yang ditawarkan untuk menangani permasalah wilayah sasaran IBW 1) Pembuatan gula semut lanjutan dan pembuatan label dan kemasan yang baru, 2) Pelatihan pembuatan kopi aren, 3) Pelatihan Desain Kemasan dan merk Kopi aren, 4) pendampingan Pengurusan izin usaha, 5) Riset pasar/konsumen (uji organoleptik), 6) Pelatihan dan pendampingan Analisis Kelayakan usaha kopi aren, 7) Promosikan produk melalui pameran. METODE PENGABDIAN Metode pelaksanaan kegiatan yang diterapkan dalam upaya untuk mencapai tujuan program adalah metode pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan nama metode PALS (Participatory Action and Learning System) yang dikembangkan oleh Linda Mayouk pada tahun 2000 (Chambers, 2007). Metode PALS ini merupakan salah satu metode yang masuk dalam lingkup metode PLA (Participatory Learning Action) yang merupakan hasil perubahan dari metode RRA (Rapid Rural Appraisal). Beberapa prinsip dasar dari metode PALS ini adalah; 1) menempatkan masyarakat di desa sasaran sebagai objek dan sekaligus

216 Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 sebagai subjek kegiatan; 2) pelaksanaan program menggunakan berbagai pendekatan; 3) pelaksanaan program berfokus pada kebutuhan atau kepentingan masyarakat; 4) programprogram memiliki sifat pemecahan masalah, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wilayah; 5) pelaksanaan program bersifat sistemik; dan 6) pelaksanaan program bersifat mencerdaskan dan meransang aktivitas masyarakat. Dalam program IbW ini, masyarakat dilibatkan mulai dari proses perencanaan, proses pelaksanaan hingga proses monitoring dan evaluasi kegiatan. Dalam tahap perencanaan, tim pelaksana program IbW mengajak perwakilan masyarakat di tiga desa sasaran untuk ikut merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan di masing-masing desa. Pada tahap ini tim pelaksana sibermas menggali informasi dari masyarakat tentang hal-hal yang diperlukan dan diinginkan oleh masyarakat dan tentang potensi-potensi yang ada di desa yang dapat dipakai sebagai modal untuk memenuhi keperluan dan keinginan masyarakat. Informasi tentang halhal yang diperlukan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat ini kemudian dipakai dasar oleh tim pelaksana program IBW untuk merencanakan bentukbentuk kegiatan. Dalam tahap pelaksanaan, masyarakat di empat desa secara bersama-sama diajak untuk melaksanakan kegiatan dengan difasilitasi oleh tim pelasana program IBW. Dalam kegiatan yang berbentuk pendidikan dan pelatihan (diklat), masyarakat diposisikan sebagai peserta diklat, sedangkan tutor dan narasumbernya diperankan oleh tim pelaksana IBW dan sejumlah narasumber dari luar tim pelaksana program. Dalam kegiatan yang berbentuk pembinaan dan pendampingan terhadap usaha / industri, masyarakat pemilik dan pengelola usaha / industri diposisikan sebagai pihak yang dibina dan didampingi. Sementara itu pembina atau pendampingnya diperankan oleh tim pelaksana program IbW dan beberapa pakar wirausaha dan ekonomi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan IbW tahun kedua diawali dengan rapat Tim dan Sosialisasi. Sosialisasi Kegiatan IBW dilaksanakan pada tanggal 06 April 2015. Sosialisasi dilakukan oleh Tim IbW kepada Bapak Bupati Kabupaten Lebong, Bappeda, SKPD, dan Kelompok sasaran. Dalam kegiatan ini disosialisasikan kegiatan-kegiatan IbW yang telah dilakukan tahun pertama (2014), yaitu 1) pengadaan bibit tanaman aren, 2) pembentukan kelompok usaha bersama, 3) penyuluhan integrasi industri gula semut dari hulu sampai hilir, 4) penyuluhan tentang kesehatan produksi dan higienitas produk sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, 5) pengadaan alat-alat pembuat gula semut, 6) pelatihan pembuatan gula semut, 7) pengadaan mesin untuk kemasan, 8) pelatihan desain kemasan, 9) pendampingan dalam menganalisis hasil usaha dan penyusunan laporan keuangan, 10) Pendampingan pemasaran produk melalui e-commerce. Sedangkan pada tahun II IbW (2015) kegiatan yang telah dilaksanakan adalah, 1) Pendampingan teknis penanaman bibit aren, 2) Pendampingan lanjutan pembuatan gula semut, 3) Pengadaan mesin pencampur kopi aren, 4) Pelatihan pembuatan kopi aren, 5) Pelatihan Desain Kemasan dan merk Kopi aren, 6) pendampingan Pengurusan izin usaha,

Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 217 7) Riset pasar/ konsumen (uji organoleptik), 8) Pelatihan dan pendampingan Analisis Kelayakan usaha kopi aren, 9) Promosikan produk melalui seminar, pameran dan lomba, 10) Pendampingan pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil rumahan. Hasil kegiatan pada Tahun II adalah: 1) Gula semut dengan label dan kemasan yang baru, 2) Produk kopi gula aren, 3) Desain Kemasan dan merk Kopi aren, 4) pendampingan Pengurusan izin usaha, 5) Riset pasar/ konsumen (uji organoleptik), 6) Peningkatan pengetahuan da keterampilan pengrajin dalam menganalisis Kelayakan usaha kopi aren, 7) Promosikan produk melalui pameran, 8) Peningkatan pengetahuan pengrajin dalam pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil rumahan Pelatihan dan pendampingan lebih lanjut pembuatan gula semut Pelatihan gula semut lanjutan dilakukan di desa Danau Liang. Pada tahun kedua IbW (2015) pembuatan gula semut langsung menggunakan air nira yang baru dipanen agar mutu produk gula semut yang dihasilkan terjamin, disamping itu warna gula semut yang dihasilkan lebih cerah dan lebih kering. Hal ini juga senada dengan hasil penelitan Baharuddin 2007 yang menyatakan bahwa kualitas aren yang langsung diolah lebih baik disbanding dari yang mengalami proses penyimpanan dan rendemennya lebih rendah. Selain itu juga dilakukan pembaharuan desain label dan penambahan kemasan gula semut yang baru. Kemasan yamg baru dengan warna yang lebih cerah dan lebih bervariasi tujuannya agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk ketika pertama kali mereka melihat produk dan pembelian mereka berlanjut untuk periode berikutnya. Kemasan yang dibuat juga lebih bervariasi seperi kemasan kotak, kemasan tabung, kemasan alumunium foil, dan kemasan botol plastik. Kemasan Lama Kemasan Baru Gambar 1. Perbandingan kemasan lama dan baru Pelatihan pembuatan kopi aren Pelatihan pembuatan kopi aren diikuti oleh pengrajin aren, pengrajin kopi, dan masyarakat umum Desa Danau Liang. Tujuannya adalah tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan pengolahan kopi gula aren diberbagai lapisan masyarakat. Dalam pelatihan ini ada 6 macam produk yang dihasilkan, yaitu kopi aren original, kopi aren wedang jahe, kopi aren teripang jahe, kopi aren moca, dan kopi aren kimer.

218 Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 Gambar 2. Pelatihan pembuatan kopi aren Uji Organoleptik produk kopi gula aren Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya contoh (sampel), adanya panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Tujuan uji organoleptik adalah untuk pengembangan produk dan perluasan pasar, pengawasan mutu (bahan mentah, produk, dan komoditas), perbaikan produk, membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing, evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru. Menurut Sofiah dan Achyar (2008), uji hedonik atau uji kesukaan merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui tanggapan pribadi panelis tentang kesukaan atau ketidaksukaan beserta tingkatannya terhadap suatu produk atau sampel. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Contohnya: amat sangat suka, sangat suka, agak suka, netral, tidak suka, dan sebagainya. Skala hedonik ini dapat direntangkan atau diciutkan.skala hedonik pun dapat ditransformasikan menjadi skala numeric dengan angka menaik sesuai dengan tingkat kesukaan.dengan demikian, data yang didapat dapat diolah dengan analisis statistik. Dalam uji organoleptik ini, skala yang digunakan adalah enam (6) skala hedonik yang merupakan skala hedonik seperti amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka, netral dan tidak suka. Gambar 3. Uji Organoleptik

Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 219 Pelatihan desain kemasan, desain label, dan pembuatan merk kopi aren Dalam pelatihan Desain kemasan dan pembuatan label terdapat 3 macam model kemasan,yaitu kemasan Box (kotak), Kemasan tabung, dan kemasan saset. Tujuan pelatihan pengemasan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang bahan baku pembuat kemasan, manfaat penggunaan kemasan serta ketrampilan teknis dan desain kemasan produk. Dalam pelatihan pengemasan peserta diberi pemahaman tentang betapa pentingnya arti sebuah kemasan. Kemasan tidak hanya sebagai pembungkus bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan produk-produk gula semut dan kopi gula aren yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus produk tertentu akan lebih mudah dikenal konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian produk tersebut. Dalam pelatihan diberikan pengetahuan tentang unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam membuat kemasan, diantaranya ukuran, gambar, warna, tanda Merek, bahan, label, dan bentuk kemasan. Pelatihan pembuatan label dengan menggunakan program photoshop. Pengrajin dikenalkan dengan program photoshop, kemudian dilatih menggunakan program tersebut untuk membuat, mengedit, dan mencetak label. Label produk merupakan salah satu faktor penting label merupakan tanda pengenal sekaligus pembeda dari kompetitor. Melalui label produk dapat disampaikan informasi mengenai brand, kualitas, legalitas, kode produksi, petunjuk, dan lain-lain. Untuk sementara merk produk Kopi gula semut yang dihasilkan yaitu COLAREN. Merk produk dan Label terlihat seperti gambar yang dilengkapi dengan atribut. Gambar 4. Pelatihan desain kemasan Penyuluhan, pengawasan dan pengendalian keamanan kesehatan makanan hasil rumahan, serta pengurusan Nomor PIRT Penyuluhan keamanan dan kesehatan produk makanana hasil rumah tangga diberikan kepada pengrajin atau produsen produk makanan desa Danau Liang dan Desa Karang Anyar.

220 Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 Dalam kegiatan penyuluhan ini diberi pemahaman kepada para peserta bahwa makanan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang secara langsung memegang peranan dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Agar hidup sehat dibutuhkan makanan yang bergizi, aman, dan memenuhi syarat mutu kesehatan. Mutu dan keamanan makanan tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap produktifitas ekonomi dan perkembangan sosial baik individu, masyarakat maupun Negara. Oleh karena itu dalam rangka perlindungan terhadap konsumen maka perlu diupayakan pertemuan para produsen makanan minuman Industri Rumah Tangga untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memproduksi/ mengolah makanan/minuman agar produk yang dihasilkan memenuhi syarat kesehatan dan memenuhi tuntutan konsumen. Apabila makanan tidak ditangani secara benar atau pengolahannya tidak mengikuti higiene pengolahan makanan yang baik, makanan tersebut dapat menjadi sumber penyakit karena pencemaran mikro organisme dan parasit. Makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tepat, baik jenis maupun takarannya tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan, sebaliknya penggunaan yang kurang benar dapat menyembunyikan mutu yang kurang dan menutupi kerusakan makanan sehingga dalam keadaan tertentu dapat merugikan kesehatan. Di samping itu cemaran kimia dalam makanan walaupun tidak menimbulkan penyakit akut seperti yang diakibatkan oleh cemaran mikroba dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Agar pengelolaan dan penanganan makanan dilakukan dengan benar, setiap orang yang terlibat dalam penanganan makanan harus berperilaku sehat dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Setiap pengrajin produk makanan hasil olahan rumah tangga wajib mengetahui dan mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang makanan minuman. Dalam penyuluhan ini juga disosialisasikan tentang Kebijakan Nasional pengaturan IRTP dan peraturan perundang-undangan keamanan pangan, Higiene dan Sanitasi sarana pengolahan, Cara Produksi Pangan yang Baik dan pelabelan yang benar, Pengaturan dan penggunaan Bahan Tambahan Pangan, Berbagai bahaya dalam makanan dan cara menghindarinya, Sertifikasi halal, Ketentuan dan tata cara pemberian ijin usaha industri dan tanda daftar industri. Gambar 5. Penyuluhan, Pengawasan dan Pengendalian keamanan kesehatan makanan hasil rumahan, serta pengurusan No PIRT

Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 221 Pelatihan analisis hasil usaha Pelatihan ini menghitung harga pokok produksi gula semut dan kopi gula aren. No Produk Produk Produk 1 Gula semut kaleng Gula semut kotak Gula semut botol plastik HPP Rp.14.000 2 Collaren Mocca HPP Rp.18.000 Collaren Mocca HPP Rp.8.000 Collaren Mocca HPP Rp.15.230 3 Collaren original HPP Rp.25.500 Collaren original HPP Rp.1.500 Collaren original HPP Rp.15.450 4 Collaren wedang jahe HPP Rp.25.000 Collaren wedang jahe HPP Rp.1.500 Collaren wedang jahe HPP Rp.15.500 5 Collaren Krimer HPP Rp.25.000 Collaren Krimer HPP Rp.1.500 Collaren Krimer saset HPP Rp.14.500 HPP Rp.24.500 HPP Rp.1.500

222 Dharma Raflesia Unib Tahun XIII, Nomor 2 Desember 2015 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan pengabdian pada masyarakat IbW Diversifikasi Produk Aren Dalam Rangka Peningkatan Nilai Tambah Gula Aren Sebagai Produk Unggulan Daerah Kabupaten Lebong mendapatkan respon yang positif dari para pengrajin aren dan pemerintah Kabupaten Lebong. Hasil kegiatan pada Tahun II (2015) adalah : 1) Gula semut dengan label dan kemasan yang baru, 2) Produk kopi gula aren, 3) Desain Kemasan dan merk Kopi aren, 4) pendampingan Pengurusan izin usaha, 5) Riset pasar/konsumen (uji organoleptik), 6) Peningkatan pengetahuan da keterampilan pengrajin dalam menganalisis Kelayakan usaha kopi aren, 7) Promosikan produk melalui pameran, 8) Peningkatan pengetahuan pengrajin dalam pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil rumahan. Saran Hasil kegiatan IbW ini mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lebong dan disarankan untuk dilanjutkan. DAFTAR PUSTAKA Anonym, 2011, Lebong dalam Angka, BPS, Kabupaten Lebong. Anonym, 2011, Laporan Pertanggung Jawaban Bupati Kabupaten Lebong, Kabupaten Lebong, Pemda Kabupaten Lebong, Bapeda. Anonym, 2012, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebong, Pemda Kabupaten Lebong, Bapeda. Anonym, 2012, Pembuatan Gula Aren, http: bi.go.id. diunduh tanggal 20 mei 2013. Baharruddin, Musrizal Muin, dan Herniaty Bandaso, 2007, Pemanfaatan Nira Aren (Arengan Pinata Merr) Sebagai Bahan Pembuatan Gula Putih Kristal, Jurnal Perennial 3(2) : 40-42, Diunduh tanggal 24 April 2016.