ISSN JP3, Volume 14, No. 7, Juli 2019

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan yang di survey oleh Organisation for Economic

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

Penerapan Model Snowball Throwing pada Pembelajaran Pemahaman Paragraf

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Model Discovery Learning Bernuansa Hypnoteaching untuk Meningkatkan Kemampuan Mathematical Reasoning dan Rasa Ingin Tahu Siswa

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOWBALL THROWING DISERTAI PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MELIHAT KEAKTIFAN SISWA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN SENI TARI KELAS VIIIC di SMP N 1 BUKITTINGGI

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

FUNGSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon)

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

METODE TUTOR SEBAYA DALAM KERJA KELOMPOK DAPAT MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PEMAHAMAN STATISTIKA

1130 ISSN:

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB I (PENDAHULUAN) A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

BAB V PEMBAHASAN. peserta didik dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadits melalui penerapan model

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI I PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI MELALUI MODEL KOOPERATIF SNOWBALL THROWING

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIVAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Yuana Rahmalia 1, Sunismi 2, Sikky El Walida 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Malang Email: 1 rahmaliayuana17@gmail.com, Abstrak Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Tutor Sebaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan belajar siswa pada materi statistik kelas VIII SLTPN 8 kediri tahun ajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah 32 siswa kelas VIII SLTPN 8 kediri. Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) observasi, (2) catatan lapangan, (3) wawancara, (4) tes, Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan perpaduan model pembelajaran Snowball Throwing dan Tutor Sebaya dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan keaktivan belajar siswa, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) kegiatan awal, melakukan apersepsi dengan tanya jawab untuk menyegarkan ingatan siswa tentang materi statistik; (2) kegiatan inti meliputi: menyiapkan tutor, melakukan tutoring, membuat permainan game fisik, snowball throwing; (3) menyimpulkan materi bersama siswa. Adapun hasil peningkatannya adalah hasil akhir siklus yang dilihat dari: (1) persentase hasil tes akhir siklus I sebesar 21,43% meningkat menjadi78,57% pada siklus II (2) persentase hasil pengamatan aktivitas guru sebesar 81% pada siklus I meningkat menjadi 90% pada siklus II. (3) persentase hasil pengamatan aktivitas siswa sebesar 77,125% pada siklus I meningkat menjadi 86,375% pada siklus II. Kata Kunci: penerapan, kemampuan komukasi matematis, keaktifan belajar, model pembelajaran Snowball throwing dan tutor sebaya. PENDAHULUAN Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa, sehingga tidak sedikit dari siswa merasa stress ketika akan mengikuti pelajaran matematika. Matematika seakan menjadi sesuatu yang ditakuti oleh siswa, sehingga tak jarang siswa masih memperoleh nilai yang rendah. Begitu pula bagi yang diungkapkan oleh Wahyudin (2008:338) bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan maupun dipelajari. Salah satu alasan mengapa demikian adalah karena dalam mempelajari materi baru dalam matematika seringkali memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang satu atau lebih materi yang telah dipelajari sebelumnya. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai ciri-ciri khusus, salah satunya adalah penalaran dalam matematika yang bersifat deduktif dengan ide-ide, konsep-konsep, dan simbolsimbol yang bersifat abstrak. Mengajarkan matematika tidak hanya sekadar sebagai sebuah pelajaran tentang fakta-fakta tetapi yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran matematika SLTPN 8 kediri, pembelajaran matematika masih sering menggunakan pendekatan konvensional, 50

siswa kelas VIII-b juga masih perlu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengerjakan soal pretest, masih banyak siswa yang belum tuntas. Menurut Greenes dan Schulman (dalam Hendriana dkk, 2017:59) menyatakan bahwa, kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud disini adalah bekal awal dalam menyelesaikan, mengeksplorasi dan menginvestigasi matematik dengan temannya sehingga mampu untuk beraktivitas sosial, berbagi pikiran, penemuan, menilai dan mempertajam ide-ide atau gagasan yang baru. Tidak ada komunikasi dengan baik perkembangan matematika mengalami penghambatan. Baroody (dalam Hendriana dkk, 2017:61) menyatakan ada lima aspek komunikasi matematis yaitu: 1) Mempresentasikan, 2) Mendengar, 3) Membaca, 4) Diskusi dan 5) Menulis Dalam kemampuan komunikasi matematis untuk mempelajari matematika di perlukam kemampuan keaktifan belajar matematis dan pembelajaran itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning). Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan belajar siswa yaitu dengan memilih suatu model pembelajaran yang lebih menekankan kemampuan komunikasi matematis siswa dan menekankan keaktifan belajar siswa. Alternatif model pembelajaran yang ditawarkan dalam hal ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya merupakan modifikasi dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran snowball throwing dan model pembelajaran tutor sebaya. Tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya adalah siswa yang akan menjadi fasilitator pada teman-temannya dengan menjelaskan suatu bahan materi yang telah disampaikan oleh guru. Model pembelajaran Snowball Throwing menurut Huda (2013:226) model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang pertama kali diambil oleh game fisik dari segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, Snowball Throwing di terapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Langkah-langkah metode pembelajaran snowball throwing menurut Komalasari (2010:67) adalah sebagai berikut : 1) Guru memberikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membagi siswa beberapa kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelasan materi. 3) Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing,kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Setiap siswa diberikan satu lembar kerja kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dilempar dari satu paserta didik ke siswa yang lain selama ± 15 menit. 6) Siswa mendapatkan satu bola dan satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) evaluasi. 8) penutup. Kelebihan Snowball Throwing dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) Suasana kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. 2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain. 3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa. 4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 5) Ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan praktis. penelitian ini dilakukan di SLTPN 8 Kediri dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Adapun tekhnik pengumpulan datanya dilakukan dengan: (1) tes, digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa; (2) observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa 51

pada saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya. (3) wawancara, digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan komunikasi matematis siswa dalam matematika, dan mengetahui tanggapan tentang kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya.; (4) catatan lapangan, digunakan sebagai pelengkap data yang tidak tercantum dalam lembar observasi selama proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: (1) soal tes akhir siklus; (2) lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa; (3) pedoman wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: (1) analisis data kualitatif, hasil data kualitatif yang dianalisis merupakan data hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran dan juga hasil wawancara; (2) analisis data kuantitatif, data yang dianalisis adalah data tes akhir siklus. Tahapan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) tahap pra penelitian; (2) tahap pelaksanaan penelitian yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi; (3) tahap penyusunan laporan. HASIL Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan siswa pada siklus I yang dilakukan oleh pengamat I dan II menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan aktivitasnya dengan cukup baik dengan hasil persentase skor rata-rata yang dicapai adalah = = 69,47%, sedangakn hasil observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata yang dicapai adalah = = 69,99% dengan kriteria cukup baik. Akan tetapi berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan yang diajukan yaitu hasil observasi guru dan siswa dikatakan berhasil jika persentase keberhasilan mencapai SR 80%. Sedangkan skor yang dicapai pada hasil observasi aktivitas guru adalah 69,47% dan siswa 69,99%, hal ini berarti menunjukkan bahwa aspek yang diamati sudah cukup baik. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 7 siswa hanya 3 siswa yang merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan, sehingga kriteria keberhasilan wawancara masih belum terpenuhi. Adapun hasil analisis pada tes akhir siklus I dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Tes Akhir Siklus I No Hasil Tes Akhir Siklus I Jumlah 1 Jumlah seluruh siswa kelas VIII B 32 2 Jumlah siswa yang mengikuti tes 32 3 Jumlah skor siswa 1470 4 Nilai tertinggi 87 5 Nilai terendah 0 6 Jumlah siswa yang tuntas 9 7 Jumlah siswa yang tidak tuntas 23 8 Persentase ketuntasan (%) 21,43% Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik pada tes akhir siklus I adalah 21,43%, Dari persentase ketuntasan belajar tersebut, masih belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu 70% peserta didik memperoleh nilai 70 sehingga kriteria keberhasilan tes akhir siklus I masih belum memenuhi. Tahap terakhir dalam siklus I adalah refleksi. Refleksi dapat ditentukan sesudah pemberian tindakan dan observasi. Adapun kekurangankekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut.1)masih ada beberapa siswa yang pasif dan kurang percaya diri dalam proses pembelajaran. 2)Hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh observer I dan observer II pada siklus I mencapai dengan taraf keberhasilan baik.3 )Hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer I dan observer II 52

pada siklus I mencapai dengan taraf keberhasilan baik. 4) Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh observer I dan II dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah tergolong baik dan terdapat peningkatan mutu pembelajaaran dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam siklus I. 5) Dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan siswa pada siklus I menunjukan bahwa jumlah siswa yang tuntas hanya 9 dari32 siswa dengan persentase keberhasilan 21,43%dan persentase ini belum mencapai kriteria keberhasilan. 6) tes wawancara 7 dar 5 anak kurang suka. Berdasarkan hasil refleksi Peneliti dengan observer mengenai kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan adalah nomer 1,5 dan 6, maka Peneliti akan memberikan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil analisis data yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data kualitatif Kegiatan guru pada pelaksanaan siklus I dan siklus II hal ini akan dipaparkan hasil analisis kegiatan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat peningkatannya. Adapun hasil analisis kegiatan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya pada siklus I dan II disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Kegiatan Guru dengan Metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya Siklus I dan Siklus II Siklus Pertemuan Persentase Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan I Pertama 71% Baik Kedua 79,5% Baik II Pertama 81% Sangat Baik Kedua 90% Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama mencapai 71% dengan taraf keberhasilan baik dan pertemuan kedua mengalami peningkatan mencapai 79,5% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Persentase ini mencapai 75,25% belum memenuhi taraf keberhasil yang ditetapkan oleh Peneliti yaitu 80%, sehingga peneliti melanjutkan pada siklus berikutnya untuk melihat keajegan kegiatan guru dalam pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan mencapai 81% dengan taraf keberhasilan sangat baik dan pertemuan kedua mengalami peningkatan mencapai 90% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Persentase ini mencapai 85,5%, sudah memenuhi taraf keberhasilan yang ditetapkan oleh Peneliti yaitu 80%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dari segi guru telah berhasil, baik pada siklus I maupun siklus II. Dipaparkan hasil analisis kegiatan siswa dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebayasiklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat peningkatannya. Adapun hasil analisis kegiatan siswa dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya pada siklus I dan II disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Kegiatan Guru dengan Metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya Siklus I dan Siklus II Siklus Pertemuan Persentase Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan I Pertama 62% Baik Kedua 66,5% Baik II Pertama 77,125% Baik Kedua 86,375% Sangat Baik 53

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan siswa pada siklus I pertemuan pertama mencapai 62% dengan taraf keberhasilanbaik, sedangkan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan mencapai 66,5% dengan taraf keberhasilan baik. Persentase ini mencapai 64,5% belum memenuhi taraf keberhasilan yang ditetapkan Peneliti yaitu 80% sehingga Peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya untuk melihat peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus II persentase keberhasilan meningkat, pertemuan pertama mencapai 77,125% dengan taraf keberhasilan baik, sedangkan pertemuan kedua 86,375% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Persentase ini mencapai 81,755% sudah memenuhi taraf keberhasilan tindakan yang ditetapkan Peneliti yaitu 80%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dari segi siswa telah berhasil. Hasil Analisis Data Kuantitatif Hasil analisis data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu hasil tes akhir siklus I dan II. Adapun hasil tes akhir siklus disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I dan Siklus II Siklus Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Ke- Tuntas Ketuntasan Keterangan I 32 9 21,43% Tidak Tuntas II 32 32 78,57% Tuntas Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil tes akhir pada siklus I mencapai 21,43% dari 32 siswa yang mengikuti tes dan siswa yang tuntas 9 siswa dengan keterangan tidak tuntas pada siklus I. Persentase ini belum memenuhi taraf keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75% siswa mendapat nilai 70 sehingga Peneliti merencanakan siklus berikutnya. Sedangkan pada siklus II persentase ini meningkat menjadi 78,57% dari 32 siswa yang mengikuti tes. Persentase ini sudah mencapai taraf keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu 75% siswa mendapat nilai 70 sehingga siklus dapat dihentikan. Dari hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran baik dari segi guru maupun siswa telah mengalami peningkatan dan sesuai dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan. PEMBAHASAN Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum mengadakan penelitian diketahui bahwa komunikasi matematis antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa pada siswa kelas VIII B SLTPN 8 Kediri masih tergolong rendah, sehingga kegiatan pembelajaran dalam kelas bisa dikategorikan pasif atau kurang aktif dalam bertanya pada guru maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan hanya siswa tertentu saja yang mau bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guruketika guru bertanya hanya ada beberapa siswa saja yang merespon atau menanggapi, sedangkan siswa yang lainnya hanya mendengarkan. Karenanya diperlukan model pembelajaran agar dapat membangun komunikasi matematis siswa menjadi lebih baik. Sadikin (2017: 74) menyatakan model pembelajaran kooperatif cara yang efektif bagi siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelasnya mengenai berbagai masalah dalam pelajaran sehingga komunikasi siswa dapat berkembang dengan baik. Dalam hal ini media pembelajaran juga diperlukan untuk mempermudah siswa dalam memahami pelajaran dan menciptakan komunikasi yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan perpaduan model pembelajaran Snowball Throwing dan Tutor Sebaya dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) kegiatan awal, melakukan apersepsi dengan tanya jawab untuk menyegarkan ingatan siswa tentang materi statistik; (2) kegiatan inti meliputi: menyiapkan tutor, melakukan tutoring, membuat permainan game fisik, snowball 54

throwing; (3) menyimpulkan materi bersama siswa. Adapun Hasil peningkatannya adalah hasil akhir siklus yang dilihat dari: (1) persentase hasil tes akhir siklus I sebesar 21,43% meningkat menjadi 78,57% pada siklus II (2) persentase hasil pengamatan aktivitas guru sebesar 81% pada siklus I meningkat menjadi 90% pada siklus II. (3) persentase hasil pengamatan aktivitas siswa sebesar 77,125% pada siklus I meningkat menjadi 86,375% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif snowball throwing dan tutor sebaya merupakan kegiatan pembelajaran dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika yang bertujuan untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan keaktifan belajar siswa pada materi statistik. SIMPULAN DAN SARAN Dari sisi hasil penerapan penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing dan tutor sebaya pada pokok bahasan statistik di kelas VIII-b SLTPN 8 Kediri dapatdisimpulkan sebagai berikut: 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing dan tutor sebaya dapat meningkat. Terlihat pada perhitungan persentase terhadap kegiatan guru dalam pembelajaran padasiklus I mencapai 75,25% dengan taraf keberhasilan baik. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,5% dengan taraf keberhasilan sangat baik. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tutor sebaya meningkat. Terlihat pada perhitungan persentase terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 64,5% dengan taraf keberhasilan baik. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,75% dengan taraf keberhasilan sangat baik. 3) Hasil tes akhir siklus, persentase ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan dari siklus I sebesar 21,43%ke siklus II sebesar 78,57%. Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi lembagalembaga yang bersangkutan disarankan agar dapat membuat dan merumuskan kebijakan atau kurikulum yang tepatdan sesuai dengan kepribadian serta kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. 2) Bagi guru matematika penerapan metodepembelajaran kooperatif snowball throwingdan tutor sebayadisarankan agar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuankomunikasidankeaktifansiswa. 3) Bagi Peneliti selanjutnya. Peneliti selanjutnya disarankan agar dapat mengembangkan penelitian penerapan metodepembelajaran kooperatif snowball throwingdan tutor sebaya pada materi yang lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing skripsi serta pengelola Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran (JP3). DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Brodie, Karin. 2010. Teaching Mathematical Reasoning in School Classroom. New York: Springer. Chomaidi, Salamah. 2018. Pendidikandanpengajaran :PT.Grasindo Lappan, Glenda. 2001. Getting to Know Connected Mathematics: an Implementation Guide. New Jersey: Prentice Hall. Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Karawang: PT Refika Aditama. Nasution, S. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Runtukahu, J. Tombokan dan Kandou, Selpius. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 55

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Implikasinya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Surabaya: Rosda. Wahyudin. 2008.Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: CV. Ipa Abong. 56