BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Online Media online menurut Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005: 20) adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia. Media online hadir untuk mengisi permintan pasar dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Media online memiliki karakteristik yaitu kecepatan informasi dimana suatu peristiwa dapat dijadikan berita yang tersebar saai itu juga. Lalu interaktivitas, maksudnya pembaca tidak hanya membaca berita tersebut namun juga dapat mengomentari berita tersebut melalui fitur yang ada. Adanya pembaruan, maksudnya berita yang disajikan didalam media tersebut selalu diperbarui dan dengan cepat dapat dibaca oleh pembacanya. Media online memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan media lainnya. Keunggulan ini di sesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan jaman. Adapun keunggulan dari media online adalah berita yang up to date. Artinya berita dalam media online dapat dengan cepat mendapatkan pembaruan dikarenakan tidak tergantung dari computer, melainkan dapat melalui teknologi seperti smartphone. Media online memliki keunggulan lain yaitu real time. Maksudnya adalah berita atau informasi yang ada langsung atau terjadi saat itu juga, sehingga berita atau informasi yang ada dimedia online tidak kadaluarsa.selain itu media online juga memiliki keuggulan yaitu praktis. Berita dan juga informasi yang ada dimedia online dapat dicari lagi dan tersimpan dengan baik. Selain itu praktis karena dapat dibaca ataupun diakses dimanapun berada selama teknologi memadai. 2.2 Analisis Framing 5
Analisis framing merupakan salah satu bentuk analisis wacana yang berdasarkan teori konstruktif. Framing sering digunakan untuk menganalisis suatu pemberitaan terkait idiologi suatu media yang nantinya berpengaruh terhadap penulisan berita. Pada dasar dari analisis framing merupakan suatu metode pengolahan data yang digunakan untuk menganalisa media dalam memberitakan sebuah berita. Framing member tekanan lebih pada bagaimana tes komunikasi ditampilkan dan bagaimana yang ditonjiolakn dalam teks berita tersebut ( Eriyanto,2012:220). Framing menurut Entman memiliki 2 dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Penonjolan merupakan proses membuat informasi menjadi lebih bermakna,lebih menarik,atau lebih diingat. Hal ini memiliki kemungkinan lebih besar diperhatikan dan dapat mempengaruhi khalayak dalam memaham suatu realitas. Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan (Eriyanto, 2012:222-213). Dalam penulisan ini, peulis memilih untuk menggunakan model teori Entman dikarenakan Robert N. Entman membuat model Framing yang merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir dalam peristiwa yang akan diwacanakan. 2.3 Teori Framing Model Robert N. Entman Robert Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar analisis framing untuk studi isi media. Entman memiliki konsep bahwa framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi isu dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media(eriyanto,2001:219-210). Penonjolan merupakan sebuah proses dimana sebuah isu menjadi lebih menarik dan juga lebih mudah diingat. Dalam prakteknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu terentu dan mengabaikan isu lainnya dan 6
menonjolkan aspek aspek dari isu tersebut dengan berbagai strategi wacana seperti penulisan headline,penambahan grafis,dll. Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu. 2.4 Penelitian Sebelumnya Dalam penulisan karya Ilmiah,penulis sebelumnya melakukan riset dengan membaca dan mencari karya tulis-karya tulis yang serupa baik dimedia maupun model analisisnya. Dalam penulisan ini, penulis menngunakan metode analisis Robert N. Entman dan menemukan beberapa karya tulis yang menyerupai tersebut. Dalam jurnal ilmiah yang di tulis oleh Ibrahimsyah mahasiswa Universitas Mulawarman dengan kasus Analisis framing Berita Banjir di jkarta pada Kompas.con dan detik.com Periode Januari 2014: yang di publish pada tahun 2015, menggunakan Analisis Framing Entman menemukan bahwa media kompas.com mencoba menghubungkan masalah banjir di Jakarta dengan politik, sementara detik.com lebih kepada menampilkan realitas berita sesuai dengan faktanya walaupun beberapa artikel berisi mngkritik kinerja pemerintah. Selain itu melalui perangkat framing Robert N. Entman kompas.com berusaha menonjolkan berita yang dipilih dengan penekanan pada cerita serta keterkaitan antara berita satu dengan berita lainnya. Sedangkan detik.com menampilkan berita sesuai dengan fakta yang ada. Hamdan seorang mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas mulawarman juga menggunakan metode atau perangkat framing yang sama dengan Ibrahinsyah. Dia menganalisis berita tentang Perseteruan KPK dan Polri pada Media Kompas.com dan vivanews.com yang di Publish pada tahun 2014 menyimpulkan bahwa Vivanews.com lebih membentuk opini yang mendukung satu pihak yaitu Polri dengan penulisan berita yang tidak memperhatikan obyektifitas. Sedangkan Kompas.com lebih menampilkan realitas berita yang ada 7
sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang membela kepentingan tertentu yaitu KPK. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Nur martin, mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, berjudul Konstruksi Media Online pada berita konflik Dualisme DPR(Analisis Framing Berita Konflik Dualisme DPR Dalam Portal Berita Detik.com dan Kompas.com). Dalam penelitiannya, Ridwan Martin memilih kasus dualisme DPR menemukan bahwa kompas.com lebih membentuk opini yang mendukung satu pihak dengan penulisan berita yang kurang memperhatikan objektivitas dan prinsip cover both side. Sedangkan detik.com cenderung lebih obyektif, dalam hal ini memberi ruang bagi kedua kubu umtuk menyatakan argument, serta mendorong resolusi konflik agar kepentingan rakyat melalui fungsi legislasi dapat kembali terakomodir. Perbedaan dalam penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada isi pemberitaan dimana dua media yang dianalisa sama-sama menghubungkan peristiwa banjir di Jakarta dengan politik yang terjadi di kota tersebut. Dalam analisis ini penulis memilih untuk menggunakan analisis framing milik Robert. N. Entman dikarenakan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit untuk dicerna. Selain itu, Entman menggambarkan bahwa berita yang ada dapat didefinisikan sebagai membuat informasi lebih terlihat jelas dan mudah diingat oleh khalayak. 8
2.5 Kerangka Berpikir HAK ANGKET KPK BERITA HAK ANGKET PORTAL BERITA ONLINE TribunNews.com 27 April 29 April 2017 Detik.com 27 April- 29 April 2017 Perangkat Framing Robert N. Entman Define Problems Diagnose Causes Make Moral Judgement Treatment Hasil Analisis Framing 9
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka berpikir dimana berita-berita terkait hak angket yang terdapat di portal berita Detik.com dan Tribunnews.com dianalisa menggunakan perangkat analisis framing milik Robert. N Entman yang terdiri dari Define causes dimana suatu peristiwa atau isu yang terjadi dilihat sebagai masalah apa. Lalu ada Diagnose Causes merupakan perangkat framing dimana sebuah peristiwa dilihat atau disebabkan oleh apa atau siapa yang diaanggap sebagai penyebab masalah. Perangkat framing selanjutnya adalah make moral judgement adalah perangkat framing yang dipakai untuk membenarkan / member argumentasi pada masalah yang dibuat. Lalu ada perangkat framing yang terakhir yaitu treatment recommendation. Merupakan perangkat framing yang dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki wartawan. Maksudnya yaitu penyelesain suatu maslah yang terdapat dalam peristiwa tersebut tergantung dari yang dilihat atau dipandang sebagai penyebb masalah. 10