BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sudomo Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Komunikasi Onong Uchyana Effendy (2003) meemberikan pengertian bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan untuk memberitahu, merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara verbal ataupun melalui media. Sedangkan Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2003) mengemukakan komunikasi adalah proses yang memungkinkan suatu komunikator menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. Pendapat berikutnya, Harold Lasswell (dalam Effendy, 2003) menjelaskan pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan; Siapa?, Mengatakan apa?, Melalui saluran apa?, Kepada siapa?, Dengan efek apa?. Berikut penjelasan lima unsur komunikasi menurut Lasswell: 1. Who? (Siapa/komunikator) adalah pelaku utama yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi, bisa suatu individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator. 2. Says What? (pesan) adalah sesuatu yang disampaikan komunikator atau suatu isi informasi kepada penerima/komunikan. Pesan dimaknai sebagai seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai,atau gagasan sumber tadi. Ada tiga komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran) adalah wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media cetak, elektronik, dsb). 8
2 4. To Whom? (kepada siapa) merujuk suatu individu/kelompok/organisasi/negara yang menerima pesan dari komunikator. Terminologi kepada siapa ini disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir, dan penyandi balik (decoder). 5. With What Effect? (efek) adalah dampak yang terjadi pada penerima/komunikan setelah menerima pesan dari sumber/komunikator, seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan. Dari pendapat ilmiah beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari suatu sumber/komunikator melalui saluran atau media tertentu kepada penerima/komunikan, dengan maksud memberikan efek kepada komunikan tersebut sesuai yang diinginkan komunikator Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa adalah proses komunikasi yang menggunakan media massa. Lebih jelasnya, Littlejohn (2005) menerangkan bahwa komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media massa memproduksi dan mentransmisikan pesan-pesan kepada khalayak luas, dan proses dimana pesan-pesan tersebut ditangkap, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak. Tan dan Wright (dalam Liliweri, 1991) menjelaskan bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran/media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, yang jumlahnya banyak, berjauh-jauhan, sangat majemuk, dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan menurut Gerbner (dalam Rakhmat, 2009), komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Definisi selanjutnya dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat (dalam Karlinah, 1999), ia mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 9
3 2.1.3 Media Massa Soehadi (1978) mengemukakan definisi media sebagai bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian media massa dapat didefinisikan sebagai perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain. Sedangkan menurut Cangara (2006), media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber/komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio dan televisi. Dari pendapat-pendapat tersebut, peneliti mengartikan media massa sebagai sarana komunikasi massa, dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) dilakukan secara serentak Fungsi Media Massa Terkait fungsi media massa, Laswell (dalam Effendy, 2003) menjelaskannya ke dalam tiga fungsi yang antara lain: 1. Pengawas lingkungan (surveillance of the environtment) Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan atau seringkali disebut watchdog 2. Korelasi sosial (social correlation) Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan sosialnya 3. Transmisi warisan sosial budaya (Transmission of social and culture heritage) Fungsinya sebagai pewaris dan penerus sosial budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya 10
4 Selanjutnya menurut Onong Uchyana Effendy (dalam Ardianto, 2007) fungsi-fungsi media massa yaitu: 1. Fungsi informasi; Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi khalayak. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersagkutan sesuai dengan kepentingannya. 2. Fungsi Pendidikan; Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada khalayak. 3. Fungsi Mempengaruhi; Media massa dapat mempengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (kognitif), perasaan (afektif), maupun tingkah laku Jenis-jenis Media Massa Dalam perspektif jurnalistik, media massa dikategorikan ke dalam tiga jenis (Yunus, 2012), yakni sebagai berikut: 1. Media Cetak Media cetak tergolong jenis media yang populer. Media cetak merupakan media komunikasi yang bersifat tertulis/tercetak. Jenis media yang beredar di masyarakat sangat beragam. Jenis media cetak terdiri dari surat kabar, tabloid, dan majalah. 2. Media Elektronik Media elektronik merupakan salah satu jenis media massa yang memiliki kekhususan. Kekhususannya terletak pada dukungan elektronika dan teknologi yang menjadi ciridan 11
5 kekuatan dari media berbasis elektronik. Dukungan elektronik ini pula yang membedakannya dengan media cetak. Salah satu kelebihan media elektronik adalah sifatnya yang real time, disiarkan secara live saat peristiwa berlangsung. Kelebihan tersebut menyebabkan media elektronik lebih digandrungi oleh publik. Media elektronik lebih instan dibanding media cetak. Yang tergolong kedalam jenis media elektronik ini adalah televisi dan radio. 3. Media Online (Internet) Media online dapat disamakan dengan pemanfaatan media dengan menggunakan perangkat internet. Sekalipun kehadirannya belum terlalu lama, media online sebagai salah satu jenis media massa tergolong memiliki pertumbuhan yang spektakuler. Bahkan saat ini, hampir sebagian besar masyarakat mulai dan sedang menggemari media online. Sekalipun internet tidak sepenuhnya dimanfaatkan untuk media massa, tetapi keberadaan media online saat ini sudah diperhitungkan banyak orang sebagai alternatif dalam memperoleh akses informasi dan berita Media Online Media online adalah salah satu jenis media massa yang populer dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer, disamping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi/berita. Keunggulan media online adalah informasi bersifat up to date/real time dan praktis. Up to date karena media online dapat meng-update suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu. Real time karena media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung, dan praktis karena media online dapat diakses dimana dan kapan saja, selama didukung fasilitas teknologi internet. (Yunus, 2012) Media online kini menjadi alternatif media yang paling mudah dalam mendapat akses informasi atau berita. Teknologi internet menjadi basis terpenting dalam pemanfaatan media online. Media online juga memiliki keunggulan lain, seperti adanya fasilitas hyperlink, yaitu sistem koneksi antara website ke website lain. Fasilitas hyperlink dapat dengan mudah menghubungkan dari situs satu ke situs lainnya sehingga pengguna dapat mencari atau 12
6 memperoleh informasi lainnya. Bahkan kini, hampir semua media massa baik cetak dan elektronik memiliki media online sebagai dan penunjang basis dokumentasi penyajian informasi dan berita yang dilakukannya. Setiap berita yang disajikan di media cetak maupun media elektronik, kini juga dapat diakses melalui media online atau situs masing-masing media tersebut yang dikenal sebagai portal berita. (Yunus, 2012) Berita Ada banyak pengertian tentang berita, baik mengacu pada substansi isi, tujuan penyajiannya, akses pemerolehan informasi, dan aktualitas isi. William Maulsby (dalam Yunus, 2012) berpendapat, berita adalah penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian masyarakat yang menyiarkan berita. Sedangkan Assegaf (dalam Yunus, 2012) menjelaskan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang teraktual, yang dipilih staf redaksi suatu media untuk disiarkan dan menarik perhatian pembaca karena sifatnya yang luar biasa, penting, humor, emosional, dan penuh ketegangan. Mengacu pada definisi diatas, dapat dimengerti bahwa berita merupakan laporan informasi penting yang baru terjadi dan menarik perhatian publik yang mencerminkan hasil kerja wartawan dan tugas jurnalistik. Dengan demikian, unsur-unsur yang melekat dalam berita memiliki sifat yang informatif, layak dipublikasikan dan sebagai hasil karya jurnalistik, bukan opini wartawan Berita Online dan Karakteristiknya Berita online merupakan berita yang diterbitkan oleh media massa berbasis jaringan internet, dimana berita tersebut disajikan secara tertulis dalam sebuah website. Jakob Nielsen (dalam Rich, 2010) menyebutkan beberapa karakteristik dari berita online ini, antara lain: 13
7 1. Ditulis secara pendek 2. Ditulis untuk pembaca yang membaca berita dengan cara scanning bukan secara keseluruhan, yakni dengan seleksi isu 3. Ditulis langsung dan hanya pada poin yang penting 4. Menggunakan bahasa yang umum, bukan istilah yang dibentuk sendiri 5. Informasi yang paling penting ditulis di dua paragraf pertama 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Valen Liey, mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, berjudul Konstruksi Media Terhadap Kasus Penembakan di LP Cebongan Jogjakarta. (Analisis Framing Berita Kasus Penembakan di LP Cebongan di Portal Berita Kompas.com dan Detik.com). Dalam penelitiannya, Valen Liey memilih kasus penembakan di LP Cebongan Jogjakarta oleh Kopassus karena kasus ini mendapat sorotan internasional dan menambah panjang masalah pelanggaran HAM di Indonesia. Kasus ini juga menjadi headline pada berbagai media massa ketika itu. Dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa Detik.com menentukan sikap untuk berpihak pada Kopassus. Sementara framing yang dibentuk Kompas.com masih menunjukkan adanya usaha untuk melakukan pendekatan yang objektif dalam pemberitaan kasus tersebut, namun juga terlihat adanya kecenderungan kontra terhadap pihak Kopassus. (Liey, 2014) Penelitian yang dilakukan oleh Ibramsyah, mahasiswi Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur, berjudul Analisis Framing Berita Banjir di Jakarta Pada Kompas.com dan Detik.com Periode Januari 2014 Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah seputar masalah banjir yang berulang kali menggenangi DKI Jakarta tanpa pernah bisa ditanggulangi oleh pemerintah provinsi setempat, serta menjadi sorotan berbagai media nasional. 14
8 Dalam hasil penelitiannya, ditemukan bahwa Kompas.com dan detik.com telah membentuk framing dengan sisi yang berbeda. Kompas.com mengkonstruksi berita banjir di Jakarta periode 2014 dari sisi ruang lingkup politik. Ruang lingkup politik yang dimaksud peneliti mencakup kelembagaan, kekuasaan, dan kebijakan terkait seputar berita banjir di Jakarta periode Januari Sedangkan detik.com mengkonstruksi berita banjir berdasarkan realita yang ada bersangkutan dengan dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh banjir tersebut. (Ibramsyah, 2014) Penelitian yang dilakukan oleh Ghanes Eka Putera, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, berjudul Bingkai Media Terhadap Pemberitaan Capres Jokowi Pada Pilpres 2014 (Analisis Framing Media Online Kompas.com dan Detik.com). Latar belakang penelitian ini adalah momen pemilihan presiden 2014 dimana media massa menjadi sumber informasi utama masyarakat untuk mengenal para kandidat calon presiden yang akan mereka pilih. Jurnal penelitian Ghanes ini mencoba mengetahui bagaimana seorang calon presiden dikonstruksi oleh media massa, dalam hal ini media online. Hasil penelitian Ganesh menunjukkan bahwa pemberitaan yang disajikan oleh Kompas.com mengenai sosok Capres Jokowi secara tidak langsung berpihak kepada Jokowi itu sendiri. Sedangkan Detik.com tampak masih berusaha menjadi media yang netral dan menjunjung prinsip cover both sides. Meski demikian, pemberitaan hal-hal positif tentang Jokowi masih mendominasi dalam Detik.com. (Putera, 2014) Kekhasan penelitian penulis dibandingkan penelitian terdahulu di atas adalah analisis framing yang tidak berhenti pada persoalan bagaimana media mengemas atau mengonstruksi suatu peristiwa, tetapi juga berusaha menemukan bagaimana ideologi media yang digunakan saat menyoroti peristiwa tersebut, dalam hal ini peristiwa konflik dualisme DPR yang menjadi casus belli dari pelbagai kisruh politik di parlemen hingga saat ini. 15
9 2.3 Konstruksi Realitas Menurut Peter L. Berger realitas tidak terbentuk secara alami. Realitas merupakan hasil dari bentukan dan konstruksi. Karena itu, realitas seringkali memiliki makna plural karena setiap orang memiliki kemampuan merekonstruksi realitas secara berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sosial. Sebagai hasil dari suatu bentuk konstruksi sosial, maka realitas dapat menjadi realitas objektif dan dapat menjadi realitas subjektif sekaligus. (Eriyanto, 2002) Realitas yang dimaksud oleh Berger terdiri atas tiga bagian dasar yaitu: 1. Realitas Objektif Realitas Objektif adalah gejala-gejala sosial yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi individu sebagai fakta. 2. Realitas Subjektif Realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk pada diri khalayak yang berasal dari realitas objektif dan realitas simbolik. 3. Realitas Simbolik Realitas simbolik adalah bentuk-bentuk simbolik dari realitas objektif, yang biasanya diketahui oleh khalayak dalam bentuk karya seni, fiksi, serta isi media. (Bungin, 2011) Dalam realitas yang subjektif, realitas dapat berkaitan dengan makna, interpretasi, dan hasil relasi antara individu dan objek. Sedangkan realitas yang objektif dapat berupa sesuatu yang dialami dan bersifat eksternal. Dalam pandangan konstruktif, realitas bersifat subjektif. Realitas dapat hadir dan tercipta melalui konsep subjektif suatu individu. Realitas dapat tercipta melalui sudut pandang tertentu dari individu. Karena itu tidak ada realitas yang objektif, termasuk realitas simbolik yang disajikan media, karena realitas tercipta melalui konstruksi pandangan tertentu. (Eriyanto, 2002) 16
10 2.4 Ideologi Media Matthew Kieran (dalam Eriyanto, 2002) mengemukakan; berita tidaklah dibentuk dalam ruang hampa, Berita diproduksi dari ideologi dominan suatu institusi media. Ideologi dalam konteks media tidaklah harus dikaitkan dengan ide-ide besar, namun bisa bermakna politik penandaan atau pemaknaan. Bagaimana media melihat peristiwa dengan kacamata atau pandangan tertentu, merupakan sebuah ideologi. Sebab dalam proses melihat dan menandai peristiwa tersebut, media menggunakan titik melihat tertentu. Titik atau posisi melihat itu menggambarkan bagaimana peristiwa dijelaskan dalam kerangka berpikir tertentu. Tiap-tiap media bisa mempunyai pandangan dan bingkai berbeda-beda atas suatu realitas. Maka bingkai seperti apa yang dipilih oleh suatu media, menunjukkan ideologi yang diambil oleh media tersebut. (Eriyanto, 2002) Selanjutnya menurut Raymond (dalam Eriyanto, 2002), ideologi media yakni ideologi yang dipercayai sebagai sebuah sistem keyakinan ilusioner (gagasan atau kesadaran palsu) yang dikontraskan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu dimana kelompok yang berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain. Karena kelompok yang dominan mengontrol kelompok lain dengan menggunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan membuat kelompok yang didominasi melihat itu tampak alamiah, dan diterima sebagai kebenaran. Di sini, ideologi disebarkan lewat berbagai instrumen salah satunya media massa. Dalam konteks ini, yang dimaksud sebagai kelompok berkuasa adalah media massa. 2.5 Pembingkaian / Framing Framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan suatu media ketika menseleksi isu atau menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan atau dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut. Konkritnya, framing adalah sebuah strategi bagaimana realitas dibentuk sedemikian rupa untuk ditampilkan pada khalayak pembaca. (Eriyanto, 2002) 17
11 Entman (dalam Eriyanto, 2002) melihat framing sebagai proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol ketimbang aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain. Sedangkan Gamson (dalam Eriyanto, 2002) menyatakan framing sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. Kemudian menurut Zhongdang Pan dan Kosicki (dalam Eriyanto, 2002); framing merupakan strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas konvensi pembentukan berita. Meskipun berbeda dalam penekanan dan pengertian, ada titik singgung utama dari definisi framing tersebut. Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak. Framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan oleh media. Penyajian tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas/peristiwa. Di sini media menyeleksi, menghubungkan, dan menonjolkan peristiwa sehingga makna dari peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. (Eriyanto, 2002) 18
12 2.5.1 Metode Framing model Entman Menurut Entman (dalam Qodari, 2000), framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yakni; (1) identifikasi masalah (problem identification), yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif apa; (2) identifikasi penyebab masalah (casual interpretation), yaitu siapa yang dianggap penyebab masalah; (3) evaluasi moral (moral evaluation), yaitu penilaian atas penyebab masalah; dan (4) saran penanggulangan masalah (treatment recommendation), yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah. Lebih jelasnya, keempat cara tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2.1 Perangkat Framing Robert Entman Problem Identification Peristiwa Dilihat sebagai apa Causal Interpretation Siapa Penyebab Masalah Treatment Recommendation Saran Penyelesaian Masalah Moral Evaluation Membuat Keputusan Moral Sumber: Qodari, Papua Merdeka dan Pemaksaan Skenario Media, Pantau 08/Maret-April Model atau kerangka framing Entman tersebut secara eksplisit melihat sejauh mana fungsi media massa, karena Entman mencoba merangkai isu aktual oleh media ke dalam define problems, diagnose causes, moral judgement dan treatment Recomendation. Dalam hal ini, analisis framing Entman tidak hanya berhenti pada persoalan bagaimana media mengemas isu, melainkan juga bagaimana memberi arahan solusi persoalan, termasuk menempatkan isu itu dalam konteks etisnya. Peneliti melihat ini sebagai kelebihan dan kekhasan model framing Entman untuk menganalisa pemberitaan media massa dibanding model framing lainnya seperti model Pan & Kosicki atau Gamson & Modigliani. 19
13 2.6 Kerangka Pikir Penelitian Konflik Dualisme DPR Liputan Kompas.com & Detik.com Konstruksi Realitas Pemberitaan Kompas.com Pemberitaan Detik.com Analisis Framing Robert Entman Ideologi dan Bingkai Media Online Kompas.com & Detik.com 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciperistiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciKonsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom
Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: Analisa Framing Pemberitaan Pemilukada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 pada skh Lampung Post,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif
Lebih terperinci09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Framing Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi
Lebih terperinciKonstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013.
Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013. NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Disusun
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik
1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Online Media online memiliki kategori yang membedakan dengan media konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang ditulis nyaris bersamaan
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna
Lebih terperinciEPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)
EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411) FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Media Massa 2.2 Framing
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Media Massa Media massa dapat diartikan sebagai sarana pembawa pesan kepada khayalak. Media massa terdiri dari media cetak berupa koran dan majalah serta media elektronik berupa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciSikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK
Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Judul penelitian ini adalah : Konstruksi Nilai Rancangan Pesan ESQ 165 Dalam Pembangunan Karakter Indonesia Emas (Analisis Framing Program Indonesia Emas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konflik merupakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh banyak negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan telah menjadi masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, ilmu komunikasi pada saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik cetak seperti koran dan majalah,
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI. Oleh : ARIS SAPTAHADI
PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI Oleh : ARIS SAPTAHADI 0543010011 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian, peneliti harus belajar dari peneliti lain untuk menghidari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai kuat berhembus setelah rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 Februari 2012.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikator kepada khalayak (Cangara,2006:119).Sementara pengertian. memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media adalah seperangkat alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan baik pesan maupun informasi dari komunikator kepada khalayak (Cangara,2006:119).Sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur serta mempermudah peneliti dalam menyusun penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan
Lebih terperinciANALISIS FRAMING BERITA BANJIR DI JAKARTA PADA KOMPAS.COM DAN DETIK.COM PERIODE JANUARI 2014
ejournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (3): 145-158 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS FRAMING BERITA BANJIR DI JAKARTA PADA KOMPAS.COM DAN DETIK.COM PERIODE JANUARI 2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. publistik sering dipakai dalam arti yang identik dengan istilah komunikasi massa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa Satu setengah abad setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg, dunia memasuki era publistik meninggalkan pra publistik. Istilah publistik sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya zaman dari hari ke hari, seiring pula dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala bentuk kegiatan manusia pun dapat dipermudah
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)
KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS) ABSTRAK Skripsi ini berjudul Konstruksi Berita Pelanggaran
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012
0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konstek Penelitan Saat ini perkembangan manusia dengan potensi bawaannya tentang memunculkan ide, telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1 januari sampai 31 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Menurut data Komnas Perlindungan Anak dalam artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PSSI DI INTERNET
NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PSSI DI INTERNET Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai salah satu persyaratan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga media sangat dibutuhkan terutama media televisi yang benar-benar dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemilihan umum (Pemilu) tanggal 9 Juli 2014 adalah kompetisi pemilihan presiden sehingga media sangat dibutuhkan terutama media televisi yang benar-benar dirasakan
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sebagai prosedur penelitian data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Konstruksi Sosial Konsep framing berdasarkan dari Teori Konstruksi Sosial, itulah sebabnya mengapa teori Kontruksi Sosial ini digunakan dalam penelitian ini. Teori Konstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hari raya Idul Fitri beberapa pekan yang lalu telah terjadi kerusuhan berbau SARA di Papua. Sebagaimana telah diketahui bahwa sekelompok orang membuat kekacauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi berada di konteks apapun. Kata gratifikasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Gratificatie
Lebih terperinciIdham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat
Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10
Lebih terperinciLOGO Oleh: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si
TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA DAN KONSTRUKSI SOSIAL Oleh: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si 1. Teori Stimulus Respon (Dennis McQuail) Efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Elemen utama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori yang digunakan 2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi sebagai suatu bentuk media massa memiliki karateristik tersendiri yang berbeda dengan media massa lainnya. Bentuk
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013
PSIKOLOGI KOMUNIKASI oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan
BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasinal yang ada di Indonesia dan sudah berdiri sejak tahun Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta International School (JIS), merupakan sekolah bertaraf internasinal yang ada di Indonesia dan sudah berdiri sejak tahun 1951. Sekolah internasional tertua
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. Prinsip-prinsip dalam komunikasi adalah: - Integritas, adanya saling pengertian.
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain, untuk memberikan informasi, secara lisan maupun non lisan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam berbagai aspek, paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari. Ia merupakan suatu kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu bidang ilmu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa paling umum adalah proses peciptaan makna bersama antara massa dan khalayak. Schramm menjelaskan dalam modelnya, komunikasi massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan
Lebih terperinciABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045
ABSTRAK JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) NAMA NIM : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045 Pembekuan PSSI oleh Menpora merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian itu merupakan usaha menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kerangka Konseptual 2.1.1 Pengertian Media Online Pengertian media online secara khusus adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Team Mirah Sakethi (2010, h.3) menjelaskan bahwa dari luas wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Team Mirah Sakethi (2010, h.3) menjelaskan bahwa dari luas wilayah DKI Jakarta sebesar 661,52 Km 2, terdapat sekitar 24.000 hektar atau empat puluh persen dataran yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan
34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan kepada khalayak, oleh sebab itu media massa mempunyai peran penting dalam mempersuasif masyarakat
Lebih terperinciANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM
ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (3): 347-356 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI 2014-2019 PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN
Lebih terperinci