BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan tidak lepas dari usaha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan tidak lepas dari usaha"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan tidak lepas dari usaha mengkonstruksi realitas, karena pada dasarnya setiap upaya menceritakan sebuah peristiwa, keadaan, benda atau apapun adalah usaha untuk mengkonstruksi realitas. Maka tidak berlebihan bila dikatakan bahwa isi media atau laporan jurnalistik di media massa pada dasarnya adalah realitas yang dikonstruksikan dalam bentuk sebuah cerita (Sudibyo, dkk., 2001: 65). Dalam proses mengkonstruksi realitas, sesungguhnya media massa menggunakan politik media massa yang dirumuskan dalam kebijakan redaksi. Setiap media massa memiliki kebijakan redaksi dalam mengkonstruksi realitas dan menyajikannya sesuai dengan ideologinya masing-masing. Ideologi suatu media tercermin dari setiap produknya, berupa produksi berita dan artikel. Titik pandang yang mewakili redaksi media massa terhadap suatu masalah tertentu tercermin dalam artikel opini mereka. Sebuah artikel opini, sebagai hasil karya jurnalistik berkategori opini (views), tidak hadir begitu saja. Ia hadir sebagai hasil pembingkaian atas realitas fakta atau peristiwa yang terjadi di masyarakat. Redaktur atau wartawan yang bertanggung jawab menulis artikel opini telah melakukan pembingkaian terhadap sebuah peristiwa atau fakta yang selanjutnya dituangkan dalam opini berbentuk tulisan. 1

2 2 Pembingkaian (framing) atas fakta atau peristiwa inilah yang akan menjadi fokus dalam penelitian Penulis. Penulis akan menganalisis frame wartawan yang tetap mengedepankan visi, misi dan ideologi masing-masing media massa, dalam hal ini karya artikel opini dari Majalah Rolling Stone Indonesia mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait dengan pembajakan musik yang terjadi di Indonesia. Bagi sebagian besar orang, musik telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya sehari-hari. Musik telah berubah fungsi, tidak lagi hanya dijadikan sebagai alat hiburan akan tetapi juga telah menjadi kebutuhan utama. Saat ini, musik tidak lagi dipandang sebagai sebuah karya seni yang hanya dinikmati oleh para peminat seni saja, musik telah menjadi industri yang mendatangkan uang bagi para pelakunya. Pada perkembangannya, musik yang awalnya hanya sebagai alternatif hiburan untuk pengisi waktu luang kemudian menjadi sebuah produk yang potensial untuk dijadikan industri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan sumberdaya musik adalah sebuah cultural capital yang luar biasa. Untuk itu pemerintah bertekad untuk mengangkat kekayaan sumber daya musik ini dalam konteks pengembangan ekonomi dan industri kreatif. (Okezone.com, November, 2011) Rubrik Music Biz Majalah Rolling Stone Indonesia menceritakan awal mula pembajakan musik yang diawali oleh komersialisme di masa lalu yang berkembang seiring perkembangan jaman menjadi sebuah permasalahan kompleks ketika industri tersebut dikejutkan oleh isu pembajakan melalui format digital yang tersebar di internet. Industri musik rekaman yang kita kenal sekarang berawal dari mulainya komersialisme produk musik lewat piringan hitam. Musik yang ingin kita

3 3 nikmati hanya bisa kita nikmati lewat pertunjukan langsung, dan pembelian piringan hitam. Para pelaku industri musik rekaman memiliki kekuasaan cukup ketat terhadap distribusi musik, karena akses ke musik dibatasi pada sebuah produk fisik tersebut. Sebuah pola bisnis yang relatif sempurna terbentuk sebuah struktur industri yang menjual beraneka ragam musik, dalam format dan harga yang relatif sama. (Majalah Rolling Stone Indonesia #78 edisi Oktober 2011) Salah satu inovasi yang mengembangkan industri musik rekaman juga jadi salah satu penyebab besar industrinya secara relatif turun drastis adalah digunakannya Compact Disk Audio (CDA) sebagai media distribusi musik. Musik yang dikemas dalam CDA diperkenalkan ke publik pada tahun 80- an, dan menawarkan kemurnian suara yang nyaris menandingi piringan hitam. Setelah mengalami masa kaset yang memiliki beberapa keterbatasan teknologi, CDA memberikan sebuah pengalaman mendengarkan musik yang cukup konsisten, yang hanya akan dibatasi oleh perangkat audio yang digunakan. Dilengkapi dengan pola media dan berita yang pada zaman itu masih relatif tersentralisasi, promosi dan penjualan produk musik sangat berkembang untuk kemudian menjadikan era CDA sebagai era keemasan industri musik rekaman. Pertumbuhan pemakaian Personal Computer (PC) pada tahun 90-an memicu industri perangkat lunak untuk makin berkembang bukan saja oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft dan Apple, tapi juga pengembang-pengembang lunak independen dan open source yang menemukan cara supaya isi CDA dapat disalin ke dalam komputer, dalam format MP3, yang semula dimaksudkan oleh Moving Picture Experts Group sebagai bagian dari protokol enkripsi video. Software pertama yang bisa membuat file format MP3 dikeluarkan oleh Fraunhofer Society pada tahun 1994, yang kemudian disusul oleh berdirinya website MP3.com untuk musisi-musisi independen, dan keluarnya WinAmp yang mempopulerkan MP3 sebagai format penyebaran musik, sampai akhir 90-an. CD yang semula tidak mudah dibuat duplikatnya (dibandingkan dengan kaset yang sangat mudah diduplikasi dengan perangkat dubbing), ternyata dapat diduplikasi dengan mudah melalui perangkat lunak khusus dan CD writer, dan bahkan disalin isinya menjadi MP3 yang dapat disebar dengan mudah melalui Internet. Keberadaan format MP3 inilah yang kemudian menjadi pemicu tumbuhnya pembajakan musik secara masal melalui medium internet. (Majalah Rolling Stone Indonesia #78 edisi Oktober 2011) Komersialisme atas musik tidak hanya menghasilkan dampak positif saja, namun juga terdapat dampak negatif. Seiring perkembangan teknologi, tingkat pembajakan musik terus meningkat. Musik-musik ilegal yang beredar di internet

4 4 dianggap sebagai sumber masalah yang akan mengubur industri musik. Hal tersebut terjadi secara global, dan seiring dengan semakin dikenalnya format MP3 di negara-negara maju, perkembangan industri musik di Indonesia juga mulai terpengaruh. Nilai pembajakan musik pada 2010 mencapai Rp 4,5 triliun! Angka ini sama saja dengan nilai pada tahun lalu. Padahal, bisnis musik sendiri turun dari Rp 6,31 triliun pada 2009 menjadi Rp 6 triliun pada 2010 ini. Dari omset ini, musik digital menyumbang Rp 1, 81 triliun (2009) kemudian Rp 1,5 triliun (2010). (Bisnis Indonesia, Desember, 2010) Banyak musisi lokal mulai merasa dirugikan dengan tingginya angka pembajakan musik di Indonesia, salah satunya adalah sebuah kampanye antipembajakan yang diluncurkan oleh para musisi dan pelaku industri musik tanah air, Heal Our Music. Keresahan yang timbul di kalangan industri musik menjadi motivasi yang kuat untuk Heal Our Music dalam menyuarakan kampanye antipembajakan mereka. Dalam setiap kesempatan yang berhubungan dengan musik, Heal Or Music senantiasa hadir untuk mengajak para penikmat musik tanah air lebih peduli kepada isu pembajakan. Beberapa acara seperti Java Soulnation, Java Rockingland, Pekan Produk Kreatif Indonesia, Bandung Berisik, serta konserkonser musik para musisi tanah air, menjadi media penyampaian kampanye mereka. Selain ikut ambil bagian dalam acara-acara yang berkaitan dengan musik, tuntutan mereka juga disampaikan baik secara langsung kepada pemerintah, maupun melalui media massa. Kampanye aktif dari Heal Our Music ini menimbulkan wacana baru di masyarakat tanah air tentang pembajakan musik di Indonesia.

5 5 Puncak kampanye Heal Our Music adalah mendesak Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk segera mengeluarkan kebijakan mengenai pembajakan musik digital melalui internet. Pada tanggal 27 Juli 2011, Kementrian Kominfo mempublikasikan sebuah rilisan pers mengenai rencana penutupan blogblog musik serta pemblokiran situs-situs file sharing terkait dengan tingginya pembajakan musik secara digital melalui internet. Dalam rilis pers tersebut, disampaikan bahwa penanganan pembajakan musik melalui internet ini diatur oleh UU ITE dan menjadi kewajiban Kementrian Komunikasi dan Informatika. Sejak beberapa waktu lalu, Kementrian Komunikasi dan Informatika mulai mensosialisasikan program pemblokiran situs-situs Internet yang menyediakan akses pengunduhan lagu ilegal. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini adalah pengaruh desakan dari asosiasi musik seperti Asirindo, Prisindo, PAMMI, RMI, PAPPRI, ASIRI, APMINDO, Gapersindo, WAMI, dan KCI, yang bergabung dalam payung kampanye Heal Our Music dalam melawan pembajakan musik di era digital. (National Affairs Majalah Rolling Stone Indonesia, Oktober 2011) Reaksi masyarakat tidak kemudian menjadi seragam, muncul pro dan kontra mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pemerintah mengenai isu pembajakan tersebut, terutama rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing oleh pemerintah. Pro dan kontra mengenai penanganan isu pembajakan ini yang kemudian menjadi pokok pemberitaan di beberapa media massa baik itu yang tidak mengkhususkan diri sebagai majalah musik, maupun yang secara khusus bergerak dalam ranah pemberitaan musik. Penulis sendiri adalah seorang pemerhati musik yang aktif mengikuti perkembangan musik serta pemberitaan tentang musik di Indonesia maupun manca negara. Salah satu yang beredar di kalangan pemerhati musik tanah air adalah keberadaan artikel mengenai pembajakan musik di Indonesia pada Rubrik

6 6 National Affairs dan Rubrik Music Biz dalam Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 Oktober Majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu media massa cetak yang memberi porsi besar terhadap perkembangan musik di Indonesia peneliti anggap sebagai media yang kredibel untuk dijadikan bahan penelitian mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia tersebut. Popularitas Majalah Rolling Stone Indonesia ini tentu saja dibangun oleh kredibilitas induknya yaitu Rolling Stone Magazine yang pada tahun 2003 dibaca oleh lebih dari delapan juta pembaca di seluruh dunia (Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2003). Peneliti memilih melakukan penelitian mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia dalam Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 yang terbit pada Oktober 2011 karena dalam dua artikel opini edisi tersebut peneliti anggap sebagai cerminan sikap redaksi Majalah Rolling Stone Indonesia terhadap wacana-wacana aktual yang berkembang di masyarakat. Melalui Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78, masyarakat bisa mengetahui pandangan ataupun analisis dari Majalah Rolling Stone Indonesia mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-stus file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia yang tengah banyak dibicarakan oleh kalangan musisi serta penikmat musik tanah air. Hal ini penting, mengingat media massa seperti Majalah Rolling Stone Indonesia mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi opini kelompok masyarakat tersebut. Peneliti percaya, dengan menelaah lebih dalam tulisan yang diangkat oleh Majalah Rolling Stone

7 7 Indonesia, pembaca dapat menemukan sikap sebenarnya dari pengelola media yang bersangkutan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana cara media massa khususnya Majalah Rolling Stone Indonesia melakukan pembingkaian secara eksplisit ataupun implisit dalam artikel-artikel mengenai isu tersebut. Penelitian ini tidak hanya menelaah tingkat teks, namun juga konstruksi realitas pembuat teks atau pandangan redaksional terhadap permasalahan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Frame dari Rencana Penutupan Blog-blog Musik dan Pemblokiran Situs-situs File Sharing Terkait Pembajakan Musik di Indonesia dibangun melalui Rubrik National Affairs dan Rubrik Music Biz oleh Majalah Rolling Stone Indonesia apabila ditinjau dari Analisis Framing Model Robert N. Entman? 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian Robert N. Entman mengenai elemen framing, maka peneliti menjabarkan identifikasi masalah melalui sudut pandang Define Problems (pendefinisian masalah), Diagnose Causes (menjabarkan masalah), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), dan Treatment Recomendation (rekomendasi solusi), sebagai berikut: Bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia mendefinisikan masalah (Define Problem) mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia?

8 Bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia menjabarkan masalah (Diagnose Causes) mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia? Bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia memberikan keputusan moral (Make Moral Judgement) terhadap rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia? Bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia menawarkan solusi (Treatment Recommendation) terhadap rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: Mengetahui bagaimana rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia didefinisikan (Define Problem) oleh Majalah Rolling Stone Indonesia Mengetahui bagaimana rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia dijabarkan (Diagnose Causes) oleh Majalah Rolling Stone Indonesia Mengetahui bagaimana keputusan-keputusan moral mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia diberikankan (Make Moral Judgement) oleh Majalah Rolling Stone Indonesia Mengetahui bagaimana solusi terhadap rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di

9 9 Indonesia direkomendasikan (Treatment Recommendation) oleh Majalah Rolling Stone Indonesia. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Sebagai sumbangan bagi pengembangan studi framing model Robert N. Entman khususnya di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan umumnya mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Melalui hasil penelitian ini, akan diketahui bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia membingkai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia dan bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia memberikan gambaran tentang realitas kepada pembacanya Kegunaan Praktis Sebagai sumbangan mengenai kajian framing model Robert N. Entman dan pengaruh media massa cetak di Indonesia. Selain itu, sebagai upaya memberikan saran bagi media massa, khususnya Majalah Rolling Stone Indonesia sebagai objek penelitian dan umumnya media massa cetak di Indonesia secara keseluruhan dalam memandang dan menyajikan realitas secara objektif, terutama di dalam penelitian artikel. Melalui teks yang disajikan oleh Majalah Rolling Stone Indonesia, pembaca dapat melihat bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia membingkai masalah sosial dan memberikan solusi yang bisa dilakukan oleh pembacanya, juga termasuk jajaran pemerintahan. Majalah Rolling Stone Indonesia berusaha untuk

10 10 bertukar makna dengan pembacanya melalui teks dalam Rubrik National Affairs dan Rubrik Music Biz-nya. Di bidang Ilmu Jurnalistik, melalui penelitian ini akan tercermin keberpihakan media massa dalam suatu permasalahan sosial yang melibatkan penguasa dan masyarakat. 1.6 Kerangka Pemikiran Penelitian berita berhubungan dengan bagaimana rutinitas yang terjadi dalam ruang pemberitaan. Aspek konstruksi realitas berhubungan dengan bagaimana wartawan atau media massa menampilkan sebuah peristiwa sehingga relevan bagi khalayak. Aspek ini dilakukan dengan memutuskan item yang dipandang dapat dipahami oleh khalayak. Karena realitas dan peristiwa itu begitu kompleksnya dan acak, ia harus diidentifikasi dan ditempatkan dalam konteks sosial tertentu dimana khalayak tersebut berada. Media berperan mengidentifikasi bagaimana realitas seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. Pendefinisian tersebut bukan hanya pada peristiwa, melainkan juga aktor-aktor sosial. Diantara berbagai fungsi dari media dalam mengidentifikasi realitas, fungsi pertama dalam ideologi adalah media sebagai mekanisme integrasi sosial. Media disini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok dan mengontrol bagaimana nilainilai kelompok itu dijalankan. Dalam produksi berita, yang menjadi dasarnya adalah adanya semacam konsensus, yakni bagaimana suatu peristiwa dipahami bersama dan dimaknai. Melalui konsensus ini, realitas yang beragam dan tidak beraturan diubah menjadi realitas yang mudah dan bisa dikenali, sesuatu yang plural menjadi tunggal.

11 11 Konsep mengenai paradigma konstruktivis diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Unsur utama dari paradigma konstruktivis adalah manusia dan masyarakat. Pandangan paradigma konstruktivis mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan dengan pandangan positivis. Dalam pandangan paradigma konstruktivis, media dilihat bukan sebagai saluran yang bebas, ia juga sebagai subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan keberpihakannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Produk jurnalistik yang dibaca bukan hanya menggambarkan realitas dan menunjukkan pendapat sumber berita, tapi juga konstruksi dari media itu sendiri. Media massa menjadi kunci untuk mengatur hal apa saja yang akan ditampilkan atau diberikan bobot berita yang lebih penting, sehingga pembaca dan redaksi memliki kesesuaian dalam penentuan unsur penting dan fakta yang disajikan dalam artikel. Pada dasarnya, analisis framing adalah instrumen metodologis yang digunakan untuk melihat cara wartawan mengkonstruksi sebuah realitas. Dalam analisis framing, yang dilihat adalah cara wartawan memaknai, memahami, dan membingkai peristiwa. Dalam hal ini, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh media, bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana bingkai yang dikembangkan oleh media. Bagaimana realitas dan peristiwa dikonstruksi dalam pemberitaan media menjadi sikap positif atau negatif adalah efek dari bingkai yang dikembangkan oleh media. Oleh karena setiap wartawan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu realitas, maka ada kemungkinan terjadinya perbedaan dalam mengkonstruksi realitas meskipun fakta yang terjadi sama. Selain menyampaikan kebenaran, media massa juga memiliki kemampuan untuk

12 12 memanipulasi realitas. Isi media massa bisa berdasar pada apa yang terjadi dalam dunia nyata, namun unsur kepemilikan media dan pengetahuan yang dimiliki oleh wartawan, juga memiliki pengaruh yang besar dalam proses penyampaian fakta oleh media massa. Secara retoris, khalayak bisa dijabarkan dengan label yang beragam. Salah satu cara nyata yang dilakukan oleh media massa dalam memberikan menyusun fakta dalam isi media massa adalah dengan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap isu-isu terpilih, serta orang-orang dan kelompok-kelompok tertentu, dibandingkan dengan isu-isu lainnya yang terjadi bersamaan. (Shoemaker dan Reese, 1996: 37) Meskipun wartawan harus mampu mengkonstruksi realitas yang dimiliki, namun wartawan harus tetap menjaga independensinya dari pihak yang diliput. Hal ini juga berlaku untuk wartawan yang bekerja di ranah opini, kritik, dan komentar, termasuk artikel didalamnya. Independensi semangat dan pikiran inilah yang harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh wartawan. Menurut Maggie Gallagher, seorang wartawan harus mampu mengungkapkan dan menyampaikan fakta sebagaimana wartawan tersebut melihatnya. Maka langkah penting dalam menyampaikan kebenaran dan memberikan informasi kepada khalayak bukanlah netralitas, melainkan independensi. (Kovach dan Rosenstiel, 2006: 122) Rubrik National Affairs dan Music Biz yang diterbitkan pada Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 Oktober 2011 mengenai pembajakan musik di Indonesia, merupakan hasil pembingkaian redaksi terhadap fakta. Semua fakta di lapangan dihimpun sedemikian rupa sesuai dengan hakikat jurnalisme, kemudian berdasarkan fakta-fakta tersebut, wartawan Majalah Rolling Stone Indonesia membangun frame yang dituangkan ke dalam tulisan berupa artikel. Masalah yang diangkat adalah konflik sosial yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan pemblokiran situssitus file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia. Masyarakat menilai bahwa rencana penutupan blog-blog musik serta pemblokiran situs-situs file

13 13 sharing tersebut akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap industri musik itu sendiri. 1.7 Metode Penelitian Peneliti menggunakan analisis framing dengan pendekatan kualitatif melalui paradigma konstruktivis. Analisis framing digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu ditonjolkan atau ditekankan oleh media. Dalam analisis framing, yang dilakukan pertama kali adalah melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas dari sebuah fenomena yang terjadi. Wartawan dan media akan secara aktif mengkonstruksi realitas dari fenomena tersebut, sehingga realitas tercipta dalam konsepsi yang dikonstruksi oleh keduanya. Analisis framing termasuk kedalam paradigma konstruktivis. Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian, kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. (Hidayat, 1999: 39, dalam Bungin, 2008: 11). Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalamnya maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu memiliki makna, ketika realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara obyektif. Peneliti memilih analisis framing yang dikembangkan oleh Robert N. Entman. Alasannya karena model analisis framing milik Robert N. Entman bisa menjadi paradigma penelitian komunikasi untuk meneliti beberapa konsep, salah satunya untuk melihat bagaimana frame mempengaruhi kerja wartawan. Apa yang diperhatikan wartawan ketika pertama kali meliput peristiwa, kenapa wartawan melihat aspek tertentu dan bukan dengan cara lain. Bagaimana wartawan

14 14 membuat satu informasi lebih penting dan menonjol dibandingkan informasi lain, serta faktor-faktor apa yang menyebabkannya. Menurut Entman, konsep framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks. Bentuk penonjolan bisa beragam: menempatkan satu aspek informasi lebih menonjol dibandingkan yang lain, lebih mencolok, melakukan pengulangan informasi yang dipandang penting, atau dihubungkan dengan aspek budaya yang akrab dengan khalayak. (Eriyanto, 2005: 186). Entman melihat framing dalam 2 dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu, seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini: Tabel 1.1 Dimensi Framing menurut Robert N. Entman Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu Seleksi Isu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkan (included). Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu. Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah Penonjolan Aspek dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat tertentu dari Isu berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. (Sumber: Eriyanto, 2005: 187)

15 15 Sementara pendekatan kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Ada empat dasar penyusunan teori dalam pendekatan kualitatif yakni fenomenologik, interaksi simbolik, pendekataan kebudayaan, dan pendekatan etnometodologik. Penelitian kualitatif berasumsi bahwa penelitian sistematik harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alamiah dan langsung pada tindakan atau interaksi manusia itu sendiri, dalam memaknai dan menginterpretasikan kejadian-kejadian sosial dan bukan pada lingkungan yang palsu atau artifisial, seperti halnya eksperimen. Dalam penelitian kualitatif konstruktivis, peneliti harus menemukan bagaimana media membingkai atau mengkonstruksi peristiwa dengan cara tertentu. Tujuan dari penelitian kualitatif konstruktivis adalah untuk memperlajari bagaimana individu hidup dalam lingkungan sosial atau bagaimana seseorang memahami realitas sosial. (Eriyanto, 2005: 46) 1.8 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah 2 buah artikel opini mengenai pembajakan musik di Indonesia, yang masing-masing merupakan bagian dari Rubrik National Affairs dan Rubrik Music Biz dari Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 Oktober Tabel 1.2 Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 sebagai Objek Penelitian No. Judul Penulis 1 National Affairs: Penindakan Situs Musik Ilegal: Pakai UU ITE atau UU Hak Cipta? Ari Juliano Gema 2 Music Biz: Industri Musik, Apa Selanjutnya? Ario Tamat (Sumber: Majalah Rolling Stone Indonesia)

16 16 Peneliti memilih menggunakan Rubrik National Affairs dan Rubrik Music Biz Majalah Rolling Stone Indonesia untuk dijadikan objek penelitian karena selain telah memenuhi fungsi artikel opini dan memiliki unsur nilai berita, juga karena Majalah Rolling Stone Indonesia menempatkan rencana penutupan blogblog musik serta pemblokiran situs-situs file sharing oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika terkait pembajakan musik di Indonesia sebagai sebuah isu penting yang harus mendapatkan banyak perhatian dari khalayak. Hal tersebut dapat dilihat dengan diterbitkannya dua artikel opini Majalah Rolling Stone Indonesia mengenai rencana penutupan blog-blog musik serta pemblokiran situssitus file sharing terkait pembajakan musik tersebut dalam edisi #78 yang terbit Oktober Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulkan data dengan cara: Studi Dokumentasi Analisis teks dokumentasi dilakukan dengan cara menghimpun data-data berupa artikel, berita, buku, maupun materi lainnya mengenai pembajakan musik di Indonesia. Analisis tersebut dilakukan baik itu terhadap objek penelitian utama berupa dua artikel opini dari Majalah Rolling Stone Indonesia, artikel-artikel lain mengenai pembajakan musik di Indonesia yang terbit dalam Majalah Rolling Stone Indonesia baik sebelum ataupun sesudah edisi #78 Oktober 2011, maupun media-media lain yang penulis anggap kredibel untuk dijadikan sumber referensi dalam penelitian ini.

17 Wawancara Wawancara dengan redaktur Majalah Rolling Stone Indonesia dilakukan guna mendapatkan data sekunder mengenai penulisan rubrik National Affairs serta rubrik Music Biz tentang rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan analisis framing model Robert N. Entman dengan konsep Define Problems (pendefinisian masalah), Diagnose Causes (menjabarkan masalah), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), dan Treatment Recomendation (rekomendasi solusi). Pada bagian Define Problems, penelitian dilakukan dengan menguraikan masalah yang diangkat dalam artikel opini Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #78 mengenai rencana penutupan blog-blog musik dan situs-situs file sharing terkait pembajakan musik di Indonesia. Peneliti menjabarkan permasalahan secara deskriptif berdasarkan data-data akurat yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi. Pada bagian Diagnose Causes, penelitian dilakukan dengan cara mencari penyebab masalah. Dalam bagian ini dicari juga siapa yang harus bertanggung jawab atas masalah yang terjadi. Diagnose Causes dilakukan berdasarkan uraian Define Problems. Pada bagian Make Moral Judgement, penelitian dilakukan dengan cara menjabarkan nilai moral seperti apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah melalui artikel opini. Pada bagian Treatment Recomendation, penelitian dilakukan dengan cara menguraikan penyelesaian masalah yang ditawarkan oleh Majalah

18 18 Rolling Stone Indonesia melalui artikel opini-nya mengenai pembajakan musik di Indonesia. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif melalui paradigma konstruktivis, peneliti berperan sebagai fasilitator yang menjembatani berbagai pemaknaan subjek sosial. Peneliti menempatkan diri di tengahtengah keanekaragaman pandangan karena setiap orang memiliki pemaknaan dan konstruksi yang berbeda-beda. Dalam pandangan paradigma konstruktivis, peneliti harus berempati dengan objek yang akan diteliti dan mengerti bagaimana mereka memahami realitas dan peristiwa yang beraneka ragam tersebut. (Eriyanto, 2005: 49) Keabsahan Data Untuk menghindari subjektivitas peneliti, maka dibutuhkan beberapa cara untuk menentukan keabsahan data. Cara yang ditempuh adalah sebagai berikut: Kredibilitas. Proses dan hasil penelitian dapat diterima dan dipercaya Transferabilitas. Hasil penelitian dapat diterapkan pada situasi yang lain Dependabilitas. Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep teoritis ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan Konfirmabilitas. Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya. Hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan di lapangan.

BAB V PENUTUP. bersangkutan. Dalam menyampaikan materinya Majalah Rolling Stone Indonesia

BAB V PENUTUP. bersangkutan. Dalam menyampaikan materinya Majalah Rolling Stone Indonesia BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setiap media massa memilik desk editor yang berbeda dalam menyampaikan materi pemberitaannya, sesuai dengan kebutuhan visi media bersangkutan. Dalam menyampaikan materinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, Penulis menggunakan analisis framing untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, Penulis menggunakan analisis framing untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, Penulis menggunakan analisis framing untuk mengetahui bagaimana Majalah Rolling Stone Indonesia membingkai realitas dari rencana pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.  dan  dengan mengamati teks online BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini, objek penelitian dilakukan terhadap dua media yaitu www.tempo.co dan www.suara-islam.com dengan mengamati teks online pemberitaaan RUU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang 50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoristisuntuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jasse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori

Lebih terperinci

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Judul penelitian ini adalah : Konstruksi Nilai Rancangan Pesan ESQ 165 Dalam Pembangunan Karakter Indonesia Emas (Analisis Framing Program Indonesia Emas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai kuat berhembus setelah rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 Februari 2012.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konflik merupakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh banyak negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan telah menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha BAB I PENDAHULUAN Salah satu TV Lokal yang konsisten dalam mengangkat isu/konten daerah adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411) FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu hiburan yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan para penikmatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, ilmu komunikasi pada saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik cetak seperti koran dan majalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hari raya Idul Fitri beberapa pekan yang lalu telah terjadi kerusuhan berbau SARA di Papua. Sebagaimana telah diketahui bahwa sekelompok orang membuat kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Obyek Studi Profil PT. MelOn Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Obyek Studi Profil PT. MelOn Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi 1.1.1 Profil PT. MelOn Indonesia Pada tanggal 20 Mei 2010, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) sebagai perusahaan penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Konstruksi Sosial Konsep framing berdasarkan dari Teori Konstruksi Sosial, itulah sebabnya mengapa teori Kontruksi Sosial ini digunakan dalam penelitian ini. Teori Konstruksi

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI. Oleh : ARIS SAPTAHADI

PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI. Oleh : ARIS SAPTAHADI PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI Oleh : ARIS SAPTAHADI 0543010011 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: Analisa Framing Pemberitaan Pemilukada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 pada skh Lampung Post,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.I MEDIA MASSA DAN KONSTRUKSI REALITAS Teori yang dikembangkan oleh Peter L Berger dan Thomas Luckman yaitu, seorang pakar sosiologi ini berpandangan bahwa realitas tidak dibentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian, peneliti harus belajar dari peneliti lain untuk menghidari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya digunakan untuk komunikasi massa atau sebagai sarana penyampaian pesan saja, tetapi juga sebagai penghubung antar berbagai elemen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan bahasa tulis dalam media cetak, dalam hal ini khususnya yang berupa surat kabar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Narasi memiliki unsur penting pada jurnalistik. Jurnalis tidak hanya sekadar menulis artikel tetapi harus memberikan cerita kepada pembaca yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan suatu terobosan terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013.

Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013. Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013. NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS) KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS) ABSTRAK Skripsi ini berjudul Konstruksi Berita Pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI 13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI KELOMPOK 12 : DEWI KUSUMA ( 056182 ) DEWI PUSPITA ( 056058 ) MOCH. AKBAR ( 056179 ) NURMAWATI D. LIANA ( 056080 ) SUCHI MAHADEWI ( 056067 ) Zhongdang Pan dan Gerald

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan penelititan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi. Era komunikasi interaktif ini kemudian semakin berkembang pesat sejak kehadiran internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci