Dampak pasal-pasal UUPA dan UU Perkawinan tersebut terhadap pelaku perkawinan campuran yang tidak mempunyai prenuptial agreement: 1. WNI kawin campur tidak dapat membeli tanah dan bangunan dengan status HM dan HGB, baik secara tunai maupun melalui kredit bank. 2. WNI Kawin Campur tidak dapat meminjam uang di bank, dengan alasan pasangannya berkewarganegaraan asing. 3. Apabila WNI Kawin Campur memiliki aset waris, tidak bisa mengagunkan di bank. 4. Tidak sedikit WNI Kawin Campur terpaksa menggunakan cara-cara di luar hukum, seperti: (a) membeli rumah dengan meminjam nama pihak ketiga (dengan perjanjian nominee); (b) membeli dengan menggunakan identitas palsu (misal, mengubah status jadi tidak kawin); (c) disarankan untuk bercerai dulu, lalu membuat perjanjian pra-nikah (prenuptual BERSAMA PERCA INDONESIA DUKUNG IKE FARIDA DI MAHKAMAH KONSTITUSI (a Judicial Review for Mix Marriage Couple) Nasib WNI Kawin Campur Tidak Dapat Memiliki Tempat Tinggal Manusia membutuhkan pangan, sandang, dan papan sebagai tempat berlindung dan bertempat tinggal, dan manusia pasti butuh seseorang untuk berbagi. Namun uniknya kita tidak pernah tahu siapa jodoh kita, termasuk menikah dengan warga negara asing. Tujuan awal perkawinan adalah tidak lain membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Kebanyakan dari WNI Kawin Campur (WNI yang menikah dengan WNA) tidak mempermasalahkan harta pada awal pernikahan, apalagi kebanyakan WNI Kawin Campur tidak mengetahui bahwa untuk memiliki rumah harus membuat Perjanjian pra-nikah (perjanjian pisah harta). Nampaknya hal tersebut disebabkan oleh adanya ketakutan pemerintah akan tanah nantinya dimiliki oleh pihak asing? Kasus yang dialami oleh Ike Farida,SH.,LL.M yang mengalami pembatalan perjanjian sepihak oleh developer/pengembang properti disebabkan hanya karena dirinya (WNI) berjodoh dan menikah dengan WNA. Dan Ia (Farida) tidak punya pre-nuptial agreement (perjanjian pisah harta sebelum kawin), tidak terbersit sedikitpun bahwa tanpa perjanjian itu dirinya tidak akan pernah bisa punya tanah/rumah/property dengan status HAK MILIK (HM) atau HAK GUNA BANGUNAN (HGB). Sudah banyak upaya yang dilakukan Ike Farida untuk mendapatkan haknya yang terampas karena bersuamikan asing dan tidak punya prenup, termasuk melalui pengadilan dan institusi pemerintah, namun institusi tersebut menyatakan WNI kawin campur yang tidak punya prenuptial agreement tidak memiliki hak untuk memiliki rumah dengan status HM atau HGB. Padahal WNI kawin campur memiliki kewajiban yang sama dengan WNI lainnya, bukankah semestinya setiap WNI mempunyai hak yang sama pula dimata hukum? Akhirnya Farida membulatkan diri untuk meneruskan perjuangan, bukan untuk dirinya saja, tapi untuk seluruh teman, sahabat yang senasib dengannya menuju Mahkamah Konstitusi dengan melakukan uji materiil terhadap pasal-pasal tersebut. Secercah Cahaya bagi WNI Kawin Campur Ike Farida mengajukan uji materiil (judicial review) terhadap Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5/1960 pasal 21 ayat (1), (3), dan pasal 36 ayat (1), serta Undang-undang Perkawinan No. 1/1974 pasal 29 ayat (1) dan pasal 35 ayat (1). Ia menuntut hak WNI kawin campur meski tidak punya pre-nup, agar dapat memiliki Hak Milik (HM) dan Hak Guna Bangunan (HGB) atas Tanah dan Bangunan, yang saat ini WNI kawin campur masih terdiskriminasi, padahal UUD 1945 menjamin persamaan hak setiap WNI tanpa kecuali. Diskriminasi ini merupakan permasalahan yang dialami seluruh WNI kawin campur yang tidak mempunyai prenuptial agreement, sehingga merampas dan menghilangkan hak WNI kawin campur untuk memiliki Hak Atas Tanah dan Bangunan dengan status kepemilikan HM atau HGB. Kasus Ike Farida sejalan dengan perjuangan dan aspirasi Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia (PerCa Indonesia) yang sudah menyuarakan kondisi diskriminatif ini sejak 2010, dimana PerCa Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk meminta persamaan hak WNI pelaku perkawinan campuran dengan WNI lainnya.
AYO Kita hapuskan Diskiriminasi bagi WNI Kawin Campur! Sekarang inilah saatnya bagi kita semua untuk mendukung penghapusan diskriminasi bagi pelaku kawin campur di Indonesia, dengan memberikan petisi (di balik halaman ini) dan dukungan atas Permohonan uji materiil (judicial review) yang dilakukan oleh Ike Farida. Kami harap dukungan ini membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan sejahtera. Jakarta, 19 Juni 2015 Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia Petisi Dukung IKE FARIDA, SH.,LL.M DI MK No. /wil-../2015 ( * tidak perlu diisi) Kirimkan PETISI yang sudah ditulis ke alamat email: mk.ikefarida@percaindonesia.com dengan cc ke aniwishk7@yahoo.com Harap lampirkan scan Kartu tanda Penduduk (KTP) dan Copy buku nikah atau Akte Nikah
PETISI DAN DUKUNGAN IKE FARIDA, SH., LL.M DI MAHKAMAH KONSTITUSI (No. 69/PUU-XII/2015) Dengan rahmah Allah Yang Maha Kuasa, Kami warga negara Indonesia menyatakan dukungan kami kepada Sdri. Ike Farida, SH.,LL.M dalam Permohonan Pengujian undang-undang di Mahkamah Konstitusi (No. 69/PUU- XII/2015), Petisi ini untuk menghapuskan segala bentuk Diskriminasi terhadap WNI kawin campur untuk memiliki tempat tinggal di Indonesia! Petisi ini menekankan pada butir-butir: 1. WNI kawin campur memiliki hak yang sama seperti WNI lainnya. 2. Mendukung Permohonan Pengujian undang-undang di Mahkamah Konstitusi yang dimohonkan oleh Sdri. Ike Farida, SH.,LL.M. Dengan ini memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk mengabulkan Permohonan Pengujian undang-undang di Mahkamah Konstitusi No. 69/PUU-XII/2015. Petisi ini didukung oleh: Nama Lengkap :. ( * lampirkan copy KTP) No. KTP :. No. Handphone :. Menikah: Iya Tidak Jika menikah, menikah dengan warga negara asing: Iya ( * lampirkan copy buku nikah atau akta nikah) Tidak Jika menikah dengan warga negara asing, mengalami: (*dapat dipilih lebih dari satu) Tidak dapat membeli tanah dan bangunan dengan status Hak Milik (HM) dan Hak Guna Bangunan (HGB) baik secara tunai maupun melalui kredit bank. Dapat membeli tanah dan/atau bangunan tapi status Tanah diturunkan menjadi Hak Pakai Tidak dapat meminjam uang di bank, dengan alasan pasangannya berkewarganegaraan asing. Apabila WNI Kawin Campur memiliki aset waris, tidak bisa mengagunkan di bank. Tidak sedikit WNI Kawin Campur terpaksa menggunakan cara-cara di luar hukum, seperti: (a) membeli rumah dengan meminjam nama pihak ketiga (dengan perjanjian nominee); (b) membeli dengan menggunakan identitas palsu (misal, mengubah status jadi tidak kawin); (c) disarankan untuk bercerai dulu, lalu membuat perjanjian pra-nikah (prenuptual agreement) lalu menikah kembali dengan suaminya. Petisi ini dibuat pada tanggal di ( * sebutkan kota dimana anda tinggal). * Pilih pada kolom tersedia (. ) ( * nama dan tanda tangan)
NAMA: UMUR: ALAMAT: No. KTP: (copy KTP dilampirkan) Menikah dengan WN: Tanggal Menikah: (copy Buku Nikah KUA/Akte Nikah Catatan Sipil) Tempat Tinggal sekarang: (*jika alamat berbeda dengan KTP) Anak: orang (*sebutkan jumlah anak) Garis Besar Kasus yang Dialami (*membeli properti/meminjam uang di bank/mengagunkan harta waris/kredit KPR/dst) Kapan terjadi? (*nama desa/kota; kota/kabupaten; propinsi) Membeli properti dimana? (*nama pengembang (perusahaan), alamat lengkap pengembang) Properti apa yang dibeli? (*sebidang tanah HM atau HGB/bangunan/tanah dan bangunan/rusun/dsb) Bagaimana Sdr/i berencana membelinya? (tunai/kredit/agunan/dst) Ditolak oleh siapa (notaris, developer/pengembang, pihak perbankan (*sebutkan nama bank, dan cabang/wilayahnya), BPN)? Apa alasan penolakan? Apakah ada bukti tertulis alasan penolakan tersebut (mohon dilampirkan) atau penolakan dilakukan secara verbal? (*jika ada tolong lampirkan korespondensi seperti surat menyurat/email, sms, dst)
Apa upaya/langkah yang Saudara/i ambil saat itu (misal: meminta bantuan pengacara, RT/RW, instansi pemerintah, atau melakukan pembayaran melalui agen) Apakah Anda merasa terdiskriminasikan? jika ya, jelaskan (*misal: hak-hak saya terampas, hilangnya kesempatan untuk memiliki tempat tinggal/meminjam uang dari bank, dst, sebutkan) Apakah Anda setuju jika hak Anda disamakan dengan WNI lain yang menikah dengan sesama WNI? Apakah Anda setuju dan bersedia menjadi saksi dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi? Catatan: 1. Harap menuliskan dengan lengkap dalam bentuk email 2. Kirimkan kasus yang sudah ditulis ke alamat email: mk.ikefarida@percaindonesia.com dengan cc ke aniwishk7@yahoo.com 3. Lampirkan scan KTP dan scan akta nikah Terima kasih atas dukungan Anda! Ayo Bersama PERCA INDONESIA dukung Ike Farida di Mahkamah Konstitusi!