PENGARUH KONSUMSI KOPI (COFFEA SP) TERHADAP PH, LAJU ALIR DAN VISKOSITAS SALIVA PADA PECANDU KOPI (COFFEE HOLIC)

dokumen-dokumen yang mirip
161 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Santi Chismirina, Ridha Andayani, Rosdiana Ginting. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB 1 PENDAHULUAN. Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang umum

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

Pengaruh air kelapa terhadap peningkatan ph saliva

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

Sulendra, et al., Hubungan ph dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

Perbedaan Laju Aliran Saliva dan ph karena Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanis

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

GAMBARAN KONSUMSI YOGHURT TERHADAP WAKTU PENINGKATAN ph SALIVA

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta yang berusia tahun. Penelitian ini. n= Z 2 p.q d 2 n= 1,96 2.0,5.0,25 0,25 2 n= 7,68

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Distribusi kapasitas dapar saliva sesudah pengunyahan parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol

BAB IV METODE PENELITIAN

SKEMA ALUR FIKIR. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat, yaitu PAUD Amonglare, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Godegan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

PENGARUH KADAR KALSIUM SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU

BAB I PENDAHULUAN. permukaan gigi yang tidak bersifat self cleansing (membersihkan gigi), self cleansing

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

Transkripsi:

PENGARUH KONSUMSI KOPI (COFFEA SP) TERHADAP PH, LAJU ALIR DAN VISKOSITAS SALIVA PADA PECANDU KOPI (COFFEE HOLIC) Karina Sa diah, MaulidaHayati **Bagian Periodonsia, FKG Universitas Baiturahmah Jl. Raya By. Pass KM. 14 Sei Sapih, PAdang Email: Karinasadiah13@gmail.com KATA KUNCI ph, Laju alir, Viskositas, Pecandu kopi ABSTRAK Kopi merupakan salah satu minuman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Kandungan kopi terdiri dari kafein, trigonelin, sukrosa, monosakarida, asam klorogenat dan asam nikotinat. Semua unsur tersebut mempengaruhi kesehatan rongga mulut, konsumsi 5-6 cangkir kopi sehari memiliki risiko karies yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi kopi terhadap ph saliva, laju alir saliva dan viskositas saliva pada pecandu kopi ( coffee holic). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain penelitian post only design. Populasi pada penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung ke warung kopi yang terdapat di Kelurahan Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat dengan sampel berjumlah 18 orang. Analisis data yang digunakan adalah uji independent sample t-test. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh konsumsi kopi terhadap ph saliva, laju alir saliva dan viskositas saliva pada kelompok kontrol dengan pecandu kopi (p<0,05). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsumsi kopi terhadap penurunan ph saliva, penurunan laju alir saliva dan peningkatan viskositas saliva pada pecandu kopi. KEYWORDS ph, flow rate, viscosity, coffeeholic ABSTRACT Coffee is one of the most familiar beverages among people in Indonesia. Coffee contains caffeine, trigonelline, sucrose, monosaccharide, chlorogenate acid, and nicotinate acid. All of the mentioned above elements can influence oral health. By consuming 5-6 cups of coffee per day could increase the risk of caries. The purpose of this study was to identify the influence of consuming coffee towards saliva ph, salivary rate and viscosity in coffeeholic. The research was experimental laboratory with post only design. The population in this study was the customer who visited coffee shop in Kelurahan Rimbo Kaluang, Padang, Sumatera Barat, with 18 people as sample. The data was analyzed by using independent sample t-test. Based on the result, there were correlation between consuming coffee with salivary ph, salivary rate and viscosity in control group and coffeeholic (p < 0.05). It is showed that there were influence of coffee consuming towards the reducing of salivary ph, the decreased of salivary rate and the raised of saliva viscosity in coffeeholic. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu minuman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia dan termasuk minuman yang banyak dikonsumsi di dunia. Hal ini disebabkan karena kopi baik yang bentuk bubuk maupun seduhannya 72

Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 72-82 memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman lainnya. Minum kopi saat ini sudah menjadi bagian penting dari gaya hidup sebagian besar orang, karena kopi dianggap mampu mengurangi depresi akibat dari banyaknya dan padatnya aktivitas masyarakat seharihari. Seduhan kopi merupakan minuman yang merakyat di berbagai kalangan. Minum kopi bukan sekedar tuntutan selera tetapi sudah menjadi kebiasaan, khususnya di masyarakat perkotaan. Dengan adanya warung-warung kopi ternama sebagai lokasi yang nyaman untuk menikmati secangkir kopi seraya berkumpul dengan keluarga, teman maupun rekan bisnis merupakan salah satu buktinya. Kopi ( Coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Secara umum, terdapat dua jenis kopi yang banyak dibudidayakan dan dijual di pasar, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta). Kopi memiliki keunggulan dan pasarnya masing-masing. Kopi robusta di Indonesia paling banyak diproduksi mencapai 87,1% dari total produksi kopi di Indonesia. Kopi di Indonesia diperdagangkan dalam bentuk biji kopi, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan, dan bahan makanan lainnya yang mengandung kopi. 1 Unsur-unsur yang terkandung dalam kopi terdiri dari kafein, trigonelin (C7H7NO2), sukrosa, monosakarida, asam klorogenat, dan asam nikotinat. Kopi robusta cenderung lebih pahit dari pada kopi arabika karena komposisi kafeinnya lebih tinggi sekitar 1,7 4,0%, sedangkan komposisi kafein dalam kopi arabika hanya 0,8 1,4% saja. Komposisi kopi arabika 100% kopi arabika tanpa campuran bahan lainnya seperti beras atau jagung, sehingga citarasa khas kopinya tetap terjaga. 2 Kebiasaan minum kopi dapat menyebabkan perubahan ph saliva karena kandungan sukrosa pada kopi, yaitu dimana sintesa ekstra sel sukrosa lebih cepat daripada gula lainnya, sehingga lebih cepat diubah menjadi asam oleh mikroorganisme di dalam rongga mulut. 3 ph adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dengan keasaman dan kebasaan yang relatif pada suatu larutan yang dinyatakan secara rasio dari 1 sampai 14. Keadaan normal ph adalah 7, jika di bawah 7 adalah keadaan yang asam dan di atas 7 adalah keadaan basa. Derajat keasaman (ph) saliva merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam pencegahan karies gigi, demineralisasi gigi dan penyakit lain di rongga mulut. 4 Keasaman sekitar gigi merupakan faktor yang berperan dalam proses karies gigi. Saliva memegang peranan penting dalam proses karies gigi. Penurunan volume saliva akan memudahkan terjadinya proses karies, karena aliran saliva membantu self cleansing 73

permukaan gigi. Saliva mempunyai kapasitas buffer yang dihasilkan fermentasi karbohidrat oleh berbagai macam bakteri rongga mulut. Asam yang terbentuk akan mengalami keseimbangan dengan saliva dan dapat mempengaruhi keasaman saliva, sebagai akibatnya terjadi penurunan ph saliva. 5 Keasaman ronggat mulut sangat berpengaruh pada proses demineralisasi jaringan keras gigi. Karies merupakan proses hilangnya ionion mineral secara kronis dan terus menerus dari jaringan gigi seperti email, dentin dan sementum, serta diikuti oleh proses disintegrasi materi organik gigi, yang sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya. 6 Karies gigi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain host, substrat, plak yang mengandung bakteri dan waktu. Faktor kepekatan air ludah (viskositas saliva) sebagai bagian dari host berpengaruh terhadap kesehatan rongga mulut karena viskositas saliva yang lebih tinggi akan menurunkan laju aliran ( flow rate) saliva yang menyebabkan penumpukkan sisa-sisa makanan yang akhirnya dapat mengakibatkan perkembangan karies. Saliva dengan ph rendah juga dapat menyebabkan hilangnya ion kalsium, fosfat dan hidroksil dari kristal hidroksiapatit. Saliva dengan ph kritis yaitu 5,5 dapat mengakibatkan disolusi hidroksiapatit yang disebut demineralisasi pada gigi. 7 Saliva berperan penting dalam membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut yang berperan dalam fungsi perlindungan. Perannya sebagai pelumas yang melapisi mukosa dan membantu melindungi jaringan mulut terhadap iritasi mekanis, termal dan zat kimia. Fungsi lain termasuk dengan kapasitas dapar dimana bertindak sebagai penyimpanan ion yang memfasilitasi remineralisasi gigi, aktivitas mikroba, yang melibatkan immunoglobulin A,lisozim, laktoferin dan myeloperoxidase. Fungsi perlindungan dilakukan dengan cara meningkatkan sekresi saliva yang dapat diukur melalui ph, laju alir dan viskositasnya. 8 Penelitian yang dilakukan oleh Herry Imran dkk 4 pada tahun 2016 menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara konsumsi kopi dengan penurunan ph saliva karena kopi mengandung zat yang bersifat asam seperti asam klorogenat dan asam nikotinat serta adanya kandungan karbohidrat sederhana dalam konsentrasi yang tinggi seperti monosakarida dan sukrosa. Pada penelitian yang dilakukan Tecky Indriana 9 pada tahun 2011, salah satu tujuan dilakukan penilaian risiko karies ialah untuk membantu mengidentifikasi faktor yang berperan pada karies tersebut sehingga membantu memprediksi kerentanan seseorang terhadap karies saat ini atau karies yang akan datang. Salah satu pemeriksaan dalam penilaian risiko karies yaitu pemeriksaan aliran dan kekentalan saliva. Kecepatan aliran saliva yang rendah dan kekentalan saliva yang tinggi dapat menunjukkan tingginya proses 74

Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 72-82 terjadinya karies. Sebaliknya kecepatan aliran yang tinggi dan kekentalan saliva yang rendah menunjukkan rendahnya kejadian karies. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorium dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu post only design. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung ke warung kopi yang terdapat di Kelurahan Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat. Dari total warung kopi sekitar 15 warung kopi yang ada di Kelurahan tersebut maka diambil sampel pada pengunjung Warung Kopi Fel, Warung Kopi Dina dan Warung Kopi Aci, karena 3 warung kopi ini merupakan warung kopi yang ramai dikunjungi dan memakai merek kopi yang sama. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu dengan cara accidental sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau bersedia disuatutempat sesuai dengan konteks penelitian. Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus (Steel & Torrie, 1995) sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan sampel minimal yaitu 8 orang. Total sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 18 orang, yaitu 9 orang pecandu kopi (yang meminum kopi 5 cangkir perhari) dan 9 orang kontrol. (yang bukan pecandu kopi yaitu yang tidak minum kopi setiap hari). Kriteria Inklusi Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah subjek berusia >20 tahun, mengkonsumsi kopi 5-6 cangkir perhari, bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian ini dengan menandatangani informed consent, subjek mengkonsumsi merek kopi yang sama. Kriteria Ekslusi Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah ada kelainan sistemik, sedang dalam perawatan dokter dan mengkonsumsi obat yang mempengaruhi saliva. Variabel Penelitian Variabel Bebas : Pecandu kopi Variabel Terikat : ph saliva, laju alir saliva dan viskositas saliva Alat dan Bahan Pot plastik (pot saliva), ph meter, stopwatch, viskometer merek Ostwald, statif dan klem, timbangan analitik, piknometer 5 ml, bola hisap, pipet ukur, informed consent, masker dan handscoon, saliva, aquades Cara Kerja Penelitian Pemberian surat persetujuan pasien (informed consent) untuk menjadi subjek penelitian, kemudian subjek penelitian dibagi 75

2 kelompok, sebelum pengumpulan saliva pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 90 menit. Waktu pengumpulan saliva dimulai pada pagi hari pukul 7 selama 2 hari. Subjek diinstruksikan untuk duduk dengan nyaman dan berkumur dengan air putih untuk membersihkan sisa makanan lebih dulu. Lalu pasien diinstruksikan untuk menundukkan kepala dan tangan kanan pasien memegang pot penampung saliva. Pasien diinstruksikan untuk meludahkan salivanya ke dalam pot penampung saliva. Pengumpulan saliva dilakukan sebanyak 2 kali untuk masingmasing subjek. Pengumpulan saliva dilakukan setiap 5 menit dari pengambilan saliva pertama, yang mana 5 ml pertama untuk pengukuran ph saliva dan 5 ml kedua untuk pengukuran viskositas. Saliva yang telah tertampung dalam pot saliva ditutup dengan penutup pot saliva kemudian dimasukkan ke dalam tabung dry ice dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengukuran ph saliva dan viskositas saliva. a) Laju alir saliva Saat saliva dikumpulkan, hitung waktu saliva mengalir hingga selesai menggunakan stopwatch. Catat angka yang ditunjukkan stopwatch. b) ph saliva Pengukuran ph saliva dengan memasukkan ph meter kedalam pot saliva yang berisi sampel tersebut. Amati ph meter sampai angka tidak bergerak/lambat naiknya, kemudian catat angka yang ditunjukkan oleh ph meter. c) Viskositas saliva Pengukuran viskositas saliva menggunakan viskosimeter merek Ostwald. Saliva diambil sebanyak 5 ml menggunakan pipet ukur, dimasukkan kedalam viskosimeter pada muara 1, kemudian hisap saliva dengan bola hisap pada muara 2 dan permukaan saliva diatur ketinggiannya sampai melewati garis a. Pada saat permukaan saliva tepat sejajar dengan garis a hidupkan stopwatch. Lalu biarkan saliva mengalir. Pada saat permukaan saliva tepat di garis b stopwatch dimatikan.waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis a ke garis b dicatat dengan menggunakan perhitungan viskositas saliva dengan rumus : Keterangan : n x d x t x d a t a : viskositas saliva : densitas saliva : waktu alir saliva : densitas aquades : waktu alir aquades n a : viskositas aquades = 0.8007 10-2 Data hasil pengukuran saliva dikumpulkan untuk dianalisis. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ph saliva, laju alir saliva dan viskositas saliva kepada responden yang mengkonsumsi 76

Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 72-82 kopi 5-6 cangkir perhari dan yang tidak pecandu kopi akan dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-test tidak berpasangan ( independent sample t- test) dengan syarat data terbukti normal menggunakan uji Shapiro-wilk. Dan jika data terbukti tidak normal maka menggunakan uji Mann-whitney. yang terdapat di Kelurahan Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol adalah responden yang bukan pecandu kopi dan kelompok pecandu kopi. Adapun hasil pengukuran dari masing-masing kelompok yang telah dilakukan perhitungan ph, laju alir dan viskositas saliva pecandu kopi dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: HASIL Penelitian ini dilakukan pada pecandu kopi yang merupakan pelanggan warung kopi Tabel 1. Rata-Rata ph, Laju Alir dan Viskositas Saliva pada Pecandu Kopi di Kelurahan Rimbo Kaluang, Padang Sumatera Barat Variabel N Mean Std. Deviation Min Max ph Kontrol 9 6,29 0,42 5,75 6,92 Pecandu kopi 9 5,30 0,25 5,01 5,88 Laju Alir Kontrol 9 1,82 0,68 1 2,70 Pecandu kopi 9 0,60 0,36 0,11 1,22 Viskositas Kontrol 9 3,03 0,53 2,10 3,74 Pecandu kopi 9 5,75 0,80 4,36 7,03 Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa ph saliva dari dua kelompok yang diteliti diperoleh rata-rata ph saliva kelompok pecandu kopi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, dengan rata-rata ph pecandu kopi adalah 5,30 dan kelompok kontrol 6,29. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6-7,0 dengan ratarata ph 6,7. Artinya ph kelompok kontrol lebih baik dari pada ph kelompok pecandu kopi. Laju alir diperoleh rata-rata pecandu kopi lebih rendah dari kelompok kontrol, dengan rata-rata laju alir pecandu kopi adalah 0,60 dan kelompok kontrol1,82. Artinya laju alir kelompok kontrol lebih baik dibandingkan dengan laju alir kelompok pecandu kopi. Pada viskositas saliva diperoleh hasil ratarata kelompok pecandu kopi memiliki viskositas saliva lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan rata-rata viskositas kelompok pecandu kopi adalah 5,75 dan rata-rata kelompok kontrol adalah 3,03. Artinya viskositas saliva lebih baik pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok pecandu kopi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, dengan ketentuan jika seluruh nilai signifikan pada 77

kelompok kontrol dan kelompok pecandu kopi > 0,05 artinya penyebaran data normal dan untuk melihat perbedaan kelompok kontrol dan kelompok pecandu kopi menggunakan uji independent sample t-test seperti terlihat pada tabel 2: Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk Variabel N Sig Batas Sig Keterangan ph Kontrol 9 0,573 0,05 Pecandu kopi 9 0,180 0,05 Normal Laju Alir Kontrol 9 0,111 0,05 Pecandu kopi 9 0,180 0,05 Normal Viskositas Kontrol 9 0,750 0,05 Pecandu kopi 9 0,899 0,05 Normal Berdasarkan tabel 2 hasil pengujian normalitas data diperoleh pada ph, laju alir dan viskositas seluruh nilai signifikannya > 0,05 artinya penyebaran data normal. Tabel 3. Independent Sample T-Test Pengaruh Konsumsi Kopi (Coffea Sp) Terhadap ph Kelompok Kontrol dengan Pecandu Kopi Variabel N Mean Sig. ph Kontrol 9 6,29 0,000 Pecandu kopi 9 5,30 Berdasarkan tabel 3 di atas uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan ph kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi. Tabel 4. Independent Sample T-Test Pengaruh Konsumsi Kopi (Coffea Sp) Terhadap Laju Alir Kelompok Kontrol dengan Pecandu Kopi. Variabel N Mean Sig. Laju Alir Kontrol 9 1,82 0,000 Pecandu kopi 9 0,60 Berdasarkan tabel 4 di atas uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan laju alir kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi. Tabel 5. Independent Sample T-Test Pengaruh Konsumsi Kopi (Coffea Sp) Terhadap Viskositas Kelompok Kontrol dengan Pecandu Kopi. Variabel N Mean Sig. Viskositas Kontrol 9 3,03 0,000 Pecandu kopi 9 5,75 Berdasarkan tabel 5 di atas uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan viskositas kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi. 78

Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 72-82 7 6 5 6,29 5,3 5,75 4 3 2 1 0 3,03 1,82 0,6 ph Saliva Laju Alir Saliva Viskositas Saliva Kelompok Kontrol Pecandu Kopi Gambar 1. Rata-rata ph, laju alir dan viskositas saliva antara kelompok kontrol dan kelompok pecandu kopi. PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap ph Saliva Pada Pecandu Kopi (Coffee Holic) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ratarata ph saliva kelompok kontrol yaitu 6,29 dan pecandu kopi yaitu 5,30. Berdasarkan uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan ph kelompok kontrol dengan pecandu kopi. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusya dan Marks 10 pada tahun 2006 yang menunjukan bahwa ph saliva pengkonsusmi kopi lebih rendah dari yang tidak mengkonsumsi kopi dan penurunan ph saliva tersebut terjadi dalam waktu 5-7 menit setelah mengkonsumsi kopi, karena kandungan utama kopi terdiri atas sukrosa yang merupakan senyawa aktif untuk berkolonisasi dengan Streptococcus mutans sehingga mengakibatkan penurunan ph saliva sampai dibawah 5,5. Selain itu, hasil penelitian George Luise 11 pada tahun 2002 juga mengemukakan bahwa kandungan bahan lain di dalam larutan kopi terdiri atas asam klorogenat dan asam nikotinat sehingga mengkonsumsi kopi memberi efek secara langsung terhadap penurunan ph saliva menjadi asam. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jossept 12 pada tahun 2005 yang mengatakan bahwa konsumsi minuman yang mengandung asam dan zat gula akan mengakibatkan penurunan ph saliva. Hasil serupa juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Josh dan Gribee 13 pada tahun 2008, yang menunjukan bahwa ph saliva pengkonsumsi minuman bersifat asam seperti kopi akan mengalami penurunan dalam waktu 5 menit setelah mengkonsumsi kopi dan ph saliva tersebut akan kembali normal dalam waktu 30-60 menit, apabila ph tidak naik dalam batas waktu tersebut maka 79

akan terjadi demineralisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Rachel dan Marshall 14 pada tahun 2009 menyebutkan bahwa ph berperan pada proses demineralisasi, karena ph yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dan ion ini akan merusak hidroksiapatit. Kesimpulan peneliti terhadap hasil penelitian ini bahwa bagi responden pecandu kopi dapat menyebabkan terjadinya penurunan ph saliva serta meningkatkan resiko terjadinya karies. B. Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap Laju Alir Saliva Pada Pecandu Kopi (Coffee Holic) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ratarata laju alir saliva kelompok kontrol yaitu 1,82 dan pecandu kopi 0,60. Berdasarkan uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan laju alir kelompok kontrol dengan pecandu kopi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chismirina 15 pada tahun 2016 tentang perbandingan kecepatan laju aliran saliva sebelum dan sesudah konsumsi kopi Robusta (Coffea cannephora) dapat perbedaan bermakna laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman kopi jenis Robusta ( Coffea cannephora). Dan dapat disimpulkan laju aliran saliva didapatkan lebih rendah saat sebelum mengkonsumsi kopi robusta. Penelitian Rika Rizkia 16 pada tahun 2013 telah melakukan pengujian perbandingan laju aliran saliva terhadap kopi arabika ( Coffea arabica), yang hasilnya menunjukkan penurunan laju aliran saliva yang signifikan, karena kopi memiliki derajat keasaman (ph) yang tinggi, konsentrasi asam klorogenat dan asam alifatik yang tinggi. Sehingga laju aliran saliva menjadi rendah setelah mengkonsumsi kopi. Terdapat perbedaan laju alir saliva pada kelompok pecandu dan bukan pecandu kopi karena pada kopi terdapat kandungan sukrosa dan monosakarida merupakan kandungan karbohidrat sederhana dalam kopi dengan konsentrasi yang tinggi sehingga dapat difermentasi oleh bakteri yang ada didalam mulut. Asam yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut dapat menyebabkan penurunan kapasitas buffer dan sekresi laju aliran saliva. Sementara itu, di dalam kopi terkandung dua unsur asam yaitu asam klorogenat dan asam nikotinat yang secara langsung berpengaruh terhadap ph saliva, selain itu juga akan terjadi penurunan aliran saliva dan buffer saliva. 17 Kesimpulan peneliti bahwa terdapat perbedaan laju alir saliva pada kelompok pencandu dan bukan pecandu kopi, dimana rata-rata laju alir saliva kelompok pecandu kopi lebih rendah dari pada kelompok bukan pecandu kopi. Hal ini disebabkan karena asam yang dihasilkan dari proses fermentasi kopi dapat menyebabkan penurunan kapasitas buffer dan sekresi laju aliran saliva. 80

Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 72-82 C. Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap Viskositas Saliva Pada Pecandu Kopi (Coffee Holic) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ratarata viskositas saliva kelompok kontrol yaitu 3,03 dan pecandu kopi 5,75. Berdasarkan uji independent sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan viskositas saliva kelompok kontrol dengan pecandu kopi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosdiana 18 pada tahun 2013 tentang pengaruh kopi arabika ( coffee arabica) dan kopi robusta (coffee canephora) terhadap viskositas saliva secara in vitro. Rata-rata viskositas lebih tinggi pada kelompok pecandu kopi, hal ini menunjukan bahwa saliva tersebut menjadi lebih kental. Viskositas yang tinggi (saliva kental) dapat menyebabkan laju aliran saliva rendah sehingga dapat menyebabkan penumpukan sisa-sisa makanan yang pada akhirnya dapat menyebabkan karies, sedangkan viskositas yang rendah (saliva encer) akan meningkatkan laju aliran saliva, sehingga didapatkan efek self cleansing yang baik yang dapat mengurangi terjadinya karies gigi. 19 Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa viskositas saliva meningkat pada pecandu kopi dibandingkan pada kelompok bukan pecandu kopi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ph saliva antara kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi, dimana terjadi penurunan ph saliva, terdapat perbedaan laju alir saliva antara kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi, dimana terjadi penurunan laju alir saliva, terdapat perbedaan viskositas saliva antara kelompok kontrol dengan kelompok pecandu kopi, dimana terjadi peningkatan viskositas saliva. DAFTAR PUSTAKA 1. Yulisna, R. 2016. Pengaruh Penambahan Bubuk Cassiavera pada Bubuk Kopi Robusta dengan Dua Cara Penyeduhan terhadap Karakteristik Mutu Bubuk Kopi Campuran dan Minuman Kopi. Thesis. Universitas Andalas. Padang. Hal: 1. 2. Andriany, P., Hakim, R. F., & Mahlianur. 2012. Pengaruh Konsumsi Kopi Ulee Kareng (arab ika) Terhadap ph Saliva Pada Usia Dewasa Muda. Dentika Dental Journal. Vol.17. No. 2. Hal: 151. 3. Mariko, Z. F. 2014. "Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap Skor Plak pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala". Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh 4. Imran, H., Nurdin, & Nasri. 2016. Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap Penurunan ph Saliva pada Usia Penurunan ph Saliva pada Usia Dewasa. Jurnal Penelitian Suara Forikes. Vol. 8. No. 3. Hal: 161. 5. Probosari, N 2004, "Peranan Pengunyahan Makanan Terhadap Perbedaan Perubahan Volume, ph dan Viskositas Saliva pada Anak Kelompok Karies dan Anak Non Karies". Thesis. Universitas Airlangga. Surabaya 6. Pratama, S. 2008. "Pengaruh Pengunyahan Permen Karet Yang Mengandung Xylitol Terhadap Laju Aliran Saliva Pada Anak Usia 10-12 Tahun Di Pesantren Al- Hamidiyah Depok Tahun 2008". Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 4. 81

7. Sulendra, K. T., Fatmawati, D. W., & Nugroho, R. 2013. Hubungan ph dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013. Universitas Jember. 8. Rodian, M., Satari, M. H., & Rolleta, E. 2011. Efek Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa, Xylitol, Probiotik Terhadap Karakteristik Saliva. Dentika Dental Journal. Vol. 16. No. 1. Hal: 44-48. 9. Indriana T. 2011. Perbedaan Laju Aliran Saliva dan ph Karena Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanik. J Kedokteran Meditek. Vol. 17. No. 44. 10. Almeida, P. D., Gregio, A. M., & Machado, M. A. 2008. Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. Journal of Contemporary Dent Pract. Vol. 9. No. 3. 11. George, L. 2002. Coffee beans, cavitycausing germs. Reasearch indicates that coffee may reduce tooth decay. Biomedicine Science News. Vol. 161. No. 9. Hal: 141. 12. Jossept, G. S. 2005. Mosby's Comprehensive review of Dental Hygiene With Coffee. Journal Dental Microbiology. Vol. 56. No. 9. Hal: 43-56. 13. Johs, J., & Cayman, G. 2008. Chemical chlorogenic acid description. J Dentistry. Vol. 232. Hal: 23-28. 14. Marshal, R. 2009. Chemical reactions occuring in the roasting process coffee. JOral Microbiology and Immunology. Vol. 93. Hal: 195-209 15. Chismirina, Santi. 2016. Perbandingan Kecepatan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kopi Robusta ( Coffee cannephora). Cakradonya Dent J. Vol. 8. No. 2. Hal: 88-91. 16. Rizkia R. 2013. "Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Setelah Minum Kopi Jenis Arabika Pada Siswa-siswi Kelas XI MA Ruhul Islam Anak Bangsa". Skripsi. FakultasKedokteran Gigi UniversitasSyiah Kuala. Banda Aceh. 17. Siswosubroto, A. E., Pangemanan, D., & Leman, M. A. 2015. Gambaran Konsumsi Yoghurt Terhadap Waktu Peningkatan ph Saliva. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 4. No. 4. 18. Ginting, Rosdiana. 2013. "Pengaruh Kopi Arabika ( Coffee arabica) dan Kopi Robusta (Coffee cannephora) Terhadap Viskositas Saliva Secara In Vitro". Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. 19. Haroen, H. E. 2002. Pengaruh Stimulus Pengunyahan dan Pengecapan Terhadap Kecepatan Aliran Dan ph Saliva. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Vol. 9. No. 1. Hal: 29-34. 82