UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR KERJA SAMA Kode/No. : STD/SPMI-UIB/04.06 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 8 STANDAR KERJA SAMA UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses Penanggung jawab Tanggal Nama Jabatan Tanda Tangan 1. Perumusan Dr. Teddy Jurnali Tim Penyusun 1 September 2. Pemeriksaan Dr. Hepy H. Ariyanto Kepala QAC 1 September 3. Persetujuan Dr. Meiliana Wakil Rektor I 1 September 4. Penetapan Prof. Dr. Handoko Karjantoro, CPA. Rektor 1 September 5. Pengendalian Dame A. Sihombing, SE. QAC 1 September
Hal. 2 dari 8 1. Visi dan Misi Universitas Internasional Batam Visi Universitas Internasional Batam Menjadi Universitas dengan standar kualitas Internasional yang menghasilkan lulusan yang dapat mengikuti perubahan global yang dinamis. Misi Universitas Internasional Batam 1. Menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan standar internasional untuk pengembangan ilmu, profesionalisme dan kepemimpinan. 2. Melakukan penelitian sesuai dengan standar nasional dan internasional. 3. Memberikan pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam konteks global melalui penerapan ilmu, teknologi dan seni. 4. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di tingkat nasional maupun internasional. 5. Memberikan pelayanan akademik dan non-akademik yang bermutu dan profesional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. 2. Rasional UIB bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di UIB dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. 3. Pihak yang Bertanggung Jawab untuk Mencapai 1. Rektor 2. Wakil Rektor I 3. Wakil Rektor II 4. Wakil Rektor III 5. Dekan 6. Pengelola Program Studi 7. Kepala International Relation Office (IRO) 8. Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) 4. Definisi Istilah 1. Kerja sama adalah kesepakatan antara UIB dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri. 2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, atau akademi komunitas. 3. Dunia usaha adalah orang perseorangan dan/atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan mencari laba. 4. Pihak lain adalah orang perseorangan, perkumpulan, yayasan, dan/atau institusi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan kemanusiaan, sosial, dan keagamaan yang bersifat nirlaba. 5. Kerja sama Internasional adalah persetujuan akan kolaborasi antara UIB dengan perguruan tinggi, dunia usaha, atau pihak lain di luar negeri. 5. Pernyataan Isi 1. Rektor menetapkan bahwa kerja sama UIB dilaksanakan dengan prinsip: a. mengutamakan kepentingan pembangunan nasional; b. menghargai kesetaraan mutu; c. saling menghormati; d. menghasilkan peningkatan mutu pendidikan; e. berkelanjutan; dan f. mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional, dan/atau internasional.
Hal. 3 dari 8 2. Rektor menetapkan bahwa UIB dapat melakukan kerja sama dalam bidang akademik dan/atau bidang non-akademik dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain, baik dalam negeri maupun luar negeri yang dapat dilakukan melalui modus penawaran dan/atau permintaan yang diselenggarakan dengan pola: a. pembimbing - dibimbing; dan/atau b. kolaborasi. 3. Rektor menetapkan bahwa kerja sama yang diselenggarakan oleh UIB didasarkan pada rencana strategis dan statuta UIB. 4. Rektor menetapkan bahwa kerja sama bidang akademik antar perguruan tinggi dapat dilakukan melalui: a. penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b. penjaminan mutu internal; c. program kembaran; d. gelar bersama; e. gelar ganda; f. pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit dan/atau satuan lain yang sejenis; g. penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan; h. pertukaran dosen dan/atau mahasiswa; i. pemanfaatan bersama berbagai sumber daya; j. pengembangan pusat kajian Indonesia dan budaya lokal; k. penerbitan berkala ilmiah; l. pemagangan; m. penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau n. hal lain yang dianggap perlu. 5. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penyelenggaraan pendidikan merupakan kerja sama mengenai kurikulum, pembelajaran, dan/atau evaluasi pendidikan. 6. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penyelenggaraan penelitian merupakan kerja sama mengenai penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian pengembangan, dan/atau penelitian evaluatif. 7. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat merupakan kerja sama mengenai pemanfaatan hasil penelitian bagi kemaslahatan masyarakat. 8. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penyelenggaraan mutu internal merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. berbagi praktek baik penyelenggaraan penjaminan mutu internal; b. saling melakukan audit mutu; atau c. saling membantu sumber daya dalam penjaminan mutu internal. 9. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penyelenggaraan program kembaran merupakan kerja sama penyelenggaraan program studi yang sama oleh dua perguruan tinggi atau lebih baik di dalam maupun luar negeri dalam rangka peningkatan mutu dan/atau kapasitas pendidikan di salah satu perguruan tinggi tersebut. 10. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui pemberian gelar bersama merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih yang memiliki program studi yang sama pada strata yang sama, dengan cara mahasiswa dapat menyelesaikan program studi di salah satu perguruan tinggi dengan memberikan 1 (satu) gelar.
Hal. 4 dari 8 11. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui pemberian gelar ganda merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih yang memiliki program studi yang berbeda pada strata yang sama atau berbeda untuk memberikan 2 (dua) gelar yang berbeda kepada mahasiswa, dengan cara: a. saling mengakui kelulusan mahasiswa dalam sejumlah mata kuliah yang serupa dari masing-masing perguruan tinggi; dan b. menempuh dan lulus mata kuliah selain mata kuliah sebagaimana dimaksud pada huruf a yang disyaratkan oleh masing-masing perguruan tinggi. 12. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit dan/atau satuan lain yang sejenis merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara saling mengakui hasil proses pendidikan yang dinyatakan dalam satuan kredit semester atau ukuran lain di antara: a. program studi yang sama dengan strata yang sama; b. program studi yang sama dengan strata yang berbeda; c. program studi yang berbeda dengan stratayang sama; dan/atau d. program studi yang berbeda dengan strata yang berbeda. 13. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. dosen dari UIB dengan jabatan akademik lektor kepala ke atas atau yang setara melakukan pengembangan penguasaan ilmu, teknologi, dan/atau seni kepada dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke bawah atau yang setara dari perguruan tinggi lain; b. dosen dari UIB yang memiliki keahlian di bidang tertentu untuk melakukan pengembangan penguasaan ilmu, teknologi, dan/atau seni kepada dosen dari perguruan tinggi lain; c. dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke atas atau yang setara melakukan penelitian bersama dengan dosen dengan jabatan akademik lektor kepala ke bawah atau yang setara di bidang tertentu dari perguruan tinggi lain; atau d. dosen yang memiliki keahlian di bidang tertentu melakukan penelitian bersama dengan dosen yang tidak memiliki keahlian di bidang tertentu dari perguruan tinggi lain. e. hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada poin c dan d dapat diterbitkan secara bersama dalam terbitan berkala ilmiah. 14. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui penerbitan berkala ilmiah merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih menerbitkan 1 (satu) terbitan/jurnal berkala ilmiah secara bersama; atau b. 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih saling memberikan artikel ilmiah untuk dimuat di dalam terbitan berkala ilmiah masing-masing perguruan tinggi. 15. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui kegiatan pemagangan merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. perguruan tinggi yang memiliki dosen dan/atau tenaga kependidikan dengan bidang keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat, memberikan kesempatan pemagangan kepada dosen dan/atau tenaga kependidikan perguruan tinggi lain yang belum atau tidak memiliki keahlian tersebut; atau
Hal. 5 dari 8 b. perguruan tinggi yang memiliki dosen dan/atau tenaga kependidikan yang memiliki keterampilan dalam pemanfaatan sarana pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat memberikan kesempatan pemagangan kepada dosen dan/atau tenaga kependidikan perguruan tinggi lain yang belum atau tidak memiliki keterampilan tersebut. 16. Rektor menetapkan bahwa kerja sama melalui kegiatan seminar bersama merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih menyelenggarakan seminar atau kegiatan akademik sejenis secara bersama untuk dosen dan/atau mahasiswa, atau tenaga kependidikan; atau b. menugaskan dosen, mahasiswa, dan/atau tenaga kependidikan untuk menyampaikan makalah, berpartisipasi, dan/atau bertugas di dalam seminar atau kegiatan akademik sejenis yang diselenggarakan atas kerja sama 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih. 17. Rektor menetapkan bahwa kerja sama bidang akademik antara UIB dengan dunia usaha dan/atau pihak lain dapat dilakukan melalui: a. pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan, pelatihan, pemagangan, dan /atau layanan pelatihan; b. penelitian baik penelitian terapan, penelitian pengembangan, dan/atau penelitian evaluatif dan hasilnya diabdikan bagi kemaslahatan masyarakat secara bersama. c. pemerolehan angka kredit dan/atau satuan lain yang sejenis yang diperoleh dari dunia usaha maupun hasil kegiatan karyawan dunia usaha yang diperoleh dari perguruan tinggi; d. pemanfaatan bersama berbagai sumber daya; e. penerbitan terbitan/jurnal berkala ilmiah; f. penyelenggaraan seminar bersama; g. layanan keahlian praktis oleh dosen tamu yang berasal dari dunia usaha untuk memperkaya pengalaman praktis mahasiswa, dosen, dan/atau tenaga kependidikan; h. pemberian beasiswa atau bantuan biaya pendidikan; dan/atau i. bentuk lain yang dianggap perlu. 18. Rektor menetapkan bahwa kerja sama antara UIB dengan dunia usaha memalui penerbitan terbitan/jurnal berkala ilmiah merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. UIB dan dunia usaha menerbitkan terbitan berkala ilmiah secara bersama; atau b. UIB dan dunia usaha saling memberikan artikel ilmiah untuk dimuat di dalam terbitan berkala ilmiah masing-masing. 19. Rektor menetapkan bahwa kerja sama antara UIB dengan dunia usaha melalui penyelenggaraan seminar bersama merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara: a. UIB dan dunia usaha menyelenggarakan seminar atau kegiatan akademik sejenis secara bersama; atau b. UIB dan dunia usaha memanfaatkan sumberdaya manusia masing-masing untuk menyampaikan pemikiran dan/atau hasil penelitian di dalam seminar atau kegiatan akademik sejenis. 20. Rektor menetapkan bahwa kerja sama antara UIB dengan dunia usaha melalui pemberian beasiswa atau bantuan biaya pendidikan merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan penyediaan dana oleh dunia usaha kepada: a. mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dalam bentuk beasiswa; atau b. mahasiswa yang berasal dari tingkat sosio-ekonomi rendah dalam bentuk bantuan biaya pendidikan.
Hal. 6 dari 8 21. Rektor menetapkan bahwa kerja sama bidang non-akademik antar perguruan tinggi dapat dilakukan melalui: a. pendayagunaan aset yang dilakukan dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing perguruan tinggi untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik; b. penggalangan dana untuk biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya pendidikan; c. jasa dan royalti hak kekayaan intelektual yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi tanpa imbal jasa dan pembayaran royalty; dan/atau d. bentuk lain yang dianggap perlu. 22. Rektor menetapkan bahwa kerja sama bidang non-akademik antara UIB dengan dunia usaha dan/atau pihak lain dapat dilakukan melalui: a. pendayagunaan aset yang dilakukan dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik; b. penggalangan dana; c. jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing tanpa imbaljasa dan pembayaran royalty; d. pengembangan sumberdaya manusia dalam bidang layanan pelatihan, internship/praktek kerja, dan bursa tenaga kerja; e. pengurangan tarif yang dilakukan dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memberikan tarif khusus untuk pengadaan sarana non-akademik oleh UIB; f. koordinator kegiatan yang dilakukan dengan cara UIB menjadi koordinator pelaksanaan kegiatan non-akademik yang diselenggarakan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya; g. pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memanfaatkan sumber daya manusia UIB untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya; dan/ atau h. bentuk lain yang dianggap perlu. 23. Rektor menetapkan bahwa kerja sama bidang akademik dan bidang nonakademik dapat mencakup beberapa bentuk kerja sama yang dimuat dalam 1 (satu) perjanjian kerja sama atau lebih. 24. Rektor menetapkan bahwa perjanjian kerja sama paling sedikit memuat: a. waktu penandatanganan kerja sama; b. identitas para pihak yang membuat kerja sama; c. ruang lingkup kerja sama; d. hak dan kewajiban masing-masing pihak secara timbal balik; e. jangka waktu kerja sama; f. keadaan kahar (force majeur); g. penyelesaian sengketa para pihak dalam kerja sama; dan h. sanksi atas pelanggaran kerja sama. 25. Rektor menetapkan bahwa perjanjian kerja sama yang menggunakan dan/atau menghasilkan hak kekayaan intelektual dan/atau aset negara wajib memuat pengaturan tentang hak kekayaan intelektual dan aset negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 26. Rektor menetapkan bahwa dalam hal salah satu pihak dalam perjanjian kerja sama adalah pihak asing, perjanjian kerja sama harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Hal. 7 dari 8 27. Rektor menetapkan bahwa kerja sama UIB dengan perguruan tinggi luar negeri hanya dapat dilakukan secara kelembagaan oleh kedua pemimpin perguruan tinggi yang bersangkutan. 28. Rektor menetapkan bahwa kerja sama UIB dengan dunia usaha dan/atau pihak lain luar negeri hanya dapat dilakukan secara kelembagaan oleh pemimpin UIB dengan 1 (satu) atau lebih pemimpin dunia usaha dan/atau pihak lain luar negeri. 29. Rektor menetapkan bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dan dunia usaha dan/atau pihak lain luar negeri hanya dapat dilakukan apabila perguruan tinggi luar negeri telah terakreditasi oleh lembaga akreditasi yang diakui di negaranya, dan untuk dunia usaha dan/atau pihak lain luar negeri telah teregistrasi di negaranya. 6. Strategi Pelaksanaan 1. Menetapkan SK Rektor tentang UIB. 2. Dekan bersama Program Studi mengembangkan kerja sama dalam bidang akademik dengan perguruan tinggi lain, lembaga asosiasi profesi, dunia usaha dan/atau pihak lain baik dalam dan luar negeri yang mencakup penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi untuk mengembangkan kinerja dan mutu Program Studi. 3. Wakil Rektor, Dekan, dan Program Studi mengembangkan kerja sama dalam bidang non akademik dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha dan/atau pihak lain baik dalam maupun luar negeri untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan di UIB serta meningkatkan mutu UIB melalui kerja sama tersebut. 4. Humas dan IRO menyusun SOP pembentukan kerja sama baru, termasuk standar dokumen MoU dan pengurusan naskah akademik untuk kerja sama degree program di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 5. Humas UIB mempublikasikan segala bentuk kerja sama UIB ke dalam laman resmi UIB, media cetak dan media digital lainnya. 6. IRO bertugas: a. mempublikasikan segala bentuk kegiatan terkait kerja sama internasional di laman resmi IRO; b. membangun pemetaan kerja sama yang telah dibangun dan program kerja sama dengan mitra luar negeri; dan c. melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal informasi kegiatan program internasional. 7. Indikator Ketercapaian 1. Kerja sama non-aktif maksimal 30% dari total kerja sama UIB. 2. Seluruh bentuk kerja sama yang telah ditetapkan dalam SK Rektor terkait telah memiliki Perjanjian yang jelas dan benar sesuai standar yang berlaku. 3. Memperoleh minimal 2 mitra baru untuk kerja sama luar negeri per tahun. 4. Jumlah penelitian kerja sama luar negeri minimal 1 kali per tahun. 5. Jumlah pengabdian kepada masyarakat kerja sama luar negeri minimal 1 kali per tahun. 8. Dokumen terkait Pelaksanaan 1. SK Rektor terkait Penyelenggaraan UIB. 2. Pedoman penyusunan dokumen Perjanjian. 3. Pedoman Pelaksanaan Internasional. 4. SK Rektor terkait Pengelolaan Internasional Student Group (ISG).
Hal. 8 dari 8 9. Referensi 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi. 4. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Nasional Pendidikan Tinggi. 5. Permenristekdikti Nomor 14 tahun 2014 tentang Perguruan Tinggi. 6. Permenristekdikti Nomor 62 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal. 7. Statuta Universitas Internasional Batam. 8. Rencana Strategis Universitas Internasional Batam.