MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

Universitas Negeri Malang

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Belajar yang Efektif dan Kreatif

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

BAB II KAJIAN TEORITIK

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

GAYA BELAJAR DOMINAN PADA SISWA BERPRESTASI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga

PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PESERTA DIDIK SEBAGAI PENUNJANG KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB DI KELAS

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran memiliki tujuan utama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terbagi ke dalam masing-masing aspek dan indikator. Skor masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

Transkripsi:

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru seyogyanya memperhatikan karakteristik peserta didiknya agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Karakteristik peserta didik sesungguhnya memiliki cakupan yang luas yakni meliputi aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosialbudaya sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Salah satu karakteristik peserta didik yang perlu dikenali guru dan akan mewarnai efektivitas belajar dan pembelajaran adalah berkenaan dengan gaya belajar peserta didik. Bila gaya belajar peseta didik sudah dikenali, maka guru akan menjadi efektif dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran, sehingga dengan demikian peserta didik akan belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan. Ragam gaya belajar Banyak guru ketika mengajar menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar guru tersebut dan tidak menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didiknya. Padahal kita tidak bisa memaksakan peserta didik harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing masing peserta didik memiliki cara yang berbeda dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya. Ada yang belajar lebih cepat dengan mendengarkan, ada yang lebih mudah dengan membaca ataupun mengamati, dan ada 1

pula yang lebih paham jika bereksperimen, dan sebagainya. Ini sangat tergantung pada gaya belajar peserta didik tersebut. Oleh karena itu pemilihan strategi atau metode pembelajaran harus disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Apakah sesungguhnya gaya belajar itu? Menurut Bunda Lucy dalam buku Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat Anak (2010), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Sementara menurut Bobby DePorter dalam buku Quantum Teaching (2002) terdapat dua benang merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah atau sering disebut sebagai modalitas. Kedua adalah cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut. Modalitas dalam belajar dibagi dalam tiga kelompok, yaitu; belajar dengan melihat (Visual Learning), belajar dengan mendengarkan (Auditory Learning), dan belajar dengan melakukan (Kinestethetic Learning). Visiual learning (Gaya Belajar Visual) adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan sebagainya. Ciri-ciri dari seseorang yang memiliki gaya belajar visual antara lain; (a) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, (b) suka mencoret-coret sesuatu, (c) pembaca cepat dan tekun, (d) lebih suka membaca dari pada dibacakan, (e) rapi dan teratur, (f) mementingkan penampilan, (g) teliti terhadap detil, (h) pengeja yang baik, (i) lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis, (j) tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat, (k) biasanya tidak terganggu oleh keributan, (l) mengingat dengan asosiasi visual. Sementara Auditory learning (Gaya Belajar Auditori) adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya. Adapun ciri-ciri pembelajar auditori antara lain; (a) lebih cepat menyerap dengan mendengarkan, (b) menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, (c) senang membaca dengan keras dan mendengarkan, (d) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan warna suara, (e) bagus dalam berbicara dan bercerita, (f) berbicara dengan irama yang terpola, (g) mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, (h) suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, 2

(i) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, (j) suka musik dan bernyanyi, (k) tidak bisa diam dalam waktu lama, (l) suka mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan Kinesthetic learning (Gaya Belajar Kinestetik) adalah cara belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Ciri-ciri yang nampak pada pembelajar kinestetik antara lain; (a) selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, (b) berbicara dengan perlahan, (c) suka menggunakan berbagai peralatan dan media, (d) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, (e) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, (f) belajar melalui praktek, (g) menghapal dengan cara berjalan dan melihat, (h) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, (i) banyak menggunakan isyarat tubuh, (j) tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, (k) ingin melakukan segala sesuatu, (l) menyukai permainan dan olahraga. Bagaimana Menegenal Gaya belajar peserta didik? Mengenal karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya merupakan salah satu bagian dari ranah kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Oleh karena itu sebelum guru mengajar di kelas seharusnya sudah mengenal lebih dahulu karakteristik belajar dari masing-masing peserta didiknya, khususnya gaya belajar mereka. Sehingga dengan demikian guru tersebut akan lebih efektif dalam memilih strategi ataupun metode pembelajaran. Lalu bagaimana cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar peserta didik itu? Menurut Wijaya Kusumah (http://www.gayabelajar.net, 2013), untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar peserta didik ada beberapa cara yang bisa kita lakukan yakni; Pertama, Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol. Sedangkan untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual dapat digunakanlah metode lain, misalnya dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita bisa melihat para peserta didik yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual yaitu yang lebih tertarik dan antusias mengikuti pelajaran dengan metode tersebut. Demikian pula untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik gunakanlah metode pembelajaran simulasi atau praktek. Para peserta didik yang mempunyai 3

gaya belajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan model belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana reaksi peserta didik terhadap setiap model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan lebih mudah mengenal dan mengetahui kecenderungan gaya belajar mereka. Kedua, Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; (2) adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan (3) adalah membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir. Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan bagianbagian rumah secara keseluruhan. Adapun pembelajar auditory cenderung membaca petunjuk tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah, dan tidak terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan langsung mempraktekkan dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan bagian yang lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca petunjuk tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja peserta didik dalam menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih memahami gaya belajar peserta didik secara lebih mendetail. Ketiga, Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal gaya belajar peserta didik. Namun jika sulit untuk menggunakan jasa konsultan atau psikolog, maka dapat pula kita menggunakan instrumen tes sederhana yaitu berupa daftar pertanyaan terkait dengan ciriciri gaya belajar Visual, Auditorial dan kinestik yang harus dijawab (diberi tanda checklist) oleh peserta didik untuk membantu mereka mengidentifikasi gaya belajarnya. Adapun model instrumen yang dimaksud sebagaimana dikemukakan oleh Bobbi DePorter dalam buku Quantum Teaching (2002) adalah sebagai berikut: 4

Penilaian Visual, Auditorial dan Kinestetik (VAK) Berilah tanda checklist (V) yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Jumlahkan nilai Anda untuk setiap bagian. Kemudian buatlah grafik dan hasilnya. No VISUAL Sering Kadangkadang Jarang 1 Apakah Anda mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar? 2 Apakah Anda suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada artinya saat di dalam kelas? 3 Apakah Anda pembaca cepat dan tekun? 4 Apakah Anda lebih suka membaca daripada dibacakan? 5 Apakah Anda rapi dan teratur? 6 Apakah Anda mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan keseluruhan? 7 Apakah Anda teliti terhadap detail? 8 Apakah Anda pengeja yang baik? 9 Apakah Anda lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis? 10 Apakah Anda tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat? 11 Apakah biasanya tidak terganggu oleh keributan 12 Apakah mengingat dengan asosiasi visual Sub Total......... x 2 x 1 x 0 Total......... =... 5

No AUDITORIAL Sering Kadangkadang Jarang 1 Apakah Anda lebih cepat menyerap dengan mendengarkan? 2 Apakah Anda menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 3 Apakah Anda senang membaca dengan keras dan mendengarkan 4 Apakah Anda dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. 5 Apakah Anda bagus dalam berbicara dan bercerita 6 Apakah Anda berbicara dengan irama yang terpola 7 Apakah Anda mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat 8 Apakah Anda suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar 9 Apakah Anda lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 10 Apakah Anda suka musik dan bernyanyi 11 Apakah Anda tidak bisa diam dalam waktu lama 12 Apakah Anda suka mengerjakan tugas kelompok Sub Total......... x 2 x 1 x 0 Total......... =... 6

No KINESTETIK Sering Kadang Jarang -kadang 1 Apakah Anda selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak 2 Apakah Anda berbicara dengan perlahan 3 Apakah Anda suka menggunakan berbagai peralatan dan media 4 Apakah Anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka 5 Apakah Anda berdiri dekat ketika berbicara dengan orang 6 Apakah Anda belajar melalui praktek 7 Apakah Anda menghafal dengan cara berjalan dan melihat 8 Apakah Anda menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 9 Apakah Anda banyak menggunakan isyarat tubuh 10 Apakah Anda tidak dapat duduk diam untuk waktu lama 11 Apakah Anda ingin melakukan segala sesuatu 12 Apakah Anda menyukai permainan dan olah raga Sub Total......... x 2 x 1 x 0 Total......... =... Selanjutnya isi grafik ini dengan nilai Anda 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 V A K 7

Setelah peserta didik menjawab tes tersebut sampai pada pengisian grafik, maka tentu akan kelihatan gaya belajar yang paling menonjol pada diri peserta didik tersebut. Dalam kenyataannya kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya belajar mendominasi. Dari ketiga cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar peserta didik di atas, guru dapat memilih untuk menggunakan salah satu dari tiga cara tersebut untuk mengenal gaya belajar peserta didiknya. Mengajar dengan Gaya Belajar Peserta Didik yang Berbeda Setelah mengenal gaya belajar peserta didik maka guru dapat menyesuaikan diri dalam memilih dan menggunakan strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan gaya belajar masing-masing peserta didik tersebut. Beberapa strategi atau metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk masing-masing gaya belajar sebagaimana dikemukakan oleh Wijaya Kusumah (2013) adalah sebagai berikut; Untuk pembelajar visual, di mana lebih banyak menyerap informasi melalui mata, hal-hal yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah: (a) Biarkan mereka duduk di bangku paling depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak baganbagan, diagram, flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan film. (d) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus dihapalkan. (e) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis. (g) Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan. Sedangkan untuk pembelajar auditory, di mana mereka lebih banyak menyerap informasi melalui pendengaran, hal-hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah: (a) Gunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dan lain lain), (b) Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras. (c) Seringlah memberi pertanyaan kepada mereka. (d) Membuat diskusi kelas. (e) Menggunakan rekaman. (f) Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata. (g) Biarkan mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran. (h) Belajar berkelompok. Sementara untuk pembelajar kinestetic, di mana mereka lebih banyak menyerap informasi melalui gerakan fisik, hal-hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah: (a) Perbanyak praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung terhadap suatu proses. (c) Membuat model atau 8

contoh-contoh. (d) Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain. (e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghapal sesuatu sambil bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu. Dalam prakteknya, satu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok pembelajar seperti yang telah diuraikan di atas. Karena itulah, tidak bisa seorang guru hanya mempraktekkan satu metode pembelajaran untuk diterapkan di seluruh kelas. Jika guru mengajar hanya dengan metode ceramah mulai dari awal hingga akhir, sementara dalam satu kelas kecenderungannya lebih banyak pembelajar visual atau kinestetis, maka yang terjadi adalah suasana kelas yang tidak menyenangkan. Orang-orang visual dan kinestetis akan cepat merasa bosan dengan apa yang didengarkan. sehingga yang terjadi kemudian mereka akan mulai mencari perhatian dengan berbagai hal yang mengganggu, misalnya ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang tidur di kelas, dan lain lain. Oleh karena itu dalam situasi semacam ini, guru-guru kreatif dan mempunyai inovasi yang tinggi akan selalu mempertimbangkan keragaman gaya belajar peserta didik dalam menggunakan metode pembelajaran. Tidak lagi kemudian menggunakan metode ceramah saja, tetapi juga menggunakan metode yang lain yang memungkinkan, misalnya diskusi kelompok ataupun mengajak mereka dalam suatu permainan agar tidak membosankan. Singkat kata guru akan menggunakan metode yang bervariasi yang tentu saja sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Karena itulah, kreativitas dan kemampuan guru untuk mengenal gaya belajar peserta didiknya sangat penting agar suasana pembelajaran di kelas bisa dibangun dengan lebih kondusif untuk belajar. Tidak ada lagi peserta didik nakal, yang ada adalah peserta didik banyak akal. Tidak ada lagi peserta didik yang ribut di kelas, karena pembelajaran berlangsung sangat menyenangkan. Inilah Guru yang Baik. 9