EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SINERGIS TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII MTs NEGERI BATURAJA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR PRESISI DI SMK DR SUTOMO TEMANGGUNG

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Penguasaan Konsep Biologi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM:

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Yarsi Efendi, Ramses Firdaus, Styvany. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Koresponden :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Dian Mayasari, Ismarti. Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

METODE PENELITIAN. data, uji persyaratan instrument, uji persyaratan analisis data, dan pengujian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGARUH STRATEGI PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

STUDI KOMPARASI METODE PROBLEM SOLVING DAN PROBING PROMPTING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs NEGERI PURWOREJO

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Oleh : SRI MARYANI. Oleh : SURYATI A

PERBANDINGAN METODE ACCELERATED LEARNING DENGAN METODE ACTIVE LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA SMP N 21 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi sarana proses belajar-mengajar untuk mencapai hasil prestasi siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

Indra Puji Astuti 1 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI NGAWI

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMPN 1 SEMEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Program Studi Pendidikan Biologi.

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

Kata kunci: Pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pembelajaran Biologi masih didominasi oleh penggunaan

Transkripsi:

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SINERGIS TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII MTs NEGERI BATURAJA Siti Muyaroah, Erwanto Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja. Jl. Ratu Penghulu No. 02301.Telp.(0735) 326122.KarangSari. OKU.SUM-SEL muza_tp@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Strategi Pembelajaran Sinergis terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII MTs Negeri Baturaja. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan analisis data dapat dikemukakan Uji normalitas didapat L hitung 0,077 dan L tabel 0,173. Jika dibandingkan L hitung dengan L tabel maka didapat L hitung (0,077) lebih kecil dari L tabel (0,173) atau 0,077 < 0,173 berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Uji homogenitas didapat L hitung 0,230 dan L tabel 6,635. Jika dibandingkan L hitung dengan L tabel maka didapat L hitung (0,230) lebih kecil dari L tabel (6,635) atau 0,230 < 6,635, dengan demikian data yang diperoleh homogen. Uji hipotesis didapat t hitung 3,38 dan t tabel 2,01. Jika dibandingkan t hitung dengan t tabel maka didapat t hitung (3,38) lebih besar dari t tabel (2,01) atau 3,38 > 2,01, dengan demikian hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima, artinya ada keefektifan hasil belajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Sinergis terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII MTs Negeri Baturaja. Kata kunci: bahasa indonesia, sinergis, strategi pembelajaran 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan indikator kualitas sumber daya manusia. Semakin baik tingkat pendidikannya, maka semakin baik pula kualitas manusia itu. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiannya dan mengembangkan dirinya agar memiliki kecerdasan, kepribadian, keagamaan, serta keterampilan yang diperlukan dalam bermasyarakat. Tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku yang diinginkan terjadi setelah siswa belajar. Dalam proses belajar itu tampak melalui perilaku siswa dalam mempelajari bahan ajar. Perilaku tersebut merupakan respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di kelas VIII MTs Negeri Baturaja adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ditemukan fakta bahwa pembelajaran belum efektif dan efisien yang dimungkinkan akibat dari penggunaan strategi pembelajaran yang kurang bervariasi. Strategi pembelajaran yang pernah dilakukan guru adalah strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Pada kenyataannya, strategi ini memiliki 590

beberapa kelemahan, yaitu membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. Selain itu, strategi ini juga membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas dan peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya perlakuan yang diduga dapat lebih mengefektifkan kegiatan belajar peserta didik dan mengurangi peran sentral guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan menggunakan Strategi Pengajaran Sinergis. Menurut Zaini dkk. (2008:35), Strategi ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya, strategi ini memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajarai materi yang sama untuk saling membandingkan catatan. Strategi ini dapat diterapkan dalam segala umur, memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain sehingga terjalin komunikasi yang bisa mengaktifkan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Strategi Pengajaran Sinergis terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs Negeri Baturaja. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Azis dan Nur Kholis dalam Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014 dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dengan Strategi Synergetic Teaching Pada Mata Diklat Mengukur Besaran-Besaran Listrik Dalam Rangkaian Elektronika Kelas X Di SMK Sunan Drajat Lamongan 2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Proses belajar adalah proses yang komplek, tergantung pada teori belajar yang dianutnya. Ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut. Menurut Slameto (2013:2), belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan- perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Hamdani (2011:21) mengemukakan bahwa Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku siswa. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga 591

diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Menurut Thorndike dalam Budiningsih (2012:21) dinyatakan bahwa Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari teori ini dapat diartikan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Selanjutnya Menurut Hamalik (2010:36), Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen atau unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Menurut Hamdani (2011:23) mengatakan bahwa "pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus". Menurut Budiningsih (2012:51) mengatakan Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan potensi belajar perlu mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dmiliki siswa. Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2013:2), Secara umum pengertian strategi ialah suatu garis-garis besar haluan untuk bertinda dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan Istilah pembelajaran lebih tepat digunakan karena dapat menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar siswa. Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Gerlach dan Eli dalam Hamdani (2011:19), Strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014:41), Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dikemas oleh seorang guru dalam pembelajaran dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dapat 592

mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Menurut Zaini dkk. (2008:35), Strategi ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya, strategi ini memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajarai materi yang sama untuk saling membandingkan catatan. Strategi pengajaran sinergis merupakan suatu cara dalam pembelajaran yang berbentuk kerja sama yang harmonis untuk menanam benih pengetahuan. Metode pengajaran ini sangat penting untuk mencapai persamaan persepsi dalam pemahaman yang rancu. Strategi ini menggabungkan dua cara belajar yang berbeda yaitu mendengar dan membaca. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan. Dimana catatan tersebut yang didapat dari mendengarkan penjelasan dan membaca materi yang diberikan. Kurang lebihnya mengelompokkan siswa masingmasing dua orang. Satu orang mencatat apa yang mereka dengar dari penjelasan dan yang satu mencatat dari materi/handout yang telah diberikan. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh peserta didik mengikuti atau menempuh suatu pengajaran tertentu. Hasil belajar juga sering kali diistilahkan sebagai perolehan belajar, yang berarti segala sesuatu yang diperoleh peserta didik dalam proses belajar, baik berupa pemahaman konsep (kognitif), praktek (psikomotor) dan sikap (afektif). Menurut Slameto (2013:55), Hasil belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa hasil belajar adalah nilai atau perolehan yang dicapai peserta didik, baik berupa pemahaman konsep, praktek keterampilan tententu maupun sikap. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyediaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang dipakai saat ini disebut dengan Kurikulum 2013. Menurut Kurniawan (2015:2), Kurikulum 2013 yang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional berorientasi pada pengembangan sikap karakter, ilmu pengetahuan, dan kreativitas siswa. 593

3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimental). Sugiyono (2013:114) mengungkapkan bahwa Quasi eksperimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Negeri Baturaja. Alat dan teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, maka alat pengumpulan datanya berupa soal tes. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah menggunakan soal-soal dalam bentuk pilihan ganda (tes objektif). Tes objektif dilakukan terhadap siswa Kelas VIII MTs Negeri Baturaja OKU yang berjumlah 60. Tes tersebut terdiri dari tes terhadap hasil pembelajaran dengan Strategi Pengajaran Sinergis dan tes terhadap hasil pembelajaran dengan Strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Proses pembelajaran dengan strategi Pengajaran Sinergis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII di MTs Negeri Baturaja dimulai dengan guru mengabsen kehadiran siswa dan memeriksa kebersihan kelas. Setelah itu, guru menanyakan kembali salah satu materi yang telah dipelajari beberapa hari yang lalu. Selanjutnya, guru menjelaskan secara singkat materi pokok pembelajaran dan menjelaskan secara singkat tujuan pembelajarandan indikator keberhasilannya serta manfaat pembelajaran bagi kehidupan siswa. Langkah selanjutnya adalah guru membagi kelas menjadi dua kelompok. Selanjutnya guru mengirim satu kelompok keruangan lain untuk membaca topik yang akan diajarkan. Guru memastikan bacaannya tertata dengan baik dan mudah dibaca. Berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang materi yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang sebelah. Selanjutnya baliklah pengalaman belajarnya. Guru menyediakan materi bacaan tentang topik yang akan diajarkan untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca. Guru memasangkan anggota dari tiap kelompok dan memerintahkan mereka mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari. Langkah akhir pembelajaran adalah guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman pelajaran. Selanjutnya, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Diteruskan dengan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran serta memberikan penugasan pada peserta didik. Kemudian, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 594

Berdasarkan hasil penelitian, strategi Pengajaran Sinergis memiliki kelebihan dibandingkan strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Strategi Pengajaran Sinergis lebih terfokus pada kinerja siswa. Siswa menjadi lebih aktif. Penggunaan strategi ini dalam pelaksanaannya kegiatan pembelajaran terlihat lebih interaktif, kegiatan belajar bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa melaksanakan kegiatan diskusi dalam kelas, sedangkan guru tidak ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga proses belajar tidak monoton. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data tes hasil belajar siswa dilakukan baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen perlakuan berupa penerapan pembelajaran sinergis dan pada kelas kontrol perlakuan berupa pembelajaran think pair share. Dengan perhitungan rata-rata dan perhitungan t-test dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Perhitungan rata-rata dan T-test Hasil Belajar Mean SD P-value sig 2- tailed Nilai-t N Kelas Eksperiman 84.04 8.337 0,000 3. 38 30 Kelas Kontrol 72.69 8.806 30 Berdasarkan hasil penelitian, strategi Pengajaran Sinergis memiliki kelebihan dibandingkan strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Strategi Pengajaran Sinergis lebih terfokus pada kinerja siswa. Siswa menjadi lebih aktif. Penggunaan strategi ini dalam pelaksanaannya kegiatan pembelajaran terlihat lebih interaktif, kegiatan belajar bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa melaksanakan kegiatan diskusi dalam kelas, sedangkan guru tidak ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga proses belajar tidak monoton. Kelebihan Strategi Pengajaran Sinergis tersebut sejalan dengan pendapat Aji (2014:7), yang mengemukakan kelebihan pengajaran sinergis sebagai berikut. 1) Siswa lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah, 2) Siswa mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa lainnya, 3) Menghilangkan rasa malu dan kaku dan kaku dalam menyampaikan pendapat atau hasil belajar yang mereka peroleh. Berdasarkan uraian tersebut, kelebihan strategi pengajaran sinergis adalah siswa lebih mandiri dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda yang dapat 595

menumbuhkan sikap kerjasama dan saling tolong menolong. Selain itu siswa aktif berfikir dan mengeluarkan pendapatnya serta saling bertukar materi pelajaran. Pengalaman belajar yang didapat sebelumnya akan diperkuat melalui kegiatan diskusi yang secara bersama-sama memecahkan persoalan dalam pembelajaran. Akan tetapi, ada beberapa kekurangan dari penerapan Strategi Pengajaran Sinergis yaitu kelompok siswa yang tidak didampingi guru tidak bisa dikontrol secara sempurna apabila jumlah siswa terlalu banyak. Oleh sebab itu, guru perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih efektif. Selain itu, keberhasilan dalam usaha mengembangkan kesadaran dan keterampilan bekerjasama dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, membutuhkan ruangan lebih dari satu dalam melaksanakan kegiatan. Lain halnya dengan strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Pair-Share antara lain berasal dari segi siswa, yakni siswa- siswa yang pasif, dengan strategi ini mereka akan ramai dan mengganggu teman-temannnya. Tahap pair siswa yang seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi bersama pasangan satu bangku dengannya tetapi masih suka memanfaatkan kegiatan ini untuk berbicara di luar materi pelajaran, menggantungkan pada pasangan dan kurang berperan aktif dalam menemukan penyelesaian serta menanyakan jawaban dari soal tersebut padapasangan yang lain. Jumlah siswa di kelas juga berpengaruh terhadap pelaksanaan strategi think pair share ini. Hambatan lain yang ditemukan yaitu dari segi waktu. Kelemahan lain yang terjadi pada tahap think adalah ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan siswa yang suka mengulur-ulur waktu dengan alasan pekerjaan belum diselesaikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar ranah kognitif, yaitu siswa kurang menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya. Strategi ini membutuhkan banyak waktu karena terdiri dari 3 (tiga) langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa yang meliputi tahap think, pair, share. Untuk mengatasi hambatan dalam penerapan strategi pembelajaran Think-Pair-Share yaitu guru akan berkeliling kelas dengan mengingatkan kembali tahap-tahap yang harus siswa lalui. Hal tersebut dilakukan agar siswa tertib dalam melalui setiap tahapnya dalam proses pembelajaran ini. Guru akan memberikan point pada siswa, jika siswa tersebut mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan atau memberikan sanggahan pada tahap share. 596

Penggunaan strategi Pengajaran Sinergis dan strategi pembelajaran Think- Pair- Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dalam proses belajar mengajar telah memberikan dampak yang berbeda pada hasil belajar peserta didik. Strategi Pengajaran Sinergismemberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran Think-Pair-Share(Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Strategi ini menggabungkan dua cara belajar yang berbeda yaitu mendengar dan membaca. Strategi Pengajaran Sinergis memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan. Dimana catatan tersebut yang didapat dari mendengarkan penjelasan dan membaca materi yang diberikan. Kurang lebihnya mengelompokkan siswa masing-masing dua orang. Satu orang mencatat apa yang mereka dengar dari penjelasan dan yang satu mencatat dari materi yang telah diberikan. 5. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, strategi Pengajaran Sinergis lebih efektif digunakan daripada strategi pembelajaran Think-Pair-Share. Hal tersebut dibuktikan pula dalam proses pembelajaran bahwa strategi Pengajaran Sinergis memilik kelebihan dibandingkan strategi pembelajaran Think-Pair- Share. Hal tersebut disebabkan strategi Pengajaran Sinergis terfokus pada kinerja siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Sedangkan strategi pembelajaran Think- Pair-Share jika tidak dirancang dengan baik, siswa hanya terfokus pada bagian materi yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi Pengajaran Sinergisguru perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih efektif. Selain itu, guru perlu menyiapkan ruangan lebih dari satu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara memakai ruang kelas atau ruang lain yang tidak terpakai pada saat pembelajaran. 6. REFERENSI Aji, Tunggul Setio. 2014. Pengaruh Metode Synergetic Teaching Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Penggunaan Alat Ukur Presisi di SMK Dr. Sutomo Temanggung. Yogyakarta: Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Anisa dkk. 2013. Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember. Jember:Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember. 597

Azis, Abdul dan Nur Kholis. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dengan Strategi Synergetic Teaching Pada Mata Diklat Mengukur Besaran-Besaran Listrik Dalam Rangkaian Elektronika Kelas X Di SMK Sunan Drajat Lamongan Surabaya: Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Kurniawan, Heru. 2015. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013). Jakarta: Prenada Media Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta 598