Prosiding Seminar Nasional seri 8 Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari Yogyakarta, 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN HERBAL BERKHASIAT OBAT DENGAN BAHAN DASAR SAYUR DI KECAMATAN TAWANGMANGU

IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN

INOVASI JAMU DALAM KEMASAN SIAP MINUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN POLA KONSUMSI JAMU DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK LELE TRADISIONAL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

KHADIMUL UMMAH. Journal of Social Dedication. Use Etica, Lutfy Ditya Cahyanti * e-issn: ISSN:

IbM Kelompok PKK Desa Senggreng

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

IPTEK BAGI MASYARAKAT UNTUK PERBAIKAN TEKNOLOGI PASCA PANEN PADI DENGAN DESAIN ALAT PENGAYAK BERAS SEDERHANA

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

PENGELOLAAN PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR

PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL KE DALAM BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP OPASITAS PADA MESIN DIESEL

IbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM

MEMPELAJARI PENGARUEI TEKANAN KEMPA DAN SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites frisperma)

PEMBUATAN KERTAS SENI DARI ECENG GONDOK DI KWT SEKAR MELATI DAN I BONI

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

INTENSIFIKASI BUDIDAYA JAMUR KUPING DI PAKEM SLEMAN INTENSIFICATION OF JELLY MUSHROOM CULTIVATION IN PAKEM SLEMAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI dari DAUN JATI (Tectona grandis) UNTUK MAKANAN RINGAN

PENCATATAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN USAHA BAGI PARA PENGRAJIN DI KELURAHAN PADANGSARI

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

PROSES PENGOLAHAN TAHU di UD. SUMBER JAYA KENJERAN-SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

PEMBERDAYAAN USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK SRADHA DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

SOSIALISASI CALON INSTRUKTUR POS PAUD DI KELURAHAN SAMPANGAN KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS PROSES PRODUKSI TEH HITAM CTC PTPN XII WONOSARI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 4500 KG/HARI

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

PEMANFAATAN POTENSI PEPAYA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA TAMBAK KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMBUAT NUGGED SEHAT

PENGEMBANGAN TANAMAN NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM L) Oleh H. Marthias Dawi

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK, PERLUASAN PANGSA PASAR DAN PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PADA HOME INDUSTRY RENGGINANG ABSTRAK ABSTRACT

PROSES PEMBUATAN TAHU DI U.D. SUMBER JAYA KENJERAN-SURABAYA PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

ABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

SOSIALISASI RESIKO PAPARAN MERKURI PADA KESEHATAN WANITA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

Titik Impas dan Bauran Pemasaran Bunga Rosella pada UD Bali Gendis di Desa Dawan Kelod Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

PELATIHAN PEMBUATAN MINUMAN REMPAH SERBUK BAGI TUTOR DAN PENGELOLA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PKBM) DI KECAMATAN KRAMAT JATI, JAKARTA

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

Oleh: Nufi Dini Masfufah Ajeng Nina Rizqi

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI DARI LIMBAH PENYULINGAN DAUN NILAM

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

Kelompok B Dosen Pembimbing

IBM KELOMPOK PENGUSAHA TERASI DI DESA KRAMAT BUNGAH KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR

IbM PETANI BUNGA ROSELLE DAN INDUSTRI OBAT KECIL TRADISIONAL CV. PALAGAN DI KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

LAPORAN TUGAS AKHIR SIRUP GLUKOSA DARI BIJI SORGUM. ASAM KLORIDA (HCl)

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

PENGOLAHAN CENGPO KEMOCENG KELOPO UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA PLOSO KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN NILAI JUAL DAN PEMASARAN BAGI UKM KOPI BALI

I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA

POTENSI KEMIRI SUNAN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR BIODIESEL

IbM PEMANFAATAN TINJA MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK DI KELURAHAN TAMBAKREJO

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nabati lebih dari 5 %. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bunga dan bijinya. Di Indonesia, nyamplung (Calophyllum inophyllum) hidup

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-290

Pemberdayaan Ekonomi Kumpulan Pengajian Perempuan (KPP) Al Munajad Dan Baitul Muqorrobin Desa Tahunan Jepara

JURNAL TEKNIK POMITS 1

OPTIMALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN AKSESORIS JILBAB DARI KAIN PERCA DI DESA TAMBON BARU KABUPATEN ACEH UTARA


Tenten Tedjaningsih Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

DEVIS ZENDY NPM :

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, terutama untuk perusahaan

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional seri 8 Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari Yogyakarta, 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian IBM PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK NYAMPLUNG (Callophylum Inophyllum) SEBAGAI BAHAN BAKU KOSMETIK Anif Nur Artanti, Rita Rakhmawati, Saptono Hadi, Fea Prihapsara Program Studi S1 Farmasi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta *) Korespondensi email : anif.apt@staff.uns.ac.id ABSTRAK Kegiatan pemberdayaan masyarakat telah dirintis di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul melalui suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam BUMDesa. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengolah biji nyamplung menjadi bahan baku kosmetik. Nyamplung adalah sejenis buah dari pohon yang banyak tumbuh di pedesaan. Analisa lapangan menunjukkan bahwa di Kabupaten Bantul banyak ditemukan buah nyamplung baik di pekarangan masyarakat maupun yang tumbuh liar di sepanjang jalan tidak termanfaatkan. Selama ini permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan nyamplung adalah sarana pengolahan masih terbatas, dan keterserpan produk tersebut di pasar masih rendah. Buah nyamplung tersebut akan menjadi limbah apabila tidak terkelola. Oleh karena itu untuk memanfaatkan buah nyamplung agar menjadi solusi pemanfaatan limbah di masyarakat serta mampu meningkatkan produksi minyak nyamplung sebagai bahan kosmetik, maka kami dari tim pengabdian masyarakat dari Farmasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta mengadakan kegiatan IbM Pengabdian Masyarakat dengan program peningkatan produksi minyak nyamplung sebagai bahan baku kosmetik. Setelah program IbM Pengabdian Masyarakat dilaksanakan dengan pendekatan pelatihan dan pendampingan terhadap kelompok masyarakat di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul selaku mitra, mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi minyak hingga 50 kali, yang tadinya hasil produksi seminggu rata-rata 2 liter minyak menjadi 100 liter minyak nyamplung. Setelah pasca panen mendapat penanganan dengan baik, kualitas minyak yang dihasilkan juga meningkat sehingga harga jual juga meningkat. Kemudian jangkauan pemasaran yang tadinya belum ada, saat ini jangkauan diperluas melalui jaringan pameran/ event di kota Yogyakarta dan sekitarnya Kata kunci : IbM, nyamplung, kosmetik ABSTRACT Community empowerment activities have been initiated in Sewon Subdistrict, Bantul Regency, making community groups that are members of BUMDesa. One of the activities carried out is processing nyamplung seeds into cosmetic raw materials. Nyamplung is a kind of fruit from a tree that grows in the countryside. Field analysis showed that in Bantul District many nyamplung fruit were found both in the community yard and those that grew wild along unused roads. So far, the processing of nyamplung is still a limited processing facility, and the lack of product in the market is still low. The nyamplung fruit will become an unmanaged hourly waste. Therefore, to utilize fruits that are a source of waste in the community and also increase the production of nyamplung oil as a cosmetic ingredient, we, from the community service team from Pharmacy, Sebelas Maret University, Surakarta, held an IbM Community Service program with an increase in nyamplung oil production as an ingredient. raw cosmetics. After the IbM Community Service program carried out with training and assistance to community groups in Sewon Subdistrict, Bantul Regency as partners, able to increase the quantity and quality of oil production up to 50 times, which produced an average production of 2 liters of oil to 100 liters of nyamplung oil. After receiving good treatment, the quality of the oil produced also increased. Then from what is already there, now is a discussion about the exhibition / event network in the city of Yogyakarta and its surroundings Keywords: IbM, nyamplung, cosmetics 66

PENDAHULUAN e-isbn: 978-602-450-321-5 p-isbn: 978-602-450-320-8 Nyamplung (Callophylum inophyllum) merupakan sejenis buah dari pohon yang mudah ditemui di kawasan pesisir pantai. Kadar minyaknya yang tinggi hingga 70% menjadikan nyamplung berpotensi sebagai salah satu sumber energi dan bahan baku farmasi (kosmetik). Tidak hanya menghasilkan yield minyak yang tinggi, produktivitasnya tinggi hingga mencapai 20 ton/ha merupakan keunggulan nyamplung sebagai suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan (Permatasari et al., 2013). Potensi minyak nyamplung yang dihasilkan di Indonesia cukup besar, mencapai 39.405,6 ton/tahun atau 43.784.000 kl/tahun (Permatasari et al., 2013). Namun, permintaan pasar minyak nyamplung sebagai bahan baku farmasi (kosmetik) masih belum terpenuhi karena tingginya permintaan pasar minyak nyamplung untuk biodiesel. Di daerah Bantul yang merupakan salah satu kawasan pesisir pantai di Indonesia banyak ditemukan buah nyamplung baik di pekarangan masyarakat maupun yang tumbuh liar di sepanjang jalan. Apabila tidak termanfaatkan maka akan menjadi limbah, buah yang berjatuhan akan menjadi busuk dan pada akhirnya tidak bernilai ekonomi. Buah yang telah masak dan berjatuhan tersebut tenyata mengandung minyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang masih muda. Kandungan minyak atsiri dari biji nyamplung dilaporkan mengandung palmitic acid, oleic acid, stearic acid, linoleic acid, cyclohexanecarboxylic acid dan eicosanedioic acid berpotensi untuk pengobatan. Oleh karena itu diharapkan pemanfaatan buah nyamplung sebagai bahan baku farmasi (kosmetik) dapat meningkatkan nilai jual komoditas tersebut dari masyarakat setempat sekaligus sebagai solusi pengendalian limbah tersebut di kawasan pesisir pantai khususnya di Bantul. Penggunaan bahan alami sebagai bahan baku farmasi (kosmetika) lebih diminati masyarakat karena rendah efek sampingnya dibandingkan pemakaian bahan kimia sintetis. Melihat peluang tersebut, kelompok masyarakat di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul bersama dengan tim pengabdian masyarakat Farmasi UNS mengembangkan usaha pengolahan minyak nyamplung menjadi bahan baku kosmetik. Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh mitra adalah pemberdayaan masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai jenis usaha yang telah dibentuk. Kegiatan yang berlangsung merupakan wadah bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat, baik dari segi pendidikan melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan usaha kecil masyarakat yang diharapkan menjadi peluang usaha ekonomi produktif masyarakat desa yang berpenghasilan rendah. Namun dalam perjalanannya, muncul permasalahan dalam pengolahan nyamplung, yaitu ekstraksi minyak nyamplung yang belum optimal, proses penyaringan minyak yang lama untuk mendapatkan kualitas minyak baik, serta informasi 67

Prosiding Seminar Nasional seri 8 Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari Yogyakarta, 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian yang minim tentang industri farmasi pengguna minyak nyamplung. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini diusulkan untuk mengoptimalkan nyamplung yang banyak tumbuh di pekarangan warga dan sepanjang jalan di Bantul sebagai bahan baku kosmetik (farmasi) sehingga permintaan minyak nyamplung untuk kebutuhan industri di bidang farmasi (kosmetik) dapat terpenuhi. METODE PELAKSANAAN Aspek produksi minyak herbal berbasis nyamplung meliputi : sosialisasi program, pelatihan teknologi pembuatan minyak nyamplung, praktek pembuatan minyak herbal nyamplung dan aplikasi mesin penggiling serta teknik ekstraksi nyamplung untuk memperoleh minyak nyamplung, untuk selanjutnya dapat diformulasikan dengan harga jual dan packing yang berkualitas Aspek manajemen minyak herbal berbasis nyamplung meliputi : pelatihan analisis usaha minyak nyamplung, pembukuan sederhana pengembangan usaha pembuatan minyak nyamplung, pendampingan dan konsultasi pemasaran produk minyak nyamplung Kegiatan utama adalah transfer teknologi pembuatan minyak nyamplung untuk meningkatkan kapasitas produksinya sebagai bahan kosmetik menggunakan limbah nyamplung. Pelatihan akan diikuti praktek pembuatan minyak nyamplung oleh masingmasing kelompok UKM. Pelatihan diadakan selama 2 bulan berturut-turut. Praktek secara mandiri oleh kelompok UKM akan didampingi oleh Tim Pelaksana dan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan praktis para anggota UKM Mitra. Sebagai kegiatan akhir, akan dilakukan analisis usaha produksi minyak nyamplung untuk menghitung Break Even Point (BEP) dari usaha produksi minyak herbal berbasis nyamplung. Evaluasi untuk kelompok sasaran terdiri dari a) evaluasi peningkatan pengetahuan kelompok sasaran melalui pre-test dan post-test; b) Evaluasi peningkatan ketrampilan kelompok sasaran; dan c) Evaluasi dampak kegiatan. Monitoring dan evaluasi direncanakan akan dilakukan pada saat program berlangsung. 68

e-isbn: 978-602-450-321-5 p-isbn: 978-602-450-320-8 A B C D Gambar 1. Proses Pembuatan Minyak Nyamplung A. Biji setelah dipanen; B. Pengeringan biji nyamplung; C. Pengepresan, D. Hasil berupa Minyak Nyamplung HASIL DAN PEMBAHASAN Problem utama mitra yaitu kelompok masyarakat Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul adalah permasalahan dalam pengolahan nyamplung, yaitu ekstraksi minyak nyamplung yang belum optimal, proses penyaringan minyak yang lama untuk mendapatkan kualitas minyak baik, serta informasi yang minim tentang industri farmasi pengguna minyak nyamplung. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini diusulkan untuk mengoptimalkan nyamplung yang banyak tumbuh di pekarangan warga dan sepanjang jalan di Bantul sebagai bahan baku kosmetik (farmasi) sehingga permintaan minyak nyamplung untuk kebutuhan industri di bidang farmasi (kosmetik) dapat terpenuhi. Selain itu, dalam produksi minyak, masih menggunakan peralatan yang sederhana sehingga kapasitas produksi minyak masih terbatas. Problem berikutnya adalah belum adanya pelatihan mengenai pengembangan dan pengolahan pasca panen nyamplung di UKM sehingga penanaman tanaman obat masih sebatas pada pekarangan rumah saja dengan akses manfaat yang belum maksimal. 69

Prosiding Seminar Nasional seri 8 Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari Yogyakarta, 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian Solusi dari permasalahan tersebut antara lain: 1. Menjamin kualitas hasil produksi minyak nyamplung sebagai bahan kosmetik dari limbah nyamplung yang belum termanfaatkan. 2. Membuat legalitas dan izin produksi dengan membentuk badan hukum resmi (CV) 3. Menjadikan komoditas ekonomi baru masyarakat sepanjang pesisir Bantul-Purworejo dengan memanfaatkan nyamplung sebagai bahan kosmetik. Hasil berikut merupakan capaian program pengabdian masyarakat yang dilakukan melalui beberapa tahap diuraikan pada kegiatan Tabel 1. Tabel I. Capaian kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan No Kegiatan Output 1 Sosialisasi Program dan Pengelompokan anggota Pemahaman terhadap kegiatan yang akan dilakukan dan pembagian kelompok peserta 2 Pelatihan penggunaan teknologi tepat guna Kemampuan melakukan proses ekstraksi minyak nyamplung 3 Pelatihan pembuatan, pengemasan produk Kemampuan masyarakat dalam memformulasikan minyak herbal berbasis nyamplung 4 Pelatihan sistem manajemen keuangan modern. Mampu menjalankan sistem keuangan 5 Praktek penanganan pasca panen khususnya berkaitan dengan sortasi produk. Analisis kualitas produk minyak nyamplung 6 Praktek melakukan kontrol kualitas produk dan analisa biaya Pemahaman teknik kontrol kualitas hasil panen Kondisi sebelum kegiatan pengabdian dilaksanakan dan hasil pencapaian yang diperoleh setelah kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan diuraikan pada Tabel II. ebagai berikut:. 70

e-isbn: 978-602-450-321-5 p-isbn: 978-602-450-320-8 Tabel II. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terjadinya peningkatan produksi minyak nyamplung sebagai behan kosmetik SEBELUM PENGABDIAN MASYARAKAT MASALAH MITRA 1. Ekstraksi minyak nyamplung yang belum optimal, 2. Proses penyaringan minyak yang lama 3. Informasi yang minim tentang industri farmasi pengguna minyak nyamplung. 4. Peralatan yang sederhana sehingga kapasitas produksi minyak masih terbatas 5. Belum adanya pelatihan mengenai pengembangan dan pengolahan pasca panen nyamplung 6. Belum adanya sistem pembukuan sederhana terkait dengan sistem manajemen dan administrasi. 7. Belum ada industri yang menampung hasil produksi minyak nyamplung secara kontinu. KAPASITAS PRODUKSI hamya 2 Liter/bulan SETELAH PENGABDIAN MASYARAKAT 1. Ekstraksi minyak nyamplung yang optimal. 2. Proses penyaringan minyak lebih cepat dan efisien. 3. Mengetahui informasi tentang pelaku industri farmasi pengguna minyak nyamplung. 4. Peralatan memadai sehingga kapasitas produksi minyak tidak terbatas. 5. Ada pelatihan mengenai pengembangan dan pengolahan pasca panen nyamplung. 6. Adanya sistem pembukuan terkait dengan sistem manajemen dan administrasi 7. Sudah ada industri yang menampung hasil produksi minyak nyamplung secara kontinu. KAPASITAS PRODUKSI bisa mencapai 100 Liter/bulan Kelompok mitra berpartisipasi aktif dalam diversifikasi pengolahan biji nyamplung menjadi menjadi produk minyak nyamplung. Setelah pelatihan dan praktek, secara bertahap dan sistematis mereka diharapkan akan mengolah produk minyak nyamplung dengan standarisasi mutu mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan, pelabelan dan pemasaran. Permasalahan yang dihadapi dalam transfer paket teknologi akan dikaji bersama-sama dalam evaluasi kegiatan serta umpan balik dari kelompok mitra maupun oleh tim pengabdian UNS. Adapun masalah yang belum dapat dipecahkan akan dikonsultasikan lebih lanjut kepada nara sumber yang kompeten (bagian pemasaran). 71

Prosiding Seminar Nasional seri 8 Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari Yogyakarta, 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian Menyadari bahwa penguasaan teknologi pengolahan minyak herbal berbasis nyamplung akan membutuhkan waktu, maka meskipun program IbM yang diajukan hanya untuk 8 bulan, bimbingan konsultasi tetap akan terbuka bagi kelompok mitra UKM. KESIMPULAN 1. Pendekatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui Skema Iptek bagi masyarakat merupakan pendekatan yang tepat karena berbasis pada kebutuhan masyarakat yang secara langsung dirasakan 2. Sasaran kegiatan ini adalah UKM yang sebenarnya sudah berdaya guna, akan tetapi kegiatan maupun produksi kegiatan belum maksimal, dengan demikian penanganan akan lebih mudah 3. Setelah melalui beberapa kali pelatihan dan pendampingan yang difokuskan pada upaya peningkatan produktifitas dan peningkatan kualitas hasil panen serta pelatihan dan pendampingan pasca panen nampaknya peningkatannya sudah sangat terasa. 4. Munculnya komoditas ekonomi baru di masyarakat dalam pengelolaan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada mitra pengabdian kelompok masyarakat UKM di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul selaku mitra dalam pengabdian masyarakat ini serta terima kasih kepada LPPM UNS melalui Skim Hibah PNBP UNS yang telah membiayai pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol 5, Badan POM Jakarta. Dinas Kesehatan, 2012, Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012, DinKes Jawa Tengah. Handayani.,N., 2012, Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val )., Jurnal Molekul. Vol 7 (2). Iswari D. 1998. Seri Pengalaman Obat tradisional. Jakarta: PT Niaga Swadaya 72

e-isbn: 978-602-450-321-5 p-isbn: 978-602-450-320-8 Mun im, A., Hananni, E., Mandasari, A., 2008, Pembuatan Teh klaras Campuran Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) dan Herba Seledri (Apium Graviolens), Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No.1, hal. 47-54. Permatasari A, Mayangsari W, dan Gunardi I, 2013, Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L) dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis K2O/H-Za Berbasis Zeolit Alam, JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2 Setiadi, J. Dan Subagus, W. 2006. Skrining Senyawa Bioaktif Dari Beberapa Ekstrak Tumbuhan Asal Kawasan Hutan Kalimantan Tengah Dan Isolasi Senyawa Bioaktif Fibraurea chloroleuca Miers. Sains Kesehatan 19 (1). 73