INOVASI JAMU DALAM KEMASAN SIAP MINUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN POLA KONSUMSI JAMU DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INOVASI JAMU DALAM KEMASAN SIAP MINUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN POLA KONSUMSI JAMU DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN"

Transkripsi

1 INOVASI JAMU DALAM KEMASAN SIAP MINUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN POLA KONSUMSI JAMU DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN Fea Prihapsara 1, Anif Nur Artanti 1 1 Program Studi Farmasi/ Universitas Sebelas Maret, Surakarta Alamat Korespondensi : Jl. Ir. Sutami No. 36A, Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Sebelas Maret Telp. (0271) ) feapri87@gmail.com Abstrak Penanaman tanaman obat sebagai kegiatan masyarakat telah dirintis di Desa Brujul, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Saat ini terdapat kelompok pemberdayaan masyarakat yakni PKBM Al Hikmah dan CV Andromeda selaku home industry yang bergerak dalam perdagangan dan produksi minuman instan yang bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat melalui proses penanaman tanaman obat, pemeliharaan, pemanenan hingga memasarkannya dalam bentuk produk minuman serbuk instan. Program pengabdian masyarakat ini (Ip teks bagi Masyarakat) bertujuan untuk mengembangkan produk usaha masyarakat yang hanya sebatas pada pembuatan minuman instan saja, sementara itu beberapa potensi pemanfaatan herbal sebagai produk belum optimal. Program pengabdian masyarakat ini menginisiasi produk inovasi jamu siap minum yang dibuat dengan berbagai komposisi dan formula yang sudah diteliti dan terbukti secara empiris yakni 3 varian produk: teh daun sirsak, teh secang dan teh serai. Produk ini diharapkan dapat menambah jenis produk usaha masyarakat di Desa Brujul sekaligus diharapkan dapat menjadi komoditas ekonomi masyarakat dengan sasaran adalah anggota PKBM Al Hikmah yang belum memiliki pekerjaan. Diversifikasi pengolahan minuman jamu dalam kemasan siap minum dinilai sangat potensial untuk dikembangkan mengingat pada saat ini masyarakat banyak yang membudidayakan tanaman obat namun pengolahannya menjadi produk yang bernilai ekonomi masih belum optimal. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini antara lain: pelatihan pembuatan jamu dalam kemasan, sanitasi higiene dan dokumentasi; produk inovasi jamu dalam kemasan yang telah memperoleh izin edar, dan transfer teknologi dengan metode pasteurisasi yang meningkatkan masa edar produk dari 3 hari (metode konvensional) menjadi 2 minggu. Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan alternatif usaha perekonomian baru di masyarakat. Kata kunci: inovasi, jamu, kemasan, pemberdayaan masyarakat 1. PENDAHULUAN Industri jamu menyerap tenaga kerja sampai 15 juta orang di mana 3 juta di antaranya terserap di industri jamu untuk obat, sedang 12 juta terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, suplemen, kosmetik, spa, aroma terapi. Sebagai gambaran, saat ini terdapat kurang lebih industri terdiri atas 129 industri obat tradisional (IOT), dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Omzet obat tradisional dan herbal pada tahun 2014 diperkirakan meningkat menjadi Rp 15 triliun, atau naik Rp 1 triliun dari perolehan tahun lalu sebesar Rp 14 triliun menyusul makin diminatinya penyembuhan kesehatan menggunakan obat herbal. Industri jamu merupakan salahsatu industri yang paling tuadi Indonesia serta tumbuh dan berkembang dari akar budaya asliindonesia. Tidak hanya itu, industri jamu juga memiliki struktur industri yang cukup kuat karena ditopang oleh ketersediaan sumber bahan baku berupa rempah-rempah, tanaman obat dan sumber plasma nutfah lainnya (Menperin, 2014) [1]. 24 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

2 Kesiapan pengusaha jamu tradisional menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),maka mau tidak mau obat tradisional kita, dianggap sudah mampu bersaing. Perusahaan multinasional ataupun PMDN seperti dianggapsudah bagus dan sudah mampu bersaing. Namun permasalahannya adalah perusahaan kecil obat tradisional (UKOT) masih terkendala keterbatasan sarana maupun SDM untuk membuat produk high quality dan kompetitif. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu terobosan untuk meningkatkan sustainabilitas UKOT salah satunya adalah inovasi teknologi dalam produk obat tradisional. Pengembangan inovasi jamu dalam kemasan berawal dari ide pengembangan dan penggunaan produk non kimiawi yang saat ini lebih diminati masyarakat karena rendah efek samping. Tren di masayarakat yang menjalani kehidupan back to nature menjadi suatu penciptaan pangsa pasar yang strategis dalam pemasaran produk jamu dalam kemasan yang berkualitas. Salah satu wilayah di Kabupaten Karanganyar yang menjadi lokasi mitra dalam kegiatan ini adalah Kecamatan Jaten yang secara geografis terletak pada 7 34'41"S '51"E. Batas wilayah Kecamatan Jaten di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kebakkramat, sebelah selatan dengan Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto, sebelah barat dengan Kecamatan Jebres dan Kecamatan Gondangrejo sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tasikmadu. Kecamatan Jaten memiliki topografi berupa aluvial dan grumasol kelabu dengan ketinggian rata-rata 200 mdpl. Kecamatan Jaten memiliki 8 desa yaitu Brujul, Dagen, Jetis, Sroyo, Ngringo, Suruh Kalang, Jati dan Jaten. Data statistik menunjukkan bahwa luas area produktif di Karanganyar berupa tanah seluas 2,5 Ha dengan produktivitas tanaman obat seperti jahe yang mencapai kg, kencur yang mencapai kg serta kunir yang mencapai kg pada tahun 2012 (Karanganyar Dalam Angka, 2013) [2]. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

3 Gambar 1. Lokasi Mitra IbM berjarak 9 km dari kampus UNS dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit Kerangka pemecahan masalah terkait dengan pengelolaan pasca panen tanaman obat maka, kegiatan pemberdayaan masyarakat diawali dengan sosialisasi program IbM 2016 di dua mitra yakni PKBM Al Hikmah dibawah naungan Ibu Bakti Sri Rahayu yang berlokasi di Dusun Soka, Desa Brujul dan CV Andromeda dibawah pimpinan Bapak Urip Setiawan yang berlokasi di Dusun Duwet, Desa Brujul. Selain kegiatan sosialisasi juga diikuti dengan kegiatan berupa pelatihan kepada masyarakat khususnya anggota Mitra IbM melalui pengelolaan tanaman obat keluarga menjadi diversifikasi usaha jamu dalam kemasan. Kelebihan dalam produksi pengembangan jamu dalam kemasan ini diharapkan dapat menjadi komoditas ekonomi masyarakat sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi masalah ekonomi masyarakat, karena sebagian besar anggota PKBM Al Hikmah adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja sehingga dapat berkolaborasi dengan CV Andromeda yang telah memiliki legalitas untuk memproduksi, untuk memproduksi dan memasarkan produk inovasi ini. Produk jamu dalam kemasan dibuat dari aneka bahan baku herbal yang didapat dari pembudidayaan masyarakat sekitar. Selain itu, pengabdian juga meliputi kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Tim Pengabdian kepada CV Andromeda yang meliputi : cara pengolahan bahan baku, pengeringan bahan baku, formulasi, pembuatan, sterilisasi, pengemasan, dan kontrol kualitas jamu, hingga pengujian mikrobiologi di Dinas Kesehatan Karanganyar untuk mendapatkan legalitas dan Nomor PIRT dari Dinas Kesehatan. 26 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

4 2. METODE Metode pelaksanaan IbM untuk meningkatkan nilai tambah produk tanaman obat menjadi minuman jamu dalam kemasan siap minum yang berkhasiat obat telah direalisasikan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Sosialisasi Program b. Trial and error dalam pembuatan jamu dalam kemasan c. Pelatihan teknologi pembuatan inovasi jamu dalam kemasan d. Pengajuan izin edar produk (PIRT) e. Aplikasi mesin pasteurisasi dan teknik pengemasan jamu untuk meningkatkan mutu dan harga jual dengan packing yang lebih berkualitas Kegiatan utama adalah transfer teknologi pembuatan inovasi jamu dalam kemasan. Disebut jamu inovatif mengingat jamu yang digunakan berbahan dasar formulasi dari beberapa tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat [3] [4] [5]. Pelatihan diikuti praktek pembuatan jamu dalam kemasan oleh mitra IbM. Pelatihan yang diadakan selama 1 bulan berturut-turut. Praktek secara mandiri oleh kelompok mitra didampingi oleh Tim Pelaksana dan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan praktis para anggota PKBM Al Hikmah dan CV Andromeda. Adapun metode pendekatan dan prosedur kerja dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Bentuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat No. Kegiatan Output 1 Sosialisasi Program dan Pengelompokan anggota Pemahaman terhadap kegiatan yang akan dilakukan dan pembagian kelompok peserta 2 Trial dan error dalam pembuatan jamu dalam kemasan siap minum Didapatkan formula dan metode pembuatan jamu yang tepat dilihat dari aspek bentuk, warna, rasa,aroma dan keawetan produk sehingga layak untuk dipasarkan 3 Pelatihan penggunaan teknologi tepat guna Kemampuan melakukan proses produksi jamu dalam kemasan dan tehnik pengemasan agar menghasilkan produk yang berkualitas 4 Pengajuan izin edar produk Setelah memperoleh penyuluhan dari Dinas Kesehatan dan produk telah lolos uji sehingga diperoleh sertifikat PIRT DINKES 5 Pelatihan pengolahan untuk memperlama masa edar produk Dengan teknologi pasteurisasi diperoleh produk yang masa edar lebih lama daripada dengan pembuatan secara konvensional Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan melakukan observasi dan pengamatan beberapa di kabupaten Karanganyar. Dalam observasi awal tim menemukan bahwa di Kabupaten Karanganyar masih sedikit pengusaha di bidang obat tradisional. Salah satunya adalah mitra CV. Andromeda yang bergerak di bidang obat tradisional. CV. Andromeda baru memproduksi sediaan obat tradisional berupa teh herbal yang dikemas dalam kantong teh celup. Oleh karena itu, tim pengabdian melakukan upaya dalam rangka peningkatan daya saing dari mitra dengan melakukan inovasi produk baru yakni inovasi jamu dalam kemasan siap minum. Pengabdian yang telah dilakukan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat maupun CV Andromeda, sebagaimana uraian berikut ini : 3.1 Sosialisasi Program Dalam sosialisasi program pengabdian ini, dihadiri para peserta dari kedua mitra IbM (PKBM Al Hikmah dan CV Andromeda). Kedua mitra diberikan pemahaman bahwa kegiatan ini bertujuan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan membuat produk inovasi sekaligus diharapkan dapat menjadi komoditas ekonomi masyarakat dengan sasaran adalah anggota PKBM Al Hikmah yang berkolaborasi dengan CV Andromeda untuk pembuatan produk minuman jamu dalam kemasan siap minum. 28 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

6 Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Pengabdian Masyarakat 3.2 Trial and Error dalam Pembuatan Jamu dalam Kemasan Siap Minum Kegiatan ini dilakukan di CV Andromeda Dusun Duwet, Desa Brujul. Dalam pembuatan jamu dalam kemasan perlu dilakukan trial and error terlebih dahulu untuk mendapatkan formulasi yang sesuai, warna, rasa, aroma, dan keawetan produk. Setelah dilakukan trial and error selama kurang lebih 2 minggu didapatkan 3 varian produk yang paling sesuai yaitu Teh Daun Sirsak, Teh Secang, dan Teh Serai, dengan formula sebagai berikut: Tabel 2. Formula Jamu dalam Kemasan Formula Teh Daun Sirsak Formula Teh Secang Formula Teh Serai Teh* 5 gram; Daun Sirsak* 3 gram ; Temulawak* 1 gram ; Kunyit* 1 gram; Cengkeh* 0.5 gram Gula 70 gram (dalam 1 liter minuman jamu) *dalam bentuk simplisia kering Teh* 5 gram; Kayu Secang* 3 gram ; Temulawak* 1 gram ; Kunyit* 1 gram; Cengkeh* 0.5 gram Gula 70 gram (dalam 1 liter minuman jamu) *dalam bentuk simplisia kering Teh* 5 gram; Serai* 3 gram ; Temulawak* 1 gram ; Kunyit* 1 gram; Cengkeh* 0.5 gram Gula 70 gram (dalam 1 liter minuman jamu) *dalam bentuk simplisia kering Prosedur pembuatan jamu dalam kemasan siap minum: Timbang semua bahan yang disesuaikan dengan formula masing-masing, masukkan dalam air mendidih pada mesin pasteurisasi, atur temperature pada 100 o C selama 2 jam. Saring untuk memisahkan ampas dengan sari minuman jamu. Segera kemas dalam cup sealer dan dicek jangan sampai ada segel yang bocor/rusak. Simpan produk ditempat sejuk dan kering, apabila perlu dalam cooler box agar produk lebih tahan lama. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

7 Gambar 3. Kegiatan Trial and Error Pembuatan Jamu dalam Kemasan Siap Minum 3.3 Pelatihan pembuatan inovasi jamu dalam kemasan Pelatihan pembuatan jamu dalam kemasan dilakukan di PKBM Al Hikmah Dusun Soka, Desa Brujul, dipandu oleh Tim Pegabdian dan Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret. Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang merupakan anggota PKBM Al Hikmah. Dari kegiatan pelatihan ini sebagian besar peserta mampu melakukan proses produksi jamu dalam kemasan dan tehnik pengemasan agar menghasilkan produk yang berkualitas Gambar 4. Pelatihan pembuatan inovasi jamu dalam kemasan di PKBM Al Hikmah 30 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

8 3.4 Pengajuan izin edar produk (PIRT) Pengajuan izin edar produk dilakukan dengan berbagai tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut: a. Pendaftaran produk ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dalam hal ini, pengajuan dilakukan oleh mitra yang telah mempunyai badan usaha yakni CV Andromeda b. Mengikuti penyuluhan PIRT yang dilaksanakan oleh Dinkes c. Pengujian produk ke bagian pengujian Dinkes untuk melihat parameter mikrobiologi, yaitu Pengujian Angka Lempeng Total. Setelah lolos uji Angka Lempeng Total, barulah izin edar dapat diterbitkan. d. Izin edar diterbitkan untuk produk jamu dalam kemasan dengan No. PIRT Aplikasi mesin pasteurisasi dan teknik pengemasan jamu untuk meningkatkan mutu dan harga jual dengan packing yang lebih berkualitas Pasteurisasi dengan mesin pasteurisasi dilakukan dalam rangka menghilangkan mikroorganisme baik bakteri baik patogen, non patogen dan spora. Untuk membunuh bakteri patogen dan non patogen tidak memerlukan waktu yang lama (< 5 menit) namun, untuk mensterilkan spora butuh waktu minimal 2 jam untuk memastikan bahwa spora yang terkandung di dalam produk benar-benar mati, sehingga pasteurisasi dilakukan selama 2 jam [6]. Dengan produk yang lebih steril maka masa edar produk menjadi lebih lama, dimana dengan metode konvensional masa edar produk hanya 3 hari, namun dengan metode pasteurisasi masa edar produk menjadi 2 minggu (setelah dilakukan evaluasi) dengan syarat bahwa segel/kemasan tidak rusak. Gambar 5. Mesin Pasteurisasi Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

9 Meskipun pelaksanaan pengabdian masyarakat ini sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan program, akan tetapi tim pengabdian masyarakat selalu membina secara berkesinambungan agar kegiatan produksi jamu kemasan yang dilakukan oleh mitra IbM akan tetap bertahan dengan selalu melakukan langkah perbaikan sistem untuk memenuhi aturan persyaratan produk minuman sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan BPOM sehingga akan dihasilkan produk yang tetap aman, stabilitasnya baik, dapat diterima dan berkhasiat. Tim pengabdian selalu melakukan pembinaan melalui konsultasi dan pemberian wacana menuju UKOT yang berstandar. Kelompok PKBM Al Hikmah dan UKM CV Andromeda, sebagai mitra berpartisipasi aktif dalam diversifikasi pengolahan tanaman obat menjadi produk jamu dalam kemasan. Setelah pelatihan dan praktek, secara bertahap dan sistematis mereka mampu mengolah produk jamu dalam kemasan dengan standarisasi mutu mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan, pelabelan dan pemasaran. Permasalahan yang dihadapi dalam transfer paket teknologi akan dikaji bersama-sama dalam evaluasi kegiatan serta umpan balik dari kelompok masyarakat PKBM Al Hikmah dan CV Andromeda. Adapun masalah yang belum dapat dipecahkan akan dikonsultasikan lebih lanjut kepada narasumber yang kompeten. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan akan disusun konsep strategi produksi dan pemasaran jamu dalam kemasan siap minum untuk untuk menjamin keberlanjutan program secara mandiri. 4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari program pengabdian ini sebagai berikut: 1. Adanya sistem sanitasi dan dokumentasi yang lebih baik di CV Andromeda untuk menjaga keberlangsungan produksi dimana sebelumnya belum diterapkan dengan baik, antara lain: pembuatan sekat antara ruang produksi dan rumah tangga untuk menghndari kontaminasi 2. Jamu dalam kemasan telah memiliki izin edar PIRT dengan nomor PIRT Pembuatan jamu dalam kemasan yang dengan metode konvensional mempunyai masa edar 3 hari namun dengan teknologi pasteurisasi diperoleh masa edar hingga 2 minggu. 4. Kegiatan masyarakat anggota bertambah dengan adanya pembuatan jamu dalam kemasan sekaligus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penjualan jamu dalam kemasan. 5. Jamu dalam kemasan hasil produksi masyarakat menjadi salah satu produk identitas Desa Brujul. Pengabdian inovasi jamu dalam kemasan siap minum sebagai upaya 32 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk pemberdayaan masyarakat di kecamatan jaten telah dapat dijalankan dengan baik dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang diharapkan dan harapannya dapat memberikan manfaat

10 bagi mitra pengabdian masyarakat dalam keberlanjutan usaha produksi jamu dalam kemasan pada kedua kelompok mitra. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada Universitas Sebelas Maret atas dukungan finansial berupa hibah pengabdian PNBP tahun 2016 sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Kementerian Perindustrian, 2014, Kosmetika dan Herbal Menghadapi MEA 2015, Jakarta. [2] Pemkab Karanganyar, 2013, Karanganyar Dalam Angka tahun 2013, Kabupaten Karanganyar. [3] Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol 5, Badan POM RI Jakarta. [4] Anonim, 2010, Herbal Indonesia Berkhasiat, Vol.10, Trubus, Jakarta, Indonesia. [5] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. [6] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2012, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jilid 2, Badan POM RI, Jakarta. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN

IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN IBM TEH KLARAS SEBAGAI INOVASI BARU DALAM UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATEN Anif Nur Artanti 1, Fea Prihapsara 1, 1 Program Studi Farmasi/ Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HERBAL BERKHASIAT OBAT DENGAN BAHAN DASAR SAYUR DI KECAMATAN TAWANGMANGU

PENGEMBANGAN HERBAL BERKHASIAT OBAT DENGAN BAHAN DASAR SAYUR DI KECAMATAN TAWANGMANGU PENGEMBANGAN HERBAL BERKHASIAT OBAT DENGAN BAHAN DASAR SAYUR DI KECAMATAN TAWANGMANGU Anif Nur Artanti 1,2, Okid Parama Astirin 2, Fea Prihapsara 1,2 1 Program Studi Farmasi/ Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi memerlukan kondisi kesehatan yang optimal. Kondisi kesehatan tubuh tentunya tidak bisa lepas dari konsumsi makanan yang sehat.

Lebih terperinci

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL Sumani1), Aris Wuryantoro2), Yuli Kuswardani3) 1,2,3 FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: sumani.ikipae@gmail.com, allaam_71@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt TANAMAN BERKHASIAT OBAT By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt DEFENISI Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan/

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pertanian di Indonesia hingga saat ini masih berpotensi besar untuk dikembangkan, salah satunya pada tanaman obat. Trend gaya hidup back to nature yang berkembang di

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah 20 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah (UKM) Chrisna Snack, Perumahan Josroyo 19 RT 7 RW

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SIMPLISIA KERING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PETANI JAHE DI DESA TAMANSARI, KECAMATAN KERJO, KABUPATEN KARANGANYAR BIDANG

Lebih terperinci

IbM HOME INDUSTRY Pengrajin Jamu Godhokan dalam upaya meningkatkan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

IbM HOME INDUSTRY Pengrajin Jamu Godhokan dalam upaya meningkatkan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM HOME INDUSTRY Pengrajin Jamu Godhokan dalam upaya meningkatkan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Oleh: Neny Purwitasari, S.Farm, M.Sc, Apt NIDN: 0019048006

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Sri Hidayati* 1, Fibra Nurainy 2, Dyah Koesoemawardani 3 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Unila,

Lebih terperinci

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Sri Hidayati *, Fibra Nurainy, Dyah Koesoemawardani dan Erdi Suroso Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO Oleh Dwi Nurahmanto, M.Sc., Apt. NIDN 0024018401 Gusti Ayu Wulandari, SE., MM. NIDN 0012098304

Lebih terperinci

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) PEMBERDAYAAN KELOMPOK AISYIYAH DALAM PENGELOLAAN SALAK PONDOH DI KECAMATAN TURI, SLEMAN, DIY Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh : Ir. Agus Nugroho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi. Tanaman herbal tergolong rempah-rempah dan tanaman buah yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist

Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist Hanik Musyarofah 1*, Siti Mundayanah 2, Wulan Septiayani 3, Irna Listiyani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM JAMU BOOTH GODHONG BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh:

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM JAMU BOOTH GODHONG BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM JAMU BOOTH GODHONG BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. Elnawati (D1814035 Angkatan 2014) 2. Putri Atika Dewi (D1814079 Angkatan 2014)

Lebih terperinci

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Slogan back to nature membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan kesehatan. Gaya hidup yang kembali ke alam (Back to nature)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan kesehatan. Gaya hidup yang kembali ke alam (Back to nature) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamu merupakan ramuan tradisional kesehatan yang telah dikenal secara turun temurun dan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan

Lebih terperinci

CILACAP SURGANYA GULA KELAPA

CILACAP SURGANYA GULA KELAPA CILACAP SURGANYA GULA KELAPA Cilacap merupakan daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang cukup kaya, baik dari sektor kelautannya sampai dengan sektor pertanian. Bahkan dengan kondisi geografisnya Cilacap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara mega diversity untuk tumbuhan obat di dunia dengan keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 setelah BraziRismawati. Dari 40 000 jenis

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR (OPTIMIZING THE USE OF THE YARD THROUGH DEVELOPMENT OF MEDICINAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR Kartika Senjarini & Kosala Dwidja Purnomo Abstract Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup padat, penanganan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK TANI WANITA ANGGREK DESA ANGGRASMANIS, KECAMATAN JENAWI, KABUPATEN KARANGANYAR MELALUI PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAHE CELUP SEBAGAI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN... IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL Suhardi D PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL Suhardi D. Staf Pengajar. 1 Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi. Kegiatan pengabdian masyarakat program IbM ini bekerja sama dengan dua mitra pengusaha jamur tiram, yaitu pengusaha jamur tiram UD. JJS yang berlokasi di Ajung,

Lebih terperinci

UKM Aneka Obat Tradisional (Jamu)

UKM Aneka Obat Tradisional (Jamu) IbM LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT Judul : UKM Aneka Obat Tradisional (Jamu) Ketua Pelaksana : Isti Purwaningsih, STP, MT NIP. 19691023 199702 2 001 Anggota : Ir. Usman Effendi, MS NIP. 19610727

Lebih terperinci

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014 PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014 SISTEMATIKA GAMBARAN UMUM KOTA PEKALONGAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang dan menyejukkan yang diberikan alam dirindukan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK Agus Nur Setyawan¹, Desy Nurcahyanti², Yayan Suherlan ³ ¹, ², ³ Program Studi Seni Rupa Murni

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA MINUMAN INSTAN BERBASIS BIOFARMAKA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI SUBUR LESTARI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN)

ANALISIS USAHA MINUMAN INSTAN BERBASIS BIOFARMAKA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI SUBUR LESTARI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN) ANALISIS USAHA MINUMAN INSTAN BERBASIS BIOFARMAKA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI SUBUR LESTARI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN) Anna Wahyu Setiawati, Sri Marwanti dan Agustono Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan

Lebih terperinci

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad** IbM AYAM KAMPUNG DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS PERKANDANGAN SEMI INTENSIF DAN PAKAN KONSENTRAT BERBAHAN BAKU LOKAL DI DESA PANDEYAN, KECAMATAN TASIKMADU, KABUPATEN KARANGANYAR Sutrisno Hadi Purnomo*,

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2 IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA Sofyan Samad 1, Sundari 2 1 Study Program of Agro-technology Faculty of Agriculture Universitas Khairun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan industri obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengolahan teh saat ini pada dasarnya sama dengan pengolahan teh terdahulu. Zaman yang semakin canggih membuat alat-alat pengolahan teh berkembang menjadi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kepentingan yang besar terhadap sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia yang dilihat dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional 9 Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor. Ketersediaan bahan baku obat tradisional. Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Ketersediaan bangunan,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) Oleh: NADIA LARASATI UTAMI A14104085 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat. Mulai dari melakukan olah raga, hidup secara

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN 2016 DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi, hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya saat ini meningkat dengan pesat tiap tahunnya. Perkembangan ini berdasarkan data dari Kementerian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya

Lebih terperinci

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. Libe Bumi Abadi yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 2005 adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang budi daya, industri pengolahan, pemasaran produk industri siap

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK 14 DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE Sayani 1, Sitti Sabariyah 1, Baharuddin 1 1 Fakultas PertanianUniversitas Alkhairaat Palu ABSTRAK Buah sirsak selain dikonsumsi

Lebih terperinci

IbM Pengembangan Industri Kreatif Sirup Jamu Sehat untuk Pemberdayaan Posdaya di Kabupaten Sidoarjo

IbM Pengembangan Industri Kreatif Sirup Jamu Sehat untuk Pemberdayaan Posdaya di Kabupaten Sidoarjo IbM Pengembangan Industri Kreatif Sirup Jamu Sehat untuk Pemberdayaan Posdaya di Kabupaten Sidoarjo Djoko Agus Purwanto*, Achmad Toto Poernomo*, Febri Annuryanti* *Departemen Kimia Farmasi, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan

Lebih terperinci

Pengabdian Masyarakat

Pengabdian Masyarakat Pengabdian Masyarakat Pembuatan Logo (Brand) dan Pengurusan Peijinan Industri Rumah Tangga (PIRT) Pada UMKM Kecap Lokasi : Balecatur Asli, Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman DISUSUN OLEH : ISKANDAR BUKHORI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan. Hal ini tentunya didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan alternatif solusi kesehatan masyarakat. Oleh karena harga obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan alternatif solusi kesehatan masyarakat. Oleh karena harga obat tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penggunaan obat tradisional dan obat yang berasal dari bahan alami semakin marak di masyarakat. Obat tradisional dan obat bahan alam menjadi pilihan alternatif

Lebih terperinci

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016 MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA

Lebih terperinci

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI Afriyanti 1), Novian Wely Asmoro 1), Salman Faris Insani 3) 1) 2) Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Veteran

Lebih terperinci

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015 MODEL PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE KELOMPOK DESA VOKASI DESA MANYAREJO PLUPUH SRAGEN MELALUI PENGANEKARAGAMAN HASIL OLAHAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS IT Sudiro,ST, M.Si 1, Ir. Suci Purwandaro,

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

IbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA IbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA Bara Yudhistira 1,2), Dian Rachmawati, Siswanti 1) Pusat Pengembangan Kewirausahaan

Lebih terperinci

Kementerian Pertanian

Kementerian Pertanian KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TEMBAKAU NASIONAL 1 I. PENDAHULUAN 1. Tembakau merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan di Indonesia yang berkembang sudah sejak ratusan tahun yang silam. Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3) I b M PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT DESA KARANGWUNI RONGKOP GUNUNGKIDUL MELALUI KEGIATAN PENINGKATAN MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN PROMOSI BERBASIS TIK Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa

Lebih terperinci

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian dan Kehutanan (Sumber Dana APBD Kabupaten Tujuan Sasaran Target Rp Target Rp Target 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to

I. PENDAHULUAN. minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kecenderungan konsumen dalam mengonsumsi suatu makanan atau minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to nature dan minimally processing.

Lebih terperinci

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK 132 UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON Anis Shofiyani dan Oetami Dwi Hajoeningtijas Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL Sumani, Aris Wuryantoro, Yuli Kuswardani IKIP PGRI Madiun sumani.ikipae@gmail.com Abstract This article is the result of public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan rempah rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap daerah yang ada di indonesia menjadi keunggulan

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TANAMAN OBAT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) Uswatun Chasanah 1), Dian Ermawati 2), Andri Tilaqsa 3) 1,2,3) Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan BAB III METODE PELAKSANAAN Kegiatan penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan mulai bulan Maret - Juni 2016 di UKM tahu bakso EQ di Perumahan Singkil Rt 02 Rw 05, Singkil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis global yang menimpa dunia sejak akhir tahun lalu menyebabkan Indonesia juga mulai terkena dampak yang cukup signifikan. Hal ini terutama semakin sempitnya lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 88/Dik-2/2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Tradisional Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional

Lebih terperinci

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo Sejarah Perkembangan Herbal Obat Herbal merupakan obat yang paling tua Telah lama dikenal sebagai

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu

Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB Seminar Nasional 4 Tahun Jamu Brand Indonesia Sukoharjo, 22 Nopember 2012

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau 1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET oleh : Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc Kepala Badan POM RI Disampaikan Pada : Kuliah Umum Program Magister Herbal Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Mengenai Industri Jamu di Indonesia Jumlah perusahaan jamu yang bergabung dalam industri jamu sampai sekarang ini sebanyak 587 GP Jamu. Sedangkan jumlah pengrajin

Lebih terperinci

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI Yulian Findawati 1, A rasy Fahruddin 2, Roni Pambudi 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo Alamat Korespondensi : Jl. Raya Gelam 250, Telp.(031)

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER ABSTRAK

PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER ABSTRAK PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER Penelitian perancangan teknologi pengongsengan biji kopi sistim vakum telah dilakukan pada Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci