PEMBAWA EMBER dan PEMBANGUN PIPA

dokumen-dokumen yang mirip
STREES DAN BOSAN...?!?!?

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR

Loyalitas Tanpa Batas

Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya!

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

DUTA BUSINESS SCHOOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Sudahkan Anda Mengerti Dengan Kalimat "Uang Bekerja Untuk Kita"?

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan.

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

BAB IV REGENERASI KEPEMIMPINAN

BAB V PERJALANAN KARIR MENUJU DUNIA RETAIL

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

KALAU BISA EMPAT,KENAPA HARUS SATU?

Dahulukan Hal yang Harus Didahulukan. 10/28/2013 Softskills 1

Cara Mudah Menjadi Wirausaha Sukses

PROPOSAL KERJASAMA BISNIS MEMBANGUN ASET

Kali ini saya akan membahas sebuah konsep usaha yaitu Waralaba Pribadi atau Personal Franchise?

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

I Love My Job and My Family:

ADPI Award Bukti Komitmen Kinerja Dana Pensiun Karyawan BPJS Kenetanagakerjaan

97 HEADLINE POWERFUL YANG BISA ANDA TIRU

MENYADARI PENGELUARAN YANG TIDAK WAJIB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7 Langkah Jitu Menyiapkan PHK, VRP atau Pensiun

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

MENGHADAPI KENAIKAN HARGA

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

Kelola Keuangan dengan Benar sejak Muda

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang

Perjuangan Meraih Cita-cita

Foto: Kahar. Buruh Menggugat

Menjadi Manajer Keuangan Keluarga

Panduan Sukses Bisnis BebasBayar

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR

SUDAH CUKUPKAH ASURANSI ATAU TABUNGAN KITA

in 5 Apa itu? Kami adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Social Network Marketing

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2/3 UNIT (COMMON) LISTENING SKILLS TRANSCRIPT

MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

RIZAL YULIUS BILI BANI

The New Beginning (2015)

Perencanaan Keuangan untuk USIA 20 an Kelola Keuangan dengan Benar sejak Muda

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

Peluang. Penawaran. Menjelaskan lebih detil Siapa dan Kemampuan Anda serta kesesuaiannya dg kebutuhan Perusahaan

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Keuntungan Penggunaan Kredit

Written by Faztrack, Sedekah Community Wednesday, 01 February :25 - Last Updated Monday, 26 March :08

BAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI

MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN

note AQUARIUS note THE SMARTEST MONEY BOOK YOU LL EVER READ Learn More in Less Time

Bab 1. Awal Perjuangan

Sponsor Anda : HAZIAH, S.Pi. ID No. : PARADIGMA UMUM

APAKAH ITU PROGRAM MAU BONUS RP 2 MILIAR?

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MENERAPKAN SIKAP MENTAL BISNIS ORANG CINA. 05Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

Indonesian Continuers

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Perjalanan Singkat ke Batam. Kata Pendahuluan

Ketika Harus Memilih: Keluarga atau Kerja? Konon Brian G Dyson, mantan CEO Coca

Enjoy Financial Independence

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

LAPORAN STUDY BANDING

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Bab 1. Kehilangan mimpi

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. station. Anak-anak, remaja, bahkan sampai dewasa sangat menyenangi

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

7 Rahasia Rencana Keuangan Tahan Krisis Teminto, S.E., CFP, QWP -

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

BAB III DESKRIPSI ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH DI DESA TANGGUL KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

MINDSET ENTREPRENEUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

Strategi Mensiasati HUTANG

SELAMAT DATANG DI LCM (LIVE CHANGING MOTIVATIONS) - SELAMAT BELAJAR -

BISNIS PROPERTI TANPA MODAL RAHASIA BELI RUMAH TANPA UANG MALAH DAPAT UANG

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2/3 UNIT (COMMON) LISTENING SKILLS TRANSCRIPT

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

Tes Karakteristik Pribadi

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

Jika Memang Bisnis Internet Itu Mudah, Mengapa Masih Banyak yang Gagal?

BAB 1 Modal Adalah Segalanya

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

Oleh: Windra Yuniarsih

Transkripsi:

Draft PEMBAWA EMBER dan PEMBANGUN PIPA Banyak orang mengira dirinya sudah kaya atau makmur hanya karena dia memiliki penghasilan yang besar, tinggal di rumah besar dan punya beberapa mobil. Padahal jika itu masih dibiayai dengan kerja kerasnya sebagai karyawan, profesional atau pemilik bisnis kecil, berarti dia belum kaya. Jika itu dibiayai oleh penghasilan dari aset, barulah dia bisa disebut sebagai orang kaya. Sebagian besar dari kita, sejak kecil diajari untuk sekolah yang baik supaya nanti bisa mendapat pekerjaan yang baik dan memiliki penghasilan yang besar. Pada kita diajarkan bahwa bekerja keras mencari nafkah adalah satu-satunya cara untuk bisa sukses. Yang kita tidak tahu adalah, ada sebagian kecil, kurang dari 5% populasi di dunia yang mengajarkan anak-anaknya dengan cara berbeda. Mereka mengajarkan belajarlah untuk membangun aset, dan aset itulah yang akan menghasilkan uang untukmu. A.Basith : Anda disebut makmur jika penghasilan pasif Anda lebih besar dibanding pengeluaran Anda. Burke Hedges : Anda disebut kaya jika Anda memiliki cukup uang dan cukup waktu untuk melakukan apapun yang Anda inginkan dan kapanpun Anda mau. Robert T Kiyosaki : Kekayaan Anda adalah jumlah hari dimana Anda bisa bertahan tanpa bekerja secara fisik atau siapapun dalam keluarga bekerja secara fisik dan tetap mempertahankan tingkat kehidupan Anda. dr. Sigit Setyawadi SpOG (hanya untuk kalangan sendiri) Donald Trump : Setiap orang punya bakat meniru. Selama ini bakat itu digunakan untuk meniru cara mencari uang yang salah. Jika bakat tadi digunakan untuk meniru cara mencari uang yang benar, maka kehidupan yang luar biasa akan menantinya. 1 2

DAFTAR ISI Awal Yang Penting 5 Perumpamaan Ember dan Pipa 7 Cara Kita Mendapatkan Penghasilan 9 Bisnis Kuadran B 11 Grafik Penghasilan Linier dan Eksponensial 15 Punya Mobil dan Rumah Bukan Berarti Semakin Kaya 17 Apa Harta Terbesarmu? 21 Hedonic Treadmill 22 Memilih Jalan 20-40-5 atau 20-5-40 24 Sedia Payung Sebelum Hujan 25 Penghambatnya Adalah Diri Kita Sendiri 29 Rahasia Dibalik Rahasia 32 Perlu Pendidikan Untuk Pindah Kuadran 35 3 Tentang Penulis : Sigit Setyawadi di lahirkan di Lamongan 11 November 1954. Saat itu ayahnya yang guru SGB di tugaskan disana. Sumawad dan Sulistyowati adalah nama ke dua orang tuanya. Masa SD sampai SMA di habiskan di kota Probolinggo. Sebagai anak ke 2 dari 8 bersaudara, sejak kecil dia dilatih oleh orang tuanya untuk bisa membantu mencari uang. Saat duduk di kelas 3 SD, Sigit kecil sudah membantu ibunya berjualan di sekolah. Itu dilakukan sampai kelas 6 SD dengan saudara-saudaranya. Selama SMP sampai SMA, Sigit beternak ikan hias untuk dijual. Lepas SMA, dia masuk ke Fakultas Kedokteran Unair, dan terus bekerja untuk mendapatkan uang tambahan. Mulai memberi les sampai membuatkan meja dan almari teman-temannya yang lebih kaya. Lulus sebagai dokter dengan predikat lulusan tercepat, dia ditugaskan di Puskesmas Kerek di Tuban, kemudian pindah ke Montong dan tahun 1988 mengambil spesialisasi Obstetri Ginekologi di Unair. Lulus tahun 1992, dia minta di tugaskan di Pacitan. Tahun 1995 pindah ke Malang dan membuat Rumah Sakit Bersalin (RSB) di Batu. Selama itu dia merasa bahwa sebagai dokter ekonominya aman-aman saja. Kedatangan 3 ibu-ibu janda dokter yang secara berturut turut berjualan door to door sepeninggal suaminya, 180 derajad merubah pandangannya tentang ekonomi dokter. Menjadi dokter ternyata tidak aman. Apalagi dokter yang tidak bisa melakukan investasi seperti dirinya. Anak sulungnya telah menjerumuskan Sigit ke bisnis yang awalnya nampak menjijikkan. Tetapi setelah dipelajari dengan benar lewat CD dan seminar, Sigit mulai menyukai yang bisa dihasilkan dari bisnis ini. Dia terus bersyukur dan selalu merasa berterimakasih kepada anaknya tadi. Dengan uang dari bisnis ini, Sigit mengembangkan investasi ke hotel, kebun sawit, apartemen, kebun buah dan ternak sapi. Semua sudah berjalan tanpa campur tangannya lagi. Sekarang dia hidup bahagia bersama isterinya Wati dan ke tiga anaknya yaitu Adi, Bagus dan Chaca. Sigit Setyawadi, hp 081235446454, e mail : sigit_wealth@yahoo.co.id 4

AWAL YANG PENTING Ada banyak pilihan dalam menjalani hidup. Pilihan lama yang masih dilakukan banyak orang sampai kini adalah : Sekolah yang rajin, supaya bisa masuk universitas terpandang, nantinya bisa mendapat pekerjaan dengan penghasilan besar dan akhirnya menjadi kaya. Saya termasuk generasi lama dengan doktrin seperti itu. Fakta menunjukkan bahwa pilihan itu tidak sepenuhnya tepat. Pilihan itu baik, jika memang kita ingin hidup sebatas rata-rata. Menginginkan kehidupan yang penuh perjuangan, terus menerus bekerja mencari nafkah sepanjang umurnya. Seperti pada kebanyakan orang. Jika kita ingin kehidupan yang diatas rata-rata, memiliki banyak simpanan uang, menjadi makmur, lebih bisa santai dan bermakna, kita perlu mencari cara yang berbeda. Dengan cara yang berbeda, sudah tentu kitapun berpotensi memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang tua, paman atau kakek nenek kita. Saat ini sudah banyak anak muda atau gen Y generasi usia dibawah 35 tahun-, yang membuat pilihan berbeda. Di saat muda, bahkan disaat masih kuliah, mereka menggenjot kemampuannya untuk menjalankan bisnis berjaringan. Ada yang lewat internet, waralaba umum atau waralaba pribadi atau membangun kelompok konsumen. Setelah jaringannya jadi, mereka bisa menikmati kehidupan yang penuh kenyamanan. Mereka tidak perlu bekerja mencari nafkah lagi. Uang sudah bukan masalah lagi bagi mereka. Hidup mereka kemudian diisi dengan lebih mengaktualisasi diri melalui keluarga, petualangan, penelitian, kesehatan fisik, lingkungan, sosial dan spiritualitas. Sebelumnya saya menganggap bahwa dokter is the best dalam mencari nafkah. Pandangan itu mulai berubah ketika di awal tahun 1997, seorang ibu paro baya datang kerumah saya menawarkan buku pengetahuan anak-anak. Ngomong-ngomong, ternyata ibu tadi janda dokter, suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu, dan beliau terpaksa bekerja door to door menjual buku. Beberapa minggu kemudian, datang seorang lagi yang menawarkan asuransi. Lagi-lagi janda dokter yang terpaksa menggeluti profesi lama setelah suaminya meninggal.tidak berapa lama kemudian, di ruang jaga bidan ada ibu-ibu tua yang sedang 5 membagi-bagikan baju untuk dikreditkan. Lagi-lagi janda dokter. Cerita belum selesai, saya ditawari membeli mobil mewah dan rumah mewah milik dokter bedah senior yang meninggal mendadak dua tahun sebelumnya. Satu demi satu bukti bermunculan. Semua mengatakan bahwa ekonomi keluarga dokter umumnya akan jatuh jika dokternya meninggal. Satu kejadian mungkin saya anggap kebetulan, tetapi beberapa kejadian pasti ada pesan dari atas yang perlu saya cermati. Hal ini mengusik pikiran saya, begitu rapuhkah ekonomi seorang dokter? sehingga istrinya terpaksa harus bekerja lagi atau menjual harta sepeninggal suami? Di tahun 2000, buku Cashflow Quadrant dari Robert T Kiyosaki membuka mata saya. Kondisi saya saat itu persis seperti kondisi keluarga tiga dokter yang mengunjungi saya. Tahun 1997 itu usia 43 tahun, satusatunya pencari nafkah, tidak memiliki aset yang menghasilkan dan setiap kali terus menerus menambah beban. Robert T Kiyosaki menyarankan orang seperti saya agar segera mencari back up income / extra income. Selama beberapa tahun saya tidak mendapat petunjuk dari Tuhan. Sampai bulan Oktober 2003, saya setengah dipaksa anak untuk menghadiri seminar bernama Leadership Seminar di Jakarta. Disanalah mata hati saya terbuka. Kemudian saya mengikuti pendidikan trained entrepreneur yang diadakan penyelenggara seminar tersebut. Kurang dari dua tahun, saya mendapatkan penghasilan yang sifatnya terus menerus dan bisa diwariskan. Tanggal 17 Agustus 2005 saya menutup praktek, menutup klinik dan minta pensiun dini. Setelah itu saya terus hadir di Leadership Seminar untuk mendapatkan inspirasiinspirasi baru. Hasilnya, walaupun saya bukan orang yang punya bakat bisnis, sebuah hotel bisa berdiri, kebun buah dan sawit serta ternak sapi bisa saya miliki. Semua diurus pihak lain sehingga kami tetap freedom. Saya percaya, Andapun sedang mencari sesuatu dalam hidup ini. Untuk Andalah saya menulis buklet ini, agar bisa memberi sudut pandang yang berbeda. Selamat menikmati. 6

PERUMPAMAAN EMBER DAN PIPA Ada cerita yang sangat inspiratif sekaligus mengena pada kita. Cerita ini bisa Anda baca di buku The Cashflow Quadrant atau buku The Parable of Pipeline yang ditulis Burke Hedges. Atau baca disini saja. Begini ceritanya : Zaman dahulu kala, ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan, sayangnya disana ada masalah. Desa itu tidak punya air jika hujan tidak turun. Untuk mengatasi itu, kepala desa membuat tandon air, kemudian menyerahkan kepada 2 orang untuk mengisinya dengan air dari mata air di gunung. Uang yang mereka terima sesuai dengan jumlah air yang mereka bawa. Embro yang kuat langsung mengambil ember besar dan berangkat mengambil air. Sepanjang hari dia mengangkut air sehingga memperoleh uang banyak. Pipo yang orang biasa, lama-lama tidak tahan dengan kondisi itu. Kemudian dia mendapat inspirasi, dia mengajak Embro untuk membangun pipa dari bambu. Apaaa? membangun pipa? Dengan begini saja kita sudah bisa kaya. Saya bisa mengangkat 100 ember sehari. Jawab Embro. Pipo terpaksa mengerjakan sendiri idenya. Dia tetap mengangkat air, diwaktu luang dia bekerja membangun pipa. Dicarinya bambu, dibuatnya landasan untuk bambu. Hari minggu pun dia sibuk memotong bambu. Kehidupan Embro meningkat dari hasil mengangkut air, bisa membangun rumah lebih baik dan membeli delman untuk jalan-jalan. Setiap minggu dia makan-makan bersama keluarganya di warung desa. Karena kebutuhannya meningkat, Embro memperbear embernya dan berusaha lebih banyak mengangkut air. Sedangkan Pipo tetap hidup sederhana, sebagian uangnya dibelikan alat-alat untuk proyeknya. Orang-orang desa mulai mentertawakan dia yang telah membuang waktu menyambung-nyambung bambu. Kok tidak mengangkat air lebih sering seperti Embro, kan bisa kaya? Begitu mereka menasihati Pipo. Setelah beberapa tahun, proyek Pipo selesai. Air mengalir dari mata air ke tandon. Pipo mulai menikmati pembayaran dari air yang mengalir tadi. 7 Semakin tua, Embro semakin lemah, tetapi dia tidak bisa berhenti mengangkut air karena kebutuhannya semakin meningkat. Akhirnya Embro meninggal terkena stroke karena kelelahan. Keluarganya kehilangan nafkah dan kembali miskin. Pipo semakin makmur dan kaya tanpa harus bekerja lagi. Air di pipanya terus mengalir saat dia tidur, rekreasi, mengunjungi keluarga atau memancing. Orang-orang desa memanggil Pipo si manusia ajaib. Setelah meninggal, anaknya bisa mewarisi hasil kerja bapaknya. Itulah gambaran sebagian besar dari kita. 95% dari kita adalah pengangkat ember. Orang tua kita pengangkat ember, kita dididik pengangkat ember dan lingkungan kerja kita juga pengangkat ember. Dokter dan pengacara embernya besar, sedang tukang embernya kecil. Sebagai pengangkat ember, kita berusaha dapat mengangkat ember sebanyak dan sesering mungkin. Karena itu kita dianjurkan untuk sekolah yang tinggi supaya bisa mendapat pekerjaan yang berpenghasilan besar. Hanya sedikit yang seperti Pipo. Disamping membawa ember, diwaktuwaktu yang tidak produktif digunakan untuk membangun pipa. Setelah pipanya jadi, dia bisa mengerjakan hal-hal lain karena sang pipa sudah mengalirkan air terus ke tandon. Selama 23 tahun saya mengangkat ember yaitu sejak lulus dokter tahun 1980. Dua tahun membangun pipa, setelah pipanya jadi, saya putuskan untuk menaruh ember saya. Sejak itu saya bisa mengerjakan hal-hal lain. Disamping aktualisasi diri, mengerjakan hobby, saya juga membangun pipa-pipa baru atas petunjuk dari Leadership Seminar yang terus saya ikuti. Kehidupan semakin tenang karena sudah banyak pipa atau sumber penghasilan baru. Ada yang alirannya sudah besar, ada juga yang masih kecil. Bahkan ada beberapa yang belum mengalir karena saya masih membangunnya, misalnya kebun buah naga dan ternak. Tetapi seiring waktu, mereka pasti berkembang karena diurus oleh ahlinya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pengangkat ember atau pembangun pipa? 8

CARA KITA MENDAPATKAN PENGHASILAN Ada ribuan cara untuk mendapatkan nafkah, tetapi jika diamati sebenarnya hanya ada 2 cara : 1. Kita bekerja mencari uang. 2. Kita bekerja membangun aset, aset itulah yang mencari uang. Robert T Kiyosaki membagi dua hal itu menjadi 4 hal lagi, yang dikenal sebagai Cashflow Quadrant. mempercayai orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya. Awalnya pekerjaannya ringan dan pemasukannya sedikit serta masih bisa mengatur waktu. Lama-lama semakin sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk hal-hal lain. Jika terjadi sesuatu, keluarganya tidak bisa menggantikannya. Kuadran ini adalah pembawa ember sejati. Pedomannya adalah time is money karena mereka benar-benar menukarkan waktunya dengan uang. 3. Kuadran B = Business Owner. Anda pemilik bisnis bersistem seperti konglomerat, waralaba, dan networking. Kata kuncinya adalah percaya orang lain bisa mengerjakan lebih baik dari Anda. Mula-mula Anda bekerja keras membangun bisnis dan sistem. Setelah jadi, Anda mempercayakan bisnis Anda kepada orang lain dan Anda bisa berlibur atau melakukan apapun yang Anda mau. 4. Kuadran I = Investor. Uang Anda yang bekerja untuk Anda dan menghasilkan uang lebih banyak lagi. Termasuk disini adalah pemilik saham, deposito, properti yang disewakan, bisnis, ternak dan kebun yang dikerjakan orang lain. Anda bisa duduk tenang mengerjakan halhal yang Anda sukai. Ke empat kuadran masing-masing memiliki ciri sebagai berikut : 1. Kuadran E = Employee, disebut juga pegawai, mulai tukang sapu sampai direktur, baik negeri maupun swasta. Bekerja berat atau ringan gajinya nyaris sama. Hanya sedikit yang bisa makmur jika hanya mengandalkan dari sini, karena semakin besar penghasilannya, biasanya semakin besar pula pengeluarannya. Sehingga hidupnya selalu pas-pas an. Dikenal sebagai P7, pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pas an. Hidupnya penuh ketakutan. Takut dipecat, takut kehilangan pekerjaan, takut membuat kesalahan dan takut mengambil resiko. 2. Kuadran S = Self Employed. Merupakan pemilik pekerjaan seperti dokter, pengacara, pengusaha kecil seperti pemilik restoran, toko, bengkel yang masih harus di urus sendiri. Umumnya tidak 9 Kuadran E dan S disebut sebagai kuadran kiri. Mereka harus terus menerus bekerja untuk mempertahankan penghasilannya. Begitu tidak bekerja karena satu dan lain hal, penghasilannya akan hilang. Penghasilan nya disebut sebagai penghasilan aktif. Penghasilan jenis ini tidak bisa membuat seseorang kaya kecuali di konversikan ke penghasilan pasif. Sebaliknya yang di kuadran kanan yaitu B dan I. Mereka bekerja bukan untuk mempertahankan penghasilan, melainkan membangun aset untuk meningkatkan penghasilan. Penghasilan yang diterima berasal dari apa yang dia kerjakan sebelumnya. Penghasilannya disebut sebagai penghasilan pasif atau residual income. Penghasilannya diterima terus menerus dan bisa diwariskan ke anak cucunya. Jika ingin penghasilannya meningkat, mereka bekerja lagi. Setelah dirasa cukup, mereka berhenti bekerja. Demikian seterusnya tergantung berapa kebutuhan kita. Kita tidak perlu terus bekerja seperti golongan pertama. 10

BISNIS KUADRAN B Banyak orang seperti pemilik bengkel, toko, restoran, klinik bersalin dan sebagainya mengira bahwa dirinya adalah pemilik bisnis. Saya dulu juga mengira demikian. Ternyata saya sebenarnya pemilik pekerjaan karena saya masih bekerja di klinik saya itu. Jika kita bisa menciptakan sistem dan menggaji direktur profesional untuk menjalankan bisnis Anda itu, barulah Anda disebut sebagai Business Owner atau pemilik bisnis. Perbedaan pemilik bisnis (kuadran B) dan pemilik pekerjaan (kuadran S) adalah bisa tidaknya kita meninggalkan bisnis kita. Jika setelah kita tinggalkan selama satu tahun atau lebih ternyata bisnis kita tetap ada atau malah berkembang, berarti kita pemilik bisnis. Seorang Self Employed atau pemilik pekerjaan, tidak bisa meninggalkan bisnisnya barang 10 menit. Jika seorang pemilik toko bangunan harus ke WC selama 10 menit dan tidak ada keluarga yang mengganti, karyawan akan seperti anak ayam kehilangan induknya. Anda bukan pemilik bisnis selama Anda atau keluarga Anda masih berperan penting di bisnis itu. 3 Sistem Usaha pembangun aset yang menghasilkan Passive Income : Korporasi / Konglomerasi 11 Waralaba / Franchise Networking/ Personal Franchise Modal Besar Besar Kecil Resiko Besar Besar Kecil Tempat Tertentu Tertentu Fleksibel Waktu Tertentu Tertentu Fleksibel Keahlian Spesifk Ada sistem Ada Sistem Dahulu hanya bisnis besar yang bisa memiliki sistem bagus dan menghasilkan passive income. Korporasi atau Konglomerasi merupakan jaringan bisnis besar. Mereka umumnya beroperasi di sektor hulu yaitu produsen atau distributor tunggal. Tentu membutuhkan modal yang besar dan keahlian tinggi untuk bisa berhasil disini. Sejak pertengahan abad 20, ada 2 macam bisnis lain yang juga memberi kan penghasilan pasif yang sama. Yang pertama adalah waralaba atau franchise dan yang kedua bisnis Networking atau personal franchise. Waralaba atau franchise merupakan jaringan bisnis sejenis. Mereka umumnya bergerak di hilir, yaitu melayani pelanggan. Ada yang bergerak dibidang distribusi barang, makanan dan obat-obatan atau pelayanan medis. Modal yang dibutuhkan tergantung kepada kuat tidaknya sistem yang ditawarkan. Misal nya Mc Donald membutuhkan modal 1 juta $ dan KFC 1,5 juta $, toko-toko mart sekitar 1 milyar. Jika mau murah ya beli waralaba warung tenda atau gerobak. Untuk memulai sebuah bisnis, tergantung apa yang Anda punya. Jika memiliki uang banyak dan keahlian, silahkan membangun bisnis konglomerasi. Kalau memiliki uang tetapi tidak memiliki keahlian, Anda bisa membeli waralaba. Jika tidak memiliki keduanya, baik uang maupun keahlian seperti kebanyakan dari kita, apa yang bisa kita lakukan? Bagi orang biasa seperti saya dan Anda, menurut Robert T Kiyosaki dan Donald Trump, satu-satunya kesempatan menjadi business owner dan memiliki penghasilan pasif adalah masuk di salah satu bisnis Networking. Ini adalah bisnis kuadran kanan yang berbasis konsumen. Bisnis Networking berawal dari sebuah konsep bernama PROSUMEN, yaitu distribusi barang dari produsen langsung ke konsumen. Biasanya distribusi ini ditangani oleh distributor dan toko. Jika kita membeli produk misalnya pasta gigi senilai 10 ribu di toko, sebenarnya produk tadi keluar dari pabrik dengan harga 4 ribu (40%). Yang 6 ribu rupiah adalah keuntungan distributor, toko dan iklan. Naah... keuntungan 60% itulah yang akan kita ambil di konsep Prosumen. Awalnya bisnis ini dimulai dengan direct selling, kita membeli produk langsung ke pabrik kemudian menjualnya ke konsumen dengan keuntungan besar. Misalnya kita ingin memiliki omset senilai 1000 pasta gigi, maka kita harus menjual 1000 pasta gigi ke 1000 orang. Kemudian strateginya berkembang menjadi Multi Level Marketing, dimana kita mengajak 10 orang untuk masing masing menjual 100 produk. Hasilnya ya 1000 produk. Berkembang lagi menjadi Networking, atau waralaba personal, dimana kita mencari 1000 orang yang nantinya masing-masing membeli 1 produk untuk dipakai sendiri. 12

Untuk mencari 1000 orang caranya dengan keajaiban efek penggandaan. Misalnya hari ini Anda bergabung dengan sebuah bisnis networking, kemudian Anda belajar cara mengembangkannya dari cd, buku dan seminar. Bulan depan Anda bisa mengajak 1 orang dan dia belajar hal yang sama. Anggota Anda menjadi 2 orang. Bulan berikutnya masing-masing mencari 1 orang anggota lagi, akan menjadi 4 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, dan dalam 1 tahun grup Anda menjadi lebih dari 4000 orang. Anda sendiri hanya menggabungkan 12 orang. Jika dari 4000 orang tadi masing-masing membeli produk senilai 250 ribu rupiah setiap bulannya untuk membeli kecap, beras, shampo, pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci dan banyak lagi, ada omset senilai Rp. 1.000.000.000,-. Akan ada 60% bonus yang dibagi. Yang 30% biasanya diberikan dalam bentuk keuntungan langsung jika Anda bisa menjual, sedang yang 30% dibagi secara adil dalam grup sesuai prestasi masingmasing. Sebagai pemimpin grup, Anda akan menerima bonus sebesar 10% omset atau sekitar 100 juta. Semuanya otomatis diatur komputer. Itu gambaran idealnya. Kenyataannya tidak semanis itu walaupun juga masih lebih manis dibanding dokter. Jika mengerjakan selama 6-12 bulan biasanya akan mencapai omset pembelian di grup 150 juta sebulan dan kita dapat 15 juta sebulan. Dalam waktu 2 tahun bisa mencapai omset 450 juta dan bonus 45 juta sebulan. Sekitar 2-5 tahun omsetnya 900 juta dengan penghasilan 90 juta sebulan. Anda bisa berhenti mengerjakan bisnis ini kapanpun, dan penghasilan sejumlah itu akan diterima terus karena grup dibawah akan terus memakai produk untuk dirinya masing-masing. Jika mau terus membangun, hanya langit batasnya. Terbukti 20% milyarder di Amerika berasal dari bisnis ini. Nampaknya too good to be true atau terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Tetapi ini memang benar!!!. Sudah ribuan orang pensiun dan berhenti dari pekerjaan sebelumnya setelah mendapatkan hasil lebih besar dari penghasilan sebelumnya. Salah satunya tentu saya sendiri 10 tahun lalu. Bisa freedom setelah 25 tahun kerja keras mencari nafkah. Mungkin Anda berpikir : Kalau ada bisnis sebagus ini, mengapa saya tidak mengetahuinya?. Bisnis ini tidak pernah diiklankan di TV atau majalah. Anda tidak akan pernah tahu kecuali ada yang mengajak Anda. Itupun kebanyakan akan Anda tolak seperti saya dulu menolaknya. Kita 13 umumnya curiga kepada orang yang tiba-tiba datang mengajak bisnis yang tidak kita mengerti. Saya sendiri bisa mengetahui dengan benar setelah dipaksa anak hadir di sebuah Leadership Seminar di Jakarta. Disana baru tahu bisnis ini dengan seterang-terangnya. Di akhir acara, ada orang muda yang menghampiri saya. Pak Aldi Affandi adalah seseorang yang sudah berhasil di bisnis ini, lulusan program 60-90 (lihat di bab pendidikan). Beliau adalah mantan manajer di IBM, istrinya mantan treasury director sebuah bank swasta. Mereka mengerjakan bisnis ini selama 4 tahun dan bebas keuangan dan waktu selamanya. Saat itu ada dialog yang merubah hidup saya sehingga masih saya ingat sampai sekarang. Pak Aldi : Pak Sigit, berapa lama bapak akan menggantikan penghasilan bapak dari profesi dengan penghasilan dari bisnis ini?. Saya : Apa bisa pak? Dengan tegas beliau menjawab : Bisa pak. Jika bapak mengerjakan dengan serius dan sesuai sistem, berapapun penghasilan bapak sekarang, masih lebih besar penghasilan dari bisnis ini. Saat itu seperti ada bintang berkelap-kelip di otak saya. Tetapi saya perlu menegaskan lagi : Oke pak, saya akan serius, tetapi saya di Batu dan bapak di Jakarta. Saya sama sekali tidak mengerti tentang bisnis ini. Bagaimana saya akan melakukannya?. Pak Aldi : Bisnis ini sistem pendidikannya sudah baik, bapak bisa mengerjakan dimanapun di Indonesia. Bapak bisa ikut seminar di kota terdekat dan belajar dari kaset (sekarang CD) Sayapun memulai bisnis ini dengan semangat. Tepat 22 bulan kemudian saya bisa berhenti praktek, pensiun dini dan freedom. Bayangkan hanya dengan modal 100 ribu, sebesar honor 1 pasien periksa, saya bisa bebas uang dan bebas waktu sampai kini. Apakah itu masuk akal bagi Anda??? Bahkan saya sendiripun masih sering tidak percaya. 14

GRAFIK PENGHASILAN LINIER dan EKSPONENSIAL 1 2 1. Bekerja Uang 2. Bekerja Aset uang Grafik diatas adalah grafik penghasilan. Grafik 1 disebut grafik linier yaitu mereka yang bekerja mencari uang atau kuadran kiri. Ada 95% orang yang memiliki grafik seperti ini. Sejak bekerja penghasilannya terus meningkat, pada usia tertentu penghasilannya tidak naik lagi. Pada suatu titik tertentu pasti turun, entah karena usia, PHK, pensiun, sakit atau penyebab apapun. Penghasilannya tinggal 20%, sehingga banyak yang harus mencari pekerjaan lagi setelah pensiun. Alasan yang terucap adalah tenaga saya masih dibutuhkan; untuk mengamalkan ilmu atau mengabdi. Alasan sebenarnya jelas bukan itu. Bayangkan jika penghasilan anda seperti grafik 2. Mula-mula menurun atau mengeluarkan uang, karena sedang membangun aset. Kemudian penghasilannya meningkat terus dan tidak menurun lagi. Inilah grafik penghasilan orang kuadran kanan, yaitu para pemilik bisnis dengan sistem (kuadran B) dan Investor. Disini cara kerjanya berbeda. Kita tidak menjual waktu, melainkan menanam waktu. Suatu saat kita akan memanen dan panennya bersifat terus menerus. Penghasilannya akan datang terus walaupun kita sedang tidur, jalan-jalan, memancing, naik haji, ziarah ke Vatikan atau berlibur. Kalau Anda bebas memilih, mana yang akan Anda pilih? Apakah grafik 1 atau grafik 2? 15 Mungkin Anda berpikir : Apa peduliku, selama saya terus bekerja, pasti akan mendapat uang. Masalahnya grafik menurun itu PASTI TERJADI. Pertanyaannya bukan apakah itu terjadi? melainkan kapan itu terjadi? Bisa 20 tahun lagi atau 10 tahun lagi ketika pensiun atau PHK. Bisa juga esok hari tiba-tiba terserang stroke. Penurunan itu pasti akan terjadi. Semakin tinggi penghasilannya Anda, semakin tinggi pula jatuhnya. Semakin besar resiko terserang penyakit post power syndrome seperti jantung koroner atau stroke. Masalah lain, Anda sudah tidak sendirian lagi. Ada orang yang bergantung kepada Anda. Anak, isteri dan mungkin orang tua Anda. Kehidupan mereka tergantung Anda. Disaat mereka belum siap, tiba-tiba grafiknya menurun, apa yang akan terjadi? Beberapa tahun lalu, senior saya menderita kanker usus dan harus berobat ke Singapura. Hanya dalam waktu 1 tahun, dua rumah dan beberapa mobil habis, sehingga harus dipinjami mobil oleh teman-teman. Sepulang dari perjalanan ke Guangzhou, saya mengunjungi beliau di rumah sakit. Beliau adalah orang yang dahulu melarang saya untuk pensiun dini. Sambil berurai air mata beliau mengatakan begini : Anda benar dik. Seorang dokter perlu back up income. Coba lihat saya, 1 tahun tidak praktek dan keluar uang terus. Semua yang saya kumpulkan selama 40 tahun habis tanpa sisa. Saya sudah mendaftar ke RS yang tadi Anda sebut (RS Kanker Guangzhou). Mereka minta deposit 100 juta dan saya tidak punya. Yang lucu, saai itu beliau mendesak salah satu rekannya, profesor dari UNPAD Bandung yang juga berkunjung supaya ikut bisnis saya. Seminggu kemudian beliau wafat meninggalkan seorang isteri, dalam kondisi sama dengan 40 tahun yang lalu, yaitu maaf- tidak punya apa-apa. Di daerah Anda pasti banyak kasus seperti itu, entah itu dokter, pengacara, direktur atau pengusaha kecil. Walaupun Anda belum mengalaminya, pengalaman orang lain bisa dijadikan contoh. Seperti saya yang melihat 3 janda dokter dahulu itu. Seandainya memungkinkan, grafik mana yang akan Anda pilihkan untuk isteri dan anak-anak Anda. Grafik 1 atau grafik 2? 16

PUNYA MOBIL DAN RUMAH BUKAN BERARTI SEMAKIN KAYA Banyak orang yang mengira bahwa jika dirinya membeli mobil dan rumah besar, artinya dia semakin kaya. Kesalah pahaman seperti inilah yang membuat banyak orang harus terus bekerja. Mereka bekerja keras dengan tujuan membuat dia dan keluarganya makmur, tetapi sebenarnya malah menjauhinya. Jose Mujica, mantan presiden Uruguay yang dikenal sangat sederhana mengatakan bahwa orang miskin adalah mereka yang bekerja keras hanya untuk mempertahankan gaya hidupnya yang semakin lama semakin mahal. Itulah saya dahulu. Semakin senior, penghasilan semakin besar tetapi sepertinya pas-pas an saja. Saat masih yunior cukup praktek 4 hari seminggu sore hari. Rabu, Sabtu dan Minggu tidak praktek. Waktu senior praktek pagi dan sore 6 hari seminggu. Tanpa disadari, semakin senior saya semakin miskin, karena Indeks Kemakmuran saya semakin kecil. Indeks Kemakmuran adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kekayaan kita. Jika Indeks kemakmuran kita lebih dari 1, kita sudah bisa disebut kaya. Semakin besar Indeks kemakmuran kita, semakin kaya kita. Indeks Kemakmuran = 17 Penghasilan Pasif Biaya Hidup Penghasilan pasif disebut juga residual income. Penghasilan ini bukan berasal dari pekerjaan Anda sekarang. Ini berasal dari apa yang sudah Anda kerjakan sebelumnya. Misalnya dari saham yang Anda miliki, bunga deposito, rumah kontrakan, sewa mobil, rumah kost, bisnis yang dikerjakan orang lain, ternak atau kebun yang dirawat orang. Coba Anda hitung, berapa Indeks kemakmuran Anda 15 tahun lalu, 10 tahun lalu dan 5 tahun lalu? Cenderung meningkat, tetap atau malah menurun? Jika meningkat bersyukurlah karena Anda sudah di jalur yang benar. Kalau tetap atau menurun, berarti Anda tidak bertambah kaya walaupun penghasilan Anda naik terus. Anda perlu merubah arah. Jika tidak, pada saatnya nanti Anda akan menerima akibat buruknya. Sebagai contoh, dengan permohonan maaf kita gunakan profesi guru. Mengapa guru? karena saya berasal dari keluarga guru. Ke dua orang tua, mbah dan mbah buyut semuanya guru. Saya tahu saat mereka masih aktif sampai pensiun. Rata-rata kehidupan pensiun mereka tenang karena penghasilan saat pensiun tidak berbeda jauh dengan saat aktif. Sekarang semua berubah, guru mendapat TPP (Tunjangan Profesi Pendidik). Besarnya sama dengan gaji pokok, jadi gajinya naik nyaris 2x lipat. Tentu semuanya senang, walaupun ada jebakan batman disana. Mereka tidak menyadarinya karena naiknya penghasilan itu tidak disertai dengan naiknya kecerdasan finansial mereka. Sebagai contoh, seorang guru golongan 4A memiliki gaji 2,6 juta. Ditambah berbagai tunjangan, penghasilan yang dibawa pulang sekitar 3,8 juta, sedang pensiunnya 80% gaji pokok yaitu 2 jutaan. Karena uang yang 3,8 juta biasanya habis, berarti biaya hidupnya ya sekian itu. Indeks Kemakmurannya adalah 2 juta dibagi 3,8 juta = 0,53. Setelah mendapat TPP, yang bisa dibawa pulang 6,4 juta. Sayangnya, sebagian besar dihabiskan. Mereka mulai mencicil mobil, mesin cuci, motor ke dua dan sebagainya. Sekarang Indeks Kemakmurannya adalah 2 juta dibagi 6,4 juta = 0,31. Secara finansial, guru tadi sebenarnya bertambah miskin karena IK nya menurun. Semakin miskinnya guru, bisa dilihat dari hutang konsumtif mereka. Kebanyakan hutangnya justru meningkat setelah mendapat TPP. Ada sebagian kecil guru yang memiliki kecerdasan finansial. Mereka menggunakan penghasilan tambahan tadi untuk investasi, membeli ternak atau ditabung dan dibelikan rumah kost. Malapetaka yang sesungguhnya akan terjadi saat guru tadi pensiun. Dengan uang pensiun hanya 2 juta, ada kekurangan 4,4 juta rupiah yang harus dicari. Mereka harus bekerja lagi mencari tambahan uang atau jatuh dalam kondisi post power syndrome dan terserang stroke. Apa yang dialami guru tadi sebenarnya sudah dialami oleh dokter dan pengacara. Sebagian besar dari mereka tidak bisa berhenti bekerja mencari nafkah karena memang tidak ada sumber nafkah lain selain diri mereka sendiri. Seorang dokter dengan pensiun dari pemerintah 3 jutaan sebulan, tentu tidak berani berhenti praktek karena anggaran belanjanya 18

sudah 10x 20x lipat dari itu. Saat masih yunior mungkin belanjanya cuma 5x gaji, setelah senior bisa 20x gaji. Seorang spesialis yang laris, mungkin dapatnya 100x gaji, dan semuanya habis juga dibelanjakan. Selain dengan Indeks kemakmuran, Anda juga bisa mengukur status kekayaan keuangan Anda dengan dua definisi dibawah ini : 1. Robert T Kiyosaki : Kekayaan Anda adalah jumlah hari dimana Anda dan keluarga Anda tanpa bekerja secara fisik dan tetap bisa mempertahankan tingkat kehidupan Anda. 2. Burke Hedges : Anda disebut kaya sejati jika Anda memiliki cukup uang dan waktu untuk melakukan apapun yang Anda mau dan kapanpun Anda ingin. Sebagai dokter tentu saya tidak berani untuk berhenti mencari nafkah. Berhenti seminggu karena ikut seminar saja sudah terasa dampaknya. Praktek harus lebih sering karena ada periode kosong. Jika seorang dokter meninggal, maka dengan cepat keuangan keluarganya moratmarit. Mereka harus mulai menjual sesuatu. Saat ini, sudah hampir 10 tahun saya tidak bekerja mencari nafkah. Saya hanya berusaha terus menambah aset. Dengan petunjuk dan inspirasi dari Leadership Seminar (LS), Business Building Seminar (BBS) buku dan CD, semakin banyak aset yang bisa saya bangun, seperti hotel di Batu dan kebun sawit di Kalimantan. Beberapa tahun terakhir ini saya lebih sering berada di rumah peristirahatan keluarga di Lumajang. Disana ada tanah cukup luas yang sekarang jadi kebun buah naga, klengkeng dan durian. Saya juga memulai investasi sapi dengan sistem gaduhan di desa. Dari mana saya mendapatkan semua uang untuk itu? Padahal sudah 10 tahun saya tidak praktek lagi. Anda sudah tahu jawabannya. Kecuali hotel dan bisnis personal franchise, aset yang lain belum memberi penghasilan yang besar. Yang menarik, semuanya tidak saya kerjakan sendiri melainkan di kelola orang lain, sesuai yang diajarkan kepada kami. 19 APA HARTA TERBESARMU? Pada awal menjalankan bisnis personal franchise, saya ditanya via telepon oleh mentor saya : Pak Sigit, harta terbesar bapak apa? Waktu itu saya menjawab RUMAH adalah harta terbesar saya. Kenyataannya memang demikian, jika dibuatkan daftar kekayaan, maka nilai tertinggi adalah rumah itu. Beliau terdiam, kemudian menyarankan saya untuk membaca buku Rich Dad Poor Dad yang merupakan pelajaran kecerdasan keuangan terbaik. Setelah saya baca lagi, disana dikatakan bahwa jika harta terbesar kita adalah rumah seperti poor dad nya Robert T Kiyosaki, maka bisa dipastikan kita akan selalu kekurangan uang. Karena rumah bukanlah aset, melainkan beban. Ada dua kesalahan yang dilakukan orang sehingga mereka tidak bisa kaya secara keuangan : 1. Menganggap beban adalah aset Saya dulu tidak mengerti apa itu aset dan apa itu beban atau liabilitas. Saya pikir semua harta yang saya miliki ya aset. Semakin banyak saya memiliki harta berarti saya semakin kaya. Ternyata saya salah. Aset adalah segala sesuatu yang bisa menghasilkan uang. Contoh aset yaitu saham, deposito, properti yang disewakan, ternak, dan bisnis yang dikelola orang lain. Sedangkan beban adalah jenis harta yang menghabiskan uang. Misalnya rumah, mobil dan segala sesuatu yang kita pakai sehari-hari. Rumah dan mobil itu memang aset, tetapi asetnya bank, pabrik furniture, Pertamina dan berbagai perusahaan yang mendapatkan uang dari situ. Hanya kita yang tidak mendapatkan apa-apa selain kepuasan dan kenyamanan semu dari kedua harta itu. Jika kita ingin makmur, kita perlu meningkatkan aset dan menurun kan beban. Jika aset kita sudah banyak sehingga penghasilan dari aset bisa menutupi biaya hidup, kita bisa secara perlahan meningkatkan kepemilikan beban. Itulah yang saya lakukan bersamaan dengan membangun bisnis kuadran kanan. Akibatnya bisa saya rasakan sekarang, sebuah kehidupan yang penuh kedamaian. 2. Meremehkan Kredit Banyak orang karena ingin segera dianggap kaya kemudian membeli barang dengan kredit. Apa itu rumah atau 20

mobil. Bunga kredit walaupun nampak kecil tetapi sebenarnya sangat menggerogoti keuangan kita. Lebih dari itu, dengan memaksakan diri memiliki barang yang belum waktunya kita miliki, maka penghasilan yang belum seberapa akan dibebani dengan biaya angsuran maupun perawatan barang itu. Banyak orang yang lapar uang. Jika ada kesempatan mendapat penghasilan besar, langsung dikejar. Setelah dapat, akan mereka belikan beban sehingga kebutuhan akan uang bertambah besar. Hanya sebentar merasa menikmati penghasilan lebih besar, setelah itu yang ada adalah perasaan kekurangan uang lagi-. Mereka seperti lari diatas treadmill, yaitu sejenis alat olah raga. Nampaknya kita berlari tetapi sebenarnya kita tidak sedang kemana-mana. Keadaan ini sering juga disebut sebagai rat race. Anda pernah melihat hamster, tikus putih atau tupai berlari di sebuah roda berputar? Dengan semangat mereka berlari kencang. Anda tahu mereka lari kemana? Tidak kemana-mana. Itulah yang disebut sebagai Hedonic Treadmill. Sekarang, harta terbesar saya adalah bisnis personal franchise, sebuah hotel kecil, kebun sawit dan kebun buah. Kemudian rumah yang saya tinggali, ternak, mobil dan sebagainya. Suatu saat nilai ternak pasti akan menyalip rumah karena ternak terus berkembang sedang rumah hanya bertambah nilainya. Saya sudah aman karena nilai aset lebih besar dari nilai beban. Yang dimaksud dengan harta disini tentu yang bisa di kuantitasi atau dihitung. Bukan harta dalam bentuk lain yang tidak bisa dihitung seperti keluarga, hubungan, kebaikan hati atau hal lain sebagaimana sering diungkapkan mereka yang sudah menyerah secara keuangan. Bagaimana dengan Anda? Apa harta terbesar Anda saat ini?. 21 HEDONIC TREADMILL Hedonic artinya kemewahan, treadmill adalah alat olah raga lari ditempat. Gabungan dari kedua kata itu bukan berarti kita berolahraga dengan alat yang mewah. Konsep ini diperkenalkan oleh dua orang ilmuwan bernama Philip Brickmann dan Donald Campbell. Inti dari konsep hedonic treadmill adalah hedonic adaptation. Bagaimana kita ternyata cenderung kembali pada standar kebahagiaan hidup yang sebelumnya. Sebagai contoh adalah seorang gamer mania. Dulu, memiliki play station generasi pertama rasanya sudah bahagia sekali. Tetapi lama kelamaan rasa itu memudar ketika keluar playstation 2. Kita kemudian berkesimpulan kebahagiaan akan bertambah jika saja memiliki play station 2 itu. Setelah dibeli, ternyata kebahagiaan itu bertahan hanya beberapa hari saja karena keluar playstation portable. Kita merasa bahwa kebahagiaan kita akan naik seiring dengan memiliki playstation portable itu. Sampai kemudian hal ini terulang, terulang, dan terulang kembali seterusnya. Nah, fenomena ini kemudian dikaitkan dengan treadmill. Kenapa? Karena treadmill itu identik dengan orang yang berlari dan mengejar sesuatu di tempat. Banyak sekali orang yang terjerumus dan meyakini bahwa meningkatkan standar hidup dari hari ke hari akan semakin meningkatkan rasa bahagia mereka, tetapi nyatanya apa yang mereka rasakan itu semu dan seperti sedang berjalan di treadmill, kebahagiaan nya berjalan di tempat. Itulah yang terjadi pada saya. Ketika menjadi dokter umum, mobil hijet 1000 sudah sangat cukup untuk kegiatan sehari-hari. Setelah menjadi spesialis, hijet ganti kijang. Kemudian satu mobil terasa kurang. Bagaimana jika istri ingin keluar rumah saat saya di rumah sakit? Tambah lagi 1 mobil. Seminggu merasa lebih nyaman, lama-lama biasa lagi. Pas hari raya mencoba BMW baru milik mertua di Jakarta, rasanya enaaak sekali. Pasti akan bahagia ya jika bisa punya mobil BMW seperti itu?. Akhirnya membeli mobil buatan Jerman itu walaupun tidak baru. Seminggu merasakan perbedaan dari mobil Jepang ke mobil Eropa, setelah itu ya biasa lagi. 22

Ketika melihat VW combi melaju dijalan, tiba-tiba merasa perlu untuk memilikinya. Harganya toh murah, ya dibeli dan kemudian direnovasi. Demikian terus menerus, kepuasan hanya bertahan paling lama seminggu, setelah itu kembali lagi seperti semula. Sampai tanpa terasa kami memiliki 5 mobil segala jenis. Ada jip, mobil keluarga, sedan untuk saya, sedan untuk istri dan entah mobil apalagi dan untuk siapa lagi. Tentu saja saat itu saya tidak tahu apa-apa tentang hedonic treadmill. Saya bahkan tidak terlalu merasakan bahwa kemewahan itu harus saya tebus dengan bekerja lebih keras. Praktek pagi sore tanpa merasakan apa-apa lagi. Ibarat sebuah robot yang berjalan otomatis. Kerja... kerja... dan kerja. Saya menganggap itu wajar saja, karena semua orang toh melakukannya juga. Saya menjadi kurang ramah kepada orang lain. Bahkan isteri seorang sahabat pernah bertanya ke suaminya, apakah saya ini memang sahabatnya saat di SMP? Karena sikap saya ketika bertemu tidak menunjukkan hal itu. Waktu adalah uang. Seorang teman yang datang tanpa diundang, terkadang nampak seperti sebuah gangguan. Setelah sedikit memiliki kecerdasan finansial, saya mulai menurunkan tingkat kehidupan. Mobil dijual tinggal 2 buah, kolam renang tidak diisi, kebun anggrek dan bonsai dibiarkan tanpa dirawat. Selain karena sibuk mengikuti pendidikan entrepreneur secara part time, saya juga sengaja melakukan hal yang seharusnya saya lakukan sejak dulu, yaitu delayed gratification atau menunda kenyamanan. MEMILIH JALAN 20 40 5 atau 20 5 40 Hidup adalah pilihan. Kita bisa memilih apa saja yang ingin kita lakukan. Masalahnya, pilihan-pilihan kita biasanya didasarkan pada apa yang kita ketahui. Jika kita lahir dan besar di keluarga karyawan atau profesional, maka pilihan untuk menjalani hidup adalah meniru lingkungan kita, yaitu 20-40-5. Sekolah mulai playgroup sampai S1 butuh sekitar 20 tahun. Kemudian mencari pekerjaan atau profesi yang baik dan membangun karir selama 40 tahun. Setelah usia 65 tahun, kita pensiun dan menikmati hidup selama 5 tahun. Itu kalau masih sehat dan memiliki uang. Sebagian besar dari kita pensiun tanpa uang dan dengan kesehatan yang buruk. Nyaris tidak ada yang mengetahui keberadaan jalan kedua, yaitu jalan hidup 20-5-40. Ini wajar karena memang tidak ada yang tahu, kecuali Anda mendapat kesempatan ditunjukkan hal ini. Andapun biasanya juga menolaknya, karena takut tertipu bisnis seperti skema Ponzi atau bisnis piramida atau money game tipu-tipu di luar sana. Pada pilihan kedua, setelah pendidikan selesai, kita mengerjakan usaha yang bisa memberikan penghasilan pasif. Setelah bekerja keras selama 5 tahun, kita bisa memiliki penghasilan pasif 90 juta sebulan. Dengan penghasilan sejumlah itu, sisa 40 tahun usia kita sudah bebas finansial dan bebas waktu seperti banyak orang di Indonesia yang menjalankannya. Kita sudah termasuk orang makmur atau kaya. Punya uang dan waktu, tidak perlu lagi bekerja secara fisik, kecuali untuk hobby atau ingin membesarkan lagi volume bisnisnya. Dengan penghasilan 90 juta sebulan, banyak hal bisa kita peroleh. Di Indonesia itu adalah penghasilan direktur perusahaan besar. Bedanya, jika direktur diberhentikan, uang itu tidak akan diterima lagi. Di personal franchise ini, setelah asetnya jadi, kita tidak perlu mengendalikan lagi karena sistem yang akan bekerja. Seperti pemilik KFC atau Indomart yang tidak perlu ada disana karena sudah dikendalikan sistem franchise nya. Ini seperti too good to be true atau terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Tetapi bisnis yang berusia 55 tahun ini sudah terbukti bukan tipu-tipu. Saya dan banyak teman sudah membuktikannya. Sekarang giliran Anda untuk mengetahuinya. 23 24

SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN Jika kita bertanya kepada banyak orang, apa sih yang diinginkan untuk masa depan mereka? Sudah hampir pasti, mereka akan menjawab bahwa tujuan hidup di masa depan adalah : 1. Sehat secara fisik 2. Bahagia lahir dan batin 3. Makmur secara keuangan Sayang sekali, kita tidak pernah secara serius benar-benar mengusahakan masa depan seperti yang kita inginkan itu. Yang kita lakukan justru menjauh dari ke tiga hal yang kita inginkan itu. Paling tidak itulah yang telah saya lakukan, walaupun tanpa saya sadari. Banyak dari kita yang seperti itu. Bekerja keras tanpa memikirkan istirahat dan kesehatan. Makan saya sembarangan karena setiap habis operasi malam hari, biasanya paramedis di rumah sakit menyediakan mi atau nasi goreng. Setiap bulan hampir pasti saya sakit faringitis sakit tenggorokan-dan perlu istirahat 1 atau 2 hari. Kita juga lupa dengan kebutuhan emosional keluarga. Tanpa disadari, saya menjadi penghambat kebahagiaan keluarga. Jika mereka bepergian ke suatu tempat, misalnya ke mertua di Surabaya atau ke ibu di Probolinggo, belum tentu bisa sampai sana. Seringkali harus kembali di tengah jalan karena ada panggilan dari pasien yang masuk. Bagi istri dan anak-anak tentu ini sangat mengecewakan. Untuk saya biasa saja. Pasien atau pekerjaan adalah yang nomor satu. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun karena telah mengecewakan keluarga. saya melakukan ini untuk mereka juga. Itu sebenarnya adalah bisikan ego. Di kemudian hari barulah saya tahu bahwa ada jalan yang lebih baik. Jika kesehatan dan kebahagiaan semakin menjauh, bidang keuangan lebih parah lagi. Bab sebelumnya menunjukkan bahwa semakin lama saya bukannya semakin kaya melainkan kebalikannya. Stephen Covey menyatakan bahwa waktu kita sehari-hari umumnya habis untuk kegiatan yang sebenarnya tidak perlu. Dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People, dia membagi 25 kegiatan kita dalam 4 kuadran, gabungan dari kegiatan penting atau tidak penting, mendesak atau tidak mendesak : PENTING TIDAK PENTING Krisis Batas waktu proyek Anak menangis Dering telepon Alarm HP E mail Interupsi Masalah rumah tangga lain MENDESAK 26 1 2 3 4 Perawatan diri : Olah raga, Meditasi Keluarga dan teman Perencanaan keuangan jangka panjang Rekreasi Nonton TV Chatting Main game Melamun Acara buang waktu TIDAK MENDESAK Sebagian besar fokus kita di kuadran 1, penting dan mendesak seperti menyelesaikan krisis, batas waktu proyek atau tangisan anak. Kita juga terjebak di kegiatan yang mendesak walaupun sebenarnya tidak penting. Misalnya menerima telepon, menanggapi alarm hp, membaca e mail, interupsi dari sekitar dan juga masalah-masalah rumah tangga. Karena sudah capek menangani hal mendesak, kita merasa perlu melakukan kegiatan di kuadran 4 yang sebenarnya tidak penting dan tidak mendesak. Misalnya nonton TV, chatting, main game, melamun dan hal-hal lain yang membuang waktu. Yang kita lupakan justru kuadran 2 yang penting walaupun itu tidak mendesak. Kita merasa bahwa kalau tidak olahraga hari ini toh tidak akan mati besok. Akhirnya kita mengabaikan olah raga. Begitu juga hubungan dengan teman dan keluarga, termasuk disini perencanaan keuangan jangka panjang. Hanya sedikit orang yang tidak mengabaikan itu, dan mereka mendapatkan imbalannya berupa kesehatan dan atau kekayaan.

Hal itu tergambar di fakta statistik di Amerika tentang rata-rata kondisi keuangan seseorang setelah usia 65 tahun dibawah ini. FAKTA SETELAH USIA 65 TAHUN di AS 1% Kaya 4% Makmur / Mandiri 5 % Masih harus bekerja 36% Meninggal 54% Tergantung pihak lain Data lain yang menyedihkan, menunjukkan bahwa 90% orang tidak siap untuk pensiun. Mereka yang sudah pensiun, 65% nya tidak bisa membiayai kehidupan nya sendiri. Mereka harus ditunjang oleh anakanaknya, baik sebagian atau semua biaya hidupnya. Itu dianggap biasa di Indonesia. Orang tua yang sudah berjasa membesarkan si anak, merasa bahwa sekarang giliran si anak menyenangkan orang tua. Itu sih sah-sah saja. Tetapi alangkah indahnya jika kita menjadi kakek nenek yang banyak uang, sehingga cucu-cucu akan senang merubung kita. Mengapa banyak orang yang tidak siap untuk pensiun dari kegiatan mencari nafkah? Tentu banyak alasan untuk menunda mempersiapkan diri. Alasan menunda umumnya berbeda-beda dari waktu ke waktu, sampai semuanya terlambat. 1. Usia 18 24 : a. Masih suka bersenang-senang, b. Sibuk kuliah, c. Belum punya prioritas untuk mencari uang. 2. Usia 25 35 : a. Sedang semangat- semangatnya bekerja, b. Semangat dengan hal baru : keluarga, mobil, gadget dsb. 3. Usia 36 50 : a. Karier sedang menanjak, b. Kejayaan dalam kehidupan, c. Menikmati status sosial yang meningkat, d. Bingung karena kewajiban keuangan yang besar. 4. Usia diatas 50 tahun : a. Sudah sangat nyaman akan posisinya, b. Cenderung mengamankan pensiun dengan fokus kerja. 5. Usia diatas 55 : a. Merasa sudah terlalu tua untuk melakukan hal baru. Coba bayangkan seandainya karena satu dan lain hal, mulai besok pagi Anda tidak dapat mencari nafkah lagi untuk keluarga. Apakah rencana pendidikan anak-anak Anda masih terjamin? Berapa lama Anda dan keluarga bisa menikmati mobil ini? rumah ini? home teater ini? gadget dan semua kenikmatan ini?. Berapa lama istri Anda bisa bertahan tidak harus mencari uang atau menikah lagi? Apakah tidak ada waktu yang tepat untuk mempersiapkan masa depan? Tentu ada.... waktu yang tepat adalah SEKARANG!!. Berapapun usia Anda sekarang, lakukan itu sekarang. Tidak ada waktu yang lebih tepat lagi selain sekarang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Apalagi lusa? 27 28

PENGHAMBATNYA ADALAH DIRI KITA SENDIRI. Selama hampir 12 tahun berada di kuadran kanan, saya melihat banyak orang yang berusaha menyeberang seperti saya. Sebagian besar tidak berhasil menyeberang dan kembali ke kuadran kiri. Mengapa banyak yang gagal menyeberang? Padahal mereka tahu bahwa kehidupan di seberang itu sungguh sangat nyaman. Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa siapapun yang sudah berada di kuadran kanan pasti akan enggan balik ke kiri. Saya mengalaminya dan mengakui bahwa itu benar. Kuadran kanan jauh lebih mengasyikkan karena kerja nya ringan dengan hasil yang sangat besar. Banyak yang bertanya apa saya tidak merasa eman berhenti menjadi dokter, ditengah begitu banyak orang ingin menjadi dokter. Saya hanya tersenyum sambil mengatakan tidak. Dalam hati saya berkata : Kalau Anda tahu apa yang saya ketahui dan alami sekarang, Andapun pasti ingin seperti saya. Sayangnya, sebelumnya kita harus bisa mengalahkan penghambat terbesarnya, yaitu diri kita sendiri. Atau dengan kata lain program pikiran kita sendiri. Jika musuh terberat ini sudah kita kalahkan, maka dengan mudah kita akan menyeberang. Musuh utama yang menghalangi kita adalah program pikiran yang sudah tertanam sejak kecil. Yaitu kita harus bekerja untuk mencari nafkah. Sejak jaman industrialisasi, yang namanya bekerja itu ya bekerja kepada orang lain yaitu para pemilik bisnis. Atau bekerja ke pemerintah, atau bekerja mandiri yang intinya juga melayani ke duanya. Dokter bertugas menyehatkan orang banyak agar mereka bisa bekerja kepada industri dan pemerintah. Para insinyur sipil menyediakan rumah, jembatan dan jalan untuk memperlancar mereka bekerja mengabdi ke industri dan pemerintah. Begitu juga pengacara dan pemilik warteg, sifat kerja mereka sama yaitu memperlancar pekerjaan orang yang mengabdi ke industri dan pemerintah. Bekerja... bekerja... dan bekerja mencari uang adalah sesuatu yang sudah ditanam jauh ke pikiran bawah sadar kita. Semakin sibuk kita bekerja, semakin terhormatlah kita. Orang yang nganggur dianggap malas dan menjadi aib keluarga. Sehingga tidak jarang kita kemudian berpurapura sibuk. Inilah yang diajarkan kepada 95% dari kita. 29 Yang kita tidak tahu adalah ada 5% orang yang mendidik anaknya dengan cara berbeda. Mereka tidak menyuruh anaknya bekerja mencari uang, melainkan bekerja membangun aset. Aset itulah nanti yang bekerja mencari uang untuk mereka. Mereka calon business owner dan investor serta menikmati penghasilan yang sangat besar. Mereka yang bekerja untuk uang atau mencari nafkah akan berebut 5% uang. Persyaratan untuk sukses pun semakin lama semakin tinggi. Jaman dulu seorang guru cukup lulusan SD ditambah pendidikan 2-3 tahun, mulai kweek school di jaman Belanda, Sekolah Guru Laki di jaman Jepang sampai SGB (Sekolah Guru B) di awal kemerdekaan. Sekarang seorang guru harus sarjana. Apakah guru sekarang jauh lebih berkualitas dibanding guru jaman dulu? Rasanya kok tidak. Di tahun 70 an, seorang dokter umum sudah bisa menjadi raja kecil dan menikmati segala kemewahan hidup. Sekarang harus menjadi spesialis atau konsultan untuk bisa menikmati kondisi yang sama. Bekerja... bekerja... dan bekerja di kuadran kiri adalah program bawah sadar yang menghambat kita untuk menyeberang ke kuadran kanan. Ide-ide pensiun dini, retired rich retired young sulit masuk ke pikiran orang kebanyakan. Mereka menganggap pensiun adalah menganggur, berarti aib. Mereka tidak tahu bahwa dengan pensiun muda dan kaya, kita bisa bekerja untuk masyarakat, misalnya menjadi pelestari alam, tenaga sukarela di bencana, membantu membangun rumah orang atau sekedar membangun hubungan dan memori dengan keluarga. Untuk menghilangkan hambatan mental semacam itu, satu satunya jalan adalah pengenceran. Program pikiran lama yang sudah berakar di pikiran kita harus diencerkan dengan program-program baru. Karena itu saya dan teman-teman terus menerus mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Network 21, sebuah organisasi kepemimpinan global. Tujuannya untuk menggantikan program miskin semacam hedonic treadmill, menjadi program kaya dari mereka yang sudah berhasil menyeberang ke kanan dan menjadi kaya sejati atau bebas keuangan dan bebas waktu. Tanpa pengenceran itu, mustahil kita bisa melakukan hal-hal yang berlawanan dengan ajaran selama ini. Bekerja keras, sangat sibuk, 30