1 Universitas Essa Unggul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. bidang tranportasi. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang terus berkembang seiring berlalunya jaman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH USAHA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI RESIKO LAKALANTAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN PELAJAR SMP DAN SMA DI KABUPATEN NGAWI

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. lalu lintas menjadi pembunuh terbesar ketiga, setelah penyakit jantung koroner

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan tekhnologi yang tinggi pada era globalisasi mampu meningkatkan produksi pada sektor industri salah satunya industri kendaraan bermotor. Meningkatnya produksi kendaran bermotor mengakibatkan jumlah sepeda motor meningkat, karena sepeda motor memiliki mobilitas yang tinggi. Semakin banyaknya jumlah sepeda motor dapat menyebabkan padatnya lalu lintas. Hal ini yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya kecelakaan lalu lintas. Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang lain dan dapat mengakibatkan korban berupa manusia dan/atau kerugian harta benda. Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh ketiga terbesar di dunia dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (TBC). Manusia seringkali melakukan tindakan tidak aman saat mengendarai motor seperti mengendarai dengan kecepatan tinggi, mendahului secara tiba-tiba, mengendarai melawan arah dan melanggar rambu lalu lintas. Korlantas Polri (2013) menyebutkan bahwa dampak akibat kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban manusia dapat berupa luka ringan, luka berat bahkan hingga kematian. Adapun dampak kerugian material yang dibutuhkan akibat kecelakaan lalu lintas secara global telah mencapai US$18 milyar tiap tahunnya dimana sekitar US$65 milyar berasal dari negaranegara dengan berpendapatan menengah dan rendah. Menurut BPS (2012) menyatakan di Indonesia jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2007 adalah 49.553 jiwa dan meningkat pada tahun 2010 korban kecelakaan menjadi 66.488 jiwa dengan korban meninggal sebanyak 19.873 jiwa, luka berat sebanyak 26.196 jiwa dan luka ringan sebanyak 63.809. Menurut Hubdat (2006) dalam Buku Epidemologi Kecelakaan Lalu Lintas (2017) faktor penyebab adanya kecelakaan lalu lintas 93% diakibatkan karena ulah manusia. Faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian/kehilangan harta benda dan nyawa, 1

2 sedangkan kecelakaan lalu lintas adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak sengaja yang melibatkan paling sedikit satu kendaraan yang menimbulkan kerugian Menurut Kemenkes RI (2015) mengemukakan bahwa selama lima tahun terakhir, kecelakaan transportasi adalah penyebab kematian terbesar pada remaja. Berdasarkan Riskesdas (2013) menunjukkan kecenderungan peningkatan proporsi kecelakaan terjadi pada usia 15-24 tahun. Kurangnya perilaku berkendara yang tidak aman dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian yang dilakukan oleh Qurotulaeni (2016) menyatakan di Surakarta bahwa responden memiliki perilaku tidak aman dalam berkendara sebanyak 83 mahasiswa (51,6%) dan responden dengan perilaku aman sebanyak 78 mahasiswa (48,4%). Menurut penelitian yang lakukan oleh Prima & Kurniawan (2015) menyatakan bahwa pada mahasiswa di Universitas Diponegoro bahwa sikap, teman sebaya memiliki hubungan dengan perilaku safety riding. Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) tindakan atau perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih diingat dari pada tindakan atau perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Menurut Dinas Perhubungan (2015) menyatakan safety riding didesain untuk meningkatkan kesadaran pengendara terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama berkendara, sedangkan perilaku safety riding itu sendiri merupakan upaya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya dan cidera yang dialami akibat kecelakaan lalu lintas. Data Global Status Report on Road Safety (2015) menunjukkan penyebab utama kematian di kalangan anak muda pada usia 15-29 tahun terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka kematian 1.000 korban jiwa dari usia remaja setiap harinya. Menurut data Ditlantas polda metro jaya (2016) menunjukkan angka kecelakaan lalu lintas sepeda motor pada usia produktif 16-30 tahun periode tahun 2015-2016 di Wilayah Jakarta meliputi Jakarta Pusat dari 13% menjadi 13,3%, Jakarta Utara dari 20%menjadi 22,5%, Jakarta Barat dari 18,6% menjadi 20,3%, Jakarta Selatan dari 31,5% menjadi 18,1% dan Jakarta

3 Timur dari 14,4% menjadi 28,3%. Hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa angka kecelakaan lalu lintas di usia produktif 16-30 tahun pada tahun 2015-2016 di wilayah Jakarta Timur mengalami peningkatan sebesar 13,9%. Pada periode 2017-2018 wilayah Jakarta Timur mengalami peningkatan angka kecelakaan di usia 16-30 tahun dari 34,1% menjadi 42,4%. Berdasarkan data angka kecelakaan usia produktif terdapat akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut yakni dari 4,8% menjadi 6,1% korban meninggal dunia, sebesar 9,0% menjadi 8,8% korban luka berat dan sebesar 86,0% menjadi 85,0% korban luka ringan. Dari data tersebut yang paling meningkat yaitu angka meninggal dunia. Menurut Geller (2001) menggambarkan pentingnya pendekatan perilaku yang didasari dengan keselamatan (behavior based safety). Perilaku keselamatan berkendara (safety riding) dapat menimbulkan perilaku aman dan tidak aman. Perilaku yang berisiko atau tidak aman dapat mengakibatkan kecelakaan dan kerugian. Proses pembentukan dan perubahan perilaku manusia dalam berkendara sepeda motor sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti pengetahuan, skill, motivasi, persepsi, sikap dan kemampuan. Sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan fisik/non fisik, pelatihan, kepemilikan SIM dan peran teman sebaya. Menurut penelitian Mutiara (2016); Gineung (2009); Andi (2016); Novianus (2018); Nurul (2016) menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap, kepemilikan SIM, peran teman sebaya dan motivasi dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding). Studi yang dilakukan oleh Chumpawadee, Homchampa, et.all (2015) di University Northeastern Thailand menyatakan bahwa mahasiswa di Thailand yang mengemudikan motor memiliki risiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas. Akibat dari kecelakaan ini prevalensi cedera kecelakaan motor yang dilaporkan sebesar 42,7%. Menurut Riskesdas (2013) terdapat kecenderungan peningkatan prevalensi cedera dari 25,9% menjadi 47,7%. Penyebab cedera terbanyak kedua adalah kecelakaan sepeda motor sebesar 44,7%.

4 Menurut W Odero, P Garner, et.all (1997) dalam (Hidayati, Fanani, dkk (2017) menyatakan bahwa cedera akibat kecelakaan sepeda motor terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di banyak negara berkembang. Sekitar 91% kematian akibat Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Biro Komunikasi dan Informasi Publik (2012) menyatakan bahwa program aksi keselamatan jalan menargetkan tahun 2020 angka kecelakaan lalu lintas diharapkan mencapai penurunan kurang lebih 6,6% per tahunnya. Data Ditlantas (2017) menyatakan bahwa tahun 2017-2018 angka kecelakaan yang terjadi pada mahasiswa sebesar 25% menjadi 28,1%. Akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan sepeda motor pada mahasiswa yaitu sebesar 11,7% menjadi 10,2% korban meninggal dunia, sebesar 28,7% menjadi 30,7% korban luka berat dan sebesar 59,5% menjadi 94,8% korban luka ringan. Menurut Yusuf (2012) seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan individu/mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu yaitu fisik, psikologis dan sosial. Menurut Hurlock (1980) dalam Dr. K.H U Saefullah (2012) menyatakan pada masa dewasa awal ini individu akan mencoba-coba dan menetukan mana yang sesuai yang dirasa dapat memberi kepuasan permanen bagi dirinya. Ketika individu menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya, individu tersebut akan mengembangkan pola-pola perilaku yang akan menjadi kekhasan selama sisa hidupnya. Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas pada usia produktif 16-30 tahun dan dikalangan mahasiswa di Jakarta Timur perlu dilakukan tindakan untuk mengetahui sebab dari peningkatan angka kecelakaan tersebut. Peneliti ingin melakukan penelitian kepada mahasiswa, karena mahasiswa yang kendatinya termasuk pada masa dewasa awal (18-25 tahun) memiliki tindakan ingin mencoba-coba yang berdampak pada perilaku keseharian mereka khususnya dalam mengendarai sepeda motor seperti pada perilaku safety

5 riding yang tidak aman yaitu tidak memakai helm saat jarak dekat ataupun jauh, melanggar rambu dan lampu lalu lintas, mendengarkan lagu saat berkendara, menggunakan handphone saat berkendara, meningkatkan kecepatan serta membawa penumpang dewasa lebih dari 1 orang. Perilaku yang tidak aman ini akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan berdampak pada kematian yang menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian ke salah satu Universitas yang berada di Jakarta Timur, tetapi peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi tentang safety riding ke tiga Universitas yang berada di Wilayah Jakarta Timur yaitu satu Universitas Negeri dan dua Universitas Swasta. Wawancara ini melibatkan masing-masing dari Universitas sebanyak 10 orang (mahasiswa). Hasil wawancara dan observasi dari ketiga Universitas yang peniliti lakukan berdasarkan teori-teori terkait keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding), rata-rata mahasiswa memiliki perilaku safety riding yang tidak aman. Namun dari ketiga Universitas tersebut terdapat salah satu Universitas X yang berada di Jakarta Timur memiliki mahasiswa dengan perilaku safety riding tidak aman dengan didukungnya wilayah Universitas yang memilki lingkup jalan yang paling sering dilalui oleh pengendara lain serta memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi. Universitas X merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di Wilayah Jakarta Timur. Sebagai perguruan tinggi dengan banyaknya mahasiswa yang membawa sepeda motor ke kampus. Kondisi lingkungan Universitas X merupakan jalan yang sangat strategis, letak Universitas yang sering dilalui pengendara lain sebagai akses yang sangat didominasi oleh kendaraan bermotor, bermobil maupun kendaraan besar seperti truck. Selain itu, terdapat titik persimpangan jalan yang berada dilingkungan Universitas X yang sangat berdampak pada terjadinya kecelakaan, walaupun terdapat lampu lalu lintas rata-rata pengendara tidak mematuhinya dan tetap mengendarai sepeda motornya dengan menerobos lampu lalu lintas. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara dan observasi meliputi mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro,

6 Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris dan Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang masing-masing 10 orang (mahasiswa) untuk mengetahui perilaku safety riding dari mahasiswa masing-masing Fakultas di Universitas X. Hasil wawancara dan observasi pada mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro yang memiliki perilaku safety riding tidak aman yang dilakukan oleh mahasiswa saat mengendarai sepeda motor yaitu 4 orang (mahasiswa) tidak memakai helm pada saat jarak dekat, 2 orang (mahasiswa) tidak menggunakan sein saat berbelok dan 2 orang (mahasiswa) mengaku pernah menerobos lampu lalu lintas. Mahasiswa dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro mengatakan pernah mengalami kecelakaan yaitu 2 orang (mahasiswa) pernah mengalami kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan diakibatkan karena melanggar lampu merah dan berhenti mendadak. Mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris yang memiliki perilaku safety riding tidak aman yang dilakukan oleh mahasiswa saat mengendarai sepeda motor yaitu 3 orang (mahasiswa) tidak memakai helm pada saat jarak dekat, 3 orang (mahasiswa) tidak menggunakan sein saat berbelok dan 1 orang (mahasiswa) mengaku pernah menerobos lampu lalu lintas. Mahasiswa dari Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris 1 orang (mahasiswa) pernah mengalami kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan diakibatkan karena melakukan pengereman mendadak saat ingin membelok tanpa sein. Mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang memiliki perilaku safety riding tidak aman yang dilakukan oleh mahasiswa saat mengendarai sepeda motor yaitu 4 orang (mahasiswa) tidak memakai helm pada saat jarak dekat, 1 orang (mahasiswa) meningkatkan kecepatan saat mengendarai sepeda motor, 2 orang (mahasiswa) tidak menggunakan sein saat berbelok dan 2 orang (mahasiswa) mengaku pernah menerobos lampu lalu lintas. Hal ini diperkuat dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mahasiswa dari Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang dimana terdapat 3 orang (mahasiswa), 1 mengalami luka berat dan 2 mengalami luka ringan. Penyebab dari kecelakaan ini mahasiswa mengatakan mengendarai dengan kecepatan tinggi, melanggar lampu lalu lintas dan berbelok tidak menggunakan sein.

7 Dampak yang ditimbulkan dari mahasiswa yang mengalami luka berat mengatakan mengalami patah tulang pada lengan. Sedangkan mahasiswa yang mengalami luka ringan mereka mengatakan hanya mengalami luka lecet. Berdasarkan uraian data dan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Keselamatan Berkendara Sepeda Motor (safety riding) Pada Mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti diketahui mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X memiliki perilaku safety riding tidak aman sebesar 90%. Perilaku safety riding tidak aman mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang saat berkendara seperti tidak memakai helm pada saat jarak dekat, meningkatkan kecepatan saat mengemudikan sepeda motor dan mengaku pernah menerobos lampu lalu lintas, selain itu dari informasi yang diperoleh dari mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X bahwa terdapat 3 orang (mahasiswa) yang mengalami kecelakaan lalu lintas yang terjadi dan 1 orang (mahasiswa) mengalami luka berat. Berdasarkan masalah yang terdapat dilatar belakang, perumusan masalah penelitian ini adalah Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 2. Bagaimana gambaran perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 3. Bagaimana gambaran jenis kelamin mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019?

8 4. Bagaimana gambaran pengetahuan terhadap perilaku keselamatan Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 5. Bagaimana gambaran sikap terhadap keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang X Jakarta Timur Tahun 2019? 6. Bagaimana gambaran kepemilikan SIM terhadap keselamatan berkendara Sastra Jepang X Jakarta Timur Tahun 2019? 7. Bagaimana gambaran peran teman sebaya terhadap perilaku keselamaatan Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 8. Bagaimana gambaran motivasi terhadap perilaku keselamaatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 9. Adakah hubungan jenis kelamin dengan perilaku keselamatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2019? 10. Adakah hubungan pengetahuan dengan perilaku keselamatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 11. Adakah hubungan sikap dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 12. Adakah hubungan kepemilikan SIM dengan perilaku keselamatan Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 13. Adakah hubungan peran teman sebaya dengan perilaku keselamaatan Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun

9 14. Adakah hubungan motivasi dengan perilaku keselamaatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 2. Mengetahui gambaran jenis kelamin mahasiswa di Universitas X Jakarta Timur Tahun 3. Mengetahui gambaran pengetahuan terhadap perilaku keselamatan 4. Mengetahui gambaran sikap terhadap perilaku keselamatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 5. Mengetahui gambaran kepemilikkan SIM terhadap perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 6. Mengetahui gambaran peran teman sebaya terhadap perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 7. Mengetahui gambaran motivasi terhadap perilaku keselamatan

10 8. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan perilaku keselamatan 9. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku keselamatan 10. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku keselamatan berkendara Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 11. Mengetahui hubungan kepemilikan SIM dengan perilaku keselmatan 12. Mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun 13. Mengetahui hubungan motivasi dengan perilaku keselamatan 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Universitas X Sebagai bahan untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) dan memberikan informasi untuk meningkatkan perilaku mengenai pentingnya keselamatan berkendara sepeda motor (Safety Riding) sebagai upaya keselamatan dalam berkendara.

11 1.5.2 Bagi Universitas Esa Unggul Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran mengenai perilaku safety riding dan sebagai referensi dalam memperluas wawasan mahasiswa khususnya program studi kesehatan masyarakat jurusan keselamatan dan kesehatan kerja tentang perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (Safety Riding). 1.5.3 Bagi Peneliti Lainnya Sarana dalam menerapkan dan mengembangkan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta menambah wawasan mengenai perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (Safety Riding). 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur Tahun Adapun pelaksanaan penelitian ini pada bulan April-Juni Penelitian ini dilakukan dikarenakan dari hasil studi pendahuluan peneliti mewawancarai 10 mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang di Universitas X Jakarta Timur. Mahasiswa memiliki perilaku safety riding yang tidak aman saat mengendarai sepeda motor seperti 4 orang (mahasiswa) tidak memakai helm pada saat jarak dekat, 1 orang (mahasiswa) meningkatkan kecepatan saat mengendarai sepeda motor, 2 orang (mahasiswa) tidak menggunakan sein saat berbelok dan 2 orang (mahasiswa) mengaku pernah menerobos lampu lalu lintas. Hal ini diperkuat dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mahasiswa dari Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang dimana terdapat 1 luka berat dan 2 orang luka ringan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pada mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Jepang Universitas X sebanyak 389 orang (mahasiswa). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Jepang Angkatan 2017 dan 2018 dengan teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling.