INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI UPT PUSKESMAS PALINGKAU KABUPATEN KAPUAS Hermina 1 ; Amaliyah Wahyuni 1 ; Yugo Susanto 1 Pelayanan kefarmasian termasuk pelayanan publik yangperlu di perhatikan karena mempunyai keterkaitan yang erat dengan masyarakat. Salah satu jenis pelayanan kefarmasian yang dituntut bermutu memenuhi standar adalah pelayanan puskesmas. Pelayanan yang bermutu dapat dilihat, salah satunya dengan melihat dari tingkat kepuasan konsumen atau pasien. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan yang diharapkannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa, bila kinerja sesuai harapan maka pelanggan akan puas. Pelanggan yang sangat puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik terhadap pelayanan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil atau di teliti sebanyak 273 responden dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sampel pada penelitian ini melibatkan pasien yang menerima pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Palingkau Kabupaten Kapuas. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tingkat kepuasan pasien secara umumdiupt Puskesmas Palingkau Kapuas adalah sebagai berikut: Sangat Puas 15,38% dan Puas 84,62%. Nilai skor kepuasan berdasarkan 5 dimensi pelayanan kefarmasian dengan rata-rata persentase pelayanan sebesar 70,16% yang berarti pasien merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan. Kata Kunci : Tingkat Kepuasan, Pelayanan Kefarmasian, Puskesmas Palingkau 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
ABSTRACT THE LEVEL OP PATIENT SATISFACTION WITH PHARMACEUTICAL CARE IN UPT PUSKESMAS PALINGKAU KABUPATEN KAPUAS Hermina 1 ; Amaliyah Wahyuni 1 ; Yugo Susanto 1 Pharmacy services including public services that need to be considered because it has a close link with the community. One type of quality pharmaceutical services required to meet the standards is the health center services. Quality services can be seen, one of them with a view of the level of customer satisfaction of patient. Satisfaction is the level of one s feelings after comparing the performance or results you felt with the expected. The level of satisfaction is a function of the difference between the perceived performance with expectations. If the performance is below expectations, then the customer will feel disappointed, if the performance as expected then the customer will be satistied. A very satistied customer will be loyal longer, are less sensitive to price and gave good comments to these services. This type of research is descriptive research. By using purposive sampling by the number of samples taken or examined as many as 273 respondents to the inclusion and exclusion criteria, the sample in this study included patients who receive pharmacy services at health centers UPT Puskesmas Palingkau.The data collection was conducted in April 2018 using a questionnaire. Result of research of patient satisfaction level togeneralinupt PuskesmasPalingkau Kapuas are as follows: Very Satisfied 15.38% and Satisfied 84.62%. Satisfaction score value based on 5 dimension of service of pharmacy withaverage service percentage 70.16% feel satisfied with the pharmaceutical servicesprovided. Keywords : Satisfaction, Pharmaceutical Services 1 Academy Pharmacy of ISFI Banjarmasin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas (Kementrian Kesehatan, 2014). Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Kementrian Kesehatan, 2014).
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Asuhan Kefarmasian (pharmaceutical care) (Kementrian Kesehatan, 2014). Menurut penelitian terdahulu yang telah dilakukan Yatim (2014), hasil penelitian menunjukkan 59,58% merasa puas, dan 40,42% tidak puas terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Plus Salaka Kabupaten Banggai Kepulauan, kemudian penelitian yang dilakukan Manurung (2015) dengan hasilnya 51% merasa puas, dan 49% merasa tidak puas terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Muara Teweh. Penelitian lainnya, yaitu yang dilakukan oleh Isnaniah (2015) yang hasilnya adalah 73,25% merasa puas dan 26,75% merasa tidak puas terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Sungai Bilu. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang masih merasa tidak puas terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas, sehingga perlu adanya evaluasi terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama 1 bulan di UPT Puskesmas Palingkau KabupatenKapuas, terlihat keterbatasan tenaga teknis kefarmasian yang menjadi kendala untuk melakukan pelayanan kefarmasian. Tenaga Kefarmasian di UPT Puskesmas Palingkau terdiri dari 1 orang Asisten Apoteker (AA) dan dibantu 1 orang tenaga Pekarya, sehingga memberikan dampak terhadap mutu pelayanan kefarmasian yang selanjutnya berdampak pada mutu pelayanan kesehatan (Kementrian Kesehatan, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Palingkau Kabupaten Kapuas. Hal ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pada pelayanan kefarmasian kedepannya dan mengevaluasi kinerja petugas farmasi agar lebih optimal dalam memberikan pelayanan kefarmasian.
REFERENSI Budiastuti. 2002. Faktor-faktor dalam meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit, http//www//klinis.wordpress//kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di unduh pada tanggal 14 februari 2018. Depkes. 2004. Nomor 128/2004, Kebijakan Dasar Puskesmas, Jakarta, Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Depkes. 2005. Pedoman Pemantauan Kepuasan Jasa Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Depkes. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Gerson. RF. 2002. Mengukur Kepuasan Pelanggan.Panduan Menciptakan Pelayanan Bermutu. Jakarta: Penerbit PP Imbalo, 2007Regulasi Kesehatan Indonesia, Jakarta. Andi Offset. Isnaniah, Muliati (2015), Gambaran Tingkat Kepuasana Pasien Tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Sungai Bilu. Banjarmasin: Akademi ISFI. Harlouck, 2010, Teori Perkembangan Manusia, Jakarta. EGC Kementrian Kesehatan, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pelayanan Kefarmasian, Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan, 2014, Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang standar pelayanan Kefarmasian di Puskesmas : Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Yogyakarta: Prenhallindo. Kotler P, Amstrong g. 2000. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Lusa J. 2007. Mengukur Kepuasan Pasien di rumah sakit. Diakses dari http://isofian.wordpress.com//mengukur-kepuasan-pasien-rumah-sakit. Diakses pada tanggal 14 Februari 2018. Manurung, Nurlia 2015, Gambaran Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Muara Teweh. Banjaramasin: Akademi ISFI. Machfoedz, I. 2012. Metode Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif).Fitramaya : Yogyakarta. Muninjaya, A.A.G, 2004, Manajemen Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Cit. Mnurung, N, 2015, Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasiaan di UPT Puskesmas Muara Teweh Barito Utara, Karya Tulis Ilmiah, Banjarmasin. Nursalam, 2010. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi III, Salemba Medika. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Cetakan 3. Jakarta : Rineka Cipta Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi Keempat), Jakarta: Granmedia Pustaka Utama. Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Dasar-Dasar Pengertian, Dan Penerapan. Jakarta : EGC. Sabarguna, H. 2018. Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagungseto. Siti Munawaroh, 2016, Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah: Banjarmasin. Styarini, Zulia. 2011. Tingkat Kepuasan Pengunjung terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Kamar Obat Puskesmas Grogol kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Tjiptono, 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
UPT Puskesmas Palingkau Kabupaten Kapusa, 2016. Profil UPT Puskesmas Palingkau Kabupaten Kapuas 2016: Kapuas Wawan, A&M. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta cit. Natalia. C. 2015. Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Cara Peggunaan & Penyimpanan Obat Tetes Mata di Apotek Perintis Kuripan Banjarmasin. Karya Tulis Ilmiah. Banjarmasin. Wijono, D. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Airlangga University Press Yatim, Syafrianti. 2014. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian Dengan Metode Servqual di Puskesmas Plus Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan. Skripsi Program Studi S1. Gorontalo: Universitas Gorontalo.