Lampiran 1. Ethical clearance

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan alir pembuatan ekstrak kulit batang jamblang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. besar, salah satunya adalah teripang. Di Indonesia teripang (Sea cucumber)

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Transkripsi:

Lampiran 1. Ethical clearance 45

Lampiran 2. Hasil identifikasi tumbuhan 46

Lampiran 3. Gambartumbuhan rimpang temu putih Tumbuhan rimpang temu putih Rimpang temu putih Rimpang temu putih segar Simplisia rimpang temu putih Serbuk simplisia rimpang temu putih 47

Lampiran 4.Mikroskopik serbuk simplisia rimpang temu putih Keterangan: perbesaran 10 x 40, 1 = jaringan gabus, 2 = butir pati, 3 = berkas pembuluh, 4 = parenkim. 48

Lampiran 5. Bagan alur penelitian Rimpang Temu Putih 6,2 kg Simplisia Dicuci dari pengotor sampai bersih Ditiriskan Ditimbang berat basahnya Pemeriksaan makroskopik Dirajang dan dikeringkan pada suhu ± 40-50 o C dalam lemari pengering Ditimbang Dihaluskan dengan blender Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat sebelum digunakan Karakterisasi Skrining Fitokimia 400 g Serbuk Simplisia Dimaserasi dengan etanol 96% Pemeriksaan Dibiarkan selama 5 hari makroskopik terlindung dari cahaya, Pemeriksaan sambil sese sambil sesekali diaduk mikroskopik Pk air Disaring Pk sari larut air Pk sari larut etanol Ampas Pk abu total Maserat I Pk abu tidak larut dalam asam Dimaserasi kembali Ampas dipisahkan Senyawa golongan: Alkaloid Glikosida Flavonoid Steroid/Triterpenoid Saponin Tanin Maserat II Diuapkan dengan rotary evaporator Ekstrak Kental (56 g) Uji efek penurunan kadarasam urat Kadar Asam Urat (mg/dl) 49

Lampiran 6.Bagan pengerjaan uji efek antihiperurisemia ekstrak etanol rimpang temu putih 25 ekor tikus dibagi 5 kelompok masing-masing 5 ekor Kel I: Kontrol CMC 0,5% Kel II: EERTP 400 mg Kel III: EERTP 600 mg Kel IV: EERTP 800 mg Kel V: Allopurinol 10 mg/kg BB Dipuasakan semua tikus selama 24 jam Diukur kadar asam urat puasatikus (1,6-3,2mg/dl) Diinduksi dengan kafein 135 mg/kg BBdan jus hati ayam 2 ml selama 6 hari Diberikan suspensi CMC 0,5%, sediaan uji dansuspensi Allopurinol selama 9 hari Diukur kadar asam urat darah pada hari ke 9,12, dan 15 Hasil 50

Lampiran 7.Perhitungan hasil karakterisasi simplisia rimpang temu putih 1. Perhitungan penetapan kadar air simplisia No Berat Sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml) 1 2 3 5.002 5.005 5,003 2,1 2,5 2,9 2,5 2,9 3,25 % Kadar Air = x 100 % 1. %Kadar Air 2,5 2,1 = x100% 5,002 2. %Kadar Air 2,9 2,5 = x100% 5,002 3. %Kadar Air 3,25 2,9 = x100% 5,003 %Kadar air rata-rata 7,99% + 7,99% + 6,99% = 3 = 7,99% = 7,99% = 6,99% = 7,65% 51

2. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air No Berat Sampel (g) Berat Sari (g) 1 2 3 5,012 5,019 5,011 0,184 0,189 0,182 Berat Sari Air 100 %Kadar Sari larut dalam air = x x 100% Berat Sampel 20 0,184g 100 1. %Kadar Sari larut air = 100% 5,012g 20 =18,36 % 0,189g 100 2. %Kadar Sari larut air = 100% 5,019g 20 =18,82 % 0,182g 100 3. %Kadar Sari larut air = 100% 5,011g 20 = 18,16 % 18,36% + 18,82% + 18,16% %Kadar Sari larut air rata-rata = = 18,44% 3 52

3. Kadar sari larut dalam etanol No Berat Sampel (g) Berat Sari (g) 1 2 3 5,015 5,020 5,012 0,077 0,082 0,086 Berat Sari Etanol 100 %Kadar Sari larut dalam etanol = x x100% Berat Sampel 20 0,077g 100 1. %Kadar Sari larut etanol = 100% 5,015g 20 = 7,67 % 0,082g 100 2. %Kadar Sari larut etanol = 100% 5,020g 20 =8,16 % 0,086g 100 3. %Kadar Sari larut etanol = 100% 5,012g 20 =8,57 % 7,67% + 8,16% + 8,57% %Kadar Sari larut etanol rata-rata = = 8,13% 3 53

4. Perhitungan penetapan kadar abu total No Berat Sampel (g) Berat Abu (g) 1 2 3 2,0004 2,0002 2,0005 0,0747 0,0745 0,0765 %Kadar Abu Total Berat Abu = x100% Berat Sampel 1. %Kadar Abu Total 0,0747g = 100% = 3,73 % 2,0004g 2. %Kadar Abu Total 0,0745g = 100% =3,72 % 2,0002g 3. %Kadar Abu Total 0,0765g = 100% = 3,82 % 2,0005g % Kadar abu rata-rata 3,73% + 3,72% + 3,82% = = 3,76% 3 54

5. Perhitungan kadar abu tidak larut dalam asam No Berat Sampel (g) Berat Abu (g) 1 2 3 2,0004 2,0002 2,0005 0,0024 0,0032 0,0031 %Kadar Abu Berat Abu = x100% Berat Sampel 1. %Kadar Abu 0,0024g = 100% = 0,12 % 2,0004g 2. %Kadar Abu 0,0032g = 100% = 0,15 % 2,0002g 3. %Kadar Abu 0,0031g = 100% = 0,15 % 2,0005g %Kadar abu rata-rata 0,12% + 0,15% + 0,15% = = 0,14% 3 55

56

Lampiran 8. Tabel konversi dosis Mencit 20g Tikus 200g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 (Laurence and Bacharach, 1964) 57

Lampiran 9.Contoh perhitungan dosis Contoh perhitungan volume larutan kafein yang diberikan secara oral pada hewan uji tikus -Dosis kafein untuk tikus = 135 mg/kgbb (p.o.) -Konsetrasi larutan induksi kafein yang dibuat= 135 mg / 10 ml Mis : BB Tikus = 200 g a. Jumlah obat yang diberikan = 135 mg/kg bb x BB Volume pemberian 1% dari berat badan tikus = 135 mg/kg bb x 200 g = 27 mg Maka untuk berat badan 200 g diberikan bahan uji 2 ml dan bahan yang ditimbang 27 mg dilarutkan dalam labu 10 ml dengan CMC 0,5%. 58

Lampiran 9.(Lanjutan) Contoh perhitungan dosis EERTP yang akan diberikan pada tikus. - Dosis EERTP yang akan dibuat adalah 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 800 mg/kg BB a.cara rimpang temu putih : Timbang 400 mg, 600 mg, dan 800 mg, masing-masing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC b. Berapa volume ekstrakrimpangtemu putih yang akan diberikan pada tikus? - Mis : BB Tikus = 200 g Jumlah EERTP dosis 400 mg/kg bb 200 = x mg 1000g Volume larutan yang diberi 80 = x ml 400mg Jumlah EERTP dosis 600 mg/kg bb 200 = x mg 1000g Volume larutan yang diberi 120 = x ml 600mg Jumlah EERTP dosis 800 mg/kg bb 200 = x mg 1000g Volume larutan yang diberi 160 = x ml 800mg = 80 mg = 2 ml = 120 mg = 2 ml = 160 mg = 2 ml 59

Lampiran 10.Tabel hasil pengukuran kadar asam urat Perlakuan Berat Badan (g) Kadar asam urat puasa (mg/dl) Hari ke-0 Kadar asam urat setelah induksi (Hari ke- 6) Kadar asam urat (mg/dl) Hari ke- 9 Hari ke- 12 Hari ke- 15 Suspensi 192 2.4 4.8 5.3 5.7 6.4 CMC 197 2.3 4.6 5.2 5.6 6.2 (kontrol 190 2.5 4.7 5.2 5.6 6.0 negatif) 193 2.4 4.6 5.3 5.8 6.2 194 2.2 4.5 5.0 5.4 6.0 Rata-rata 193.2 2.36 4.64 5.20 5.62 6.16 Suspensi 193 2.1 4.0 3.3 2.3 1.9 Allopurinol 195 1.9 4.0 3.0 2.1 1.6 (kontrol 194 2.5 4.3 3.5 2.4 1.9 positif) 195 2.5 4.4 3.2 2.0 1.5 197 2.3 4.1 3.1 2.1 1.8 Rata-rata 194.8 2.26 4.16 3.22 2.18 1.74 Suspensi 192 2.5 4.7 4.2 3.4 2.4 EERTP 195 2.2 4.8 4.2 3.2 2.3 400 193 2.2 4.5 4.0 3.3 2.2 mg/kgbb 199 2.3 4.6 4.2 3.5 2.2 194 2.2 4.5 4.0 3.3 2.0 Rata-rata 194.6 2.28 4.62 4.12 3.34 2.22 Suspensi 195 2.2 4.5 3.4 2.3 1.8 EERTP 193 2.3 4.8 3.5 2.5 2.0 600 194 2.3 4.4 3.2 2.1 1.6 mg/kgbb 195 2.5 4.5 3.5 2.4 2.0 195 2.2 4.4 3.1 2.0 1.6 Rata-rata 194.4 2.3 4.52 3.34 2.26 1.80 Suspensi 198 2.5 4.4 3.5 2.8 1.9 EERTP 192 2.2 4.8 3.4 3.1 2.1 800 196 2.2 4.9 4.2 3.1 2.1 mg/kgbb 193 2.3 4.6 4.1 2.9 2.0 195 2.2 4.9 4.1 3.0 2.2 Rata-rata 194.8 2.28 4.72 3.86 2.98 2.06 60

Lampiran 11.Gambar hewan percobaan (Tikus putih jantan) 61

Lampiran 12.Gambar alat pengukur kadar asam urat 62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73