PENGARUH MENGUNYAH BUAH JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN DEBRIS INDEX PADA SISWA KELAS III DAN IV DI MI BAITURAHMAN SURABAYA TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di derita oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

PENGARUH MENGUNYAH BUAH APEL DAN JAMBU BIJI MERAH TERHADAP DEBRIS INDEKS. Siti Hidayati 1, Dwi Suyatmi 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan

BUAH MENTIMUN DAN TOMAT MENINGKATKAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA DALAM RONGGA MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

PENURUNAN INDEKS PLAK PADA MURID SEKOLAH DASAR YANG MENGUNYAH BUAH SEMANGKA DENGAN BUAH NENAS DI KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia (Notoharjo & Lely, 2005). Masalah kesehatan gigi dan mulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2016 ISSN No

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN TEH HIJAU TERHADAP INDEKS PLAK PADA MURID KELAS VI SDN 62 BANDA ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi juga merupakan hasil interaksi antara kondisi fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibu merupakan masalah penting. Gigi anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

PERBEDAAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGUNYAHAN BUAH APEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan atau struktur

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP KONDISI GINGIVA PADA MAHASISWA FKG USU

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

GAMBARAN PH SALIVA DAN KARANG GIGI PADA KARANG TARUNA DI DESA NGARGOGONDO BOROBUDUR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Hubungan Mengunyah Unilateral dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Keperawatan Gigi

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB II LANDASAN TEORI. kelamin, pubertas, dan ras (Han et al., 2011). Masa remaja terbagi menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berbagai faktor lainnya) dan faktor eksternal (budaya, nilai-nilai, sosial, politik).

Transkripsi:

PENGARUH MENGUNYAH BUAH JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN DEBRIS INDEX PADA SISWA KELAS III DAN IV DI MI BAITURAHMAN SURABAYA TAHUN 2014 Silvia Prasetyowati.1, Ni Ketut Nuratni.2 1 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Surabaya, 2 Jurusan Keperawaytan Gigi Poltekkes Denpasar Abstrak Status kebersihan gigi seseorang dapat diketahui dari nilai debris index. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai debris index adalah pola makan. Mengkonsumsi makanan yang baik untuk gigi adalah cara mencegah pembentukan debris. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah jambu biji terhadap perubahan debris index siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya tahun 2014 Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan jumlah sasarannya 20 siswa. Metode pengumpulan data dengan menggunakan lembar penilaian debris index. Teknik analisa data yang digunakan adalah Paired Sample T-test. Hasil Penelitian dengan uji Paired sample T-test menunjukkan rata-rata debris index sebelum mengunyah buah jambu biji rata-rata debris index dari 20 siswa adalah 2,05 dan sesudah mengunyah buah jambu biji sebesar 1,50 sedangkan pada paired sample correlations menunjukkan bahwa korelasi antara debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji adalah sebesar 0,901 dengan Sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara dua rata-rata debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji adalah signifikan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pegaruh mengunyah buah jambu biji terhadap perubahan debris index pada siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya tahun 2014. Keywords : Mengunyah, Jambu Biji, Debris, Siswa SD Latar Belakang Kebiasaan kurangnya memperhatikan kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor utama penyebab terjadinya berbagai masalah-masalah pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh plak pada gigi, seperti lubang gigi (caries), karang gigi (calculus), radang pada gusi (gingivitis), radang pada jaringan penyangga gigi (periodontitis), serta penyakit gigi lainnnya¹ Menurut Anggareni (2007)¹, plak gigi ialah kumpulan bakteri yang menyelimuti permukaan gigi. Plak merupakan penyebab utama terjadinya karies dan penyakit periodontal. Gangguan di sekeliling gigi yang terjadi karena adanya pertemuan dental debris dengan gusi. Gangguan ini disebabkan oleh toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri pada plak gigi dan bakteri tersebut merembes pada keluar dari lapisan plak gigi dan akhirnya masuk kedalam jaringan gusi sehingga timbul peradangan. Cara yang murah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah dengan memelihara kebersihan gigi dan mulut seperti menyikat gigi serta makanmakanan yang berserat dan berair karena mempunyai kemampuan pembersih alami (self cleansing) pada gigi². Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 242

Self cleansing terjadi ketika makanan berserat dikunyah dalam rongga mulut. Pada saat dikunyah, makanan berserat menggosok permukaan gigi yang dipenuhi plak. Hilangnya plak menjaga gigi tetap bersih dan sehat. Makanan berserat tinggi juga dapat menstimulasi aliran air ludah (saliva), yang berperan menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut. Sebagai alat pertahanan, saliva dapat menetralisir asam penyebab kerusakan gigi. Saliva juga mengandung kalsium dan fosfat, yang dibutuhkan sebagai nutrisi untuk memperbaiki kerusakan awal pada jaringan gigi 4. Penelitian Hermawati (2010) 4 dengan menginstruksikan untuk mengunyah buah jambu biji menggunakan kedua sisi rahang selama 8 menit dan kemudian kumur-kumur dengan segelas air, menunjukkan ratarata index debris sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji mengalami penurunan 0,3910. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah dasar (SD) perlu diusahakan, agar dalam proses belajar dapat diperoleh hasil yang efektif. Kegiatan belajar mengajar tidak akan terganggu serta mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas sejak dini, hal ini sesuai dalam pernyataan Undangundang RI No.23 tahun 1992 pasal 45 7 bahwa : Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Hasil survey yang didapat melalui pemeriksaan awal oleh peneliti pada tanggal 16 Januari 2014 terhadap siswa kelas III dan IV MI Baiturahman di dapat nilai rata-rata debris index 1,94 yang termasuk dalam kategori buruk, namun kondisi gigi siswa pada umumnya dalam keadaan baik, hanya ada beberapa yang mempunyai karies enamel dibagian oklusalnya dan servikal sehingga masih bisa berfungsi dengan baik untuk mengunyah. Metode Penelitian dilakukan bulan Januari 2014 sampai bulan April 2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik. Dengan sampel penelitian siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya dengan jumlah 20 siswa dengan jumlah laki-laki 11 dan perempuan 9. Rata rata umur dari siswa tersebut adalah 10 sampai 11 tahun. Penelitian yang dilakukan adalah pemeriksaan debris index sebelum dan sesudah mengunyah jambu biji. syarat untuk mengunyah buah jambu biji dengan baik yaitu tidak ada gigi yang berlubang pada bagian oklusal. Metode pengumpulan data adalah dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap responden. Dalam pengamatan ini dilakukan dengan mengukur debris menurut Green dan Vermillion. Instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan lembar pemeriksaan yaitu lembar penilaian debris, buah jambu biji dengan berat ± 50 gram. Prosedur Pengumpulan Data 1. Memanggil satu atau dua siswa kelas III dan IV ke ruang kelas yang kosong. Melakukan penilaian debris index dengan cara mengolesi gigi index dengan disclosing solution sebelum siswa diberi buah jambu biji. Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 243

2. Siswa diinstruksikan untuk mengunyah buah jambu biji yang dimakan seluruh daging jambu biji, biji dari jambu biji dibuang. Daging jambu yang dikunyah kemudian ditelan. 3. Melakukan penilaian debris index dengan mengolesi gigi index dengan disclosing solution sesudah siswa mengunyah buah jambu biji. Kemudian dilakukan penelilaian sebagai berikut : 1. Untuk rahang atas gigi yang diperiksa adalah sebagai berikut : a. Gigi M1 kanan pada permukaan bukal b. Gigi I1 kanan pada permukaan labial c. Gigi M1 kiri pada permukaan bukal. 2. Untuk rahang bawah gigi yang diperiksa adalah sebagai berikut : a. Gigi M1 kiri permukaan lingual b. Gigi I1 kiri pada permukaan labial c. Gigi M1 kanan pada permukaan lingual 4. Menghitung perubahan debris index sesudah mengunyah jambu biji. Teknik Analisis Data Menganalisis debris index siswa sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji. Untuk menguji perbedaaan rata-rata antara debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji digunakan uji T-test (paired Sampel T-test). Hasil Penelitian Tabel 1.Data Hasil Pengukuran Debris Index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya. Debris Index No Sebelum Sesudah 1 1,67 1 2 2 1,33 3 2 1,5 4 2,33 1,67 5 2,67 2,17 6 2,5 2 7 1,83 1,17 8 2,67 2,17 9 1,67 1,17 10 1,67 1,17 11 2,33 1,67 12 2,17 1,33 13 1,83 1,5 14 2 1,33 15 1,83 1,67 16 2 1,33 17 1,5 1,17 18 1,67 1,17 19 2,33 1,67 20 2,33 1,83 2,05 1,50 Berdasarkan tabel pemeriksaan debris index sebelum mengunyah buah jambu biji pada 20 siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya diperoleh rata-rata debris index 2,05 dengan kategori buruk dan setelah mengunyah buah jambu biji diperoleh rata-rata debris index sebesar 1,50 dengan kategori sedang. Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 244

Analisa Data NO No Variabel Debris Index Sebelum Mengunyah Jambu Biji (n=20) Sesudah Mengunyah Jambu Biji (n=20) Mean±SD 2,05±0,35 1.50±0,34 Variabel Debris Index Sebelum dan Sesudah Mengunyah Jambu Biji (N=20) P Value 1 Corelation 0,901 < 0,001 a 2 Mean±SD 0,549±0,155 < 0,001 b a paired sample correlations b paired sample T-test Pada tabel paired sample statistik di atas menunjukkan rata-rata debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji. Sebelum mengunyah buah sebesar 1,50. Pada tabel paired sample correlations diatas menunjukkan bahwa korelasi antara debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji adalah sebesar 0,901 dengan Sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara dua rata-rata debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji adalah signifikan. Dari hasil perhitungan dengan SPSS menggunakan teknik analisis data paired sample T-test dengan Sig 0,0000. Oleh karena signifikan(sig)<0.05 yaitu 0.000 artinya terdapat perbedaan hasil antara sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji, jadi Ha diterima dan H0 ditolak. Maka dengan mengunyah buah jambu biji dapat berpengaruh terdapat perubahan debris index siswa MI Baiturahman Surabaya kelas III dan IV. Pembahasan Hasil dari pemeriksaan debris index sebelum mengunyah buah jambu biji adalah buruk, hasil setelah mengunyah buah jambu biji adalah sedang. Nilai rata-rata debris index sebelum mengunyah buah jambu biji lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sesudah mengunyah buah jambu biji. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh mengunyah buah jambu biji sebagai self cleansing terhadap perubahan debris index pada siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya. Debris index siswa sebelum mengunyah buah jambu biji termasuk dalam kategori buruk dalam hal ini dikarenakan adanya debris yaitu sisa-sisa makanan yang menempel pada celah gigi dan merupakan faktor pendukung timbulnya karies. Debris ini termasuk sisa makanan yang mudah dibersihkan dengan air liur, pergerakan otot-otot mulut seperti mengunyah buah jambu biji. Jenis makanan keras dan lunak mempengaruhi pembentukan debris pada permukaan gigi 3. Debris index siswa setelah mengunyah buah jambu biji termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunujukkan bahwa buah jambu biji mempunyai kemampuan self cleansing yaitu kemampuan pembersih alami. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Grandfa (2010) 2 yang menyatakan bahwa makan-makanan yang berserat dan berair mempunyai kemampuan pembersih alami (self cleansing). Buah jambu biji tergolong buah yang kaya antioksidan, kaya vitamin, serat dan mineral serta meningkatkan kesehatan gigi dan gusi. Buah jambu biji kaya sumber serat larut (5,4 g/100 g buah) mengandung air sekitar 86 % yang dapat merangsang sekresi saliva untuk membersihkan sisa makanan di gigi. Mengunyah jambu biji sering disebut cara alami menyikat gigi, sehingga mendorong sekresi air liur 8. Buah jambu biji ini merupakan makanan berserat dan berair yang mempunyai kemampuan pembersih alami. Penurunan ini terjadi disebabkan karena buah jambu biji memiliki serat yang tinggi Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 245

juga dapat menstimulasi aliran air ludah yang berperan menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut. Mastikasi atau pengunyahan adalah fungsi yang mungkin selalu menimbulkan kenikmatan bagi kebanyakan orang dan melibatkan lima indera secara berurutan. Makanan padat dan berserat seperti buah jambu biji akan meningkatkan intensitas pengunyahan dalam mulut, sehingga proses pengunyahan makanan akan merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan membantu membilas gigi dari partikel-partikel makanan yang melekat pada gigi. Ketika terjadi pengunyahan maka saliva terangsang keluar sehingga partikel-partikel makanan mulai berkurang bahkan sampai menghilang. Sebenarnya hasil penelitian buah jambu biji ini masih belum mencapai kategori baik dalam debris index yang telah ditetapkan oleh WHO. Sedangkan hasil pemeriksaan setelah mengunyah buah jambu biji adalah kategori sedang. Hal ini dapat disebabkan karena faktor pengetahuan dari siswa. Dalam proses pengu-nyahan yang baik harus dilakukan dengan menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian namun siswa kurang memahami dan kurang tepat mengaplikasikan proses pengunyahan tersebut. Proses pengetahuan seseorang memiliki beberapa tingkatan yaitu tahu, memahami, mengapli-kasikan, analisis, sintesis dan evaluasi 5. Pada tingkatan mengaplikasi ini siswa akan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Setidaknya perubahan rata-rata debris index antara sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji mengalami penurunan. Apabila kebiasaan mengunyah sehari-hari maka didapatkan debris index dalam kategori baik. Sehingga dapat meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh mengunyah buah jambu biji terhadap perubahan debris index pada siswa kelas III dan IV di MI Baiturahman Surabaya, dapat disimpulkan bahwa : 1 Debris index siswa kelas III dan IV MI Baiturahman sebelum mengunyah buah jambu biji termasuk dalam kategori buruk. 2 Debris index siswa kelas III dan IV MI Baiturahman sesudah mengunyah buah jambu biji termasuk dalam kategori sedang. 3 Ada pengaruh mengunyah buah jambu terhadap perubahan debris index siswa kelas III dan IV MI Baiturahman Surabaya Daftar Pustaka 1. Anggareni, News. 2007. Plak Gigi. wordpress.com/2007/12/22/plak-gigi. Diakses 10 Februari 2014. 2. Grandfa.2010. Jangan Remehkan Kebersihan Gigi dan Mulut. Http:// id.shvoong.com/medicine-andhealth/1648986-jangan-remehkankebersihan-gigi-dan-mulut. Diakses 25 januari 2014. 3. Herijulianti, E., Putri, H Megananda.,., Nurjannah, N., 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Edisi 1. EGC. Jakarta. Hal 113-115. 4. Hermawati, E.2010. Efektivitas Mengunyah Buah Apel dan Mengunyah Buah Jambu Biji Terhadap Perubahan Angka Debris Indeks Pada Siswa Kelas VII SMP N 24 Semarang 2010. Semarang Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 246

5. Notoatmodjo, S.2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Rineka Cipta.Jakarta. 6. Undang-Undang Kesehatan Nomor : 36 Tahun 2009. Kesehatan.Sinar Grafika.Jakarta. 7. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan. Arloka.Surabaya. 8. Sarjanaku.2009. Manfaat Buah Jamnu Biji dan Khasiatnya bagi tubuh. http://www.sarjanaku.com/2009/09/manf aat-buah-jambu -biji-dan-khasiatnyabagi-tubuh.html.diakses 5 januari. Jurnal Kesehatan Gigi Vo.2 No.2 ( Agustus 2014) 247