BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN

QUISIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Banyubiru yang beralamat di Desa Wirogomo, Banyubiru Kabupaten Semarang. Objek penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB. Kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 26 dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak 24. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran terpadu tipe connected, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. B. Kondisi Sebelum diberi Perlakuan 1. Minat Belajar Matematika a. Deskripsi minat belajar matematika Deskripsi minat belajar matematika digunakan untuk melihat minat siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Deskripsi Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan Group Statistics nilai kelas VIIIA VIIIB Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 26 116.62 9.504 1.864 24 117.08 12.954 2.644 Berdasarkan Tabel 14, rata-rata minat belajar pada kelas eksperimen (VIIIA) adalah 116,62 dan pada kelas kontrol (VIIIB) adalah 117,08. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak terlalu signifikan, hanya 0,46. Nilai standar deviasi pada kelas VIIIA adalah 9,504 dan nilai standar deviasi kelas VIIIB adalah 12,954. Hasil angket minat belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran minat belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 15. 41

42 Tabel 15 Kategori Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan Interval Minat 128,016 Tinggi 105,664 128,015 Sedang <105,664 Rendah Kontrol Kelas 3 0 12,5% 0% 16 23 66,5% 88% 5 3 21% 12% Eksperimen Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa sebanyak 3 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 23 siswa mempunyai minat sedang, dan 0 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 88%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 16 dengan persentase 66,5%. Lima siswa mempunyai minat rendah dan 3 siswa mempunyai minat tinggi. Persentase minat belajar matematika setiap aspek sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Persentase Minat B elajar Matematika Aspek Kelas Kontrol Eksperimen Perasaan senang 35% 34% Perhatian 34% 34% Aktivitas 31% 32% Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa pada kelas kontrol, aspek perasaan senang sebesar 35%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 31%. Pada kelas eksperimen, aspek perasaan senang sebesar 34%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 32%. b. Uji normalitas minat belajar matematika Uji normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data

43 pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov- Smirnov < 0,05. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Uji Normalitas Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. Nilai.166 50.001 Berdasarkan Tabel 17, terlihat nilai sig = 0,001 < 0,05 maka variabel berdistribusi tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data nilai matematika kelas VIII SMP N 3 Banyubiru pada semester pertama berdistribusi tidak normal. c. Uji banding dua sampel minat belajar matematika Uji analisis menggunakan statistik non parametrik karena data tidak normal. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Uji Banding Dua Sampel Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan Nilai Mann-Whitney U 303.500 Wilcoxon W 654.500 Z -.165 Asymp. Sig. (2-tailed).869 a. Grouping Variable: kelas

44 Berdasarkan Tabel 18, nilai sig 0,869 > 0,05 maka rataan kedua sampel sama. Hal ini berarti kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai minat awal yang sama. 2. Hasil Belajar Matematika a. Deskripsi hasil belajar matematika Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan menggunakan nilai dari guru pada tes akhir semester 1. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Group Statistics nilai kelas VIIIA VIIIB Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 26 47.12 17.744 3.480 24 49.48 12.445 2.540 Berdasarkan Tabel 19, rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIA) adalah 47,12 dan pada kelas kontrol (VIIIB) adalah 49,48. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak terlalu signifikan, hanya 2,36. Nilai standar deviasi pada kelas VIIIA adalah 17,7439 dan nilai standar deviasi kelas VIIIB adalah 12,4451. Hasil belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Kategori Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Interval 63,572 Hasil Belajar Tinggi 32,928 63,571 Sedang < 32,928 Rendah Kontrol Kelas 2 4 8,35% 15% 20 17 83,3% 66% 2 5 8,35% 19% Eksperimen

45 Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa sebanyak 5 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 17 siswa mempunyai minat sedang, dan 4 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 66%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 20 dengan persentase 83,3%. Dua siswa mempunyai minat rendah dan 2 siswa mempunyai minat tinggi. b. Uji normalitas hasil belajar matematika Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov- Smirnov < 0,05. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Kolmogorov-Smirnov a Statistic Df Sig. Nilai.106 50.200 * a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan Tabel 21 nilai Test of Normality terlihat nilai sig = 0,200 > 0,05 maka variabel berdistribusi normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data nilai matematika kelas VIII SMP N 3 Banyubiru pada tes akhir semester pertama berdistribusi normal. c. Uji banding dua sampel Analisis uji banding dua sampel digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang

46 berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Uji Banding Dua Sampel Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Independent Samples Test nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test f or Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Dif f erence 95% Confidence Interv al of the Std. Error Dif f erence Dif f erence Lower Upper 2.534.118 -.541 48.591-2.3638 4.3688-11.1478 6.4202 -.549 44.889.586-2.3638 4.3085-11.0421 6.3145 Berdasarkan Tabel 22, kolom ketiga nilai sig 0,118 > 0,05. Hal ini kedua kelas mempunyai varian sama atau kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan VIIIB homogen. Informasi homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variances assumed. Pada t nilai sig = 0,591 > 0,05. Maka rataan kedua sampel sama. Rata-rata kelas VIIIA adalah 47,115 dan kelas VIIIB adalah 49,479. Perbedaan rata-rata kedua kelas tidak terlalu signifikan. Hal ini berarti kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai kemampuan sama dalam matematika. C. Kondisi Setelah diberi Perlakuan 1. Minat Belajar Matematika a. Deskripsi minat belajar matematika Hasil minat belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.00 yang dapat dilihat pada Tabel 23.

47 Tabel 23 Deskripsi Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan Group Statistics nilai kelas VIIIA VIIIB Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 26 114.31 15.899 3.118 24 115.17 10.128 2.067 Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa dari 26 siswa pada kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 143, skor minimal 91, standar deviasi 15,899 dan rata-rata skor 114,31. Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 24 siswa mempunyai skor maksimal 135, skor minimal 99, standar deviasi 10,128, dan rata-rata 115,17. Hasil minat belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran minat belajar matematika terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Kategori Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan Interval 128,036 Minat Tinggi 101,404-128,035 Sedang < 101,404 Rendah Kontrol Kelas 3 6 12,5% 23% 18 14 75% 54% 3 6 12,5% 23% Eksperimen Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa sebanyak 3 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 18 siswa mempunyai minat sedang, dan 5 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 54%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 12 dengan persentase 75%. Tujuh siswa mempunyai minat rendah dan 5 siswa

48 mempunyai minat tinggi. Persentase minat belajar matematika setiap aspek setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Persentase Minat Belajar Matematika Aspek Kelas Kontrol Eksperimen Perasaan senang 35% 33% Perhatian 31% 34% Aktivitas 34% 33% Berdasarkan Tabel 25 terlihat bahwa pada kelas kontrol, aspek perasaan senang sebesar 35%, perhatian sebesar 31%, dan aktivitas sebesar 34%. Pada kelas eksperimen, aspek perasaan senang sebesar 33%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 33%. b. Uji normalitas minat belajar matematika Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data Menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov- Smirnov < 0,05. Hasil olahdata uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Uji Normalitas Minat Belajar Matematika Setelah Perlakuan Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. minat belajar matematika.103 50.200 * a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan Tabel 26 terlihat bahwa nilai sig pada kolmogorov smirnov yaitu 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, maka data minat belajar matematika berdistribusi normal.

49 c. Uji banding dua sampel Analisis uji banding dua sampel digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Uji Banding Dua Sampel Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan Independent Samples Test nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test f or Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Dif f erence 95% Confidence Interv al of the Std. Error Dif f erence Dif f erence Lower Upper 4.162.047 -.226 48.822 -.859 3.806-8.512 6.794 -.230 42.818.819 -.859 3.741-8.405 6.687 Berdasarkan Tabel 27 pada kolom ketiga nilai sig 0,047 < 0,05. Hal ini berarti kedua kelas tidak homogen. Artinya kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan kelas VIIIB tidak mempunyai varian sama (tidak homogen). Informasi tentang homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. Pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variances not assumed. Pada t nilai sig = 0,819 > 0,05, artinya rataan kedua kelas sama. Hasil output pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata pada kelas kontrol (VIIIB) yaitu 115,17 lebih tinggi daripada kelas kontrol (VIIIA) yaitu 114,31. Perbedaan rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak signifikan, hanya 0,88. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas eksperimen sama dengan minat belajar kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran terpadu tipe connected tidak berpengaruh terhadap minat belajar matematika siswa kelas VIII.

50 2. Hasil Belajar Matematika (Posttest) a. Deskripsi Posttest Hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat didefinisikan dengan bantuan program SPSS versi 16.00 yang dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Deskripsi Posttest Group Statistics nilai kelas VIIIA VIIIB Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 26 74.81 9.432 1.850 24 66.50 12.230 2.496 Berdasarkan Tabel 28 terlihat bahwa kelas eksperimen berjumlah 26 siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 89 dan nilai terendah 60. Rata-rata kelas adalah 74,81 dan standar deviasinya 9,432. Kelas kontrol berjumlah 24 siswa, dengan nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 48. Rata-rata kelas kontrol adalah 66,50 dan standar deviasinya 12,230. Hasil belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran minat belajar matematika terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest) Interval 82,36 Hasil Belajar Tinggi 59,28 82,35 Sedang < 59,28 Rendah Kontrol 4 7 Kelas 17% 27% 16 19 66% 73% 4 0 17% 0% eksperimen Berdasarkan Tabel 29 terlihat bahwa pada kelas eksperimen sebanyak 0 siswa memperoleh hasil belajar rendah, 19 siswa

51 memperoleh hasil belajar sedang, dan 7 siswa memperoleh hasil belajar tinggi. Sebagian besar siswa memperoleh hasil belajar yang sedang dengan persentase 73%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa memperoleh hasil belajar sedang yaitu 16 siswa dengan persentase 66%, 4 siswa memperoleh nilai rendah, dan 4 siswa memperoleh nilai tinggi. b. Uji normalitas posttest Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data Menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov- Smirnov < 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar matematika (posttest)) dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika (Posttest) hasil belajar matematika (posttest) a. Lilliefors Significance Correction Kolmogorov-Smirnov a Statistic Df Sig..108 50.198 Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa nilai sig pada kolmogorov smirnof yaitu 0,198. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, maka data hasil belajar matematika berdistribusi normal. c. Uji banding dua sampel Analisis uji banding dua sampel digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 31.

52 nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test f or Equality of Variances F Tabel 31 Uji Banding Dua Sampel Posttest Sig. Independent Samples Test t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Dif f erence 95% Confidence Interv al of the Std. Error Dif f erence Dif f erence Lower Upper 1.023.317 2.702 48.010 8.308 3.075 2.125 14.490 2.674 43.207.011 8.308 3.107 2.043 14.573 Berdasarkan Tabel 26 Pada kolom ketiga nilai sig 0,317 > 0,05. Hal ini berarti kedua kelas homogen. Artinya kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai varian sama (homogen). Informasi tentang homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. Pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variance assumed. Pada t nilai sig = 0,010 < 0,05, artinya rataan berbeda. Hasil output pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata pada kelas kontrol (VIIIB) yaitu 66,50 lebih rendah daripada kelas kontrol (VIIIA) yaitu 74,81. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran terpadu tipe connected berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII. D. Pembahasan Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terpadu tipe connected terhadap minat dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru. Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan analisis pelaksanaan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil analisis pelaksanaan pembelajaran berdasarkan atas lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran 15. Penelitian dapat tercapai tujuannya jika minat

belajar matematika dan hasil belajar matematika pada kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai kemampuan awal yang sama. Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel sebelum diberi perlakuan, didapat nilai sig untuk hasil minat belajar adalah 0,869 > 0,05 yang artinya rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 14, diperoleh rata-rata pada kelas VIIIA adalah 116,62 dan pada kelas VIIIB adalah 117,08. Kelas VIIIB mempunyai rata-rata lebih tinggi dari kelas VIIIA. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak signifikan, hanya 0,46. Hal ini berarti kedua kelas mempunyai minat yang sama sebelum diberi perlakuan. Uji banding dua sampel hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan didapat nilai sig untuk hasil belajar adalah 0,118 > 0,05 yang berarti rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 19, diperoleh rata-rata pada kelas VIIIA adalah 47,115 dan kelas VIIIB adalah 49,479. Kelas VIIIB mempunyai rata-rata lebih tinggi dari kelas VIIIA. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak signifikan, hanya 2,364. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai hasil belajar yang sama sebelum diberi perlakuan. Minat belajar matematika pada kelas VIIIA setelah diajar menggunakan model pembelajaran terpadu tipe connected sama dengan kelas VIIIB yang diajar dengan model konvensional. Hal ini terlihat dari uji banding dua sampel diperoleh nilai sig 0,819 > 0,05 yang berarti rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 23 diperoleh rata-rata minat belajar pada kelas VIIIB yaitu 115,17 lebih tinggi daripada kelas VIIIA yaitu 114,31. Perbedaan rata-rata kelas VIIIA dan kelas VIIIB tidak signifikan, hanya 0,88. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas VIIIA sama dengan minat belajar kelas VIIIB. Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang menyatakan model pembelajaran terpadu tipe connected berpengaruh terhadap minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru ditolak. Keterbatasan penggunaan media sebagai alat pembelajaran sepertinya belum maksimal dan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran berpengaruh terhadap minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu keadaan ruang kelas dan suasana di dalam ruang kelas tidak diperhitungkan sehingga hasil peningkatan minat belajar belum maksimal. Hal tersebut sependapat dengan Surya sebagaimana dikutip dalam Ali (2009) yang mengatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor yang bersumber dari siswa sendiri, faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, dan faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model 53

54 pembelajaran terpadu tipe connected terhadap minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika dengan model terpadu tipe connected tidak berpengaruh terhadap minat belajar siswa, namun berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas VIIIA yaitu 74,81 lebih baik dari kelas VIIIB yaitu 66,50. Berdasarkan analisis menggunakan uji banding dua sampel diperoleh nilai sig 0,010 < 0,05 yang berarti rataan kedua kelas berbeda. Hasil belajar pada kelas VIIIA lebih baik, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran terpadu tipe connected. Proses pembelajaran yang holistik, bermakna, dan otentik menjadikan siswa mampu memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang materi yang saling berkaitan sehingga dapat memahami konsep materi yang diajarkan. Setiap siswa aktif berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, karena presentasi ditunjuk secara acak oleh guru. Siswa menjadi lebih berani bicara didepan kelas karena dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal ini bagus bagi diri siswa karena berani mengungkapkan pendapatnya sehingga tidak hanya diam saat tidak paham tentang materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran dengan model pembelajaran terpadu tipe connected mempermudah siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan antara konsep, pengetahuan yang terdapat dalam beberapa indikator dan kompetensi dasar sehingga siswa diharapkan dapat terbiasa berpikir teratur, terarah, utuh, menyeluruh, dan sistematik. Hal ini sependapat dengan Ambardini (2009) yang mengatakan bahwa melalui pembelajaran terpadu tipe connected, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk mencari, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh dapat optimal. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terpadu tipe connected terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran terpadu tipe connected terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru diterima. Hal tersebut sependapat dengan Fitriani, dkk. (2012) yang menyatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe connected berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 90%.