Gambar 3.1. Skema Kerangka Teori Penelitian dan Kerangka Konsep Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menggunakan metode observasional korelatif dengan jenis

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS YANG MENGALAMI KANDIDIASIS DENGAN PERUBAHAN JUMLAH KOLONI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

14 BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Keterangan : = Variabel Independen = Variabel Dependen Gambar 3.1. Skema Kerangka Teori Penelitian dan Kerangka Konsep Penelitian

15 3.2. Definisi Operasional 1) KGD sewaktu adalah yang diukur setelah makan melebihi waktu 2 jam atau ketika tidak puasa. Alat Pengukuran : Rekam Medik Hasil Pengukuran : A. Normal : < 140mg/dl B. TGT : 140 - < 200mg/dl C. DM : > 200mg/dl Skala Pengukuran : Kategori 2) Lesi TB Paru yang tampak pada rontgen paru untuk kepentingan pengobatan. Alat Pengukuran : Rekam Medik Hasil Pengukuran : Zona 1-6 a. Zona 1-3 : Paru kiri (Atas, Tengah, Bawah) b. Zona 4-6 : Paru kanan (Atas, Tengah, Bawah) c. Zona 1-6 : Kedua Paru Skala Pengukuran : Kategori

16 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik dengan cross sectional (potong melintang) dimana setiap subjek penelitian diobservasi hanya untuk satu kali waktu pengukuran. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 - November 2016. 4.2.2. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan rekam medik penderita DM disertai TB paru yang berobat jalan dan rawat inap di bagian paru RSUP H. Adam Malik Medan dengan kurun waktu 1 tahun. 4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah rekam medik semua pasien penderita DM dengan TB paru yang berobat jalan dan rawat inap di bagian paru RSUP H. Adam Malik Medan Periode Juni 2015 Juni 2016. 4.3.2. Sampel Penelitian Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling, yaitu pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi ketika jumlah populasi yang didapatkan kurang dari 100. Sampel dianalisa dengan memenuhi kriteria : 1) Kriteria Inklusi a. Penderita DM dengan TB paru dengan semua kategori b. Tidak disertai penyakit paru lain

17 c. Umur 20 tahun 2) Kriteria Eksklusi a. Rekam medik yang tidak lengkap 4.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan di dalam penelitian diperoleh secara sekunder, yaitu peneliti mengambil data diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang telah adapada pasien RSUP H. Adam Malik di bagian paru. Dari data-data tersebut, kemudian dipilih data pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. 4.5. Pengolahan dan Analisa Data Data yang telah didapatkan kemudian akan dimasukkan dan diolah dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Product and Service Solutions (SPSS) yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Uji statistik dengan Fisher s Exact Test.

18 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17, Kemenangan Tani, Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara. Tanggal berdiri 21 Juli 1993, merupakan Rumah Sakit umum dengan kelas A yang menjadi pusat rujukan di daerah Sumatera Utara. 5.1.2 Deskripsi Karateristik Sampel Dalam Penelitian ini terdapat sampel 33 pasien Diabetes Melitus dengan Tuberkulosis paru yang diambil dari rekam medik pasien yang rawat jalan maupun rawat inap di Poliklinik DM dan Poliklinik Paru di RSUP H. Adam Malik Medan. Karakteristik sampel pada penelitian adalah sebagai berikut : 5.1.2.1 Jenis Kelamin& Usia Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan : Jenis kelamin& Usia n % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 23 10 69,7 30,3 Total 33 100,0 Usia 31-40 41-50 51-60 61-70 3 8 12 10 9,1 24,2 36,4 30,3 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa sampel terbanyak yang menderita Diabetes Melitus dengan Tuberkulosis Paru adalah jenis kelamin laki-

19 laki yaitu sebesar 23 orang ( 69,7%), sedangkan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 10 orang (30,3%).Dan didapati kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 12 orang ( 36,4%). Kemudian diikuti dengan kelompok usia 61-70 tahun yaitu 10 orang (30,3%) dan kelompok usia 41-50 tahun yaitu 8 orang (24,2%), sedangkan kelompok usia yang paling sedikit adalah kelompok usia 31-40 tahun yaitu 3 orang (9,1%). 5.1.2.2 Kadar Gula Darah Sewaktu Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan Kadar Gula Darah Sewaktu Kadar Gula Darah Sewaktu n % < 140mg/dl 140 - > 200 mg/dl >200 mg/dl 4 2 27 12,1 6,1 81,8 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa kelompok kadar gula darah sewaktu terbanyak dengan KGD sewaktu > 200 mg/dl yaitu sebanyak 27 orang (81,8%). Selanjutnya diikuti dengan kelompok KGD sewaktu dengan < 140 mg/dl yaitu sebanyak 4 orang ( 12,1%). Sedangkan kelompok KGD sewaktu paling sedikit dengan KGD sewaktu 140 - <200 mg/dl yaitu 2 orang (6,1%).

20 5.1.2.3 Rontgen Paru Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan persentase berdasarkan Rontgen Paru Rontgen Paru n % Zona 1-3 (Paru Kiri) Zona 4-6 (Paru Kanan) Zona 1-6 (Paru Kiri-Kanan) 4 13 16 12,1 39,4 48,5 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 5.3. Rontgen Paru paling banyak pada Zona 1-6 yaitu sebanyak 16 orang ( 48,5%). Kemudian dilanjutkan Zona 4-6 yaitu sebanyak 13 orang (39,4%). Sedangkan Rontgen Paru paling sedikit pada Zona 1-3 yaitu 4 orang (12,1%). 5.1.3 Analisis Bivariat Dari penelitian yang dilakukan terdapat 33 orang penderita DM dengan TB Paru yang memenuhi kriteria dari RSUP H. Adam Malik Medan. Dimana ke 33 penderita diperiksa KGD sewaktu dan Rontgen Paru. Hasil penelitian kemudian dianalisis secara statistik. 5.1.4 Hubungan KGD sewaktu dengan Rontgen Paru Tabel 5.4 Hubungan KGD Sewaktu dengan Rontgen Paru : KGD Zona Jumlah 1-3 4-6 1-6 p-value <140mg/dl 4-3 1 140-200mg/dl 2 1 1-0,184 >200mg/dl 27 3 10 14 Berdasarkan Penelitian di atas bahwa nilai korelasi KGD sewaktu dengan Rontgen paru dihitung dengan menggunakan Fisher s Exact Test. Dengan nilai p- value = 0,184 yang berarti tidak ada hubungan antara KGD sewaktu dengan rontgen paru.

21 5.2 Pembahasan Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 33 kasus dengan diagnosis klinis diabetes melitus dengan tuberkulosis paru dan melakukan pemeriksaan rontgen paru dengan data yang diperoleh dari rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan Jenis kelamin ( Tabel 5.1) dari penelitian ini ditemukan bahwa penderita laki-laki berjumlah 23 orang (69,7%) dan lebih banyak dibandingkan penderita perempuan yang berjumlah 10 orang (30,3%). Menurut penelitian Qazi bahwa laki-laki lebih banyak terkena daripada perempuan dikarenakan oleh faktor predisposisi dimana laki-laki lebih sering merokok dan berkeja diluar rumah dibandingkan perempuan. 28 Berdasarkan kelompok umur ( Tabel 5.1) dari penelitian ini didapatkan sebanyak 12 orang penderita (36,4%) pada umur 51-60 tahun, 10 orang penderita (30,3%) pada umur 61-70 tahun, 8 orang penderita (24,2%) pada umur 41-50 tahun dan 3 orang penderita (9,1%) pada umur 31-40 tahun. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution, 2007 di RSUP H. Adam Malik Medan yang menyatakan bahwa terdapat 16 orang penderita (17,2%) pada kelompok umur < 40 tahun, 28 orang penderita (29,8%) pada kelompok umur 41-50 tahun, 35 orang penderita (37,2%) pada kelompok umur 51-60 tahun, 12 orang penderita (12,8%) pada kelompok umur 61-70 tahun dan 3 orang penderita (3,2%) pada kelompok umur >70 tahun. Ini membuktikan bahwa tidak di jumpai perbedaan pada umur 40-65 tahun. Jadi dari kedua penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan yang begitu besar. Salah satunya karena pada usia lanjutfungsi sel beta lebih terganggu, terutama yang menderita DM terkontrol dengan DM yang tidak terkontrol. 27,29,30 Berdasarkan Kadar Gula Darah sewaktu ( Tabel 5.2) dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 27 orang (81,8%) dengan KGD sewaktu > 200mg/dl, 4 orang (12,1%) dengan KGD sewaktu 140 - >200 mg/dl dan 2 orang (6,1%) dengan KGD sewaktu < 140 mg/dl.menurut penelitian Hiwot di Ethiopia Timur Laut KGD terbanyak >228 mg/dl sebesar 14,3%. 32

22 Berdasarkan Rontgen Paru ( Tabel 5.3) dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 16 orang penderita dengan infiltrat pada kedua paru ( 48,5%), 13 orang penderita dengan infiltrat pada paru kanan (39,4%) dan 4 orang penderita dengan infiltrat pada paru kiri (12,1%). Hal ini sesuai kepustakaan yang ada yaitu terdapat adanya infiltrat, kavitas, efusi pleura. 6 Keterlibatan paru bilateral sebesar 50%, 33% berkaitan efusi pleura, dan 17% terdapat kavitas. 31 Berdasarkan hasil penelitian di atas ( Tabel 5.4)dimana menggunakan uji Fisher s exact didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara hasil pemeriksaan KGD Sewaktu dengan rontgen paru pada sampel (p = 0,184). Hal ini sesuai dengan penelitiannasution, bahwa tidak ada hubungan antara KGD Sewaktu dengan Rontgen Paru. 27 Pada penelitian Alladin et.al juga mengatakan bahwa diabetes melitus tidak berpengaruh signifikan terhadap manifestasi klinis pada tuberkulosis. 33 Kelemahan dari penelitian ini adalah sampel yang diperoleh sedikit (33 orang) karena penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tipe A, dimana pasien DM dengan TB Paru yang berkunjung ke Rumah Sakit ini merupakan pasien pasien rujukan dari Rumah Sakit tipe B, C dan fasilitas layanan kesehatan primer lainnya. Sehingga data hasil pemeriksaan KGD Sewaktu dengan Rontgen Paru pasien pasien ini tidak memiliki kelengkapan dikarenakan data tersebut berada di Rumah Sakit ataupun fasilitas layanan kesehatan primer asal rujukan. Selain itu, beberapa pasien yang ada tidak dapat dimasukkan sebagai sampel penelitian karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Keterbatasan penelitian ini yaitu sampelnya yang sedikit (33 orang). Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu karena tidak lengkapnya data rekam medik hardcopy atau softcopy. Selain itu karena tidak mencantumkan pasien dengan penyakit primer terlebih dahulu, Diabetes Melitus atau Tuberkulosis Paru. Keterbatasan lainnya yaitutidak mencantumkan bagian paru mana yang terkena dengan pengklasifikasian menurut zona.

23 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian diatas maka disimpulkan : 1) Tidak dijumpai hubungan antara KGD Sewaktu dengan Rontgen TB Paru pada penderita DM disertai TB Paru. 2) Penderita DM dengan TB Paru dijumpai lebih banyak pada laki-laki (69,7%) daripada perempuan (30,3%) dan Penderita DM dengan TB Paru dijumpai lebih banyak pada usia 51-60 tahun sebanyak 12 orang (36,4%). 3) Dijumpai KGD sewaktu > 200mg/dl pada penderita DM dengan TB Paru sebanyak 27 orang (81,8%). 4) Dijumpai Lesi paru paling banyak pada kedua paru sebanyak 16 orang (48,5%). 6.2 Saran 1) Kepada RSUP H. Adam Malik Medan sebaiknya data rekam medis yang tercantum dari softcopy secara computerized, dapat juga diperoleh datanya dari hardcopy secara lengkap. 2) Kepada RSUP H. Adam Malik Medan untuk mencantumkan di rekam medik penyakit primer terlebih dahulu yaitu Diabetes Melitus atau Tuberkulosis Paru. 3) Kepada RSUP H. Adam Malik Medan supaya melengkapi rekam medik terutama pada bagian radiologi untuk mencantumkan bagian paru yang terkena dengan klasifikasi menurut zona, tidak hanya mencantumkan paru kiri, paru kanan atau kedua paru saja.