BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis di Indonesia mengalami berbagai tantangan seiring dengan arus globalisasi dan perkembangan zaman yang memicu meningkatnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat. Perubahan gaya hidup modern kini lebih mendominasi, seperti berbelanja pada online shop, penggunaan alat komunikasi yang semakin canggih, serta adanya pergeseran gaya hidup bersantap di restoran yang bukan saja hanya bertujuan untuk makan saja namun juga menjadi sarana untuk rekreasi, mengerjakan tugas kuliah, rapat kantor, serta berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang ramai di kunjungi wisatawan. Banyak wisatawan dari luar kota yang berkunjung ke kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Keadaan ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan dan restoran selalu ramai dikunjungi wisatawan dalam kota maupun luar kota yang menawarkan berbagai macam kuliner. Bisnis kuliner di kota Bandung semakin marak bermunculan. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak ada matinya, bukan saja karena makanan pokok tetapi dapat dilihat dari perubahan gaya hidup masa kini. 1
2 Maraknya restoran dan café-café yang bermunculan dengan menawarkan berbagai konsep yang unik dan menarik sehingga menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Setiap perusahaan harus mampu bertahan, bahkan harus dapat hidup berkembang diantara persaingan yang ada saat ini. Pasar yang semakin dinamis mengharuskan para pelaku bisnis untuk secara terus menerus berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya (Meldariana dan Lisan, 2010). Mempertahankan pelanggan merupakan hal yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis kuliner. Perusahaan mempelajari perilaku konsumen yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen, pada akhirnya akan dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun strategi pemasaran (Tjahyadi, 2006). Pelaku bisnis perlu menetapkan strategi pemasaran yang lebih kreatif dan tepat bagi sarana bisnisnya agar dapat menarik perhatian konsumen serta mempengaruhi konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk mereka. Meningkatkan kekuatan dalam perusahaannya pelaku bisnis dapat melakukan dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis kuliner yaitu dengan merencanakan desain store atmosphere serta lokasi yang tepat. Kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik serta aroma yang secara meyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana yang sengaja diciptakan, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang
3 terkait dengan layanan, harga maupun ketersediaan barang dagangan yang bersifat fashionable (Utami, 2008 dalam Jasniko, 2013). Harga, kualitas dan pelayanan tidak lagi menjadi bahan pertimbangan utama bagi para penikmat kuliner, saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor penting bagi seorang konsumen dalam memilih tempat untuk bersantap. (Meldarianda dan Lisan, 2010). Pada saat konsumen masuk ke sebuah restoran, mereka tidak hanya memberikan penilaian terhadap produk makanan yang ditawarkan serta akan memberikan penilaian terhadap kreatifitas penciptaan suasana pada restoran tersebut. (Levy dan Weitz, 2001 dalam Irawan, 2010) mengemukakan bahwa customer purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere yang artinya perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh suasana toko. Penciptaan atmosphere (suasana) yang menyenangkan, menarik, serta bisa membuat konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara agar dapat menarik konsumen untuk melakukan tindakan pembelian. Setiap restoran memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri serta terus menerus berusaha berinovasi menciptakan keunggulan yang berbeda-beda. Keunggulan tersebut dapat dilihat dari suasana tempat yang nyaman dan lokasi. Pemilihan lokasi yang baik, merupakan keputusan yang sangat penting (Lamb (2001:101). Loyalitas konsumen merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Keadaan ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Loyalitas adalah respon
4 perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli ulang, loyalitas menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek afektif didalamnya. (Dharmaesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38). Salah satu restoran yang memiliki store atmosfer dan lokasi yang sesuai dengan objek penelitian penulis yaitu Siete Garden and Café Bandung. Masalah yang di hadapi oleh Siete Garden and Café yaitu tidak adanya air conditioner pada café bagian dalam (indoor) sehingga mengakibatkan konsumen yang datang menjadi kurang nyaman dan tidak betah berlama-lama di Siete Garden and Café. Kemudian penerangan atau pencahayaan yang kurang terang sehingga mengakibatkan konsumen yang datang merasa panas atau gerah dan adanya atap yang sedikit bocor ketika turun hujan lalu mengakibatkan konsumen yang datang menjadi risih karena terlihat kotor dan mengganggu pemandangan. Siete Garden and Café berlokasi di jalan Sumur Bandung No. 20 yang merupakan salah satu pusat kuliner di kota Bandung. Restaurant ini beroperasi setiap hari Senin Minggu pukul 11.00 23.00. Siete Garden and Café sudah membidik target pasarnya sendiri sesuai dengan lokasi yang ia dapat, karena dekat dengan banyaknya sekolah dan universitas serta harganya yang cukup terjangkau maka Siete Garden and Café memiliki target pasar yakni pelajar dan mahasiswa. Untuk itu Siete Garden and Café menyediakan akses wifi untuk konsumennya yang mayoritas datang untuk mengerjakan tugas serta berlama-lama di Siete Garden and Café.
5 Siete Garden and Café memiliki store atmosphere dan lokasi yang cukup mendukung agar konsumen melakukan pembelian dan dapat loyal pada garden and café ini. Berikut data penjualan Siete Garden and Café dari Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Tabel 1.1 Aktivitas Siete Garden and Café Tahun 2014 No Bulan Jumlah Pengunjung Jumlah Pendapatan 1 Januari 5,182 Rp 261,272,718 2 Febuari 5,469 Rp 276,502,140 3 Maret 6,187 Rp 313,759,070 4 April 6,205 Rp 310,548,975 5 Mei 5,267 Rp 266,970,862 6 Juni 5,894 Rp 299,463,154 7 Juli 6,058 Rp 305,489,786 8 Agustus 6,125 Rp 314,240,640 9 September 5,941 Rp 300,123,574 10 Oktober 5,359 Rp 284,651,813 11 November 5,334 Rp 276,418,645 12 Desember 5,014 Rp 260,475,690 Sumber : Siete Garden and Café Berdasarkan tabel di atas, pada bulan April penjualan Siete Garden and Café mengalami tingkat pembelian tertinggi dengan jumlah pendapatan Rp 310,548.975. Sedangkan pada bulan Maret dengan pendapatan tertinggi Rp 313,759,070. Sumber tersebut diatas penulis dapatkan dari Siete Garden and Cafe hal ini dikarenakan seperti anak sekolah dan mahasiswa sedang ramai
6 ramainya menghabiskan waktu di café untuk sekedar berkumpul atau mengerjakan tugas. Sedangkan pada bulan Desember adalah penjualan terendah karena target Siete Garden and Café mayoritas menghabiskan waktu di luar kota untuk merayakan liburan akhir tahun. Dengan demikian Store atmosphere dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi loyalitas konsumen. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam memilih Siete Garden and Cafe. Maka dari itu, penelitian ini berjudul : PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SIETE GARDEN AND CAFE BANDUNG. 1.2 Identifikasi Masalah Dengan adanya Pengaruh Store Atmosphere dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Siete Garden and Café Bandung maka berdasarkan judul penelitian tersebut penulis, mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan Store Atmosphere dan Lokasi yang dilakukan oleh Siete Garden and Café Bandung? 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai loyalitas konsumen di Siete Garden and Café Bandung?
7 3. Seberapa erat Pengaruh Store Atmosphere dan Lokasi terhadap Loyalitas Pelanggan Siete Garden and Café Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana store atmosphere dan lokasi berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan Store Atmosphere dan Lokasi yang dilakukan oleh Siete Garden and Café Bandung. 2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen pada loyalitas konsumen di Siete Garden and Cafe Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa erat Pengaruh Store Atmosphere dan Lokasi terhadap Loyalitas Pelanggan Siete Garden and Café Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut : 1. Bagi Akademisi Sebagai bahan referensi atau sumber informasi yang berguna serta dapat memberikan gambaran bagi penelitian selanjutnya dalam bidang manajemen pemasaran. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
8 bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan juga menginspirasi pembaca untuk melakukan riset riset lainnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset mendatang. 2. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan khususnya dalam bisnis restaurant sejauh mana pengaruh store atmosphere dan lokasi pada suatu gerai akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan perencanaan strategis pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan di masa yang akan datang. 3. Bagi Penulis Dapat menambah atau memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu manajemen pemasaran, dan untuk belajar mengenai cara-cara penerapan teori yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan kenyataan yang dihadapi di lapangan serta pengetahuan penulis mengenai Store Atmosphere dan Lokasi sebagai atribut abstrak yang mempengaruhi minat beli konsumen. 1.5 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Siete Garden and Café yang berlokasi di Jl. Sumur Bandung No. 20. Adapun waktu penelitian pada Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.