BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Peran perempuan dalam gereja, khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ), mengalami perkembangan dalam partisipasinya membangun iman jemaat. Salah satu bentuk dari perkembangan partisipasi tersebut adalah menjadi seorang pendeta. Saat ini di GKJ sudah mempersilahkan perempuan untuk menjadi Gembala Jemaat atau Pendeta. Fakta ini dibuktikan dengan adanya kurang lebih 25 gereja yang sudah mempunyai Pendeta Perempuan, termasuk Pendeta Perempuan Pelayanan Khusus yang berjumlah 3 orang 1. Perkembangan peran perempuan di dalam GKJ sebagai Pendeta juga akan membawa dampak pada perannya di dalam keluarga, masyarakat dan gereja. Dampak ini disebabkan karena perempuan hidup di dalam gereja yang dipengaruhi oleh sistem yang berlaku dalam tatanan sosial masyarakat Jawa, yang nantinya dapat kita sebut sebagai budaya, bersifat patriakhal. Budaya tersebut menempatkan posisi dan peran pria dalam berbagai bidang lebih tinggi dari perempuan. Pernyataan ini dapat dilihat dalam Serat Pepali Ki Ageng Sela yang dalam salah satu ajarannya menuliskan caranira pawestri suwita, suwita guru lakine, tegese kang ran guru, ya gugunen nini. Estri iku datan wurung dadya pucung kawengku ing priya, tingkahnya den reh ing laki, pangrasane kang priya asoring tingkah 2. Ini berarti bahwa perempuan (istri) harus menjadikan laki-laki (suami)nya sebagai guru dan tingkah perempuan (istri) akan diatur oleh laki-laki (suami). Budaya patriakhal pada akhirnya mempengaruhi peran perempuan dan pria dalam keluarga dan gereja, yang notabene berada dalam sistem tatanan sosial masyarakat Jawa. Jika melihat fakta diatas, maka akan ada perubahan konsepsi gender atas budaya di dalam keluarga dan gereja yang sudah dipengaruhi budaya patriakhal. 1 Sinode GKJ, Agenda GKJ 2008, 2008. 2 Dhanu Priyo Prabowo, Pandangan Hidup Kejawen dalam Serat Pepali Ki Ageng Sela, cetakan ke-1, 2004, hal 52-53.
Pendeta GKJ, baik secara struktural dan fungsional, mempunyai peran yang vital selain penatua dan diaken. Walaupun pendeta termasuk penatua, akan tetapi mempunyai tugas yang tidak dapat dilakukan oleh penatua yaitu melayankan sakramen dan pemberkatan. Pendeta adalah juga gembala yang dapat menuntun domba-dombanya (jemaat) dalam menyadari dan mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, dapat dikatakan Pendeta adalah seorang pemimpin, karena mempunyai tugas untuk menuntun jemaat dalam menghayati dan mengaktualisasikan iman dalam kehidupan sehari-hari. Namun peran yang dijalankan oleh Pendeta, selain menjadi pemimpin, Pendeta mempunyai posisi sebagai hamba. Hal ini dikarenakan Pendeta juga melayani kebutuhan spiritualitas jemaatnya, antara lain: melayankan khotbah dan memberikan pendampingan pastoral (termasuk: ibadah, konseling, perkunjungan, katekisasi, dll). John Ingrouf membagi tugas menjadi tiga bagian yaitu: sebagai Pemimpin, sebagai Pemelihara, dan sebagai Pemberta Firman 3. Sebagai seorang Pemimpin, Pendeta bagaikan pelatih bola yang memimpin regunya dalam melaksanakan tugas-tugasnya supaya mereka mencapai tujuan untuk menang. Sebagai Pemelihara, pendeta mempunyai tugas untuk: memperhatikan keperluan-keperluan kawanan dombanya, mengenal kawanan dombanya, siap mengorbankan diri, dan membimbing kawanan dombanya. Tugas yang dilakukan oleh Pendeta tentunya memerlukan waktu yang tidak sedikit, dan tidak jarang waktu yang digunakan untuk pelayanan lebih besar daripada waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. Posisi ini dapat dimaklumi ketika seorang Pendeta mempunyai jenis kelamin laki-laki dengan konsekuensi gender 4 yang mengikutinya dalam budaya Jawa. Kemudian bagaimana jika seorang Pendeta mempunyai jenis kelamin perempuan dan konsekuensi gender yang mengikutinya dalam budaya Jawa, tentunya tidak mudah untuk membagi peran dalam keluarga. Pembagian peran dalam keluarga dan pelayanan dirasa penting karena citra seorang Pendeta tidak akan lepas dari perilaku dan partisipasi keluarganya dalam pelayanannya. Hal ini dikarenakan adanya imageri dari jemaat kepada Pendeta dan keluarga adalah 3 John Ingrouf, Sekelumit tentang Gembala Sidang, cetakan ke-1, 1988, hal 11. 4 Kata gender disini lebih mengarah pada pembedaan peran daripada pembedaan jenis kelamin.
keluarga yang kudus, orang yang saleh, dan bukan orang biasa 5. Terlebih bagi pasangan Pendeta yang dituntut untuk dapat mengambil bagian dari pelayanan yang dilakukan oleh suami atau istrinya. Dalam beberapa buku yang saya baca, yang berkaitan dengan keluarga Pendeta, lebih menekankan syarat-syarat sosial apa saja yang harus dilakukan oleh seorang istri Pendeta. Syarat-syarat gerejawi yang dituntut dari istri Pendeta adalah tidak boleh memakai pakaian yang terlalu modern 6, aktif dalam pelayanan suami, setidaknya pendidikan minimal adalah SMA, dapat mengajar sekolah minggu 7, menjadi saudara, teman sekerja, salah satu anggota jemaat, penasehat pribadi, dan teman yang intim dari suami 8,dll. Namun sedikit sekali menyinggung peran suami Pendeta dalam keluarga dan pelayanan istrinya. 2. RUMUSAN PERMASALAHAN Berangkat dari latar belakang diatas maka permasalahan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana pembagian peran domestik dan publik dalam keluarga Pendeta Perempuan di Jemaat GKJ wilayah Yogyakarta dan Eks Karisidenan Surakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong pembagian peran tersebut di atas? 3. BATASAN MASALAH Agar penyusunan skripsi tidak meluas, maka penyusun membatasi permasalahan hanya melihat sejauh mana keterlibatan budaya dan gereja dalam proses pembagian peran, karena menurut penyusun, budaya dan gereja sangat mempengaruhi proses pembagian peran dalam keluarga Pendeta. 5 M. Bons-Storm. Apakah Penggembalaan itu?, cetakan 10, 2000, hal 35. 6 Ibid 7 Bambang Subagyo. Cahyana E. Purnama. Chris Hartono, Citra Pendeta, Yogyakarta, 1988, cetakan ke-1, 1988, hal 84-85. 8 John Ingrouf, Sekelumit tentang Gembala Sidang, Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 1988, cetakan ke- 1, hal 48-51.
Penyusun mengadakan penelitian kepada gereja dan keluarga Pendeta Perempuan dari GKJ, khususnya yang melayani di daerah Yogyakarta dan Eks Karisidenan Surakarta, karena daerah Yogyakarta dan Eks Karisidenan Surakarta terdapat Kerajaan Jawa, yang sedikit banyak pola pikir dan struktur masyarakatnya dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tatanan yang diterapkan oleh Kerajaan Jawa tersebut. Hipotesa sementara, dinamika kehidupan jemaat juga sedikit banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tatanan yang diterapkan oleh Kerajaan Jawa yang terdapat di Yogyakarta dan Eks Karisidenan Surakarta. Daerah ini meliputi: Daerah Istimewa Yogyakarta: Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Kota Besar Yogyakarta. Eks Karisidenan Surakarta: Solo, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Kartasura, Klaten, Sukaharjo, Boyolali. Sebagai catatan, penyusun menggunakan data pembagian wilayah teritorial menurut Peraturan Pemerintah dengan alasan pembagian klasikal pada beberapa wilayah penelitian sesuai dengan pembagian Peraturan Pemerintah, sehingga memudahkan pengklasisfikasian wilayah penelitian. 4. JUDUL DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL Berdasarkan uraian diatas, judul skripsi yang akan penyusun ajukan adalah: PEMBAGIAN PERAN DOMESTIK DAN PUBLIK DALAM KELUARGA PENDETA PEREMPUAN DI JEMAAT GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) WILAYAH EKS KARISIDENAN SURAKARTA DAN YOGYAKARTA. Adapun alasan pemilihan judul seperti diatas adalah:
1. Ketertarikan penyusun terhadap pembagian peran domestik dan publik dalam keluarga Pendeta Perempuan. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong dalam pembagian peran tersebut. 3. Kerinduan penyusun untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan gereja, khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ). 5. METODE PENULISAN UKDW Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif-analitis, yaitu dengan menguraikan pokok-pokok pembahasan yang disertai dengan analisa dan tanggapan penyusun berdasarkan data dan hasil temuan yang ada di lapangan, sehingga uraian yang diberikan akan semakin jelas. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial yang ada. Untuk pengumpulan data, selain dengan studi literatur atau bahan bacaan yang berkaitan dengan judul skripsi maupun permasalahannya, penyusun juga mencari data dengan melakukan penelitian lapangan menggunakan metode wawancara dengan responden utama Pendeta Perempuan. Wawancara dilakukan kepada 6 responden Pendeta Perempuan dengan waktu penelitian 12 Agustus 2010 06 Oktober 2010. Alasan pemilihan partisipan adalah partisipan merupakan pelaku utama mengalami secara langsung pembagian peran domestik dan publik dalam keluarga Pendeta Perempuan, kemudian dari beberapa responden yang dipilih memiliki latar belakang berbeda-beda yang mendukung analisa penelitian. Dari 11 Pendeta Perempuan yang ada di wilayah penelitian, penulis hanya melakukan wawancara kepada 6 Pendeta Perempuan dikarenakan keterbatasan waktu untuk mengadakan wawancara biaya.milik dan
6. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pembagian peran domestik dan publik dalam keluarga Pendeta Perempuan. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong dalam pembagian peran tersebut. 3. Memberikan usulan yang relevan kepada Gereja Kristen Jawa (GKJ) terkhusus bagi gereja yang mempunyai wacana untuk menjadikan perempuan sebagai pendeta. 7. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penyusun akan menguraikan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, batasan permasalahan, judul dan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG PEMBAGIAN PERAN DOMESTIK DAN PUBLIK DALAM KELUARGA PENDETA PEREMPUAN Pada bab II ini penyusun akan menguraikan pembagian peran laki-laki dan perempuan dari sudut pandang sistem masyarakat Jawa tradisional beserta perkembangan yang kemudian dalam masyarakat berkaitan dengan peran perempuan. Selanjutnya penyusun menghubungkan perkembangan peran perempuan yang ada di dalam masyarakat dengan Gereja (GKJ) yang juga sedikit banyak dipengaruhi sistem masyarakat yang ada disekitarnya
berkaitan dengan perempuan yang menjabat sebagai Pendeta beserta tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tata aturan GKJ. BAB III ANALISA BERDASARKAN FAKTA YANG TERJADI Pada bab III penyusun memetakan hasil temuan dari data-data yang diperoleh dari proses pembagian peran domestik dan publik keluarga pendeta perempuan. Kemudian penyusun memberikan analisa terhadap hasil temuan yang telah diperoleh. Dari hasil analisa tersebut, penyusun menguraikan faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat pembagian peran domestik dan publik dalam keluarga pendeta perempuan.