HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN DI KELURAHAN LEMAHIRENG KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL GENDINGAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-MUSTAQIM LUWUK TAHUN Juwita dan Erni Yusnita Lalusu

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

Umi Sa adah, Asih Setyorini

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

STATUS GIZI TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 12 PURWODADI. Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

HUBUNGAN STATUS GIZI BAWAH NORMAL DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 6-60 BULAN SRI SUHARTININGSIH, MEGA ARIANTI PUTRI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Oleh 1) Mega Andini 2) Anita Dewi L 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2 Agustus2012

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN DI KELURAHAN LEMAHIRENG KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN Wiwin Rohmawati 1, Lilik Hartati 2 Usia anak balita merupakan masa-masa tumbuh kembang anak, sehingga sangat perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. Berdasarkan laporan dari 35 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus gizi buruk dengan indikator berat badan menurut tinggi badan di Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 922 kasus. Ketidakseimbangan gizi pada anak sangat mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 3 5 tahun di Kelurahan Lemahireng Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode survey analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua balita di Kelurahan Lemahireng yang berjumlah 106 anak. Sampel dalam penelitian ini 34 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi dengan perkembangan anak usia 3 5 tahun di Kelurahan Lemahirengyaitu dengan nilai p value = 0,001 (p<0,05), sehingga Ho ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak usia 3 5 tahun di Kelurahan Lemahireng Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Disarankan orang tua dapat memberikan stimulasi sejak dini kepada anak dan lebih meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan anak dengan berkonsultasi pada tenaga kesehatan dan memberikan gizi seimbang karena sangat penting untuk perkembangan anak. Kata kunci : Status Gizi, Perkembangan Anak Pustaka : 21 pustaka (2008 s/d 2017) Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 30

PENDAHULUAN Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayi lahir, dewasa dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang. Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai melakukan hal hal tertentu, seperti membalikan badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan dan berlari (Marmi dan Raharjo, 2015; h. 108). Penellitian yang dilakukan oleh Yuli Mitayani (2015) Universitas Negeri Jakarta dengan judul Hubungan Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Motorik pada Anak Usia 2 3 Tahun, menunjukan ada hubungan antara Simulasi Ibu dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 2 3 tahun.tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani, dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas baik menunjang tumbuh kembang, sehingga anak dapat tumbuh normal dan sehat / terbebas dari penyakit (Hasdianah, 2014; Sandu Siyoto, 2014; Yuli Peristyowati, 2014). Menurut laporan dari 35 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus gizi buruk dengan indikator berat badan menurut tinggi badan di Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 922 kasus(profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015).Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Bidan Desa Lemahireng, Pedan pada Desember 2017 dilakukan pengukuran status gizi terhadap 6 anak usia 3-5 tahun di Posyandu Kelurahan Lemahireng terdapat 2 anak kurus dengan berat badan 11,6 kg pada umur 46 bulan dan 10,5 pada umur 44 bulan dilihat dari buku KMS dengan grafik berada di pita kuning selama 5 kali, 3 anak normal dengan grafik berada di pita hijau mengikuti garis pertumbuhan, dan 1 anak gemuk dengan berat badan 20,2 kg pada umur 40 bulan dengan grafik berada di pita kuning melampaui pita hijau. Di Kelurahan Lemahireng terdapat 4 Posyandu dan terdapat 1 Bidan Desa, 1 Klinik Bidan Praktek Mandiri. Berdasarkan wawancara terhadap 6 orang ibu sebagian besar mereka tidak mengetahui tahap perkembangan anak normal berdasarkan usia mereka. Oleh karena itu pemantauan status gizi anak perlu dilakukan karena status gizi yang buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat fisik, mental maupun kemampuan berfikir yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan kerja balita dalam aktivitasnya. Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 31

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat survey analitik korelasional. Survey analitik yaitu peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi dan peneliti mencari hubungan antara variabel (Notoatmojo, 2010; h. 54). Korelasional yaitupenelitian yang menghubungkan dua variabel pada sekelompok subyek (Notoatmojo, 2010; h. 47). Dengan pendekatan waktu cross sectional yaitu variabel variabel yang diteliti (variabel bebas dan variabel terikat) dikumpulkan dalam waktu yang hampir bersamaan (Hidayat, 2007; h. 50). Populasi penelitian ini adalah semua balita usia 3-5 tahun yang ada di Kelurahan Lemahireng, Pedan, Klaten. Jumlah balita di Kelurahan Lemahireng ada 106 anak. Sampel pada penelitian ini adalah 34 dari 40 anak yang berusia 3 5 tahun. Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmojo, 2010 : 124). Instrument pada penelitian ini menggunakan tabel Standar Baku Direktorat Bina Gizi 2011 untuk mengetahui status gizi anak dan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) untuk mengetahui perkembangan anak. Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat informed concent (persetujuan) terlebih dahulu kepada responden, setelah responden bersedia maka peneliti melakukan penelitian dengan melakukan pengamatan perkembangan anak menggunakan KPSP. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas maupun reabilitas dikarenakan alat ukur yang digunakan merupakan alat ukur. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi No. Status Gizi Jumlah (N) Presentase (%) 1 Sangat Kurus 0 0 2 Kurus 1 2,9 3 Normal 31 91,2 4 Gemuk 2 5,9 TOTAL 34 100 Sumber : Data Primer di Posyandu Kelurahan Lemahireng Pedan Klaten Bulan Mei 2018 Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 32

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar status gizi anak adalah normal yaitu sebanyak 31 anak (91,2%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Anak No. Perkembangan Anak Jumlah (N) Presentase (%) 1. Sesuai 28 82,4 2. Meragukan 4 11,8 3. Penyimpangan 2 5,9 TOTAL 34 100 Sumber : Data Primer di Posyandu Kelurahan Lemahireng Pedan Klaten Bulan Mei 2018 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak adalah sesuai yaitu sebanyak 28 anak (82,4%). 2. Analisa Bivariat Tabel 3 Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Perkembangan Anak Status Gizi Sesuai Meragukan Penyimpangan N % N % N % Sangat Kurus 0 0 0 0 0 0 Kurus 1 2,9 0 0 0 0 Normal 27 79,4 4 11,8 0 0 Gemuk 0 0 0 0 2 5,9 TOTAL 28 4 2 P Rho 0,001 0,539 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak dengan status gizi normal memiliki perkembangan sesuai yaitu sebanyak 27 anak (79,4%), meragukan sebanyak 4 anak (11,8%), dan anak dengan status gizi kurus memiliki perkembangan sesuai sebanyak 1 anak (2,9%), sedangkan anak dengan status gizi gemuk memiliki perkembangan menyimpang sebanyak 2 anak (5,9%). PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar status gizi anak adalah normal, yaitu sebanyak 31 anak (91,2%), kurus sebanyak 1 anak (2,9%) dan gemuk sebanyak 2 anak (5,9%). Hasil yang didapat ini sesuai Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 33

dengan teori yang diungkapkan oleh Almatsier (2010) dimana status gizi setiap orang akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Siti Surbainingsih (2015) yang berjudul Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Usia 4 5 Tahun Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Gendingan Yogyakarta Tahun 2015 menunjukkan hasil yang hampir serupa, yaitu tingkat keeratan hubungan status gizi dengan perkembangan pada anak adalah sangat kuat. Penelitian tersebut menggunakan metode Kendall Tau untuk uji korelasinya dengan hasil ρ value 0,000 dan nilai koefisien korelasi ρ sebesar 0,849. Persentase status gizi yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah 22 anak berstatus gizi normal (64,7%), 8 anak berstatus gizi gemuk (23,5%), dan 4 anak berstatus gizi kurus (11,8%). Menurut tabel 2 hasil penelitian pada perkembangan anak dapat diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak adalah sesuai perkembangan yaitu sebanyak 28 anak (82,4%), sedangkan yang paling sedikit yaitu penyimpangan sebanyak 2 anak (5,9%). Dalam teori Depkes (2010), memaparkan bahwa setiap anak perlu mendapatkan rangsangan kemampuan dasar perkembangan secara optimal. Anak yang memiliki perkembangan meragukan akan memiliki rasa yang kurang percaya diri, kurangnya kebutuhan psikologis dan sosial, misalnya anak tidak cepat dalam merespons sesuatu (Fida, 2012). Sedangkan anak yang mengalami perkembangan menyimpang sesuai Dalam teori yang dikemukakan oleh (Syamsu, 2012) menjelaskan bahwa semua aspek perkembangan saling mempengaruhi baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial. Terdapat hubungan yang positif antara aspek tersebut apabila anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit- sakitan), maka anak tersebut mengalami hambatan dalam perkembangannya, seperti kecerdasannya kurang berkembang, dan mengalami kelabilan emosional. Data tabel 3 dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan status gizi normal memiliki perkembangan sesuai sebanyak 27 anak (79,4%) dan meragukan sebanyak 4 anak (11,8%), responden dengan status gizi kurus memiliki perkembangan sesuai sebanyak 1 anak (2,9%), dan responden dengan status gizi gemuk memiliki perkembangan menyimpang sebanyak 2 anak (5,9%). Hal ini sesuai dengan Almatsier (2010) dalam teorinya yang menyatakan bahwa anak yang memiliki status gizi baik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula. Begitu juga apabila anak memiliki status gizi yang tidak baik maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Analisa Spearman Rank diperoleh nilai Rho sebesar 0,539 artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel status gizi dengan perkembangan menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan korelasi yang kuat. Sedangkan nilai p = 0,001 (p < Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 34

0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan anak usia 3 5 tahun. Penelitian lain oleh Siti Surbainingsih (2015), ditemukan 8 orang anak dengan status gizi Gemuk (23,5%). Perkembangan anak dengan status gizi gemuk ini semua masuk dalam kategori meragukan. Anak yang gemuk akan merasa sulit dan malas untuk bergerak karena berat badannya yang berlebihan. Anak merasa cepat lelah dan cepat mengantuk sehingga untuk mengembangkan motorik kasar dan motorik halus sedikit kesulitan karena anak merasa gemuk sering merasa malu dan menarik diri dari sosial. Hal ini harus sangat diperhatikan oleh orang tua, karena status gizi gemuk ini merupakan salah satu masalah pada gizi anak. Hal ini sesuai dengan Marmi dan Raharjo, (2015; h.112) Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel atau jaringan bahkan dalam pembuluh darah. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan : 1. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar status gizi anak adalah normal yaitu sebanyak 31 anak (91,2%). 2. Hasil penelitian perkembangan anak sebagian besar adalah sesuai yaitu sebanyak 28 anak (82,4%). 3. Analisis data menunjukan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak dengan uji statistik Spearman Rank dengan hasil nilai Rho 0,539 dan p = 0,001 (p<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa status gizi mempengaruhi perkembangan anak. B. Saran : 1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan a. Lebih meningkatkan pemaparan tentang kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita kepada ibu ibu yang datang ke posyandu. b. Menerapkan penggunaan KPSP untuk skrining tumbuh kembang anak. c. Memberikan penyuluhan yang dapat dibantu oleh kader sehingga dapat menurunkan angka kejadian gizi yang kurang dan perkembangan anak yang menyimpang. 2. Bagi Orang Tua a. Dapat memberikan stimulasi sejak dini kepada anak. Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 35

b. Lebih meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan anak dengan berkonsultasi pada tenaga kesehatan. c. Memberikan gizi yang seimbang untuk anaknya karena sangat penting untuk perkembangan anak. 3. Bagi Institusi Pendidikan a. Dapat lebih memberikan pengetahuan atau wawasan tentang status gizi dengan perkembangan anak. b. Mengajak mahasiswa berperan aktif dalam lingkungan masyarakat seperti melakukan penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat tentang gizi yang seimbang untuk anak dan perkembangan anak sesuai dengan usianya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Dapat dijadikan bahan masukan untuk peneliti selanjutnya karena disamping meneliti faktor status gizi perlu diteliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi perkembangan anak. Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 36

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2010. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak; 2010. Fida, M. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D. Medika; 2012. Hasdianah, Siyoto, Peristyowati. Pemanfaatan Gizi Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014. Hidayat, Aziz Alimul. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2011. Marmi, Raharjo. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015. Notoatmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. www.depkes.go.id/resources/.../profil/profil...2015/3310_jateng_kab_ Klaten_2015. Diakses tanggal 07 Januari 2018. Surbainingsih, Siti. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 4 5 Tahun Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Gendingan Yogyakarta. STIKES Aisyiyah Yogyakarta; 2015. Syamsu, Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2012. Mitayani, Yuli. Hubungan Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 2 3 Tahun di Kelurahan Larangan Selatan Kota Tangerang; 2015. Jurnal Involusi Kebidanan Vol. 9 No. 17 37