BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. lain-lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik (2014:30)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN TEORETIS. pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan hati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Menurut Suprijono (2009: 73) "Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud". Menurut Rusman (2014: 202) "Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajaa dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen". 8

9 Menurut Huda (2015:32) "Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar".. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok yang di dalamnya siswa bisa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif ini, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada adanya kerja siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif. b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2014: 211) langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 ( Enam ) tahap yaitu :

10 Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topic yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar Tahap 2 Menyajikan informasi Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Tahap 5 Evaluasi Tahap 6 Memberikan penghargaan Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat merekamengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2014:212) prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari 4 ( Empat ) tahap yaitu : 1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokokpokok materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.

11 2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. 4) Pengakuan tim, adalah penepatan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berpretasi lebih baik lagi. d. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rahayu (2013:199) Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama. 2) Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan dilakukan evaluasi setelahnya. 3) Saling membagi kepemimpinan antar anggota kelompok untuk belajar bersama selama pembelajaran. 4) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas semua pekerjaan kelompok.

12 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) a. Hakikat Model Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antarsiswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Bagian esensial dari model ini adalah adanya kerja sama anggota kelompok dan kompetisi antarkelompok. Siswa bekerja di kelompok untuk belajar dari temannya serta mengajar temannya. Menurut Slavin (2009: 143) "Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan kooperatif". Menurut Rusman (2014:213) "Dalam Student Teams Achievement Division (STAD), siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya". Guru memberikan suatu pengajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.

13 Menurut Isjoni (2009:74) "Pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal". Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) adalah suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi-materi ini. b. Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif Model (STAD) Rusman (2014:215) 1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajarann tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. 2) Pembagian Kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

14 3) Presentasi Dari Guru Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. 4) Kegiatan Belajar Dalam Tim ( Kerja Tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari ( STAD ). 5) Kuis ( Evaluasi ) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

15 6) Penghargaan Prestasi Tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapantahapan sebagai berikut: a) Menghitung Skor Individu Menurut Slavin dalam Trianto (2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu No Nilai Tes Skor Perkembangan 1. 2. 3. 4. 5 Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 hingga 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atasnya skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 0 10 20 30 30 Rusman ( 2014:216 ) b) Menghitung Skor Kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut, diperoleh skor kelompok sebagaimana Tabel 3 sebagai berikut:

16 Tabel 3. Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No Rata-Rata skor kualifikasi 1. 2. 3. 4. 0 < N 5 6 < N 15 16 < N < 25 21 N < 30 - Tim yang baik ( Good Team) Tim yang baik sekali ( Great Team) Tim yang istimewa ( Super Team) Rusman ( 2014:216 ) c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan dengan prestasinya. 3. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini sering digunakan guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran ini adalah salah satu metode pembelajaran yang bepusat pada guru. Sanjaya (2010: 261) "Pembelajaran konvesional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai informasi secara pasif. Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak serta dibangun atas proses kebiasaan. Dalam pembelajaran ini, tujuan akhirnya adalah terhadap penguasaan materi pembelajaran kemampuan siswa diperoleh melalui latihan-latihan dan biasanya keberhasilan pembelajaran hanya diukur melalui sebuah tes". Menurut Masruroh (2006:16) "Pembelajaran konvesional adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara dari awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai Tanya jawab. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat cacatan, tetapi siswa juga harus berlatih menyelesaikan soal latihan dan siswa bertanya".

17 Menurut Majid (2013:165) "Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan oleh guru yang sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaanya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar". Menurut Syahrul (2013:28), langkah-langkah pembelajaran konvensional sebagai berikut: a. Menyampaikan tujuan. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut. b. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah. c. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik. d. Memberikan kesempatan latihan lanjutan-guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah. Menurut (Purwoto, 2003:67) Kelebihan dan kekurangan model konvensional sebagai berikut ini: a. Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional 1) Dapat menampung kelas yang besar, tiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk mendengarkan. 2) Bahan pengajaran atau keterangan dapat diberikan lebih urut. 3) Pengajar dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin. 4) Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena pengajar tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik. b. Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional 1) Proses pembelajaran berjalan membosankan dan peserta didik menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan. 2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat peserta didik tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan. 3) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini lebih cepat terlupakan. 4) Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi belajar menghafal yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

18 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada model pembelajaran konvensional, guru berperan sebagai pemindah informasi kepada siswa dan siswa sebagai pendengar yang bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, pemahaman siswa dibangun berdasarkan hafalan dan metode yang digunakan adalah ceramah, contoh, dan latihan soal. 5. Permainan Bola Voli a. Hakikat Passing Bawah Passing bawah merupakan suatu teknik dasar permainan bola voli yang harus dikuasai oleh pemain bola voli, dimana passing bawah ini sangat berguna untuk menyambut bola servis lalu mengoperkan kepada toser untuk memudahkannya dalam memberikan umpan yang baik bagi smasher. Passing bawah harus dilatih dengan baik sehingga ketepatan operan dapat dimaksimalkan. Menurut Asep (2007:82) Passing bawah adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli dan merupakan upaya seorang pemain untuk mengoper bola kepada teman satu regunya dengan menggunakan tangan sisi lengan bawah. Menurut Ahmadi (2007:22) Passing bawah merupakan upaya seseorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkan di lapangan sendiri untuk dikembalikan ke pihak lawan. Menurut Subroto (2010:51) Passing bawah adalah cara memainkan bola yang datang lebih rendah dari bahu dengan menggunakan kedua pergelangan tangan yang dirapatkan. Passing ini biasanya digunakan untuk memainkan bola yang datang baik dari lawan maupun dari kawan regu, yang memiliki ciri sulit.

19 Misalnya bola rendah, cepat, keras atau yang datang tiba-tiba, namun masih dapat dijangkau oleh kedua tangan. Kadang kala juga passing bawah digunakan untuk memainkan bola yang mementingkan ketepatan seperti passing dan umpan. Tahap-tahap pelaksanaan teknik dasar passing bawah menurut Ahmadi (2007:23) adalah sebagai berikut: 1. Persiapan a. Bergerak kearah datangnya bola dan atur posisi tubuh. b. Genggam jemari tangan. c. Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar. d. Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. e. Bentuk landasan dengan lengan. f. Siku terkunci. g. Lengan sejajar dengan paha. h. Pinggang lurus. i. Pandangan kearah bola. 2. Pelaksanaan a. Terima bola di depan badan. b. Kaki sedikit diulurkan. c. Berat badan dialihkan ke depan. d. Pukullah bola jauh dari badan. e. Pinggul bergerak ke depan. f. Perkenaan bola pada lengan bagian dalam pada permukaan yang luas diantara pergelangan tangan dan siku. 3. Gerakan lanjutan a. Jari tangan tetap digenggam. b. Siku tetap terkunci. c. Landasan mengikuti bola ke sasaran. d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e. Perhatikan bola bergerak ke sasaran. Berdasarkan pengertian Passing bawah diatas disimpulkan bahwa Passing bawah adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang merupakan suatu upaya seorang pemain dalam mengumpan bola kepada teman satu tim yang menggunakan kedua pergelangan tangan yang dirapatkan, perkenaan bola tepat pada bagian tengah pergelangan tangan.

20 Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing Bawah (Warsidi, 2010:7) B. Kerangka Berpikir Pembelajaran passing bawah bola voli di sekolah merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dengan cara bimbingan, pemberian pengetahuan atau materi tentang passing bawah bola voli secara rinci dan terprogram pada siswa. Pemberian materi juga harus memperhatikan siapa yang akan diberikan materi tersebut, karena tiap jenjang pendidikan memiliki karakter yang berbeda pada siswanya. Dengan melihat karakteristik siswa SMA maka seorang guru penjasorkes harus pandai-pandai membuat inovasi atau variasi model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk bisa mengikuti pembelajaran yang baik harus didasari dengan suka terlebih dahulu, karena apabila siswa sudah tidak suka terhadap model pembelajaran yang diberikan oleh guru maka siswa akan malas atau merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran.

21 Berdasarkan pemahaman, maka sebagai guru harus mampu menciptakan suatu model pembelajaran yang menyenangkan seperti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga hasil belajar passing bawah bola voli siswa dapat meningkat dengan baik. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas XI IPS SMA YLPI Pekanbaru