BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kemampuan Menulis Narasi a. Pengertian Menulis Menurut Nurgiantoro (2001:298) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut didalam tugas menulis yang dilakukan disekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya walaupun tugas tersebut diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dalam konteks dan isi.menurut Suparno dan Moohammad Yunus (2002:13) Menulis adalah suatu kemampuan yang didalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu prapenulisan (persiapan), fase penulisan (pengembangan isi karangan), dan pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyampaian tulisan).dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan pengalaman-pengalaman hidupnya sesuai dengan perasaan yang pernah atau belum dialami dalam bahasa tulis yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. b. Pengertian Narasi Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam 8

2 9 suatu waktu atau dapat dirumuskan dengan cara lain. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi (Keraf, 2007:136).Menurut Alphian (2005:54) menyatakan bahwa narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berusaha menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi.dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu bentuk rangkaian peristiwa atau cerita pengalaman manusia yang digambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan karangan narasi merupakan perwujudan hasil kegiatan mengarang atau menulis. Karangan narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa, baik kenyataan maupun rekaan secara menarik dengan urutan kronologis kewaktuan dan tepat. Sehingga pembaca dapat mengetahui seolaholah dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi.ada beberapa macam karangan narasi diantaranya: 1) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Sebagai bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtutan kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan.

3 10 2) Narasi Sugestif Seperti halnya dengan narasi ekspositoris, narasi sugesti juga pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian berlangsung dalam satuan waktu. Tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu. Maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi). Dari beberapa pengertian diatas kemampuan menulis narasi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis narasi adalah kemampuan dialog dalam teks hasil wawancara menjadi sebuah cerita dengan mengibah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. Maka dapat dikatakan merupakan suatu kemampuan pengungkapan ide, perasaan, pengalaman hidup seseorang dalam tulis secara kronologis yang memeprhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien. Sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi. 2. Pengertian Metode STAD(Student Teams Achievement Division) Menurut Karli dan Hutabarat (2007: 115), ada beberapa metode yang dikembangkan dalam model pembelajaran kooperatif, seperti STAD (Student Teams Achievement Division), Jigsaw, GI (Grup Investigation) dan struktural. Metode STAD (Student Teams Achievement Division)dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif, guru menggunakan metode

4 11 STAD (Student Teams Achievement Division) untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada para siswa setiap minggu bila melalui pengajaran verbal maupun tertulis. Bentuk pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) adalah seluruh siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim yang terdiri atas 4-5 anggota yang heterogen baik jenis kelamin, ras maupun kemampuan (tingggi, sedang, rendah). Tiap anggota tim menguasai bahan ajar. Untuk saling membantu dan menguasai bahan ajar dapat melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Secara individual atau tim, tiap minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang diajarkan. Kemudian siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Menurut Sukidin, dkk (2002), metode STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelpmpok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian, siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakannya secara individu atau sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya dan kelpmpok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat dikelompokan berdasarkan bentuk pembelajaran sebagai berikut:

5 12 a. Siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok untuk menguasai materi. b. Kelompok tersebut terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. c. Jika memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari jenis kelamin. d. Penilaian atau sistem penghargaan berdasarkan pada orientasi kelompok dan individu. Menurut Slavin (2008: 143), Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran ini mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Siklus pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut: a. Mengajar Tahap penjelasan materi diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Presentasi materi pelajaran dalam bentuk penyajian informasi dilakukan didepan kelas pada awal setiap kali pertemuan. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok satu tim. b. Belajar dalam tim Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing

6 13 yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan pada pembelajaran metode STAD bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial ekonomi, etnik akademis. Akademik kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran dengan cara berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran. c. Tes Secara individual setiap satu atau dua periode siswa diberi kuis. Kuis tersebut diskor dan tiap individu diberikan skor perkembangan. Dalam mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak diperkenankan saling membantu. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok. d. Penghargaan kelompok Penghargaan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.

7 14 Pengakuandan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk mampu meningkatkan prestasi siswa. Ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok. Ketiga penghargaan itu adalah sebagai berikut: (1) Super team diiberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 25-30, (2) Great team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 15-24, (3) Good team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 5-14.Menurut Slavin (2008: 147), langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut: 1) Persiapan (a) Materi Metode STAD(Student Teams Achievement Division) digunakan untuk menyajikan materi yang telah dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum materi pembelajaran disajikan, terlebih dahulu dibuat lembar kegiatan siswa dan lembar jawaban siswa sebagai penuntun bagi siswa untuk mempelajari materi dalam kelompoknya masing-masing. Pada tahap ini guru memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok atau tim. (b) Pembagian kelompok-kelompok kooperatif Kelompok-kelompok dalam pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division)merupakan kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beraggotakan 4-5 siswa yang terdiri atas siswa yang dianggap pandai, sedang, dan

8 15 rendah didalam kelas tersebut. Selain itu juga perlu pertimbangan kriteria yang lain seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan lain-lain. Pembagian kelompok ini dipercayakan sepenuhnya kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan melarang siswa memilih kelompok sendiri. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecenderungan siswa memilih teman yang disenangisaja. (c) Menentukan skor awal Skor awal 1 adalah nilai pretest, sedangkan skor awal II adalah nilai kuis I, skor awal III adalah nilai kuis II.Secara individual setiap satu atau dua periode siswa diberi kuis. Kuis tersebut diskor dan tiap individu diberikan skor perkembangan. Dalam mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak diperkenankan saling membantu. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.yang akan memberikan informasidalam kemampuan setiap siswa. (d) Kerja sama kelompok Sebelum pembelajaran dengan metode STAD(Student Teams Achievement Division) dimulai, terlebih dahulu diawali dengan latihan kerja sama kelompok yang bertujuan memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk saling mengenal masing-masing anggota kelompoknya. anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menunutaskan materi pelajaran dengan berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran.

9 16 (e) Penyajian Materi Tahap penyajian materi diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokokpokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok atau tim. Penyajian materi dalam kegiatan pembelajaran dengan metode STAD (Student Teams Achievement Division)terdiri dari tiga kegiatan yaitu: (1) Pendahuluan Dalam pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan, hubungan yang saling membutuhkan inilah dengan saling ketergantungan positif. Dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa untuk mendapatkan prestasi yang maksimal dan menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa. Mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah. (2) Pengembangan - Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai siswa. - Menekankan siswa mempelajari dan memahami makna yang dipelajari, bukan hafalan. - Mengecek pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaanpertanyaan.

10 17 - Menjelaskan mengapa jawaban siswa benar atau salah. - Melanjutkan ke materi berikutnya jika siswa telah memahami pokok masalahnya. (3) Praktek Terkendali - Menyuruh siswa mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. - Memanggil siswa secara acak untuk menyelesaikan soal-soal atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. - Menyuruh siswa menyelesaikan soal yang diperkirakan tidak terlalu menyita waktu dalam menyelesaikannnya. (4) Belajar Dalam Tim Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran dengan berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahankesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran. Akademik kelompok biasanya terdiri dari satu orang berkeampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang. (5) Kuis Setiap siswa menerima satu lembar kuis dan pada saat menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan sebagai

11 18 nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai nilai perkembangan kelompok. Niali setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya dan merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok. (6) Penghargaan a) Menghitung skor individu dan skor kelompok Skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu dengan skor dasar I adalah nilai pretest. Skor individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa. Sedangkan skor kelompok diperoleh dari hasil akhir penggabungan keduanya dibagi dua, nilai setiap kelompok memiliki nilai yang sama. Nilai tersebut akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.menurut Slavin (2008: 159) skalapenskoran dalam pembelajaran metode STAD(Student teams Achievement Division) adalah sebagai berikut: Skor Kuis Skor Perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar 20 Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor 30 dasar) b) Menghargai prestasi kelompok Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu Super team, Great Team, dan Good Team.Kelebihan metode STAD(Student Teams Achievement Division): (1). Siswa bekerja sama dalam

12 19 mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, (2). Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil, (3). Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, (4). Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.kekurangan pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division): 1) Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu, hal ini disebabkan belum tersedianya ruanganruangan khusus yang memungkinkan secara langsung dapat digunakan untuk balajar kelompok. 2) Jumlah siswa yang besar dalam suatu kelas menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengamatti belajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan. 3) Guru dituntut untuk bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan, diantaranya mengoreksi pekerjaan siswa, menghitung skor perkembangan, maupun menghitung skor ratarata kelompok, bila hal ini harus dilakukan pada setiap akhir pertemuan. 4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran. 3. Pembelajaran Menulis Narasi Dengan Metode STAD(Student Teams Achievement Division) Dalam pembelajaran menulis narasi yaitu guru menjadikan metode STAD(Student Teams Achivement Division) untuk mengubah teks wawancara menjadi sebuah narasi. Pengembangan metode STAD (Student Teams Achievement Division)menjadi sebuah narasi dengan mengaitkan kehidupan nyata siswa, dengan

13 20 mengaitkan hal tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah dalam mengembangkan teks wawancara yang diubah menjadi bentuk narasi.untuk mengarahkan dan memotivasi siswa, peran guru sangat dibutuhkan sebagai motivator dan fasilitator agar dapat menjalin keaktifan siswa, sehingga jika siswa terjadi kesulitan dalam proses menulis narasi, siswa dapat bertanya kepada guru atau temennya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi berdasarkan teks wawancara melalui metode STAD(Student Teams Achievement Division). Ketika siswa sedang mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan metode STAD(Student Teams Achievement Division), guru mengarahkan dan membimbing siswa. Melalui strategi pembelajaaran seperti ini diharapkan dapat memecahkan masalah rendahnya kemampuan menarasikan hasil wawancara.menurut Slavin (2008: ), langkah-langkah dalam model pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat diuraikan sebagai beriku: a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok, masing-masing terdiri dari empat 4-5 siswa. Membuat tim yang terdiri dari 6 anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan empat anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok, urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu dan membagi daftar siswa dari tiap penempatan itu sebagai anggota tiap tim, dan pastikan tim-tim yang terbentuk sudah seimbang. b Membuat lembar kegiatan siswa dan kuis pendek untuk materi yang direncanakan akan diajarkan. Selama belajar kelompok, tugas anggota timadalah menguasai secara tuntas materi tersebut. Siswa mendapat lembar kegiatan atau materi pembelajaran lain yang dapat mereka gunakan untuk latihan keterampilan yang sedang dan menilai diri mereka sendiri dan anggota tim mereka.

14 21 c Pada saat menjelaskan model pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas, sebaiknya dibacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, antara lain: 1) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur bangku atau kursi-kursi mereka, dan memberikan kesempatan siswa sekitar 10 menit untuk berkelompok sesuai tim yang telah ditentukan. 2) Membagikan lembar kegiatan siswa. 3) Menganjurkan kepada siswa agar pada tiap-tiap tim bekerja dalam kelompok mereka. Apabila mereka sedang mengerjakan soal, setiap siswa dalam kelompok hendaknya mengerjakan soal dan kemudian saling mengoreksi atau mengecek pekerjaannya diantara teman-teman dalam kelompoknya masing-masing. Apabila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal itu, teman satu tim siswa itu memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan soal itu. Apabila siswa-siswa itu sedang mengerjakan soal-soal dengan jawaban singkat, mereka dapat saling mengajukan pertanyaan diantara sesama teman satu tim, partner secara bergantian memegang lembar jawaban atau mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. 4) Memberi penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat menajwabbenar soal-soal kuis tersebut. 5) Memastikan semua siswa memahami bahwa lembar kegiatan mereka sendiri dan teman satu tim mereka pada saat mereka belajar. 6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka atau berdiskusi. 7) Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman satu timnya sebelum mengajukannya kepada guru.

15 22 8) Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, berkelilinglah di dalam kelas, berikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian duduklah bersama tiap tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja. d. Jika tiba saatnya memberi kuis, bagaikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain, dan berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tes itu. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis itu. Pada saat ini mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu. Mintalah siswa menggeser tempat duduknya lebih jauh bila hal ini memungkinkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah meminta siswa saling menukarkan pekerjaan mereka dengan siswa anggota timn lain atau mengumpulkan pekerjaan itu untuk diperiksa guru pada kesempatan lain. e. Membuat skor individual dan skor tim. Skor pada model pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) didasarkan pada peningkatan skor anggota dibandingkan dengan skor yang lalu milik mereka sendiri. Sesegera mungkin setelah setiap kuis, guru seharusnya menghitung skor peningkatan individual dan skor tim, dan mengumumkan skor tim itu secara tertulis di papan pengumuman atau cara lain yang sesuai. Apabila memungkinkan pengumuman skoritu dilakukan pada pertemuan pertama setelah kuis tersebut. Hal ini membuat hubungan antara bekerja dengan baik menerima pengakuan jelas bagi siswa, dan meningkatkanmereka untuk melakukan yang terbaik. Hitunglah skor tim dengan menjumlahkan point peningkatan yang diperoleh tiap anggota tim dan membagi jumlah itu dengan jumlah anggota tim yang mengadakan kuis. f. Memberi pengakuan kepada prestasi tim segera setelah guru menghitung poin untuk tiap siswa dan menghitung skor tim, guru hendaknya mempersiapkan

16 23 semacam pengakuan kepada tiap tim, yang mencapai rata-rata peningkatan lebih. Guru dapat memberikan sertifikat kepada anggota tim atau mempersiapkan suatu peragaan dalampapan pengumuman. Hal ini sangat penting untuk membantu siswa menghargai skor tim. B. Kerangka Pikir Dalam pembelajaran menulis hasil wawancara perlu adanya pembelajaran yang variasai dan kreatif. Namun, pada kenyataannya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran ini masih menggunakan cara yang lama yang kita dengan model pembelajaran tradisional. Model pembelajaran konvesional dirasakan kurang variatif dan efektif karena siswa kurang aktif sebab pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa terkesan pasif.perlu adanya pembenahan dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif serta mudah menyerap materi pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis menarasikan hasil wawancara dengan menggunakan metode STAD(Student Tams Achievement Division). Dalam hal ini metode STAD(Student teams Achievement Division) digunakan dalam setiap siklus pembelajaran. Kegiatan menulis hasil wawancara dengan penerapan metode STAD pada proses pembelajaran membuat siswa aktif untuk mengungkapkan gagasan yang dimilikinya pada suatu permasalahan yang dibahas.pembelajaran keterampilan menulis dengan metode STAD(Student Reams Achievement Divisions) dimulai dengan mengeluarkan topik atau suatu ide tertentu. Tahap selanjutnya adalah menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan ide itu dalam waktu tertentu misalnya antara 15 sampai 25 menit. Dalam tahap ini siswa mencatat segala hal yang muncul

17 24 dalampikirannya. Metode STAD(Student Teams Achievement Divisions)digunakan sebelum aktifitas menulis. Metode STAD(Student Teams Achievement Divisions)bertujuan untuk melahirkan ide, gagasan atau pendapat, metode ini mengajak siswa aktif dan mngembangkan ide-idenya secara spontan yang kemudian dituangkan dalam kalimat yang dikembangkan menjadi narasi. Dalam pembeljaran tersebut diharapkan metode STAD(Student Teams Achievement Ddivisions) pada pembelajaran menarasikan hasil wawancara akan meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor. C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, hipotesis tindakan kelas yang diajukan dalam penelitian ini yaitu jika pembelajaran menarasikan hasil wawancara pada siswa kelas VII D SMP N 2 Kalibagor dilakukan dengan menggunakan metode STAD(Student Teams Achievement Division), maka tingkat kemampuan menulis narasi dari teks wawancara semakin meningkat.berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir di atas bahwa untuk memecahkan masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi diperlukan metode pembelajaran yang tepat serta agar siswa mempunyai minat yang tinggi dan mampu memecahkan masalah untuk menarasikan hasil wawanacara dengan menganalisismasalah siswa akan mentransferfakta, konsep, prinsip, dan skill ke situasi yang baru, maka hipotesis tindakannya yaitu melalui pembelajaran metode (Student Teams Achievement Division) kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan menulis narasi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kalibagor akan meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari pemikiran bahwa seseorang akan belajar dengan baik apabila mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Model pembelajaran matematika di sd

Model pembelajaran matematika di sd Model pembelajaran matematika di sd Tahapan Proses Belajar Mengajar Input Proses Output 1 Input kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang akan dipelajari,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari tingkat pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Nilwati M. Nur Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Koneksi Matematis Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep matematika. Sampai suatu saat nanti konsep-konsep matematika akan ada dalam otak siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang lebih silih asah, silih asih dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang lebih silih asah, silih asih dan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Cooperative learning Pembelajaran cooperative learning adalah model pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang lebih silih asah, silih asih dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA Lilik Sumarti Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). BAB V PEMBAHASAN 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH ETIKA KOMUNIKASI Oleh : Komaruddin Ks Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Pengertian pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Sekolah ini berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa, sedangkan ilmu fisika dapat ditemui dan dipelajari di kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.

Lebih terperinci

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita** PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran di sekolah, siswa didorong untuk lebih aktif agar dapat menghubungkan konsep materi yang telah didapatkan dengan konsep yang baru sehingga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted 72 A. Deskripsi Data 1. Aktivitas Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut

Lebih terperinci

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cooperative Learning Learning (pembelajaran) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material,fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Kemampuan menulis narasi

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 2502-3802 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Desak Made Ristia Kartika 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI l. Teori Belajar Behaviorisme Pada prinsipnya teori belajar Behavorisme menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Efektivitas merupakan derivasi dari kata efektif yang dalam bahasa Inggris effective didefinisikan producing a desired or intended result (Concise Oxford

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah adalah kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

Lebih terperinci