PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PEMBAGIAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu keharusan. Sebab selain matematika sebagai pintu

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. diberikan setiap jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang,

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVa SDN 015 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

PENERAPAN ALAT PERAGA KEPING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT. Heri Susianto

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

Kemampuan Pemahaman Matematis Melalui Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Islam As- Shofa Pekanbaru

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

Inayatul Uliya

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

1130 ISSN:

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Key Word: creative-productive, buzz group, increasing, mathematic

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. dan materi yang berhubungan dengan pembagian. Adapun tujuan mata pelajaran

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BENDA-BENDA SEKITAR PADA MATERI AJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Transkripsi:

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 16 ISSN 541-393 (Media Online) 541-385 (Media Cetak) SD Negeri Rowocacing Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah *Diterima Agustus 16, disetujui Agustus 16, dipublikasikan September 16 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pembagian, () meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi pembagian dengan kemampuan media benda konkret. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan ( observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi dan studi dokumentasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri Rowocacing pada semester ganjil Tahun Pelajaran 15/16. Simpulan dari penelitian ini yaitu: Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran Matematika materi pembagian dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III (tiga) SD Negeri Rowocacing, Penggunaan media benda konkret cocok digunakan di kelas III (tiga) yang masih dalam tahap perkembangan Operasional Konkret, Penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dan nilai rata-rata kelas. Pada kegiatan pembelajaran pra siklus diperoleh nilai rata-rata siswa 6 dengan pecapaian ketuntasan belajar 4%. Setelah diadakan perbaikan siklus I, nilai rata-rata kelas naik menjadi 74 dengan tingkat ketuntasan 71%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas naik menjadi 85 dengan pencapaian target ketuntasan 94%. Kata Kunci: Kemampuan; Pembagian; Benda Konkret 16 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter PENDAHULUAN Pada umumnya siswa SD menganggap mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang paling sulit dipahami, sehingga menjadi momok bagi siswa yang membuat siswa merasa takut dan malas belajar matematika. Tidak jarang hasil belajar matematika lebih rendah dari pelajaran yang lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 6 ( KTSP ) mata pelajaran matematika (Depdiknas, 6) disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran matematika pada jenjang pendidikan Dasar agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, ) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisai, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan studi awal atau pra siklus dapat diungkap permasalahan pembelajaran atau pencapaian siswa pada kompetensi dasar melakukkan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka pada materi perkalian dan pembagian menunjukan adanya materi pembagian yang masih lemah dibawah KKM. Hal ini terjadi pada tahun ajaran 1/13 dan 13/14. Konsep pembagian diperkenalkan kepada siswa setelah memahami konsep perkalian. Karso dkk dalam Pendidikan Matematika 1 (9) menjelaskan bahwa seperti pada penjumlahan, pengurangan dan perkalian pembagian diperkenalkan kepada anak menggunakan benda-benda real atau gambar benda-benda real yang dikaitkan dengan kehidupan sehari hari. Dari keadaan sehari-hari yang sebenarnya itu diubah ke dalam model konkret atau gambar dilanjutkan dengan simbol Berdasarkan pencermatan aktifitas siswa ditandai dengan hasil yang rendah karena siswa jarang mengerjakan PR, permasalahan diatas menunjukan permasalahan yang mendasar pada ketidak tertarikan pada pelajaran matematika materi pembagian karena kurangnya alat peraga atau media yang kurang lengkap. Dengan melihat hasil tersebut diatas maka yang paling mungkin adalah menggunakan alat peraga benda konkrit, modal pembelajaran benda konkrit dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran materi pembagian. Selanjutnya peneliti menggunakkan alat peraga benda konkrit karena berdasarkan pengalaman sebagai guru teryata model pembelajaran dengan menggunakkan model pembelajaran benda konkret: 1) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi pembagian, ) Dapat memotifasi siswa dalam materi pembagian, 3) Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam materi pembagian. Berdasarkan refleksi yang penulis lakukkan terindikasi masalah bahwa: 1) Siswa belum memahami kosep pembagian, ) Siswa bosan dengan metode pembelajaran yang monoton, 3) Siswa kurang tertarik pada penjelasan guru dengan metode ceramah. Jika dikaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik. Dari hasil masalah identifikasi masalah tersebut, penulis mencoba menganalisis penyebab timbulnya masalah antara lain: 1) Penyampaian konsep pembagian masih sarat dengan hafalan hafalan, sehingga siswa belum memahami konsep pembagian yang sebenarnya, ) Penyampaian materi hanya menggunakkan metode ceramah tanpa memafaatkan media pembelajatran, sehingga siswa cepat merasa bosan, 3) Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dan melibatkan siswa dalam penggunaan media tersebut sehngga siswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan guru karena siswa diposisikan hanya sebagai obyek penjelasan. Media pembelajaran yang digunakkan guru dalam mengajar dikatakan efektif jika pengaruh dari pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk semangat dan aktif. Dalam penyampaian materi Matematika guru harus bisa mengembangkan materi dengan mencari hubungan antara yang dipelajari dengan yang telah dimiliki dialami atau dikuasai oleh siswa. Mulyani sumantri dalam buku Perkembangan peserta didik (11) menyebutkan bahwa Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap ; (1) Tahap sensori motor (lahir tahun 1

); () Tahap Praoperasional (Usia 7 Tahun ); (3) Tahap Operasional Konkret (Usia 7 11 tahun); (4) Tahap Operasional formal (usia 11 15 tahun). Dalam hal ini siswa kelas tiga SD (usia 8 sampai 9 tahun ) berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret, dimana pada tahap tersebut seorang anak hanya mampu berhubungan dengan hal-hal yang nyata. Dengan alasan tersebut penulis memfokuskan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi pembagian pada siswa SD Negeri Rowocacing melalui penggunaan media pada benda konkret yang dirasa sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa kelas III (tiga) Sekolah Dasar. Rumusan Masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Apakah penggunaan motivasi pembelajaran alat peraga media benda konkret dapat meningkatan kemampuan siswa kelas tiga SD Negeri Rowocacing dalam pembelajaran matematika tentang pembagian?, ) Apakah dengan menggunakkan media benda konkret dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas tiga SD Negeri Rowocacing dalam pembelajaran Matematika tentang Pembagian? Sedangkan tujuan dalam penelitin ini yaitu: 1) untuk mengetahui peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pembagian, ) untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi pembagian dengan kemampuan media benda konkret. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Arikunto (9) secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, () Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan SD Negeri Rowocacing, Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri 13 siswa laki laki dan siswa perempuan Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa yang diperoleh dari aktivitas dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran, guru yang diperoleh dari lembar pengamatan dan lembar kerja siswa pada proses pembelajaran melalui media benda konkret. Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan membandingkan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi pembagian siswa kelas III SD Negeri Rowocacing semester I Tahun Pelajaran 15 / 16 pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Pembagian pada pra siklus, siklus I dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus I peneliti menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan memperhatikan pendapat dan saran dari supervisor I dan supervisor II/ teman sejawat. Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan perbaikan pembelajaran sebagai berikut : 1) menyusun RPP; ) mempersiapkan penggunaan metode demontrasi; 3) mempersiapkan media berupa benda konkret; 4) bersama dengan teman sejawat serta supervisor menyusun rencana kegiatan dan tindakan. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus I merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun dan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana.

Pada saat pelaksanaan perbaikan Siklus I terlihat ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa mulai aktif mengikuti kegiatan. Namun demikian, tingkat keaktifan siswa satu dengan lainnya tidaklah sama. Observasi Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus I, frekuensi keaktifan siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1. Frekuensi Keaktifan Siswa pada Siklus I Tingkat Keaktifan Siswa Frekunsi Kurang (1) Cukup () Baik (3) 16 Amat Baik (4) 9 F 35 Selanjutnya dari Tabel 1 dapat dibuat ke dalam diagram batang tingkat keaktifan siswa pada kegiatan siklus I seperti berikut: 14 13 1 9 Jumlah Siswa 8 6 4 Kurang Cukup Baik Amat Baik Tingkat Keaktifan Siswa Gambar 1. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I Untuk hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rekapitulasi seperti pada Tabel dan Gambar. Tabel. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Hasil (Angka) Hasil(Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen 85- A Sangat baik 9 5,71 % 75-84 B Baik 9 5,71 % 65-74 C Cukup 7 % 55-64 D Kurang 7 % <54 E Sangat Kurang 3 8,57 % Jumlah 35 % 3

9 9 8 7 7 Jumlah Siswa 6 4 3 <54 55-64 65-74 75-84 85- Rentang Nilai Gambar. Grafik Hasil Belajar Siswa Dari data di atas diketahui 4 siswa dari 3 siswa sudah mencapai ketuntasan sedangkan sisanya yaitu 6 siswa belum mencapai ketuntasan. Refleksi Data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran matematika Siklus I dengan materi Pembagian terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, baik tingkat keaktifannya maupun hasil belajarnya. Siswa sudah antusias dalam pembelajaran. Tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan. Dari 85% target pencapaian ketuntasan, pada siklus I baru dicapai 71% sehingga penulis perlu merencanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Siklus II Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi perbaikan pembelajaran siklus I, penulis kembali menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan memperhatikan pendapat dan saran dari supervisor I dan supervisor II/ teman sejawat. Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan perbaikan pembelajaran sebagai berikut : 1) menyusun RPP; ) mempersiapkan penggunaan metode demontrasi dan permainan; 3) mempersiapkan media berupa benda konkret; 4) bersama dengan teman sejawat serta supervisor menyusun rencana kegiatan dan tindakan. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Di dalam hasil dari pengamatan jika pada siklus I masih dijumpai anak yang kurang antusias dan kurang aktif dalam meningkatkan minat belajar siswa pada saat kegiatan, pada siklus II ini sudah tidak ada. Dari hasil pengamatan siswa, siswa sudah antusias dan mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan layanan informasi secara keseluruhan. Observasi Pada saat pelaksanaan perbaikan Siklus II terlihat ada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hanya sebagian kecil siswa yang tergolong dalam kategori cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tabel kategori keaktifan siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 3. 4

Tabel 3. Hasil Observasi Minat belajar siswa (Siklus I dan Siklus II) Tingkat Keaktifan Siswa Frekunsi Kurang (1) Cukup () Baik (3) 18 Amat Baik (4) 15 F 35 Dari tabel frekuensi tingkat keaktifan siswa di atas dapat dibuat ke dalam diagram batang seperti berikut: Jumlah Siswa 18 16 14 1 8 6 4 18 15 Kurang Cukup Baik Amat Baik Tingkat Keaktifan Siswa Gambar 3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Hasil (Angka) Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen 85- A Sangat baik 16 45,71 % 75-84 B Baik 1 34,79 % 65-74 C Cukup 5 14,9 % 55-64 D Kurang 5,71% <54 E Sangat Kurang % Jumlah 35 % Berdasarkan tabel 4 dapat dibuat diagram batang perolehan nilai siswa siklus II seperti pada Gambar 4. 5

Jumlah Siswa 16 14 1 8 6 4 16 1 5 <54 55-64 65-74 75-84 85- Rentang Nilai Gambar 3. Perolehan Nilai Siswa Siklus II Dari data di atas diketahui 33 siswa dari 35 siswa sudah mencapai ketuntasan dan siswa belum mencapai ketuntasan. Refleksi Data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran matematika Siklus II dengan materi Pembagian terlihat bahwa pembelajaran yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik dalam segi keaktifan siswa maupun dilihat dari hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa. Dari 35 orang siswa sebanyak 33 siswa sudah mencapai ketuntasan (KKM=65) atau sebesar 94%, sedangkan sisanya yaitu orang siswa atau 6% masih belum mencapai ketuntasan. Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II yang telah mencapai target sesuai indikator dan kriteria keberhasilan, yaitu lebih dari 85% siswa telah mencapai ketuntasan dan lebih dari 85% siswa aktif dalam mengikuti pelajaran, maka penulis mengahiri kegiatan penelitian pada siklus ke II meskipun hasilnya tidak mencapai ketuntasan mutlak, yang kemungkinan disebakan karena kurangnya penekanan dan perhatian khusus dari guru kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. SIMPULAN Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis melalui (dua) siklus perbaikan, yaitu siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran Matematika materi pembagian dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III (tiga) SD Negeri Rowocacing, ) Penggunaan media benda konkret cocok digunakan di kelas III (tiga) yang masih dalam tahap perkembangan Operasional Konkret, 3) Penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dan nilai rata-rata kelas. Pada kegiatan pembelajaran pra siklus diperoleh nilai rata-rata siswa 6 dengan pecapaian ketuntasan belajar 4%. Setelah diadakan perbaikan siklus I, nilai rata-rata kelas naik menjadi 74 dengan tingkat ketuntasan 71%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas naik menjadi 85 dengan pencapaian target ketuntasan 94%. 6

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 6. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Karso, dkk. 9. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka. Mulyani sumantri&nana Syaodih. 11. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Universitas Terbuka. Suharsimi Arikunto. 9. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 7