Buku Prosiding SEMINAR UMUM FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN UNIVERSITAS PERTAHANAN. Model Kepemimpin pada Era Revolusi Industri 4.0

dokumen-dokumen yang mirip
Ekonomi Digital Bukan Sekadar Langkah Strategis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

Revolusi Industri Global

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan.

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP Kesimpulan

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

BABII LANDASAN TEORI

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Fokus pada Pelanggan Penerimaan Produk Global

BAB III Visi dan Misi

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

Tuntutan Perkembangan Pendidikan Teknologi Kejuruan di Bidang Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Bab II Tinjauan Pustaka

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

MANAGEMENT. (Chapter 2)

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS

2 memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menja

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

PROPOSAL. Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Kemampuan Teknis Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Informasi mengenai ASEAN Community

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

OLEH : MANAJEMEN PERUBAHAN

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

21/09/2011. Pertemuan 1

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas dan produktivitas adalah kata kunci (keywords) untuk

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

Buku Prosiding SEMINAR UMUM FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN UNIVERSITAS PERTAHANAN Model Kepemimpin pada Era Revolusi Industri 4.0 21 Februari 2019 UNIVERSITAS PERTAHANAN Kawasan IPSC Sentul Sukahati Citereup Bogor 16730 2019 i

Buku Prosiding SEMINAR UMUM FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN UNIVERSITAS PERTAHANAN Model Kepemimpin pada Era Revolusi Industri 4.0 21 Februari 2019 Penanggung Jawab: Sulistiyanto, at all. Editor: Yusuf Ali Ikhwan syahtaria Supandi Sri Sundari Dindin ii

Riviewer: Amarulla Octavian Deni Ardiana Akhmad Edhy Aruman Yuni Pratikno Design Cover & Layout: Marcellinus Dicky Pradhana Tri Adianto ISBN : 9 786025 808289 x + 168 hlm.; 16x23 cm Email : yusufali8788@yahoo.com Mobile : +62-811-1493-465 Published by: UNIVERSITAS PERTAHANAN Kawasan IPSC, Sentul, Sukahati, Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16730 2019 iii

Daftar Isi Halaman Sampul... i Halaman Judul... ii Daftar Isi... iv Sambutan Rektor Universitas Pertahanan... vi Artikel Pertama : Kepemimpinan Organisasi Militer pada Era Revolusi Industri 4.0... 1 Artikel Kedua : Model Kepemimpinan Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0... 49 Artikel Ketiga : Model Kepemimpinan di Organisasi Non-Pemerintahan pada Era Revolusi Industri 4.0... 62 Artikel Keempat : Leadership pada Korporasi di Era Revolusi Industri 4.0... 71 Biodata Moderator... 89 Biodata Pemateri Pertama... 91 Biodata Pemateri Kedua... 93 Biodata Pemateri Ketiga... 95 Biodata Pemateri Keempat... 96 Organisasi Kepanitiaan... 97 A. Penasihat I... 97 B. Penasihat II... 100 C. Ketua... 102 iv

D. Koordinator... 104 E. Sekertaris... 105 F. Sie Perlengkapan... 106 G. Sie Acara... 108 H. Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi... 110 I. Notulen... 113 J. Sie Perizinan... 116 K. Sie Konsumsi... 119 L. Master of Ceremony... 121 M. Penerima Tamu... 122 N. Liaison Officers... 125 Lampiran... 129 1. Slide Powerpoint Pemateri Pertama... 129 2. Slide Powerpoint Pemateri Kedua... 138 3. Slide Powerpoint Pemateri Ketiga... 143 4. Slide Powerpoint Pemateri Keempat... 154 v

Sambutan Rektor Universitas Pertahanan Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., MA Seminar umum yang telah dilaksanakan oleh Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan pada hari ini, kamis, tanggal 21 Februari 2019, dengan tema Model Kepemimpinan pada Era Revolusi Industri 4.0 ini dilatar-belakangi oleh model kepemimpinan sebagai suatu nilai, sikap, dan perilaku seseorang pemimpin. Pengaruh perilaku pemimpin bertujuan untuk pengembangan organisasi dalam mencapai tujuan. vi

Kepemimpinan sangat berpengaruhi dalam rangka peningkatan kinerja individu. Keterkaitan antara cara kepemimpinan dengan perkembangan teknologi akan meningkatkan kualitas dan mutu dari pencapaian kinerja, pertumbuhan, serta keberhasilan. Terlebih lagi saat ini indonesia sedang menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dimana teknologi merupakan komponen utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Revolusi Industri 4.0 banyak diikuti dengan pembauran teknologi yang dapat mengintegrasi faktorfaktor sumber daya manusia, instrumen produksi, dan metode operasional untuk mencapai tujuan. Karakteristik dari Revolusi Industri 4.0 yaitu penggabungan berbagai teknologi terapan yang secara keseluruhan. Kebijakan umum pertahanan negara menyebutkan bahwa strategi pertahanan negara kesatuan republik indonesia disusun dalam bentuk strategi penangkalan yang memerlukan pengelolaan dari pemimpin yang mampu menjawab tantangan dinamis abad 21 dengan mensinergiskan komponen militer maupun non militer, baik dari latar belakang skill maupun kultural dalam segala aspek. Kepemimpinan selalu dibutuhkan dimanapun dan kapanun sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada. Seorang pemimpin dapat dinilai dari tingkah laku dan vii

perbuatannya agar dapat menjadi teladan serta pribadi yang arif bijaksana. Pemimpin juga sebaiknya senantiasa dapat mengatasi segala sumber hambatan yang mengarah kegagalan. Pemimpin juga diharapkan dapat berpikir secara tepat, akurat, efektif dan efisien untuk menentukan tindakan strategis dalam memberi saran dan masukan. Revolusi Industri 4.0 di tandai dengan perkembangan superkomputer, kendaraan tanpa pengemudi robot pintar, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia dapat lebih mengoptimalkan fungsi otak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin.hal tersebut berhasil meningkatkan perekonomian secara drastis dimana setelah revolusi tersebut terjadi peningkatan pendapatan perkapita negaranegara didunia menjadi berlipat ganda. Saat ini kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0 dan hal tersebut sangatlah berbeda dengan sebelumnya, dimana kita dapat mendesain dunia dan mengubah realitas disekitar kita, dengan perubahan secara nanoteknologi ditambah dengan segala sesuatu di dunia yang terkoneksi dengan internet. viii

Revolusi Industri 4.0 merupakan peluang emas dengan harapan supaya model kepemimpinan mampu beradaptasi dan mengadaptasi skill dan mentalitas baru.pemimpin yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat dari pemikiran tradisional maka akan tertinggal.pemimpin harus terbuka terhadap perubahan, terus belajar, semangat maju dengan mendaptasi teknologi. Globalisasi terutama kemajuan teknologi memang telah menciptakan sebuah keterikatan diantara negaranegara sekaligus menciptakan ancaman baru dan rasa tidak aman bagi negara. Rasa tidak aman (insecurity) negara tersebut merefleksikan sebuah kombinasi antara ancaman-ancaman (threats) dan kerawanan (vulnerabilitties) yang lahir dari fenomena globalisasi. Pengaruh persaingan global yang semakin tajam, dan seakan tidak mengenal batas-batas teritorial negara, telah melanda ke seluruh aspek/bidang kehidupan, termasuk pendidikan, yang menjadi medan juang unhan dalam ikut andil untuk membangun kemajuan bangsa. Kenyataan tersebut harus melahirkan berbagai pemikiran strategis seorang pemimpin yang mampu merespon perubahan zaman terutama perkembangan teknologi. ix

Unhan sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsen terhadap ilmu pertahanan melalui seminar umum ini diharapkan melahirkan sebuah langkah strategis dalam meningkatkan dan mengembangkan ranah keilmuan, sehingga ilmu pertahanan yang dikembangkan di unhan dinamis dan senantiasa merespon setiap fenomena pertahanan dengan segenap instrumennya baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga eksis dalam melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi. x

Artikel Pertama Kepemimpinan Organisasi Militer pada Era Revolusi Industri 4.0 Laksamana Muda T NI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D. Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut amarulla octavian@tnial.mil.id amarulla.octavian@idu.ac.id Abstrak: Reputasi organisasi-organisasi militer terlihat sebagai institusi yang kebal terhadap evolusi karena terkungkung kebijakan doktrin dan prajurit bersenjata. Namun munculnya perubahan teknologi yang drastis dan cepat pada era Revolusi Industri 4.0, memaksa militer beradaptasi lebih cepat dan berevolusi melakukan perubahan besar. Perubahan tersebut juga menuntut organisasi militer untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman dalam peperangan modern. Untuk mempertahankan eksistensinya, militer juga dituntut 1

sepenuhnya mengeksploitasi semua sumber daya untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan teknologi yang ditimbulkan oleh perubahan cepat dalam kemajuan teknologi yang berlaku luas ini. Kepemimpinan militer harus menganalisis hasil positif dan negatif Revolusi Industri 4.0 sebagai kesiapan melaksanakan berbagai bentuk peperangan modern melalui penyesuaian kebutuhan organisasi dan kesiapan sumber daya manusia, intelijen, logistik, dan operasi. Dihadapkan dinamika lingkungan strategis dan perubahan geopolitik, kemampuan militer harus dikembangkan berbasis teknologi digital, big data, dan artificial intelligence untuk menghadapi peluang dan tantangan era Revolusi Industri 4.0. Organisasi militer pada era Revolusi Industri 4.0 membutuhkan model strategic leadeship, agile leadership, dan transformational leadership. Kata kunci: revolusi industri 4.0, strategic leadership, agile leadership, transformational leadership 2

1. Pendahuluan Pengembangan kepemimpinan organisasi militer tidak hanya cukup belajar dan paham konsep kepemimpinan namun harus juga menguasai berbagai teknik atau tools soft-skill yang relevan, disesuaikan dengan posisi, situasi, dan tantangan yang dihadapie Setiap orang memiliki potensi kepemimpinan dalam dirinya, namun menghadapi konteks dan tantangan yang semakin meningkat perlu pengembangan, artinya kebutuhan dan kemauan belajar harus datang dari dalam diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin maupun di atasnya harus akuntabel terhadap program kepemimpinan (vertikal). Pemahaman kepemimpinan pada masa kini, perlu sinkronisasi dihadapkan pada jaman dan konteks teknologi yang ada sehingga diperlukan peningkatan kapabilitas yang lebih tinggi. Pengaruh global, situasi makro dan mikro dalam era Revolusi Industri 4.0 membuat situasi semakin kompleks, semakin sulit diprediksi dan berubah dengan cepat. Tantangan kepemimpinan militer masa depan adalah revolusi teknologi, generasi baru, revolusi ekonomi, dan revolusi sosial karena berpengaruh pada bentuk organisasi militer untuk menghadapi peperangan, dan 3

model kepemimpinan sesuai perkembangan Revolusi Industri 4.0. Untuk menyiasati situasi ini, diperlukan visi yang kuat sesuai dengan konteks, penguasaan kekuatan informasi agar memiliki pemahaman tinggi terhadap situasi serta kreativitas dan inovasi dalam mencari solusi terbaik sehingga gesit dan adaptif terhadap perubahan. 1.1. Pengertian Revolusi Industri. Pada awalnya, istilah Revolusi Industri 4.0 berasal dari sebuah proyek strategis teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pada semua pabrik di negeri itu. Revolusi Industri 4.0 ini kemudian dibahas kembali pada 2011 di Hannover Fair, Jerman. Pada Oktober 2012, Working Group on Industri 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Revolusi Industri 4.0 kepada Pemerintah Federal Jerman. Prof. Bob Gordon dari Northwesten University, Illinois, Amerika Serikat 1, juga memberikan beberapa tanggapan mengenai Revolusi Industri 4.0 yang dirangkum oleh Prof. Paul Krugman dari 1 Tony Prasetiantono, Revolusi Industri 4.0, dapat dilihat pada https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20180410/281 526521629699 diakses pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 10.10 WIB. 4

Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat (penerima Nobel Price on Economic) pada tahun 2008. Sumber: Joachim von Heimburg, Industri 4.0 and the Internet-of-Things (IOT): Learning from the German Chemical Industri, http://www.innovation management.se/2016/12/29/industri-4-0-and-theinternet-of-things-iot/ Pada perkembangan berikutnya, April 2013, Prof. Krugman 2 mencatat beberapa hal tentang perkembangan revolusi industri yang terjadi sejak abad ke-17: 1. Revolusi Industri Pertama (1750-1830) ditandai dengan penemuan mesin uap dan kereta api. Penggunaan mesin uap pada waktu itu dimaksudkan untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan dalam produksi. 2 Adnan Canto, Peluang dan Tantangan Era RevolusI Industri 4.0, dapat dilihat pada http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/ peluang-dan-tantangan-era-revolusi-industri-40 diunduh pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 15-35 WIB. 5

2. Revolusi Industri Kedua (1870-1900) ditandai dengan penemuan listrik, alat komunikasi, bahanbahan kimia, dan minyak. Revolusi industri pada tahap ini dapat digunakan untuk melaksanakan konsep produksi massal. 3. Revolusi Industri Ketiga (1960 hingga sekarang) ditandai dengan penemuan komputer, internet, dan telepon genggam. Revolusi industri ketiga ini dapat digunakan untuk otomatisasi proses produksi dalam kegiatan industri. 4. Revolusi Industri Keempat atau Revolusi Industri 4.0 tetap bertopang pada Revolusi Industri 3.0. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat dan merasakan suatu era baru yang terdiri atas tiga bidang ilmu yang independen, yaitu fisika, digital, dan biologi. Revolusi Industri 4.0 memiliki potensi memberdayakan individu dan masyarakat karena revolusi menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun pengembangan diri pribadi. Pada Sisi lain, Revolusi Industri 4.0 juga bisa menyebabkan pengerdilan dan marginalisasi beberapa kelompok dan dapat memperburuk kepentingan sosial, serta dapat menciptakan risiko 6

keamanan dan dapat pula merusak interelasi antarmanusia. 1.2. Dampaknya pada masyarakat umum dan dunia militer. Era revolusi industri 4.0 bercirikan dunia digital, komputerisasi, serta teknologi artificial intelligence memiliki banyak dampak positif, namun harus disikapi dengan penuh kehati-hatian dan kebijakan. Atmosfer perubahan hubungan antara manusia mengalami perubahan yang cukup cepat dengan hadirnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang mampu merubah pola hubungan antara manusia di segala aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Perubahan dari sentuhan kulit (face to face) menuju kepada sentuhan layar (screen to screen), relasi virtual dengan berbagai macam window dressing yang dijalankan secara otomatis dan robotik. Masyarakat menerima dampak langsung dari Revolusi Industri 4.0 di mana secara perlahan tenaga manusia akan tergantikan dengan teknologi. Secara tidak langsung, negara akan menerima limpahan dampak Revolusi Industri 4.0, seperti meningkatnya jumlah 7

pengangguran, masalah-masalah sosial akibat pemutusan hubungan kerja, dan berbagai dampak lainnya. Menurut konsultan dunia terkemuka Deloitte, Revolusi Industri 4.0 mampu meningkatkan derajat kesiapan operasional militer. 3 Kemajuan dalam teknologi Revolusi Industri 4.0 sangat membantu organisasi pertahanan negara meningkatkan kesiapan dan keefektifan mereka. Berbagai Alutsista dan infrastruktur militer penunjang telah menerapkan dan didukung dengan teknologi Internet of Things (IOT) dan Big Data yang sangat membantu dalam perencanaan tugas dan operasi militer maupun untuk efektivitas anggaran militer. Deloitte juga menyatakan bahwa pasukan pertahanan Amerika Serikat mampu meningkatkan kesiapan mereka berkat teknologi revolusi industri 40. 4 1.3. Dampaknya pada Industri pertahanan. Industri pertahanan harus bisa menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa 3 Bimo Joga Sasongko, TNI dan Tantangan revolusi Industri 4.0, dapat dilihat pada https://id.beritasatu.com/home/tni-dantantangan-revolusi-4.o/181299 diunduh pada tanggal 13 Februari 2019 pukul 10.00 WIB. 4 Ibid. 8

kesiapaan seluruh industri pertahanan untuk melibatkan diri pada arus revolusi tersebut disertai dengan pemberian bekal yang baik agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisis menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) industri pertahanan pada era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Di Sisi lain, Revolusi Industri 4.0 memberi dampak positif pada industri pertahanan ke arah yang lebih maju dan berteknologi tinggi sehingga memiliki daya saing. Untuk menyikapi perkembangan tersebut, industri pertahanan diharuskan melakukan investasi Alustsista yang memiliki kemampuan sistem terintegrasi, pelatihan, dan organisasi yang otonom, robot, dan solusi realitas untuk lingkungan darat, laut, udara, dan ruang angkasa serta ruang siber. 9

2. Organisasi Militer Era Revolusi Industri 4.0. Perubahan lanskap ekonomi, politik, dan relasi organisasi sebagai konsekuensi Revolusi Industri 4.0 menjadikan transformasi organisasi militer sebagai suatu keniscayaan dalam berbagai skala, ruang lingkup, dan kompleksitasnya. Transfonnasi organisasi pemerintah ini menjadi kata kunci yang harus terus diupayakan sebagai instrumen bagi petinggi militer dan pejabat negara lainnya agar responsif terhadap perubahan. Transformasi organisasi militer semakin relevan untuk dipacu percepatannya bila kita merujuk pendapat Klaus Schwab, Executive Chairman World Economic Forum, yang memberikan hipotesis bahwa saat ini miliaran orang telah terhubung dengan perangkat mobile, penemuan kecepatan pemrosesan byte demi byte data internet, yang telah meningkatkan kapasitas pengetahuan manusia melebihi sistem konvensional. 5 Perkembangan era Revolusi Industri 4.0 membawa konsekuensi meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi serta respons yang tinggi dan cepat pada penyesuaian Alutsista 5 Sekretariat Kabinet, Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi Organisasi Pemerintah, dapat dilihat pada http://setkab.go.id/revolusi-industri-4-o-dan-transformasiorganisasi-pemerintah/ diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 13.15 WIB. 10

yang membawa perubahan paradigma pada desain organisasi militer dan tuntutan kompetensi prajurit. Organisasi militer dituntut lebih efektif dan efisien dalam setiap operasi militer yang dilaksanakan. Efektifitas output dan outcome suatu operasi militer harus selalu terkait dengan impact dan benefit sehingga surnber daya yang digunakan dapat lebih efisien. Beberapa parameter dan setiap indikator yang merepresentasikan output, outcome, impact, dan benefit harus dapat ditetapkan secara terukur dan rasional. Dengan teknologi digital dan dukungan big data, maka organisasi militer dapat bertransfon-nasi menjadi organisasi yang lebih praktis dan optimal (efektif dan efisien). Organisasi militer di masa mendatang dapat dirancang untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi yang lebih kompatibel dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. 2.1. Alutsista Modern. Alutsista merupakan salah satu elemen utama dari arsitektur pertahanan militer yang dapat menghasilkan efek penangkalan (deterrence effect) untuk mencegah niat lawan melakukan penyerangan terhadap negara lain. Oleh karena itu, pengembangan kekuatan pertahanan militer harus memberikan perhatian khusus pada pengadaan 11

Alutsista, baik buatan dalam negeri maupun luar negeri. Perubahan atau peningkatan kecanggihan teknologi Alutsista berjalan sesuai dengan perubahan ancaman. Perang generasi keempat (4GW) berbentuk asimetris dan nonlinier yang menggunakan seluruh sarana, prasarana, dan sistem senjata untuk menghancurkan niat bertempur musuh. Pemanfaatan teknologi persenjataan yang modern dan canggih menjadi salah satu pertimbangan penting bagi suatu negara agar dapat memenangkan suatu peperangan. Peningkatan teknologi persenjataan yang semakin cangggih, akurasi dan daya rusak, kapabilitas suatu senjata meningkat berkali lipat di abad ke-21 ini. Tidaklah mengherankan pada dewasa ini, faktor proteksi menjadi salah satu perhatian dalam pembangunan kemampuan Alutsista berkelas dunia. Tanpa proteksi yang baik, kemungkinan memenangkan pertempuran menjadi sangat kecil. Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan Alutsista baru berupa kendaraan tak berawak (unmanned vehicle), yaitu kendaraan bertenaga yang tidak membawa operator manusia dan dapat dioperasikan secara otonom (autonomous) dari jarak jauh serta dapat membawa muatan yang mematikan, seperti balistik atau semi-balistik, 12

rudal jelajah, proyektil artileri, torpedo, ranjau, satelit, dan sensor. 6 Teknologi unmanned vehicle meliputi unmanned aerial vehicle (UAV), unmanned surface vehicle (USV), dan unmanned sub-surface vehicle (USSV). Saat ini, kendaraan tak berawak diprioritaskan memiliki kemampuan pengintaian, melihat dan mengidentifikasi sasaran, dan memeriksa senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir, dan bahan eksplosif (CBRNE). 7 Perkembangan teknologi cyberspace (dunia maya) sebagai infrastruktur digital telah ditetapkan sebagai aset strategis nasional untuk menyerang, menurunkan, dan mengganggu komunikasi dan arus informasi. Cyberspace menargetkan industri, akademisi, pemerintah, serta militer di wilayah udara, darat, maritim, dan luar angkasa. 8 Untuk itu, menjadi suatu keharusan bagi organisasi militer melaksanakan pengembangan Alutsista berbasis teknologi digital dan penggunaan teknologi big data berdasarkan jenis teknologi yang menjadi pilar Industri 4.0 yang semakin bergerak cepat dan sulit dikuasai. 6 Department of Defense of the United States of America, Unmanned Systems Roadmap 2007-2032 (Virginia: 2006), hal 15. 7 Ibid hal 37. 8 Sanjay Dhankar, Preparing Our Armed Forces for the Fifth Generation of War (New York: Free Press Simon and Schuster Inc, 1991), hal 5. 13

2.2. Struktur Organisasi. Pembenahan organisasi militer harus diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman mulai dari ancaman militer, ancaman nonmiliter dan ancaman nirmiliter. Organisasi militer harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional. Apabila teknologi berubah secara eksponensial, namun organisasi masih tumbuh secara logaritma, maka dapat berakibat terjadi gap pada suatu organisasi. Menjadi tantangan besar bagi suatu organisasi untuk dalam waktu singkat menemukan dan menciptakan personel yang sesuai dengan perubahan zaman, selain organisasi itu sendiri diharapkan segera beradaptasi. Struktur organisasi modern didukung melalui pengembangan pendidikan dan pelatihan reguler untuk menguasai perkembangan bidang teknologi yang menjadi pilar Industri 4.0 serta meningkatkan kerja sama dengan negara maju. 2.3. Kompetensi Prajurit Militer. Konsep pengelolaan personel berbasis kompetensi merupakan pengintegrasian pengelolaan personel dengan 14

strategi organisasi secara keseluruhan. Konsep ini dapat dicapai melalui penyediaan sarana bagi organisasi untuk menilai dan mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (human capital) yang dimiliki, dibandingkan dengan kebutuhan untuk mencapai visi, misi dan sasaran organisasi. Konsep ini muncul dari kebutuhan untuk menyelaraskan kemampuan sumber daya manusia dengan tuntutan organisasi pada era informasi yang kompleks dan serba cepat, mengingat konsep pengelolaan personel sebelumnya dianggap tidak memadai dan tidak dapat menjawab tantangan perubahan jaman. Konsep ini pada dasarnya mengikuti suatu siklus, yang dimulai dari pemetaan kompetensi, dilanjutkan dengan pengukuran, perencanaan dan pengembangan kompetensi. Kepemimpinan adalah interaksi irisan antara kompetensi pengetahuan dan keahlian yang didapat dari pendidikan dan karakter. Kompetensi prajurit meliputi pengetahuan tentang teknologi informasi dan digital, kepemimpinan dan social skill, learning skill, dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan karakter sumber daya manusia selaku personel pengawak organisasi militer dibentuk berdasarkan norma-nornna dasar yang digali dari kebudayaan nasional bangsa. Kompetensi kepemimpinan militer merupakan kemampuan setiap prajurit yang 15

didapatkan dari proses pendidikan yang dapat diterapkan untuk memengaruhi, memotivasi, dan membantu agar prajurit yang lain dapat berkontribusi menghadapi efektivitas organisasi. 3. Peperangan Modern Era Revolusi Industri 4.0. Studi tentang peperangan selama ini sangat bergantung pada penelitian pertempuran masa lalu untuk melihat pelajaran yang belum tersentuh. Namun di dunia sekarang ini, lensa sejarah harus ditambah dengan lensa yang berfokus pada masa depan. Kajian akademik tentang perang masa depan dapat membantu para pemikir militer membebaskan diri dari hambatan mental yang ditimbulkan oleh pemikiran linier dan mengidentifikasi dinamika, ancaman, dan tantangan tak terduga dari medan perang masa depan. Semua dapat membantu para pemimpin militer kreatif membayangkan situasi yang tak terbayangkan, dan memvisualisasikan bagaimana pertempuran perang berikutnya dapat terjadi. Mengadaptasi karakter perang yang berubah dalam Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan monumental bagi para pemimpin militer dunia. Keyakinan doktrinal yang telah lama dipegang, pengalaman pertempuran pribadi, dan persenjataan mahal mungkin perlu disisihkan untuk 16

menilai secara objektif bagaimana bertarung dan menang di tahun-tahun mendatang. Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan peperangan modern di mana pertempuran tidak terjadi antara tentara yang diorganisir dengan cara tradisional, tetapi dengan beberapa elemen bersenjata yang bertindak secara diamdiam dalam suatu populasi yang dimanipulasi oleh organisasi khusus. Aspek-aspek paling licik (subtlest) dari peperangan modern, seperti manipulasi populasi, telah menjadi subjek penelitian. Beberapa metode digunakan untuk mengonsolidasikan atas populasi yang ditaklukkan di masa damai melalui pengaruh psikologis massa. 9 Demikian pula perang asimetris yang muncul seusai perang Teluk tahun 1991 sebagai bentuk perlawanan kelompok lemah menyerang musuh yang lebih lengkap dan modern serta ketika Rusia mengembangkan rudal anti kapal permukaan memberikan keuntungan asimetris karena dapat diluncurkan dari kapal, pesawat terbang, kapal selam, atau baterai darat dengan jarak sejauh 300 km dengan yang menghindari ditembak jatuh. 10 9 Roger Trinquier, Modern Warfare: A French View of Counterinsurgency (London: Pall Mall Press, 1985), hal 8. 10 Benjamin Sutherland, Modern Warfare, Intelligence and Deterrence: The Technology That is Transforming Them (London: Profile Books Ltd, 2011), hal 12. 17

Masa depan sebuah medan peperangan modern tidak dapat diprediksi secara tuntas. Loncatan teknologi yang super cepat melahirkan ide-ide baru yang diterapkan dalam sistem persenjataan yang penuh rahasia. Prediksiprediksi medan pertempuran rasionalitas kemungkinan akan berubah format menjadi medan pertempuran yang irasional dengan memanfaatkan instrumen teknologi yang mutakhir dengan daya jangkau dan daya ledaknya di ruang Siber yang sangat dahsyat. Kecanggihan senjata yang diagung-agungkan selama ini bisa dibajak dengan mudah dengan memanfaatkan jaringan komputer dan internet. Pengambilalihan kendali tidak perlu menyusupkan orang seperti dalam sistem pertahanan konvensional, tetapi pengambilalihan kendali dapat dilakukan dari ruang siber. Algoritma sasaran tembak bisa dengan mudah dibelokkan untuk menghantam markas sendiri hanya karena pembajakan sistem kendali yang diambil dari jarak yang jauh. Dengan demikian, karena medan pertempuran mengalami pergeseran area, model, dan formatnya, maka mau tidak mau, siap tidak siap, strategi pertahanan akan berubah, yang harus dijabarkan ke dalam persyaratan kualitas sumber daya manusia serta kecanggihan peralatan yang harus diadakan. Perubahan ini otomatis merubah model perhitungan anggaran karena spesifikasi 18

personel dan pemilihan teknologi yang digunakan mengalami perubahan dan penyesuaian. Sinergi elemen-elemen Revolusi Industri 4.0 mengubah medan perang abad ke-21, dengan beberapa cara berbeda, yaitu: 1. Space dan cyber. Pertempuran di ruang Siber berpengaruh pada kemampuan tempur militer di darat, laut, dan udara, karena sistem komunikasi dan sistem pendukunglainnya bergantung pada satelit ruang angkasa dan komputer jaringan. 2. Artificial intelligence, big data, machine learning, autonomy, dan robotics merupakan instrumeninstrumen yang membantu proses pengambilan keputusan secara otonom (autonomous). 3. The return of mass and the defensive advantage merupakan peralihan sistem senjata yang sangat mahal ke arah senjata yang lebih kecil, lebih cerdas, dan lebih murah,terutama massa drone otonom dengan kekuatan destruktif yang luar biasa. 4. A new generation of high tech weapons merupakan penggabungan teknologi Revolusi Industri 4.0 dalam serangkaian sistem senjata baru yang inovatif, termasuk railgun (senjata 19

berbasis elektromagnetik), senjata energi terarah, proyektil kecepatan tinggi, dan rudal hipersonik. 5. The unknown x-factor merupakan penggunaan teknologi rahasia yang dikeluarkan saat terjadi perang besar, yang posisinya selalu dirahasiakan. 3.1. Teknologi Digital. Teknologi Digital adalah teknologi yang dilihat dari pengoperasiannya tidak banyak lagi menggunakan tenaga manusia, namun lebih cenderung pada sistem pengoperasian otomatis dan canggih dengan sistem komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh komputer. Pada dasarnya, teknologi digital hanyalah sistem menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi sebagai nilai-nilai numeris. Pada teknologi analog, gambar, dan suara diubah menjadi gelombang radio, sedangkan teknologi digital menkonversi gambar dan suara menjadi data digital yang terdiri dari angka 1 dan 0. Dengan teknologi digital ini, gambar yang ditampilkan memiliki kualitas warna lebih natural dan resolusi lebih baik, tidak pecah atau turun kualitasnya jika gambar ditampilkan di layar yang besar. 20

3.2. Big Data. Big data adalah istilah umum untuk segala kumpulan himpunan data dalam jumlah yang sangat besar dan kompleks sehingga menjadikannya sulit untuk ditangani atau diproses jika hanya menggunakan manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data tradisional. 11 Big data adalah istilah yang menggambarkan volume yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Big data dapat dianalisis untuk wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan strategis yang lebih baik. Big data menunjuk pada teknologi dan inisiatif yang melibatkan data yang begitu beragam, cepat berubah, atau berukuran super besar sehingga terlalu sulit bagi teknologi, keahlian, maupun infrastruktur konvensional untuk menanganinya secara efektif. Dengan kata lain, big data memiliki ukuran (volume), kecepatan (velocity), atau ragam (variety) yang terlalu ekstrim untuk dikelola dengan teknik konvensional. Data kini sudah menjadi sebuah sumber daya berharga yang dapat digunakan untuk mendukung berbagai sektor. Seiring perkembangan teknologi, 11 llham Efendi, Pengertjan Bjg Data, dapat dilihat pada https://www.it-jurnal.com/pengertian-big-data/ diunduh pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 13.15 WIB. 21

ancaman muncul dalam bentuk baru, seperti cyber war, cyber terrorism, cyber espionage, dan lain sebagainya. Sudah waktunya melakukan transformasi dari human intelligence ke intelijen berbasis teknologi. Secara teori, big data maupun data science dapat membantu memahami perilaku terduga aksi terorisme, sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi, melacak, dan menghindari ancaman terorisme. Kemajuan analisis big data dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan militer dalam berbagai keadaan di tingkat strategis, operasional, dan taktis untuk mendukung semua kemampuan militer di semua lanskap pada dua kemampuan yaitu kesadaran situasional dan komando pengendalian berdasarkan tahap OODA, yaitu amati (obrserve), orientasi (orient), putuskan (decide), dan aksi (act) 12 karena Big data mampu menyimpan data skala besar besar dari berbagai sumber data seperti kamera, sensor, dan teknologi geospasial serta peralatan yang mendukung web hingga penggunaan energi. 13 Di sejumlah negara maju, big data sudah banyak diaplikasikan oleh pemerintah, militer, maupun badan 12 J.A.P. Antoine Smallegange, Big Data and Artificial Intelligence for Decision Making: Dutch Position Paper (NATO Science and Technology: 2018), hal 11. 13 Sanatan Kulshrestra, Big Data in Military Information and Intelligence, (New Delhi: IndraStra, 2015), hal 2. 22

intelijen. Data yang dikumpulkan seputar terduga teroris dapat mengungkap latar belakang dan motivasi aksi mereka. Bahkan, data tersebut dapat mengungkap jaringannya, siapa infomannya, siapa yang mendanainya, dan lain sebagainya. 3.3. Otomatisasi. Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi pengawasan manusia. Otomatisasi bertujuan (1) menggabungkan dan menerapkan teknologi; (2) memperbaharui proses pelaksanaan pekerjaan; (3) meningkatkan produktifitas dan efektifitas pekerjaan; dan (4) mengurangi pengeluaran biaya jasa pekerja. Otomatisasi banyak diterapkan pada peralatan peralatan militer dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas menggunakan mesin, sistem kendali dan teknologi informasi untuk mengoperasikan peralatan tempur yang menghasilkan kualitas dan kuantitas lebih produktif dibandingkan penggunaan tenaga kerja manusia (konvensional). 23

3.4. Artificial Intelligence. Menurut H.A. Simon (1987) 14, artificial intelligence merupakan kawasan penelitian, aplikasi, dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas. Sedangkang menurut Rich dan Knight (1991) 15, kecerdasan buatan (Al) merupakan sebuah studi tentang membuat komputer melakukan hal-hal dapat dilakukan lebih baik oleh manusia pada saat ini. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan buatan (Al) merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia. Keuntungan dari kecerdasan buatan (Al) adalah: 1. Al bersifat permanen yang berarti kecerdasan mereka dapat digunakan berulang-ulang. 2. Al menawarkan kemudahan karena berbagai data dari kecerdasan manusia telah disimpan di Al sehingga mudah mengaksesnya lagi. 3. Al bersifat konsisten dan teliti karena kecerdasan mereka tidak pernah berkurang. 14 Simon, H.A, Artificial intelligence. In R.J. Corsini (Ed.), Concise encyclopedia of psychology. Second edition, (New York, NY: Wiley, 1987). 15 Rich, Elaine dan Knight, Kevin, Artificial intelligence. (New York: McGraw-Hill Inc, 1991). 24

4. Al dapat didokumentasi, disimpan, dan diarsipkan ataupun dijadikan panduan untuk generasi berikutnya. Kerugian dari kecerdasan buatan (Al) adalah: 1. Al tidak memiliki common sense yang membuat manusia tidak sekadar memproses informasi, namun memahami makna informasi tersebut. Pemahaman ini hanya dimiliki oleh manusia. 2. Al terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi artificial intelligence tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya. Al telah dipakai untuk militer setelah mempertimbangkan Perang Dunia I dan ll. Nyawa manusia lebih diperhatikan dalam perang sehingga terciptalah berbagai jenis kendaraan dan senjata dengan bantuan Al agar nyawa para prajurit lebih terlindungi. Contohnya pada penggunaan unmanned aerial vehicle (UAV), unmanned surface vehicle (USV), dan unmanned sub-surface vehicle (USSV). 25

4. Model Kepemimpinan Militer. Kepemimpinan dalam organisasi militer pada umunya memiliki karakteristik yang spesifik karena merangkum empat unsur, yaitu sumber daya manusia, doktrin, organisasi dan sistem senjata. Karena itu, karakter-karakter kepemimpinan yang dibangun di lingkungan militer berorientasi kepada tujuh unsur kepemimpinan pertahanan (defence leadership) yang meliputi: 1. Integritas (Integrity), yaitu refleksi dari keberanian moral serta kesetiaan terhadap nilai-nilai kebenaran dan sifat perwira yang kesatria sehingga dapat menginspirasi dan mewujudkan loyalitas serta kepercayaan timbal balik antara pemimpin militer dan para prajurit yang dipimpin secara konsisten. 2. Visi (Vision) adalah kemampuan para pemimpin militer menciptakan visi bersama untuk mendukung kesuksesan organisasi serta menggunakannya untuk memperjelas batasan-batasan bagi diri dan organisasi dalam rangka mewujudkannya. 3. Komunikasi (Communication) merupakan kompetensi berkomunikasi, meliputi kemampuan bernegosiasi, memengaruhi, membangun jaringan, dan mentoring. Kemampuan komunikasi ditunjukkan 26

melalui berbagai media yang relevan, baik secara lisan maupun tulisan, melalui sarana atau tatap muka secara langsung. 4. Pengambilan keputusan (Decision making) adalah kecermatan dalam mengambil keputusan, mampu menangani kompleksitas ketidakpastian dan ambiguitas, terutama dalam kondisi ekstrim di daerah operasi. Pemimpin militer dengan karakter ini dapat mengevaluasi semua informasi sebagai dasar mengambil keputusan dilandasi kejernihan pikiran, ketegasan, dan kebijaksanaan. Karakter ini menyeimbangkan antara keberanian dengan manajemen risiko dalam pengambilan keputusan tepat dan cepat. 5. Inovatif (Innovative) merupakan kreativitas mengelola situasi dan menyikapi dinamika yang berkembang di berbagai medan penugasan, berani mengambil risiko dan mendorong orang lain untuk berani mengambil risiko juga. Pemimpin militer dengan karakter ini selalu memiliki berbagai pendekatan dan berbagai opsi cara bertindak. 6. Rendah hati (Humility) adalah cerminan seorang pemimpin militer yang tidak boleh menganggap dirinya paling penting atau arogan, apalagi 27

menunjukkan sikap meremehkan orang lain. Pemimpin militer harus memperlakukan prajuritnya dengan hormat dan tidak menganggap pangkat dan jabatannya yang lebih tinggi berarti lebih mampu. Pemimpin militer juga harus mengakui kekurangannya dan tidak malu untuk belajar. 7. Profesional (Professional) adalah pemimpin militer harus bijak menerapkan pengetahuan dan pengalaman dalam konteks yang tepat serta memahami akibat dari tindakan yang diterapkan, baik bagi lingkungan maupun orang lain. Profesional dalam terminologi yang tepat bagi seorang perwira adalah individu yang tidak hanya memiliki keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) namun juga sikap (attitude). Pada jaman yang terkuasai oleh perkembangan teknologi informasi yang sangat dinamis saat ini, dibutuhkan model kepemimpinan militer yang strategis (strategic leadership), tangkas (agile leadership) dan trasnformasional (transformational leadership). 4.1. Strategic Leadership. Kepemimpinan strategis (strategic leadership) adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipasi, 28

membayangkan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk melakukan perubahan yang menciptakan masa depan yang layak bagi organisasi 16. Menurut W. Glenn Rowell 17, strategic leader adalah seseorang yang dapat mengartikulasi visi jangka panjang dan dapat terus melakukan kegiatan operasional sehari-hari dengan detail. Pemimpin dengan model strategic leadership harus memiliki kemampuan yang andal dibanding seorang pemimpin biasa. Menurut Kate Beatty 18 ada tiga kekuatan yang harus dimiliki oleh setiap strategic leader yaitu: 1. Strategic thinking membutuhkan pengetahuan yang kompleks bagi organisasi dengan lingkungannya untuk mengidentifikasi permasalahan organisasi. 2. Strategic acting merupakan pelaksana dari rencana yang sudah dibuat oleh organisasi. 16 Ireland, R. D., & Hitt, M. A. Achieving and maintaining strategic competitiveness in the 21st century: The role of strategic leadership. (Academy of Management Executive, 13(1) 1999), hal 43. 17 W. Glenn Rowe. Strategic Leadership: Short-Term Stability and Long-term Stability. (Ivey Business Journal, 2009). 18 Kate Beatty (2010). The Three Strengths of a True Strategic Leader, https://www.forbes.com/2010/10/27/three-strengthsstrategy-leadership-managjng-ccl.html#53af72185280 diunduh pada tanggal 9 Februari 2019 pukul 12.00 WIB. 29

Seorang pemimpin strategis harus dapat membuat keputusan yang tepat pada saat yang tidak tepat sekalipun tanpa mengorbankan visi organisasi. 3. Strategic influencing adalah tentang pembuatan komitmen dalam organisasi sesuai dengan arah strategis organisasi yang mengikutsertakan orang-orang di dalam dan di luar organisasi. Sedangkan Paul J.H 19 berpendapat bahwa essential skills yang harus dimiliki oleh para pemimpin adalah: 1. Anticipate adalah langkah penting untuk melihat risiko dan kesempatan dalam organisasi yang dilakukan melalui pendekatan kepada stakeholders, supplier, dan rekan lainnya. Selain itu, dilaksanakan field research dan simulasi untuk memahami kondisi kompetitor serta medan yang kita masuki. 2. Challenge adalah melakukan perubahan dalam melakukan keputusan. Jika biasanya dilakukan sendiri, maka lakukanlah bersama rekan kerja 19 Paul J. H. Schoemaker (2013). Strategic Leadership: The Essential Skills. Harvard Business School, dapat dilihat pada https://hbr.org/2013/01/strategic-leadership-the-esssentialskills diunduh pada tanggal 9 Februari 20.00 WIB. 30

yang lain. Walaupun awalnya terkesan sulit namun akan ada lebih banyak inovasi yang muncul dalam pemikiran bersama. 3. Interpret adalah seorang pemimpin yang dapat mengutarakan isi dari pikirannya, bukan hanya menerima masukan dan melaksanakannya tanpa diolah terlebih dahulu. 4. Decide adalah pengambilan keputusan yang dilakukan pada saat yang sulit dan tak terduga. Pemimpin yang baik harus dapat mengambil keputusan berdasarkan tingkat kepentingan dan dapat membagi sebuah keputusan besar menjadi beberapa bagian sehingga dapat terlihat lebih jelas komponen apa saja yang dapat terpengaruh dari pengambilan keputusan tersebut. 5. Align adalah banyaknya faktor pendukung dalam suatu proyek seperti stakeholders yang memerlukan pengertian sama terhadap tujuan proyek bagi setiap orang yang dilibatkan agar memberikan dukungan penuh. 6. Learn adalah beberapa kesalahan yang harus diperbaiki ketika akan menjalani proyek selanjutnya. Diperlukan adanya audit dokumen 31

berkaitan dengan pengambilan keputusan dan mempelajarinya kembali. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang strategic leader dibutuhkan kesiapan mental yang cukup, terutama dalam hal pengambilan keputusan pada situasi yang sulit. Faktor penting lainnya, adalah learn yang harus memiliki tahap untuk kembali me-review hasil pencapaian tugas dan menerima masukan dari segala macam pihak terkait dan untuk memperbaiki hal yang kurang pada tugas sebelumnya. Perang modern yang menggunakan seluruh jaringan yang tersedia dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan militer untuk meyakinkan para pengambil keputusan politik musuh bahwa tujuan strategis mereka tidak bisa diraih atau terlalu mahal jika dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan. Perkembangan teknologi telah melahirkan ancaman baru seperti cyber war, cyber terrorism, cyber espionage, dan lain sebagainya. Saat ini data sudah menjadi sebuah sumber daya berharga yang dapat digunakan untuk mendukung berbagai sektor dan sudah waktunya melakukan transformasi dari human intelligence ke intelijen berbasis 32

teknologi. Informasi merupakan media yang mampu mengubah pikiran seseorang. Karenanya, informasi merupakan elemen kunci dalam strategi perang modern. Untuk menghadapi tantangan di era disrupsi, pemimpin harus mampu berpikir dan bertindak lebih cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi melalui pemanfaatan teknologi informasi digital. Dengan melakukan transformasi dalam strategi dan operasionalnya melalui pemanfaatan teknologi infon-nasi dan sistem pengolahan data yang akurat. Keahlian dan agility dari seorang pemimpin merupakan salah satu kunci dalam menghadapi ancaman maupun kompetisi. Di era disrupsi digital bukan lagi yang cepat mengalahkan yang lambat tetapi yang cepat mengalahkan yang kurang cepat dan bahkan yang instan dapat menjadi pemenang. Bermacam Alutsista dan infrastruktur militer penunjang kini telah menerapkan dan didukung dengan teknologi Internet of Things (IOT) dan teknologi big data. Teknologi pilar industri 4.0 sangat membantu perencanaan tugas militer, operasi militer maupun untuk efektivitas anggaran militer suatu negara. 33

4.2. Agile Leadership. Agile leadership adalah pemimpin yang tangkas, lincah, gesit dan responsif dalam mengambil keputusan, menangani krisis, dan memimpin. Pemimpin agile sangat adaptif terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan kerjanya. la tidak terpaku pada kebiasaan yang membatasi dan peraturan yang kaku. la berfokus pada cara memaksimalkan produktivitas kerja tim, terlepas dari segala perubahan yang datang dan pergi. Agile leadership patut dipertimbangkan untuk diterapkan karena dunia berubah dengan sangat cepat. Kecenderungan hari ini, bisa saja tenggelam dalam beberapa saat ke depan. Perubahan yang sangat cepat ini menuntut kemampuan membaca situasi dan respons yang adaptif juga. Jika seorang pemimpin menolak perubahan, lama kelamaan ia akan tertinggal dan berujung pada kemunduran. Agile leadership harus mudah beradaptasi terhadap perubahan, tekanan, dan krisis. Agile leadership harus bisa tetap tenang dalam segala situasi. Pemimpin yang tenang secara otomatis menenangkan bawahannya. Sikap tenang juga akan membantu pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi situasi. Agile leadership adalah pemimpin yang penuh inovasi. Ketika terjadi perubahan, agile leadership tidak akan berdiam diri 34

dan membiarkan organisasinya tergulung dalam arus perubahan. la akan berinovasi agar tidak tertinggal. Agile leadership menuntut para pemimpin untuk memiliki inovasi dalam mencari solusi untuk menghadapi perubahan, krisis dan tekanan yang dapat datang kapan saja. Senantiasa belajar dari pengalaman dan mencari feedback juga merupakan ciri agile leadership. Pengalaman adalah guru yang terbaik, namun seorang pemimpin tidak boleh juga hanya terpaku pada pemikirannya sendiri. la juga perlu mengumpulkan feedback dari orang-orang sekitarnya sebagai bahan pertimbangan. Ciri lain dari agile leadership adalah tidak segan untuk membangun orang lain, meliputi keikhlasan memotivasi dan menginspirasi orang yang dipimpinnya. Banyak pemimpin militer yang tidak suka prajuritnya berkembang melebihi dirinya karena dianggap sebagai suatu ancaman atau pesaing. Agile leadership tidak melihat ini sebagai suatu ancaman, melainkan sebagai suatu keberhasilan dalam mengader pemimpin-pemimpin berikutnya. Atribut seperti ini tidak dimiliki oleh orang yang berpikiran sempit dan penuh dengan rasa tidak aman. Revolusi industri 4.0 telah melahirkan teknologi mutakhir, otomatisasi, digitalisasi hingga menciptakan standardisasi dalam beberapa sektor termasuk dalam 35

sistem pertahanan. Otomatisasi telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas menggunakan mesin, sistem kendali dan teknologi informasi untuk mengoperasikan peralatan tempur yang menghasilkan kualitas dan kuantitas lebih produktif dibandingkan penggunaan tenaga kerja manusia (konvensional). Untuk mengurangi tenaga manusia dalam pengoperasian senjata para ahli dan teknisi gencar membangun Alutsista yang mampu bertugas di medan tempur tanpa campur tangan manusia, yaitu senjata berbasis kecerdasan buatan (Al) seperti drone, peluncur roket dan lain-lain. Seorang pemimpin militer yang menerapkan agile leadership mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi serta menerapkan strategi dalam pertempuran sesuai kebutuhan dan tuntutan jaman, karena pemimpin tersebut memiliki inovasi dalam menerapkan suatu strategi pertempuran dalam menghadapi musuh yang dinamis. Pemimpin tersebut akan selalu belajar dari pengalaman dan mencari umpan balik atas keputusan yang diambil dari stafnya sebagai bahan pertimbangan sehingga mampu mengambil keputusan yang komprehensif. 36

4.3. Transformasional Leadership. Kepemimpinan Transformasional berdasarkan teori U yang dipicu oleh pemikiran untuk melakukan transformasi pada level individu sampai organisasi dalam membuat perubahan dan mendorong inovasi. Teori U dikembangkan oleh Otto Scharmer setelah melihat kecenderungan pada pemimpin ingin bergegas menyelesaikan suatu masalah. Penyelesaian masalah tidak tuntas dan bersifat temporer. Teori U mengarahkan pemimpin untuk bertransformasi melalui tiga inti gerakan, yaitu pengamatan (observe), pelepasan dan pembersihan diri (retreat-reflect), dan tindakan spontan (act in an instant). Gerakan pengamatan (observe) adalah proses mengamati, mendengar, dan merasakan masuk ke dalam diri bawahan pada suatu organisasi. Proses ini memerlukan keterbukaan pikiran yang lebih luas melalui dinamika interaksi. Proses pelepasan dan pembersihan diri (retreatreflect) dari berbagai hal yang membatasi pikiran, kepercayaan, maupun rintangan dari dalam diri. Refleksi merupakan proses yang menghubungkan individu dengan lapisan humanisme dan spiritual. Sedangkan tindakan spontan (act in an instant) adalah proses dalam mencoba dan menyempurnakan pendekatan baru untuk melakukan 37

perubahan dilandasi keberanian keluar dari zona nyaman (comfort zone). Sumber: Otto Schamer, Theory U, dapat dilihat pada https://www.presencing.org/aboutus/ theory-u diunduh pada tanggal 10 Februari 2019 pada pukul 19.20 WIB Tahapan teori U dalam membantu pemimpin organisasi melakukan transformasi adalah co-initiating, cosensing, co-presencing, co-creating, dan co-evolving. Coinitiating adalah keterbukaan pikiran mendengarkan secara mendalam pada sistem sehingga menghilangkan kebiasaan langsung menilai, menyimpulkan, dan bahkan menghakimi apa yang terjadi. Co-sensing adalah 38

kemampuan untuk untuk ikut merasakan apa yang terjadi dengan melibatkan empati dari dalarn hati. Co-presencing adalah menyatunya proses merasakan, melihat, dan mendengarkan sehingga dapat merasakan kebersihan dan menjadi lebih baik sehingga mampu menjadi pemimpin yang melayani berdasarkan kesamaan dan kesetaraan diri, dan sebaliknya melepaskan rasa sebagai pemimpin yang memegang kuasa, kendali, dan dominan. Co-creating adalah keyakinan atas upaya bersama atas perubahan atau inisiatif baru yang akan dilaksanakan berdasarkan kepercayaan (trust) dan kolaborasi pemimpin membina hubungan baik dengan bawahan sebagai satu tim, sehingga masalah yang tadinya dianggap sebagai tantangan yang amat sulit bisa menjadi ringan dan semua pihak membantu merancang, menerapkan, dan menyempurkan solusi. Co-evolving adalah penghayatan skala penuh dari proses transformasi atau inovasi solusi yang dijalankan dengan mereview dan memberi feedback atas perubahan yang terjadi dalam organisasi yang menyatukan intelegensi dan membutuhkan stamina serta energi mental, emosional, spiritual, dan fisik dari seorang pemimpin. Kepemimpinan transformasional dengan pendekatan Systems Thinking dan U-Theory 39

dikembangkan untuk mengakselerasi kemajuan dalam mengatasi isu kompleks yang dihadapi organisasi militer saat ini. Penguatan kapasitas pemimpin dirasakan penting mengingat perubahan dunia dan transformasi teknologi yang terjadi dengan pesat serta tantangan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pemimpin transformasional tidak hanya responsif terhadap perubahan, tetapi juga tanggap dalam mengantisipasi perubahan dengan mempersiapkan satuan dan seluruh prajurit untuk menghadapi perubahan secara kolektif. Organisasi militer bekerja secara teamwork didukung dengan peningkatan sumber daya manusia yang unggul dan mutu pendidikan yang tinggi. 20 Gaya kepemimpinan transformasional sangat efektif bila didukung prajurit yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga sangat mudah menginspirasi perubahan positif para prajurit menjadi lebih energik, antusias, dan bersemangat. 21 20 Mia Chitra Dinisari, Seminar Revolusi Mental dan Menghadapi Making Indonesia 4.0, dapat dilihat pada https://kabar24.bisnis.com/read/20180607/15/8 0405 8/seminar-revolusi-mental-dan-menghadapi-makingindonesia-4.0-dibuka-hari-ini diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.20 WIB. 21 Kendra Cherry, Transformational Leadership: A Closer Look at the Effects of Transformational Leadership, dapat dilihat pada diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.15 WIB. 40

5. Penutup. 5.1. Pemimpin militer harus menjadi scholar warrior. Seorang pemimpin di dunia militer hendaknya menjadi scholar warrior yaitu pemimpin yang bersedia memperjuangkan apa yang mereka yakini juga dapat secara artikulatif memperdebatkan prinsip-prinsipnya di sebuah forum ilmiah. Kepemimpinan militer hendaknya mengacu pada cara memimpin yang berhasil menggerakkan prajuritnya melampaui kepentingan diri secara langsung melalui pengaruh ideal (karisma), inspirasi, stimulasi intelektual, atau pertimbangan individual, sebagai berikut: 1. Karisma (charisma) adalah memberikan visi dan misi, menanamkan rasa bangga, mendapatkan penghormatan (respect) dan kepercayaan (trust). Pemimpin militer terlihat karismatik dan mempunyai suatu kekuatan dan pengaruh. Karisma umumnya berkenaan dengan tindakan anak buah sebagai reaksi atas perilaku komandannya. Pemimpin militer membangkitkan dan memberi semangat prajuritnya dengan sebuah visi dan sense of mission yang mendorong prajurit untuk melakukan usaha yang lebih (extra effort) dalam mencapai tujuan. Pemimpin militer 41

yang berkarisma akan sepenuhnya dihormati, memiliki referent power, sehingga layak ditiru, memiliki standar yang tinggi dan menetapkan tujuan yang menantang bagi prajuritnya. 2. Inspirasional (inspiration) adalah mengomunikasikan ekspektasi yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan dengan cara- cara yang sederhana. Perilaku pemimpin militer dapat merangsang antusiasme prajuritnya terhadap tugas dan dapat menumbuhkan kepercayaan prajurit terhadap kemampuan menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan. 3. Stimulasi Intelektual (intelectual stimulation) adalah menghargai ide-ide prajurit (promote intelligence), mengembangkan rasionalitas, dan meiakukan pemecahan masalah secara cermat. Pemimpin militer mendorong prajuritnya untuk memikirkan kembali caracara lama mereka dalam melakukan sesuatu atau untuk merubah masa lalunya dengan ide-ide dan pemikirannya. Mereka juga didorong untuk mengembangkan rasionalitas dan mempertimbangkan cara-cara kreatif dan inovatif untuk membangun dirinya. 4. Perhatian Individu (individualized consideration) adalah memberikan perhatian pada pribadi, menghargai 42

perbedaan setiap individu, memberi nasehat, dan pengarahan. Pemimpin militer memperlakukan secara berbeda tetapi seimbang terhadap prajuritnya untuk memelihara kontak hubungan dan komunikasi yang terbuka. Perhatian secara individual merupakan identifikasi awal terhadap potensi prajurit. Sedangkan pengawasan dan pengarahan merupakan bentuk perhatian individual yang ditunjukkan melalui tindakan konsultasi, nasehat dan tuntunan yang diberikan oleh pemimpin. 5.2. Pemimpin militer harus menjadi leader of change. Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia, yang berperan sebagai inisiator dan pemimpin perubahan berkelanjutan (sustainable leader of change), membentuk proses serta budaya secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Dengan diversitas yang cukup besar berarti kemampuan sebagai leader of change juga akan berbeda-beda. Menjadi seorang pemimpin perubahan berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat intelegensi yang lebih 43

tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin. Kepemimpinan model ini dapat dirangkum dalam tiga aspek penting, yakni (1) perubahan karakter dari dalam diri (character change); (2) visi yang jelas (clear vision); dan (3) kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence). Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dan lain-lain) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan). Kepemimpinan militer bukan hanya sekadar jabatan atau pangkat, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seorang. Ketika seorang prajurit menemukan visi dan misi organisasinya dan membentuk bangunan karakter perwira yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seorang pemimpin sejati lahir. 44

Referensi Buku Department of Defense of the United States of America. (2006). Unmanned Systems Roadmap 2007-2032. Virginia. Dhankar, Sanjay. (1991). Preparing Our Armed Forces for the Fifth Generation of War. New York: Free Press Simon and Schuster Inc. Ireland, R. D., & Hitt, M. A. (1999). Achieving and maintaining strategic competitiveness in the 21st century: The role of strategic leadership. Academy of Management Executive. Kulshrestra, Sanatan (2015). Big Data in Military Information and Intelligence. IndraStra. Rich, Elaine dan Knight, Kevin (1991). Artificial Intelligence. McGraw-Hill Inc, New York. Simon, H.A. (1987). Artificial intelligence. In R.J. Corsini (Ed.), Concise encyclopedia of psychology. Second edition, New York, NY: Wiley. Smallegange, J.A.P. Antoine. (2018). Big Data and Artificial Intelligence for Decision Making: Dutch Position Paper. NATO Science and Technology. 45

Sutherland, Benjamin. (2011). Modern Warfare, Intelligence and Deterrence: The Technology That is Transforming Them. London: Profile Books Ltd. Trinquier, Roger. (1985). Modern Warfare: A French View of Counterinsurgency. London: Pall Mall Press. Jurnal Rowe, W. Glenn (2009). Strategic Leadership: Short-Term Stability and Long-term Viability. Ivey Business Journal. Online Beatty, Kate (2010). The Three Strengths of a True Strategic Leader, dapat dilihat pada https://www.forbes.com/2010/10/27/three-strengthsstrategy-leadership-managingccl.html#53af72185280 diunduh pada tanggal 9 Februari 2019 pukul 12.00 WIB. Cherry, Kendra (2018). Transformational Leadership: A Closer Look at the Effects of Transformational Leadership, dapat dilihat pada https://www.verywellmind.com/what-istransformational-leadership-2795313 diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.15 WIB. 46

Dinisari, Mia Chitra (2018). Seminar Revolusi Mental dan Menghadapi Making Indonesia 4.0, dapat dilihat pada https://kabar24.bisnis.com/read/20180607/15/80405 8/seminar-revolusi-mental-dan-menghadapi-makingindonesia-4.o-dibuka-hari-ini diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.20 WIB. Efendi, llham (2018). Pengertian Big Data, dapat dilihat pada https://www.it-jurnal.com/pengertian-big-data/ diunduh pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 13.15 WIB. Ganto, Adnan (2018). Peluang dan Tantangan Era Revolusi Industri 4.0, dapat dilihat pada http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/peluangdan-tantangan-era-revolusi-industri-40 diunduh pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 15-35 WIB. Heimburg, Joachim v. (2016). Industri 4.0 and the Internetof-Things (IOT): Learning from the German Chemical Industri, dapat dilihat pada http://www.innovationmanagement.se/2016/12/29/in dustri-4-o-and-the-internet-of-things-iot/ diunduh pada tanggal 13 Februari 2019 pukul 13.00 WIB. Prasetiantono, Tony (2018). Revolusi Industri dapat dilihat pada 47

https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/201 80410/281526521629699 diakses pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 10.10 WIB. Sasongko, Bimo Joga (2018). TNI dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 dapat dilihat pada diunduh https://id.beritasatu.com/home/tni-dan-tantanganrevolusi-4.o/181299 pada tanggal 13 Februari 2019 pukul 10.00 WIB. Schamer, Otto (2018). Theory U, dapat dilihat pada https://www.presencing.org/aboutus/theory-u diunduh pada tanggal 10 Februari 2019 pada pukul 19.20 WIB. Schoemaker, Paul J. H. (2013). Strategic Leadership: The Essential Skills. Harvard Business School, dapat dilihat pada https://hbr.org/2013/01/strategicleadership-the-esssential-skills diunduh pada tanggal 9 Februari 20.00 WIB. Sekretariat Kabinet, Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi Organisasi Pemerintah, dapat dilihat pada http://setkab.go.id/revolusi-industri-4-o-dantransformasi-organisasi-pemerintah/ diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 13.15 WIB. 48

Artikel Kedua Model Kepemimpinan Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0 Drs. Deni Ardiana Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bogor den.ardian@gmail.com Revolusi Industri 4.0 menekankan pada perkembangan teknologi. Dimana organisasi dituntut menjadi lebih adaptif terhadap perubahan dan kebutuhan pasar. Selain itu, Revolusi Industri 4.0 juga dianggap sebagai sebuah digitalisasi manufaktur (Lee, 2013). Dimana menurut Kagermann (2013), telah terjadi perkembangan yang signifikan pada penggunaan teknologi produksi massal yang fleksibel. Oleh karena itu, era ini juga dikenal sebagai Era Revolusi Digital dan Era Disrupsi Teknologi. Perkembangan di era Revolusi Industri 4.0 ini telah memberikan beberapa dampak bagi pemerintah Indonesia. Dampak-dampak tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 49

1. Munculnya tuntutan transformasi pada sektor publik: Pemanfaatan IT untuk pengembangan E- Government, digitalisasi data dan informasi serta layanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya layanan yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan internet atau alat elekronik. Sebagai contoh: pelayanan pembuatan akta kelahiran, perijian pembangunan atau pengadaan kegiatan, pengelolaan keuangan atau akutansi. Organisasi harus lebih kondusif, inovatif dan terintegrasi. Hal ini dibuktikan adanya kegiatan lomba inovasi daerah dan pusat yang dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan organisasi pemerintahan daerah yang lwbih kondusif dan inovatif. Pengembangan pola kerja, budaya organisasi dan nilai-nilai strategis. Hal ini dipraktekan dalam pemerintahan dalam bentuk pembuatan laporan kerja harian dan laporan kekayaan, serta diberlakukannya sistem kehadiran elektronik. 2. Munculnya tuntutan masyarakat tentang: Transparansi Informasi Publik Akses terhadap pelayanan yang tinggi 50

Pelayanan yang ingin serba cepat dan mudah Biaya pelayanan yang murah dan terjangkau bagi masyarakat. Oleh karena itu, terjadilah transformasi sektor publik pada lingkungan pemerintah. Menurut Boon Siong Neo dan Geraldine Chen (20), tranformasi tersebut menuntut perubahan pada sistem pemerintahan agar menjadi: 1. Pemerintahan yang Adaptif, yaitu pemerintahan yang mau mengerti kebutuhan rakyatnya secara progresif. 2. Pemerintahan yang Dinamis, yaitu pemerintahan yang bertindak progresif & adaptif guna mewujudkan hasil yang efektif bagi daerah dan masyarakat yang dipimpinnya 3. Pemimpin yang mampu berpikir ke depan dan antisipatif (think ahead), pemimpin yang mampu mengkaji ulang hasil pemikiran (think again), dan pemimpin yang mampu berpikir secara lateral, horizontal serta lintas disiplin (think across). Tranformasi ini diharapkan dapat membuat perubahan pada kapabilitas organisasi yang ditandai dengan muncul atau berkembangnya: able people, agile processes, thinking ahead, thingking again & thinking across, adaptif policy, dan inovasi. Selain itu, juga 51

diharapkan terjadi perubahan pada budaya organisasi, sehingga menjadi organisasi yang: incorruptibility, meritocracy, market, pragmatism dan multiracialism. Saat ini, kualitas sistem pemerintahan daerah masih sangat rendah. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya: Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang gagap teknologi dan tidak menguasai bahasa asing, Jumlah Kualifikasi Pendidikan ASN yang masih SLTA ke bawah. Catatan pemerintah daerah menunjukkan bahwa terdapat 40% ASN masih berada dalam kualifikasi ini. Produktifitas Kerja ASN yang masih rendah. Kondisi yang masih lemah ini dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks, seperti: perkembanagan teknologi informasi (ICT) yang semakin pesat, globalisasi, AFTA, MEA, dynamic governance, kesenjangan kompetensi, disiplin kerja, kesenjangan kualifikasi pendidikan, dan minimnya pengalaman kerja. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan yang mempu mendukung perkembangan ASN di Indonesia. Hal ini sebenarnya telah di atur dalam UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa seorang ASN harus memiliki berbagai kompetensi, seperti: 52

kompetensi manajerial, kompetensi teknis, dan kompetensi sosial-kultural. Selain itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah juga menyebutkan bahwa seorang ASN juga harus memiliki kompetensi sebagai pemimpin pemerintah daerah. Untuk mewujudkan hal ini, maka pemerintah daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 3 telah menentukan kriteria seorang smart ASN yang diharapkan muncul dan berkembang pada tahun 2019, yaitu: 1. Berwawasan Global 2. Menguasai IT/Digital dan Bahasa Asing 3. Daya Networking Tinggi Dalam konteks ini dijelaskan lebih lanjut oleh UU No. 5/2014 bahwa seorang ASN yang profesional ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Integritas 2. Profesional 3. Netral dan Bebas intervensi politik 4. Bebas dari praktek KKN 5. Mampu memberi pelayanan yang prima 6. Perekat NKRI 53

Seluruh aturan tersebut dibuat dalam rangka untuk merealisasikan mandat yang tertuang dalam Perpres No. 81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025, A. Sosok Aparatur Sipil Negara yang Ideal Dalam menghadapi perubahan yang semakin signifikan dalam era Revolusi Industri 4.0, maka pemerintah telah menjelaskan bahwa sosok ASN yang Ideal harus memiliki dua karakteristik utama dalam dirinya, yaitu: 1. Profesional Seorang ASN dianggap sebagai pribadi yang profesional apabila memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki tingkat kompetensi yang tinggi, memiliki hasil kinerja yang memuaskan, mampu menyelesaikan pekerjaan yang semakin kompleks, dan memiliki tingkat pelanggaran disiplin yang rendah. 2. Integritas Seorang ASN dianggap sebagai pribadi yang memiliki integritas yang tinggi apabila memiliki sikap: Jujur Patuh terhadap Peraturan Perundang-Undangan 54

Mampu bekerjasama Pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan Negara Untuk mencapai sosok ASN yang ideal tersebut, maka seluruh pegawai pemerintahan harus memenuhi syarat kompetensi yang telah ditentukan dalam UU No. 5/2014, yaitu: 1. Kompetensi Manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. Kompetensi ini dapat dikembangkan melalui pengembangan integritas, kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan disi dan orang lain, mengelola perubahan, pengambilan keputusan. 2. Kompetensi Teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis. Kompetensi ini dapat dikembangkan melalui pendidikan bahasa inggris, teknologi informasi, dan kompetensi teknis bidang tugas/fungsi. 3. Kompetensi Sosial Kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya 55

sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Dalam konteks ini, ASN diharapkan dapat menjadi agen perekat bangsa. 4. Kompetensi Pemerintahan yang di ukur melalui hasil pengelolaan anggaran keuangan daerah, hubungan pemerintah daerah dengan DPRD, serta etika pemerintahan. B. Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Proses pengembangan kompetensi ASN ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan latihan sebagai berikut: 1. Kompetensi Manajerial a. Diklat Kepemimpinan Diklatpim Tk I Diklatpim Tk II Diklatpim Tk III Diklatpim Tk IV Reform Learder Academic (RLA) Sekolah Kader b. Pengalaman Kepemimpinan Turn of Duty dan Turn of Area 56

2. Kompetensi Teknis a. Tingkat dan Spesifikasi Pendidikan Tugas Belajar : S1, S2, S3, PPDS Izin Belajar : S1, S2, S3 b. Diklat Teknis Diklat teknis Short Course Seminar Penataran In House Training c. Diklat Fungsional Diklat Calon Pemangku JFT Diklat Penjenjangan JFT 3. Kompetensi Sosial Kultural a. Pengalaman Kerja On Job Training 4. Kompetensi Pemerintahan a. Diklat Pimpinan Pemerintah Daerah Diklat Pimpinan Pemerintah Daerah / Sertifikasi Pada era Revolusi Industri 4.0, pemerintah daerah kabupaten Bogor telah menerapkan sistem MERIT dalam proses rekruitmen yang dilakukan melalui proses seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang. Kedua 57

proses ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari ASN yang terbaik, memiliki kompetensi, produktif dalam kinerja serta memiliki integritas dan sikap/perilaku yang santun. Selain itu, sistem MERIT ini juga digunakan dalam proses penempatan dalam jabatan yang dilakukan melalui seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi dan assessment calon pemangku jabatan pengawas dan administrator. Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu: standar kompetensi jabatan dan profil kompetensi pegawai. C. Persyaratan Untuk Menempati Jabatan Berikut adalah persyaratan yang perlu dilengkapi oleh setiap ASN yang ingin menempati jabatan: Jabatan Pimpinan Tinggi PRATAMA: a. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV; b. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan; c. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling kurang selama lima tahun; 58

d. sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator atau JF jenjang ahli madya paling singkat dua tahun; e. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan moralitas yang baik; f. usia paling tinggi lima puluh enam tahun; dan g. sehat jasmani dan rohani. Administrator: a. berstatus PNS; b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV; c. memiliki integritas dan moralitas yang baik; d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat tiga tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki; e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam dua tahun terakhir; f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan g. sehat jasmani dan rohani 59

Pengawas a. berstatus PNS; b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau yang setara; c. memiliki integritas dan moralitas yang baik; d. memiliki pengalaman dalam Jabatan pelaksana paling singkat empat tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki; e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam dua tahun terakhir; f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan g. sehat jasmani dan rohani. 60

Referensi: -------. (2010). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025. Jakarta. -------. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta. -------. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. Boon Siong Neo dan Geraldine Chen. (2007). Dynamic Governance: Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore. World Scientific Pub. Co. Inc. Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2013). Final report: Recommendations for implementing the strategic initiative INDUSTRIE 4.0. Industrie 4.0 Working Group. Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H., (2013). Recent Advances and Trends in Predictive Manufacturing Systems in Big Data Environment. Manuf. Lett. 1 (1), 38 41. 61

Artikel Ketiga Model Kepemimpinan di Organisasi Non- Pemerintah pada Era Revolusi Industri 4.0 Dr. Akhmad Edhy Aruman edhy_aruman@yahoo.com Lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan salah satu bentuk organisasi non-profit yang tidak bergantung pada pemerintah dan sektor bisnis. Organisasi ini lebih mementingkan untuk mempromosikan dan melayani kepentingan publik daripada untuk mendapatkan keuntungan atau memajukan kepentingan sekelompok individu yang sempit. Kemandirian organisasi seperti ini memungkinkan untuk memantau kinerja pemerintah dan mengadvokasi perbaikan. Sehingga LSM yang memiliki reputasi yang baik dan disegani oleh semua pihak akan dapat membantu memediasi konflik atau menemukan solusi untuk masalah kemasyarakatan. Hal ini disebabkan oleh kemandirian LSM dari pemerintah, partai politik dan lembaga keagamaan, sehingga memungkinkan LSM 62

tersebut lebih mudah dalam memobilisasi relawan dan sumber daya lainnya untuk mencapai visi yang telah ditentukan. Dalam perkembangan LSM, terdapat dua hal penting yang sangat berpengaruh, yaitu sistem manajemen dan kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi tersebut. Dalam konteks ini, manajemen membahas tentang sebuah struktur yang berfungsi untuk mengatasi kompleksitas yang terjadi di dalam suatu masyarakat. Sistem manajemen yang baik akan membawa ketertiban dan konsistensi pada dimensi utama seperti kualitas dan profitabilitas produk. Kondisi ini terjadi karena manajemen yang baik akan senantiasa membuat sistem dan teknologi berfungsi dengan baik pula. Sedangkan kepemimpinan (leadership) membahas tentang cara menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan. Semakin banyak perubahan yangterjadi, maka akan semakin menuntut lebih banyak perubahan dalam cara pandang kepemimpinan. Kepemimpinan inilah yang kemudian akan menciptakan suatu sistem dan mengubahnya dengan cara memanfaatkan peluang dan menghindari bahaya. Dalam suatu organisasi non-profit, kepemimpinan merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh beberapa 63

orang tertentu. Kemampuan ini dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, mendorong, memotivasi, atau memimpin mereka untuk bertindak dengan cara tertentu yang disepakati. Kepemimpinan ini sangat berkontribusi besar dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Hingga saat ini, industri di dunia telah berkembang sedemikian rupa. Diawali dengan Era Revolusi Industri 1.0 yang ditandai dengan pengenalan alat-alat mekanik dalam fasilitas produksi, salah satunya adalah kemunculan mesin tenun pertama pada tahun 1784. Perkembangan ini terus berlanjut hingga Era Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan pembangian pekerja dan jumlah produksi dengan bantuan energi listrik. Selanjutnya, Era Revolusi Industri 3.0 yang ditandai dengan pengunaan alat-alat elektronik dan sistem informasi dan telekomunikasi yang lebih mempermudah pekerjaan. Kini dunia sedang dihadapkan pada Era Revolusi Industri 4.0 yang menggunakan sistem siber. Seiring dengan perkembangan dunia industri, konsep tentang kepemimpinan pun mengalami perkembangan yang hampir sama. Sebelum tahun 1900- an, kepemimpinan hanya dipandang sebagai masalah politik, agama dan militer. Namun setelah memasuki awal 64

tahun 1900-an, kepemimpinan mulai dikenal sebagai sebuah sistem yang diperlukan dalam suatu organisasi. Era ini dikenal sebagai Era Leadership 1.0. Era ini berlangsung sejak tahun 1900 hingga tahun 1980. Era ini ditandai oleh: Pergeseran teknologi yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pada tahun 1901, Marconi mengirimkan pesan radio trans-atlantik pertama; 2) Pada tahun 1903, Wright bersaudara melakukan penerbangan bertenaga pertama; dan 3) Pada tahun 1908, Henry Ford mulai memproduksi Model T. secara massal Kemajuan dalam komunikasi, travel, dan otomatisasi, Cara baru pengorganisasian dan kepemimpinan, Organisasi menjadi semakin besar, Perhatian utama para pemimpin mereka adalah sistem dan operasi produksi yang efisien, Memenuhi permintaan produk dan layanan yang terus meningkat, Organisasi cenderung sangat terstruktur dan piramidal, Karyawan biasanya loyal terhadap organisasi, dan Ketertiban, kepastian, dan keteguhan adalah semboyan hari itu. 65

Sedangkan Era Leadership 2.0 dimulai pada awal tahun 1980 hingga tahun 2000. Era ini ditandai dengan adanya: Persaingan internasional yang ketat, terutama dari Jepang, yang mendorong pergeseran ke arah kualitas. Perhatian utama para pemimpin adalah untuk menciptakan produk dan layanan di atas rata- rata, menghasilkan produk atau layanan terbaik, paling murah, paling cepat, terkuat atau paling menarik. Limbah, cacat, keterlambatan, dan ketidakefisienan ditargetkan untuk dieliminasi seefisien mungkin. Organisasi menjadi sangat matriks. Sebagian besar karyawan memiliki manual untuk meningkatkan proses dalam pekerjaan mereka. Perampingan tak terelakkan sehingga terjadi banyak pemutusan hubungan kerja. Pereseran hubungan pekerja-majikan. Selanjutnya, Era Leadership 3.0 dimulai sejak tahun 2000 hingga sekarang. Era ini ditandai dengan: Berkembangnya alat untuk meningkatan produktivitas, seperti: internet, email, dan media sosial. Akses ke informasi dan jaringan, penetrasi pekerjaan ke dalam kehidupan pribadi. Peluang yang semakin berlimpah. 66

Perhatian utama para pemimpin saat ini adalah bagaimana untuk memanfaatkan perubahan besar dalam teknologi, kemampuan koneksi, dan perdagangan. Organisasi menjadi lebih cair dan menelurkan tim ad hoc untuk mengejar peluang yang muncul. Terakhir, Era Leadership 4.0 dimulai dari saat ini hingga beberapa tahun ke depan di masa depan. Era ini ditandai dengan adanya: Akuisisi dan pengembangan talenta akan menjadi keunggulan kompetitif paling tinggi, Para pemimpin perlu mengandalkan talenta agar mampu bersaing. Dalam hal ini nilai kreativitas dan inovasi akan meningkatkan kesenjangan produktivitas. Dimana pemimpin yang berkinerja tinggi diharapkan dapat 10 kali lebih produktif daripada pekerja yang lainnya. Komunikasi tidak lagi dipandang sebagai kompetensi tetapi menjadi identik dengan kepemimpinan. Sehingga peran pemimpin akan memberikan makna dan tujuan untuk membuat orang berpikir secara berbeda dan bertindak bersama. Inovasi akan menjadi bisnis semua orang. Dimana setiap orang perlu menghasilkan produk baru, 67

meningkatkan layanan, mengidentifikasi aliran pendapatan yang tidak konvensional, dan membawa bakat kreatif mereka untuk bekerja. Memimpin perubahan akan menjadi pekerjaan seharihari. Dimana perubahan akan menjadi kondisi operasi yang konstan, ketika para pemimpin menciptakan jalur, berbagi keahlian, dan melatih orang lain. Tren mikro menciptakan ancaman dan peluang di industri atau sektor tertentu. Tren mikro tersebut mempengaruhi banyak hal khususnya pemasok, pesaing, pengganti, mitra, dan pelanggan utama atau pelanggan potensial saat ini. Hal ini terjadi karena perubahan paradigma masa depan yang berbeda dari masa lalu. Dimana keberhasilan model bisnis peer-to-peer dan "economy sharing" yang inovatif sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya, hukum, sosial dan teknologi tempat mereka beroperasi. Inovasi seperti streaming video atau kencan online yang sebenarnya cukup tua dan hanya berhasil ketika kondisi sosial ekonomi yang tepat muncul. Perkembangan di era revolusi industri ini terus berkembang hingga diperkirakan akan mencapai era Revolusi Industri 5.0 yang dikenal sebagai super smart society. Perkembangan ini dimulai dari masyarakat 68

berburu, masyarakat agraris, masyarakat industri, dan masyarakat informasi. Masyarakat baru hasil transformasi yang diakibatkan oleh inovasi ilmu dan teknologi inilah yang kemudian menjadi super smart society yang dicirikan: Kebutuhan masyarakat dibedakan dan dipenuhi Produk dan layanan dideliver untuk orang-orang yang membutuhkannya dan saat mereka membutuhkannya Produk dan layanan yang diperlukan dideliver dalam jumlah yang diperlukan Tujuan dari organisasi ini adalah orang dapat menerima layanan berkualitas tinggi dan menjalani kehidupan yang nyaman dan penuh semangat, meski memiliki perbedaan seperti usia, jenis kelamin, wilayah, atau bahasa. Berikut adalah tujuh karakteristik leadership 4.0 yang akan membedakan pemimpin yang sukses dengan pemimpin yang lain: Responsibility Results Distribution of Information Objectives and Assessments Mistakes and Conflicts Change Innovation 69

Sedangkan dalam organisasi non-pemerintahan sedang dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Paternalistic; 2) Activist; 3) Managerialist; 4) Catalytic Hal ini sangat penting untuk diperhatikan sebagai upaya untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang berupa: Gangguan teknologi dan persaingan lintas batas negara yang keberlanjutan dan mempengaruhi perusahaan di semua sektor dan industri, serta untuk menciptakan tantangan kompetitif dan sosial baru. Industri dan sektor juga terganggu oleh peraturan baru, kebutuhan pelanggan baru dan teknologi baru yang memaksa perusahaan mempertimbangkan kembali keberlanjutan aset dan kegiatan dari model bisnis baru. Perusahaan kecil dan besar lintas sektor harus menempatkan inovasi antara prioritas strategis jika tidak ingin menderita nasib seperti dinosaurus. Mengembangkan kemampuan manajemen inovasi untuk mengidentifikasi, memilih dan menangkap peluang inovasi yang tepat, sejalan dengan ekosistem dan strategi perusahaan. 70

Artikel Keempat Leadership pada Korporasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dr. Drs. Yuni Pratikno, M.M., M.H Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIMA IMMI Staff Ahli Asosiasi ADPI yuni.pratikno@gmail.com A. Pengantar Revolusi Industri 4.0 Revolusi Industri yang ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Revolusi Industri ini berlangung secara bertahap sebagai berikut: 1. Revolusi industri pertama, berlangsung dari abad 18 hingga awal abad 19. Revolusi ini berhubungan dengan penggunaan tenaga uap. Penemuan mesin uap, mendorong munculnya kapal uap, kereta api uap, mesin pabrik bertenaga uap, dll. 71

2. Revolusi industri kedua, berlangsung dari akhir abad 19 hingga pertengahan abad 20. Revolusi ini terkait dengan pergantian tenaga uap dengan listrik. Penemuan listrik dan assembly line ini telah meningkatkan produksi barang pada era tersebut. 3. Revolusi industri ketiga berlangsung pada akhir abad 20. Revolusi ini ditandai dengan nunya mesin penggerak otomatisasi. 4. Revolusi Industri ke-empat berlangsung pada abad ke 21 hngga sekarang. Revolusi ini ditandai dengan kegiatan manufaktur yang mulai terintegrasi dengan teknologi wireless dan big data secara masif. Selain itu juga disusul dengan perkembangan robot pintar, artificial intelligence, internet of things (IoT), mesin virtual reality dan cloud computing. Berlangsungnya era Revolusi Industri 4.0 ditandai oleh beberapa hal yang dapat menjadi karakteristik dari perkembangan industri sebagai berikut: 1. Kehadiran Disruptive Technology Disruptive technology hadir begitu cepat dan pesat sehingga memberi ancaman bagi industri-industri raksasa. Teknologi baru menghapus teknologi lama. 72

2. Perubahan Ukuran Perusahaan Di era yang baru ini, ukuran perusahaan tidak perlu besar, namun perusahaan tersebut haruslah lincah dalam memanfaatkan teknologi dan informasi. Perubahan pada era revolusi industri ini menyebabkan munculnya market place baru serta kegiatan ekonomi yang semakin dimudahkan dengan keberadaan jaringan internet dan berbasis teknologi modern. Contoh dari hasil perubahan ini adalah munculna market place seperi bukalapak.com, tokopedia, dan lain sebagainya. Perkembangan dan otomatisasi yang terjadi pada era Revolusi Industri 4.0 tidak semata-mata memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat di duia. Namun disisi lain, perkembangan tersebut juga menyebabkan munculnya ancaman yang semakin kompleks bagi industri di dunia. Ancaman dan peluang yang dimaksud di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Threat. Secara global, menurut Gerd Leonhard, era industrialisasi digital telah menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025. Hal ini terjadi akibat adanya pergantian manusia dengan mesin. Selain itu, menurut U.S. Department of Labor 73

juga aan terjadi perubahan pada tenaga kerja manusia di nia industri. Setidaknya diestimasi terdapat 65% murid sekolah dasar di dunia ini akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada hari ini. 2. Oppurtunity. Era digitalisasi berpotensi memberi peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan hingga 2025. Selain itu, menurut World Economic Forum, juga terdapat potensi berkurangnya emisi karbon hingga 26 miliar metrik ton dari seluruh perusahaan industri di dunia. Revolusi industri 4.0 saat ini juga sedang berlangsung di Indonesia. Hal ini ditandai dengan terdampaknya beberapa model bisnis dan pekerjaan di Indonesia akibat perkembangan arus digitalisasi. Model bisnis/pekerjaan yang dimaksud adalah: Toko konvensional yang mulai tergantikan dengan online marketplace Taksi dan ojek tradisional yang mulai digantikan moda transportasi online, seperti gojek dan grab. Ketua Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa: Industri 4.0 tidak bisa dihindarkan karena sudah di depan mata. Pengusaha kini sedang berusaha mendukung program Making Indonesia 4.0. 74

Di Indonesia ada perusahaan yang sudah menerapkan konsep industri 4.0, namun ada juga perusahaan yang belum. Ke depannya, Apindo berencana untuk membentuk sebuah pusat teknologi informasi digitalisasi bersama dengan pemerintah. McKinsey mengemukakan bahwa terdapat enam faktor yang menjadi tantangan bagi manajer atau pemimpin perusahaan dalam menerapkan konsep industri 4.0 pada perusahaannya. Keenam faktor tersbut antara lain: 1. Kesulitan dalam merancang dengan jelas peta jalan. 2. Data-data yang tersimpan secara terpisah sehingga sulit dihubungkan. 3. Kekurangan orang-orang dengan kemampuan digital untuk menjalankan peta jalan. 4. Kesulitan dalam mencari proyek percontohan dengan nilai bisnis yang jelas. 5. Kekurangan pengetahuan dan sumber daya untuk mengembangkan proyek infrastruktur. 6. Adanya kekhawatiran terhadap keamanan siber. Keenam faktor di atas masih terus menjadi tantangan bagi perusahaan dari dulu hingga saat ini. 75

B. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Leadership Menurut Warren Bennis, John P Kotter, Peter Drucker, dan Tom Peters, ada tiga hal yang wajib melekat dalam diri seorang pemimpin atau leader, yaitu: Inovasi atau terobosan. Seorang pimpinan yang hanya mempertahankan yang ada dan enggan melakukan terobosan sesungguhnya belum bisa disebut seorang leader. Oleh karena itu, seorang leader seharusnya adalah individu yang memiliki keterampilan dan tingkat inovasi yang tinggi dalam melakukan pekerjaan atau menyelesaikan masalah. Memberi tantangan. Seorang pimpinan biasanya disibukkan memberi perintah dan instruksi kepada anggota timnya. Sedangkan seorang leader sejati menyibukkan diri memberi tantangan kepada orang yang mereka pimpin. Ia tidak takut anak buahnya salah atau keliru. Ia memberi kepercayaan penuh kepada anggota timnya. Membina dan membangun hubungan. Seorang leader akan membina hubungan dengan semua stakeholders yang terlibat dalam 76

bisnisnya. Seorang leader selalu aktif dalam membangun hubungan bukan menghabiskan waktunya di belakang meja dan terjebak dengan analisa angka-angka. Dalam rangka menjadi seorang pemimpin atau leader yang handal, maka terdapat 4 faktor kunci yang harus dipeomani dalam menjadi pemimpin bisnis di era revolusi industri 4.0. Keempat faktor kunci tersebut adalah: 1. Dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas, 2. Pemimpin atau leader yang memiliki kecepatan dalam membuat keputusan, 3. Pemimpin atau leader yang dapat memilih dan mengembangkan bakat anggota timnya, dan 4. Pemimpin atau leader yang beradaptasi dengan cepat pada perubahan zaman. Menurut riset yang telah dilakukan oleh Harvard University, Carnegie Foundation dan Stanford Research Center hanya ada 15% orang yang sukses dalam pekerjaannya hanya dengan memanfaatkan skill dan pengetahuan yang dimilikinya. Sedangkan 85% orang berhasil dengan memanfaatkan soft skill yang 77

dikembangkan dengan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menyebabkan maslah tersebut terjadi di dunia kerja, yaitu: 1. Lemahnya kemampuan kepemimpinan. Dimana bayk pmimpin yang tenyata tidak di didik kepemimpinan sebelum promosi atau lupa dididik setelah menduduk di posisi tersebut. Padahal idealnya, untuk menjadi seorang pemimpin harus mengikuti berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, bik yang disediakan oleh perusahaan atau tidak. 2. Lemahnya kemampuan Soft-skill. Tidak sedikit pula pemimpin yang telah belajar konsep kepemimpinan denga baik, namun tidak dilengkapi dengan tools kepemimpinan yang diperlukan dalam mendukung jalannya pekerjaa, seperti: influencing skill, persuasive skill, assertive communication skill, coaching skill, people skill dan lain sebagainya. Menurut riset lain yang dilakukan oleh Aberdeen, masalah tersebut muncul sebagai akibat dari: 1. Pemimpin baru yang di rekrut dari luar perusahaan, sehingga menimbulkan 2 kali kemungkinan gagal dibanding dengan orang yang dipromosikan menjadi pemimpin secara internal. Hasil penelitian tersebut 78

menunjukkan bahwa 40% pemimpin baru yang berasal dari luar mengalami kegagalan dalam kurun waktu 18 bulan pertama. 2. Sebagian besar perusahaan tidak memiliki program pengembangan kepemimpinan yang baik. Namun setidaknya hanya 2% perusahaan yang merasa telah menerapkan program pengembangan kepemimpinan yang baik. Seandainya ada program, ternyata hanya mampu memenuhi 2/3 kebutuhan yang diperlukan oleh pemimpin dimasa depan. Pada era Revolusi Industri 4.0, terdapat 4 tren transformasi yang terjadi dan berdampak langsung dengan kinerja akuntan suatu perusahaan, yaitu: 1. Keberadaan Artificial Intelligence Kodifikasi entri akun Analisis kontrak Identifikasi transaksi 2. Blockchain Merubah penilaian ekonomi dari aset Rekonsiliasi pembukuan tidak diperlukan lagi 3. Cyber Risk Kontrol yang baru pada detection, response, dan resilience Pendekatan eksternal yang dinamis 79

4. Big Data Analytic Menyediakan sumber baru data non-finansial Membantu keputusan khusus dan menyediakan penilaian Hard Evidence Menurut studi yang dilakukan oleh Mitrefinch, terdapat 6 hal yang harus dilakukan leader untuk mempersiapkan tim di 2019. Keenam hal tersebut adalah: 1. pengembangan keterampilan baru, 2. restruksturisasi tim, 3. mengakrabkan teknologi, 4. mengklarifikasi peran, 5. mendorong tim terus belajar sesuatu yang baru, dan 6. menjaga saluran komunikasi tetap jelas. Selain keenam strategi di atas, hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh seorang leader adalah memastikan bahwa seluruh anggota tim yang telah dibentuknya dapat berkembang menjadi semakin cerdas dan gesit, serta mahir berkolaborasi. Seluruh upaya tersebut dilakukan dengan tujuan agar semua anggota tim bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai keuntungan bersama dengan mengintegrasikan perspektif yang berbeda dalam inovasi. 80

Hal itu juga dilakukan untuk merespon perkembangan yang akan terjadi pada era Revolusi Industri 4.0 melalui kegiatan berikut: 1. investasi pada pengembangan digital skills, 2. menerapkan prototype teknologi baru, learn by doing!, 3. pendidikan berbasis international certification dan digital skills, 4. responsif terhadap industri, bisnis dan perkembangan teknologi, dan 5. kurikulum dan pembelajaran berbasis human-digital skills. Oleh karena itu, seorang leader perlu melatih dirinya secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap hal-hal baru. Itulah mengapa mindsets menjadi lebih bernilai daripada skillsets. Selanjutnya, seorang leader jangan sampai tidak mampu membedakan mana yang esensial dan mana yang tidak. Hal ini akan menentukan titik fokus dari sebuah pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan kedepannya. Terakhir, seorang leader harus terus merefleksikan pikiran dan emosinya secara objektif tanpa harus terjebak dengan pola lama. Semakin pemimpin tersebut mampu melakukannya, maka individu tersebut akan semakin mampu dalam mempengaruhi 81

timnya agar tetap kuat dalam menghadapi perubahan yang terjadi tanpa kehabisan energi untuk mengeksekusinya. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang perlu dimiliki oleh seorang leader pada era Revolusi Industri 4.0: 1. harus dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas, 2. harus memiliki kecepatan dalam membuat keputusan, dan 3. harus dapat memilih dan men-develop talent. Perusahaan yang bergerilya, terkoneksi, berkolaborasi, terus belajar, terbuka akan perubahan, memiliki tim yang bergairah dan semangat maju, memiliki dan mengadaptasi teknologi atau cara yang lebih maju akan menjadi pemimpin di bidang industrinya. Revolusi industri terus bergulir. Karenanya, kalangan pemimpin di Indonesia harus bersiap dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0: 1. Mengembangkan sikap awareness Hal ini perlu dilaksanakan agar sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih aware terhadap 82

perkembangan Revolusi Industri 4.0 dengan melihat kesempatan yang akan muncul. Sehingga mereka akan memanfaatkan segala kesempatan bisnis yang ada untuk meningkatkan perekonomian negara. 2. Melaksanakan program Education & Traning Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tekanan pada institusi pendidikan untuk membuat kurikulum yang relevan bagi mahasiswa/pegawai agar dapat menyesuaikan diri dengan konektivitas digital yang semakin berkembang. 3. Menyelenggarakan program Professional Development Program ini perlu dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja organisasi profesi beserta program-program pengembangan profesionalnya untuk melakukan presentasi online maupun face-to-face tentang perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan bagaimana hal tersebut dapat berdampak bagi anggota organisasi profesi 4. Reaching Out Tren pengembangan kepemimpinan tidak hanya cukup belajar dan paham konsep kepemimpinan namun harus juga menguasai berbagai teknik atau tools soft-skill yang relevan, disesuaikan dengan posisi, situasi dan tantangan yang dihadapi perusahaan. 83

Setiap orang sebenarnya memiliki potensi kepemimpinan dalam dirinya. Namun untuk menghadapi konteks dan tantangan yang semakin meningkat perlu dilakukan pengembangan. Artinya kebutuhan dan kemauan belajar harus datang dari dalam diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin maupun diatasnya lagi akuntable terhadap program kepemimpinan (vertikal). C. Membangun Leader di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam rangka untuk membangun leader di era Revolusi Industri 4.0, maka perlu dilakukan pembangunan pada sumber daya manusia terlebih dahulu. Hal ini diperlukan karena manusialah yang akan memberikan perintah kepada setiap mesin yang telah berkembang pada era ini untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang yang telah diprogramkan. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengembangan pada skill yang akan digunakan dalam industri di masa depan. Skill-skill tersebut antara lain adalah: 1. Complex Problem Solving, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata. 84

2. Social Skill, yaitu kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence 3. Process Skill, yaitu kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan monitoring self and the others 4. System Skill, yaitu kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan costbenefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan 5. Cognitive Abilities, yaitu skill yang terdiri dari: Cognitive Flexibility, Creativity, Logical Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan Visualization. Trend digital di masa depan semakin penting. Hal ini ditandai dengan: 1. Kurang bermanfaatnya technical skill tanpa soft skill. 2. Tidak berartinya pengetahuan yang besar tentang suatu produk (product knowledge) tanpa dibarengi dengan kemampuan komunikasi (communication skill) yang mumpuni. 3. Soft skill lebih sulit dipelajari daripada technical skill, namun lebih cepat terlihat hasilnya. Oleh karena itu, 85

seorang pemimpin harus sadar bahwa kemampuan soft skill saat ini masih sangat dibutuhkan. 4. Lingkungan kerja modern membutuhkan soft skill kolaborasi, networking, interaksi dan suasana yang mendukung kreatifitas dan inovasi. 5. Customer membutuhkan soft skill dalam bersaing dengan banyaknya perusahaan yang menawarkan keunggulan produk dan harga murah, kedekatan hubungan, trust, pelayanan yang berbeda.. 6. Era digital semakin membutuhkan soft skill. Dimana akan semakin banyak pekerjaan manual yang menjadi otomatis dan diambil alih oleh teknologi. Sehingga soft skill yang dimiliki oleh seorang pekerja merupakan suatu pembeda dengan pekerja lainnya. Seluruh hal tersebut memaksa seorang pemimpin untuk menguasai kemampuan soft skill yang lebih berguna di era digital ini. Skill yang dimaksud dalam hal ini adalah: complex problem solving, critical thingking, creativity, serta balance right & left brain function. Selain itu, seorang pemimpin juga diharapkan untuk memenuhi beberapa standar keterampilan berikut: 1. Standar keterampilan umum, seperti: Kemampuan dalam menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks 86

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta Kemampuan dalam menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan proseduran tentang penggunaan teknologi informasi. 2. Standar keterampilan khusus, seperti: Mampu secara mandiri mendesain proses bisnis dalam suatu sistem informasi akuntansi yang mendukung penyediaan informasi berbasis teknologi informasi untuk mendukung pengendalian manajemen dan pengambilan keputusan dengan pendekatan siklus pengembangan sistem (system development life cycle). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Harvard & Carnegie Foundation, akan terjadi sebuah pergeseran konsep kepemimpinan di era digital saat ini dengan masa depan. Sejak tahun 2015, konsep kepemimpinan yang berkembang didunia ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Complex Problem solving, 2. Coordinating with others, 3. People Management, 4. Critical Thinking, 87

5. Negotiation, 6. Quality Control, 7. Service Orientation, 8. Judgment and Decision Making, 9. Active Listening, dan 10. Creativity. Seluruh keterampilan pemimpin yang menjadi karakteristik konsep kepemimpinan pada tahun 2015 tersebut di atas akan mengalami pergeseran yang signifikan. Dimana pada tahun 2020, diperkirakan karakteristik pemimpin yang diperlukan dalam dunia industri adalah pemimpin yang memiliki keterampilan seperti berikut: 1. Complex Problem Solving, 2. Critical Thinking, 3. Creativity, 4. People Management, 5. Coordinating with Others, 6. Emotional Intelligence, 7. Judgment and Decision Making, 8. Service Orientation, 9. Negotiation, dan 10. Cognitive Flexibility. 88

Biodata Moderator dan Pemateri Berikut adalah biografi pemateri Seminar Umum Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan, pada Tahun 2019: 1. Moderator Identitas Diri: Nama : Dr. Aris Sarjito, S.T., M.AP Pangkat : Kolonel Laut (T) Tempat / Tgl Lahir : Klaten / 4 Juli 1964 Jenis Kelamin : Laki-laki Informasi Kontak: Alamat : Puri Taman Asri, Jl. Bougenville B/10, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8213-9733-032 E-mail : arissarjito@gmail.com 89

Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus S1 SITAL XXII / Teknik Industri 2001 S2 UHT / Administrasi Publik 2010 S3 Universitas Brawijaya 2013 Pendidikan Militer: Tahun Lulus SEPAMILWA ABRI 1988 DIKLIHPA 1992 DIKLAPA 1 1994 DIK CAWAK KONDOR 1995 SESKOAL XLIII 2006 90

2. Pemateri Pertama Identitas Diri: Nama : Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D. Pangkat : Laksamana Muda TNI Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: E-mail : amarullaoctavian@tnial.mil.id Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus S1 STTAL 2001 S2 Universitas Paris 2, Perancis 2006 S3 Universitas Indonesia 2012 Lemhanas RI PPRA 54 2016 91

Pendidikan Militer: Tahun Lulus Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) XXXIII 1988 Pendidikan Spesialisasi Anti Kapal Selam 1993 Royal Australian Navy Maritime Studies Period 1995 Good Governance and Conflict Training Course Belanda 2002 Sekolah Staff dan Komando TNI AL 2003 Collège Interarmées De Défense di Perancis 2006 Combined Force Maritime Component Commander Flag Officer Course di Amerika Serikat 2014 Transnational Security Cooperation Course Di Amerika Serikat 2017 92

3. Pemateri Kedua Identitas Diri: Nama : Drs. Deni Ardiana NIP : 19650109 198503 1 006 Pangkat / Gol. : Pembina Utama Muda / IV/C Instansi : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bogor Tempat / Tgl Lahir : Bandung / 9 Januari 1965 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat Kantor : Jl. KSR Daddy Kusmayadi, Kel. Tengah Kec. Cibinong, Kab. Bogor, Indonesia. Nomor Handphone : +62-8128-9325-590 E-mail : den.ardian@gmail.com 93

Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus SD Argasari No. III 1976 SMP Negeri II Tasikmalaya 1980 SMA Muslimin I Kotamadya 1983 Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Bandung 1986 Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta 1992 94

4. Pemateri Ketiga Identitas Diri: Nama Jenis Kelamin : Dr. Akhmad Edhy Aruman : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Indonesia Nomor Handphone : +62-8193-2476-499 E-mail : edhy_aruman@yahoo.com Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus S1 Institut Pertanian Bogor 1984 S2 STIKOM LSPR Jakarta S3 Institut Pertanian Bogor 95

5. Pemateri Keempat Identitas Diri: Nama : Dr. Drs. Yuni Pratikno, M.M., M.H Tempat / Tgl Lahir : Yogyakarta / 10 Oktoer 1964 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Nomor Handphone : +62-8188-3572-0 E-mail : yuni.pratikno@gmail.com Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus S1 Universitas Sanata Dharma 1990 S2 PPM Jakarta 2000 S2 PPM Jakarta 2001 S2 Universitas Jayabaya 2008 S3 Universitas Negeri Jakarta 2013 96

Organisasi Kepanitiaan Berikut adalah daftar panitia Seminar Umum Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan Tahun 2019: A. Penasihat I Identitas Diri: Nama : Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P.S.C Pangkat : Laksamana Muda TNI Tempat / Tgl. Lahir : Yogyakarta / 02 Oktober 1961 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Raya Hankam, Gg. Rambutan No.31, Jatimurni, Pd. Melati, Bekasi, Indonesia Nomor Handphone : +62-8138-6117-550 E-mail : sulis1061@yahoo.com 97

Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum: Tahun Lulus S1 Universitas Krisnadwipayana 2014 S2 Master of Science India 1998 S2 Universitas Krisnadwipayana 2016 Pendidikan Militer: Tahun Lulus AAL Angkatan 29 1984 Sus Paja 1984 Van Speykklase FF Course Belanda 1986 NBCD dan Penyelamatan Umum Belanda 1986 Long ASW Course India 1990 Penataran P-4 PP 45 Jam 1990 Orpadnas 1992 Orsospol 1992 Penataran Amdal Mabesal 1992 Diklapa II Koum Angkatan Ke-6 1993 Scuba Diver 1993 DSSC India (Sesko) Angkatan ke-52 1997 Post Graduate Studies India 1997 Maritim Studies Australia 1998 Sus Kibi Calon Athan 2002 Sus Internet 2002 98

Sus Intelstart TK-1 2002 Sus Athan RI Angkatan ke-6 2003 Sesko TNI Angkatan ke-35 2008 Lat Pengadaan Barang dan Jasa 2009 Dikreg Lemhanas PPRA XLVI 2011 Sus Applied Approach 2017 99

B. Penasihat II Identitas Diri: Nama : Dr. Siswo Pudjiatmoko, S.E., M.Si (Han) Pangkat : Marsekal Pertama TNI Tempat / Tgl.Lahir : Jombang / 05 Agustus 1961 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Triloka III Blok D-1, RT. 001, RW. 004, Panoran, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia Nomor Handphone : +62-8129-1853-00 E-mail : s.pudjiatmoko84@gmail.com 100

Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum : Tahun Lulus S1 STIE IBMI 2008 S2 Universitas Pertahanan 2011 S3 Universitas Persada Indonesia Y.A.I 2018 Pendidikan Militer : Tahun Lulus AKABRI Bagian Udara 1984 SEKKAU 1995 SESKOAU 2002 SESKO TNI 2008 101

C. Ketua Identitas Diri: Nama : Dr. Yusuf Ali, S.E., M.M. Pangkat / Gol. : Kolonel Cba / IV C NRP / NIDN : 33586 / 4703016501 Tempat / Tgl.Lahir : GD. Tataan / 03 Januari 1965 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Nirwana Golden Park, Blok C2 No.31, RT. 003, RW. 005, Kel. Pakansari, Kec. Cibinong, Kab. Bogor, Indonesia Nomor Handphone : +62-8111-4933-65 E-mail : yusufali8788@gmail.com 102

Riwayat Pendidikan: Pendidikan Umum : Tahun Lulus D3 Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 1987 S1 STIE PANCA BHAKTI 1994 S2 UPN VETERAN 2005 S3 Universitas Negeri Jakarta 2013 Pendidikan Militer : Tahun Lulus SEPAMILWA ABRI GEL. I 1987 SUSLAPA II ANGKUTAN 1998 SESKOAD 2004 DIKSUS GUMIL ABITUREN SESKOAD 2004 DIKSUS DANYON MULTI CORPS 2005 SUS KIBI 2009 103

D. Koordinator Identitas Diri: Nama : Asa Bintang Kapiarsa NIM : 120180201004 Tempat / Tgl. Lahir : Semarang / 14 September 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Bangkirai, No. 1125, Perum. Plamongan Indah, RT. 03, RW. 14, Kel. Plamongan Sari, Kec. Padurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Nomor Handphone : +62-8574-1999-948 E-mail : kapiarsa-laurentius@yahoo.com 104

E. Sekretaris Identitas Diri: Nama : Asyifa Widhi Kurnia NIM : 120180201005 Tempat / Tgl. Lahir : Bekasi / 30 Agustus 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Jl. Sawunggaling IV, No. 20, RT. 01, RW. 04, Pedalangan, Bayumanik, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Nomor Handphone : +62-8522-6258-895 E-mail : asyifawidhikurnia@gmail.com 105

F. Sie Perlengkapan Identitas Diri: Nama : M. Andriyas Rulloh NIM : 120180201019 Tempat / Tgl. Lahir : Sidoarjo / 06 Maret 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Malik Ibrahim, RT. 06, RW. 03, Ds. Kwangsan, Kec. Sedati, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8385-7472-473 E-mail : andriyas1994@gmail.com 106

Identitas Diri: Nama : Ciptandi Syahlavida NIM : 120180201006 Tempat / Tgl. Lahir : Caracas, Venezuela / Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Villa Jatirasa, Gd. Dukuh II, No. 49, RT. 01, RW. 07, Jatiasih, Bekasi, Indonesia Nomor Handphone : +62-8211-2756-434 E-mail : ciptandi@gmail.com 107

G. Sie Acara Identitas Diri: Nama : Moh. Alif Imran NIM : 120180201017 Tempat / Tgl. Lahir : Ujung Pandang/19 Oktober 1995 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : BTN. Andi Tonro Permai B9 No. 2, RT. 004, RW. 008, Paccinongang, Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia Nomor Handphone : +62-8229-2294-243 E-mail : alifimran765@gmail.com 108

Identitas Diri: Nama : Ryaniraffiyadita NIM : 120180201022 Tempat / Tgl. Lahir : Padang / 17 Oktober 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Perum. Puspa Raya, Blok EC No. 07, Bojong Baru, Bojong Gede, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia Nomor Handphone : +62-8136-5642-445 E-mail : ryaniraffiyadita@gmail.com 109

H. Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi Identitas Diri: Nama : Marcellinus Dicki Pradhana NIM : 120180201015 Tempat / Tgl. Lahir : Surabaya / 27 Juli 1995 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Tanjung Raja I, No. 41, RT. 002, RW. 007, Perak Barat, Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8384-9031-989 E-mail : wynsant@gmail.com 110

Identitas Diri: Nama : Dijako Rizki Julistianto NIM : 120180201008 Tempat / Tgl. Lahir : Palembang / 27 Juli 1995 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Lrg. Muhajirin III, No. 1404, RT. 24, RW. 07, Kel. Lorok Pakjo, Kec. Ilir Barat I, Palembang, Indonesia Nomor Handphone : +62-8221-0292-090 E-mail : dijako.rizki@gmail.com 111

Identitas Diri: Nama : Gabriella Inri Fidelia Kasenda NIM : 120180201011 Tempat / Tgl. Lahir : Bitung / 13 Mei 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Rusun Klender, Blok 11, Lt. 2, No. 6, RT. 005, RW. 002, Malaka Jaya, Duren Sawit, Indonesia Nomor Handphone : +62-8111-2258-66 E-mail : gabriellakasenda@gmail.com 112

I. Notulen Identitas Diri: Nama : Angga Prasongko NIM : 120180201001 Tempat / Tgl.Lahir : Kediri / 15 Januari 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Kelud, No. 46, RT. 002, RW. 001, Ds. Dawuhan Kidul, Kec. Papar, Kab. Kediri, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8574-9440-446 E-mail : prasongkoangga90@gmail.com 113

Identitas Diri: Nama : Doly Andhika Putra NIM : 120180201009 Tempat / Tgl. Lahir : Padang / 17 Desember 1995 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Apel II, No. 103, RT. 003, RW. 015, Kel. Kuranji, Kec. Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia Nomor Handphone : +62-8576-7809-839 E-mail : doly17andhika@gmail.com 114

Identitas Diri: Nama : Tri Adianto NIM : 120180201024 Tempat / Tgl. Lahir : Lamasi / 05 Maret 1995 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Dsn. Sambirejo, RT. 001, RW. 001, Ds. Setiarejo, Kec. Lamasi, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan, Indonesia Nomor Handphone : +62-8135-4304-412 E-mail : tri.adianto35@gmail.com 115

J. Sie Perizinan Identitas Diri: Nama : Aris Dianto NIM : 120180201002 Tempat / Tgl. Lahir : Magelang / 13 Agustus 1979 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Mandiri Residence E4/3, Cluster Tulips Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8136-4324-179 E-mail : aris.dianto2000@gmail.com 116

Identitas Diri: Nama : Puspa Mahening NIM : 120180201020 Tempat / Tgl. Lahir : Purworejo / 02 November 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Jln. Margonda Raya, (Apartemen Margonda Residence, Tower C, Lt. 4, Unit C406A), Depok, Indonesia Nomor Handphone : +62-8565-4194-523 E-mail : aningpuspa@gmail.com 117

Identitas Diri: Nama : Tihas Citra Buwana NIM : 120180201023 Tempat / Tgl. Lahir : Semarang / 18 Desember 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Rasamala Timur 2 No. 157, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Nomor Handphone : +62-8562-6570-77 E-mail : ctihas@gmail.com 118

K. Sie Konsumsi Identitas Diri: Nama : Fitria Rahmawati A.R. NIM : 120180201010 Tempat / Tgl. Lahir : Bandung / 13 Maret 1984 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : RT. 06, RW. 04, Kel. Watebua, Kabupaten Alor, NTT, Indonesia Nomor Handphone : +62-8123-7222-217 E-mail : fitriarahmawatistpdn@gmail.com 119

Identitas Diri: Nama : Marina Christmartha NIM : 120180201016 Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 08 April 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Jl. Sawo No. 50, Kelapa Dua, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia Nomor Handphone : +62-8212-2228-890 E-mail : marinachristmartha@gmail.com 120

L. Master of Ceremony Identitas Diri: Nama : Rizki Febriyanto NIM : 120180201021 Tempat / Tgl. Lahir : Pandeglang / 14 Februari 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Dsn. Sukajadi, RT. 019, RW. 008, Ds. Sukajati, Kec. Haurgeulis, Kab. Indramayu, Jawa Barat, Indonesia Nomor Handphone : +62-8531-9348-515 E-mail : rizkifebriyanto14@gmail.com 121

M. Penerima Tamu Identitas Diri: Nama : Zsazsa Sarah Jasmine NIM : 120180201025 Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 23 Mei 1992 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Jl. Sentosa Barat No. 7, Kedamar, Komp. TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Indonesia Nomor Handphone : +62-8578-2440-023 E-mail : zsazsa.sarah@gmail.com 122

Identitas Diri: Nama : Arneildha Ditya Wijaya NIM : 120180201003 Tempat / Tgl. Lahir : Ponorogo / 02 Juni 1996 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Sutorejo Prima Utara 2 PT 7/9, RT 001, RW 009, Ds. Dukuh Sutorejo, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8216-5689-345 E-mail : nheldawijaya12@gmail.com 123

Identitas Diri: Nama : Devy Pelansiani NIM : 120180201007 Tempat / Tgl. Lahir : Pandeglang / 19 September 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Informasi Kontak: Alamat : Jl. Lintas Timur, Kp. Pasir Huni, RT. 003, RW. 008, Ds. Sukamanah, Kec. Kaduhejo, Kab. Pandeglang Banten, Indonesia Nomor Handphone : +62-8780-2218-65 E-mail : devy.pelansari@gmail.com 124

N. Liaison Officers Identitas Diri: Nama : Ghazalie NIM : 120180201012 Tempat / Tgl. Lahir : Pagaralam / 29 Maret 1984 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Kp. Malang, RT. 001, RW. 006, Ds. Gempol Sari, Kec. Sepatan Timur, Kab. Tanggerang, Banten, Indonesia Nomor Handphone : +62-8780-2218-65 E-mail : thamsonbrothers@gmail.com 125

Identitas Diri: Nama : Hari Suyanto NIM : 120180201013 Tempat / Tgl. Lahir : Kendal / 05 Januari 1978 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Rumdis TNI-AL Pasirangin B6 No. 01, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia Nomor Handphone : +62-8129-0473-93 E-mail : damar.arthur@gmail.com 126

Identitas Diri: Nama : Kamaruddin NIM : 120180201014 Tempat / Tgl. Lahir : Makassar / 05 Oktober 1976 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Serdako Usman Ali, Kompleks TNI AL Dewakang Tabaringan, Kel. Totaka, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Nomor Handphone : +62-8211-0160-001 E-mail : kamakamaruddin10@gmail.com 127

Identitas Diri: Nama : Muhamad Abduh NIM : 120180201018 Tempat / Tgl.Lahir : Tegal / 04 Februari 1977 Jenis Kelamin : Laki-Laki Informasi Kontak: Alamat : Jl. Rawa Baru III/55 Ujung, RT. 003, RW 006, Kec. Semampir, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Nomor Handphone : +62-8125-0718-434 E-mail : muhamad.abduh66@yahoo.co.id 128

Lampiran A. Slide Powerpoint Pemateri Pertama 129

130

131

132

133

134

135

136

137

B. Slide Powerpoint Pemateri Kedua 138

139

140

141

142

C. Slide Powerpoint Pemateri Ketiga 143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

D. Slide Powerpoint Pemateri Keempat 154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168