BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru"

Transkripsi

1 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi membawa banyak perubahan pada hampir segala bidang di Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia niscaya tidak dapat terbendung, dan ada kecenderungan kekuasaan negara melemah didesak oleh kekuasaan ekonomi. Bisnis pendidikan mulai dirasakan cenderung bertujuan memperoleh dana daripada demokratisasi pendidikan sehingga pendidikan semakin elitis. Pasca reformasi tahun 1998 juga membawa perubahan pada organisasi Tentara Nasional Indonesia. TNI melakukan beberapa perubahan dan penataan ulang di bidang doktrin dan organisasi. TNI kembali kepada jati diri sebagai Tentara Nasional, Tentara Pejuang, dan Tentara profesional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara dan Undang-undang nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Tentara yang profesional menjadi tuntutan untuk terus ditingkatkan pada masa sekarang agar dapat melaksanakan tugas pokok secara optimal. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok sebagaimana diamanatkan oleh perundang-undangan. TNI AD menjabarkan kedalam lima fungsi yaitu fungsi utama, fungsi organik militer, fungsi organik pembinaan, fungsi teknis militer umum dan fungsi khusus. Pada fungsi organik pembinaan ada tiga hal penting yaitu doktrin, pendidikan dan

2 2 latihan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi dalam upaya menata sistem pendidikan, dimana nilai-nilai budaya dan kepribadian bangsa dapat terwadahi di dalamnya. Pendidikan merupakan pilar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mempunyai peran dan fungsi sangat menentukan dalam membentuk dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia prajurit agar memiliki kriteria professional (Syarifudin Tippe, 2007 : 7). Kemampuan personel yang mengawaki organisasi TNI AD sangat ditentukan oleh kualitas keluaran hasil didik dari setiap lembaga pendidikan militer yang ada di jajaran TNI AD di antaranya Akademi Militer. Keberadaan lembaga pendidikan militer baik pada tingkat Badan Pelaksana Pusat maupun pada tingkat Komando Utama memiliki peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia prajurit yang profesional di bidang pertahanan. Akademi Militer sebagai lembaga pendidikan pembentukan prajurit perwira pertama tingkat akademik memiliki peran penting dan strategis dalam penyiapan sumber daya manusia prajurit perwira TNI AD di masa mendatang. Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik Taruna untuk dipersiapkan menjadi kader atau calon pemimpin TNI AD di masa depan, lembaga Akademi Militer selalu mengikuti perubahan dan dinamika sesuai kebutuhan serta perkembangan dunia pendidikan. Perwujudannya terimplementasikan melalui upaya pembinaan prajurit secara terpadu, berkelanjutan (sustainable) dan konsisten dengan jaminan keseimbangan pembekalan kemampuan, ketrampilan maupun pengalaman melalui pendidikan, pelatihan dan penugasan di lapangan

3 3 Sebelumnya waktu pendidikan yang digunakan Akademi Militer selama 3 tahun 4 bulan, dapat dikatakan bahwa 4 bulan merupakan pendidikan pertama (Dikma) ditambah 3 tahun untuk kuliah ilmu pengetahuan dan ketrampilan militer. Dalam pelaksanaannya kedua kegiatan tersebut dilakukan secara simultan. Lulusan Akademi Militer adalah seorang perwira berpangkat Letnan Dua (Letda) dengan tambahan pengetahuan lebih kurang 120-an Satuan Kredit Semester (SKS). Menyadari pentingnya kedalaman suatu disiplin ilmu dalam upaya peningkatan profesionalitas dan pentingnya nilai kesarjanaan dalam membangun rasa percaya diri ketika berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, serta masih tingginya nilai kesarjanaan di mata masyarakat, maka tidak sedikit Perwira Lulusan Akademi Militer meneruskan kuliah untuk memperdalam ilmu tertentu sesuai bidang tugas masing-masing dan hanya memakan waktu 1-2 tahun semasa dinas. Hal ini disebabkan perwira lulusan Akademi Militer tinggal mengambil mata kuliah yang belum diperoleh pada waktu mereka berada di Akademi Militer untuk Taruna Matra Darat. Melihat perubahan konsep di atas, maka sistem pendidikan di Akademi Militer tidak saja bertanggung jawab dalam membentuk pengetahuan dan ketrampilan kemiliteran saja, tetapi juga diharapkan mampu mengubah budaya organisasi dan membentuk nilai-nilai baru yang lebih sesuai (compatible) dengan tatanan nilai masyarakat yang baru. Untuk keperluan tersebut tentu dibutuhkan sistem pengakuan atas pencapaian tingkat kompetensi yang dicapai dalam pendidikan militer yang dapat diterima di dunia pendidikan sipil. Secara formal hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sertifikasi atau pemberian gelar atas

4 4 pencapaian kompetensi profesional atau akademik yang dicapai menurut sistem pendidikan nasional. Melalui pemahaman konsep perubahan sosial dan konsep pendidikan diperoleh gambaran bahwa pendidikan terdiri dari berbagai komponen, di Akademi Militer komponen tersebut terdiri dari Kurikulum, Paket Instruksi, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik, Alins/Alongins, Metoda Belajar, Evaluasi, Fasilitas Pendidikan dan Anggaran atau yang sering disebut dengan sepuluh komponen pendidikan. Efektifitas penerapan unsur dalam pendidikan sangat bergantung pada 3 faktor yaitu, (1) kemauan politik (political will) pemegang otoritas pendidikan, (2) komitmen yang jelas dari pembina pendidikan, dan (3) pemahaman yang komprehensif serta kemauan untuk merubah kerangka berpikir dan kerangka pendidikan yang sesuai dengan konsep kebijakan. Mengingat upaya penerapan sistem pendidikan secara efektif belum optimal dan menyeluruh, dimana indikasinya dapat dilihat dari sejauh mana ketiga faktor di atas dapat tercermin dalam konsep pemikiran dan kebijakan para Pembina pendidikan dan perilaku para pelaksana, maka dapat dipastikan konsep itu hanyalah sebuah menara yang letaknya amat tinggi yang hampir mustahil dapat membumi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, salah satu jati diri TNI adalah Tentara Profesional. Yaitu tentara yang mahir menggunakan peralatan militer, mahir bergerak dan mahir menggunakan alat tempur serta mampu melaksanakan tugas secara terukur dan memenuhi nilai akuntabilitas. Maka undang-undang tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-

5 5 baiknya melalui berbagai upaya, salah satunya adalah proses pendidikan untuk menyiapkan prajurit TNI yang profesional. Menanggapi adanya dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan baik dalam bermasyarakat maupun bernegara, Akademi Militer perlu mengadakan perubahan dalam pelaksanaan pendidikan dengan menyesuaikan terhadap perkembangan dan kebutuhan jaman. Sebagai lembaga pendidikan militer, implementasi perubahan yang paling utama terletak pada kurikulum pendidikannya. Seperti diketahui sebelumnya, Akademi Militer bersama dengan Akademi TNI lainnya (Akademi Angkatan Laut dan Akademi Angkatan Udara) melaksanakan pendidikannya dalam kurun waktu 3 tahun 4 bulan untuk kuliah ilmu pengetahuan dan ketrampilan militer, dengan lulusan sebagai seorang perwira berpangkat Letnan Dua yang sederajat dengan lulusan Diploma Tiga (D-3) tanpa gelar. Kurikulum lama, Nomor Skep/375/X/2002 tanggal 24 Oktober 2002 tentang Kurikulum Pendidikan Akademi Militer, memiliki muatan 70 % materi perkuliahan militer dan 30 % materi non militer. Untuk menjawab tantangan perubahan tersebut, maka perlu diadakan perubahan dalam pola pelaksanaan pendidikan dengan merubah kurikulum yang tertuang dalam Nomor Perkasad /8/V/2009 tanggal 19 Mei 2009 tentang Kurikulum Pendidikan Akademi Militer, menjadi pola pendidikan 4 tahun dengan muatan 60 % materi perkuliahan non militer dan 40 % materi militer. Hal ini dikarenakan kurun waktu 4 tahun terbagi untuk pendidikan integratif ketiga Angkatan (AD, AL dan AU) yang merupakan pendidikan pembentukan perwira (Diktuk Pa) ditempuh dalam waktu 1 tahun, sedangkan untuk selanjutnya

6 6 diserahkan ke masing-masing Angkatan guna pendidikan lanjutan sesuai kebutuhan setiap Angkatan. Dalam kurikulum tahun 2009 ini, lulusan dari Akademi Militer nantinya selain berpangkat Letnan Dua juga memiliki gelar kesarjanaan (S.ST Han), karena pelaksanaan kurikulum baru ini memiliki kualifikasi akademis yang disetarakan dengan strata satu.. Menyikapi adanya perubahan tersebut Akademi Militer seperti gayung bersambut segera melakukan revisi-revisi bahkan melaksanakan perubahan kurikulum pendidikan yang lebih disempurnakan dan senantiasa mengikuti pembaharuan seiring dengan perubahan tuntutan kebutuhan masyarakat dan negara yang begitu cepat. Kurikulum Akmil harus sejalan dengan Visi TNI AD. Visi TNI AD adalah TNI AD yang solid, profesional, tangguh, berwawasan kebangsaan dan melindungi serta dicintai rakyat. Prajurit yang profesional adalah visi yang harus diimplementasikan ke dalam setiap individu sebagai dasar dan bekal untuk mengemban tugas pokok. Kurikulum Akmil searah dengan Tujuan Pendidikan TNI AD. Menurut Buku Petunjuk Induk Pendidikan TNI AD (Skep Kasad Nomor Skep/383/10/2002 tanggal 31 Oktober 2002). Tujuan pendidikan TNI AD adalah membentuk dan membekali peserta didik seutuhnya sebagai insan prajurit pejuang yang profesional mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dan sadar akan tanggung jawab serta kewajibannya. Sesuai dengan falsafah pendidikan TNI AD adalah Dwi Warna Purwa Cendekia Wusana yang berarti dalam mendidik prajurit harus mengutamakan nilai-nilai kejuangan dengan tidak mengabaikan profesionalisme sesuai bidangnya.

7 7 Perubahan kurikulum pendidikan tersebut merupakan potensi yang sangat menarik untuk dikaji dalam upaya meningkatkan kualitas SDM prajurit perwira TNI ke depan. Dampak perubahan kurikulum berpengaruh pada hampir semua komponen dan aspek pendidikan secara simultan, namun dalam kajian penelitian ini agar lebih fokus dibatasi pada beberapa aspek komponen pendidikan saja. 1.2 Rumusan Masalah Dari tinjauan latar belakang permasalahan dan uraian di atas, maka persoalan yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini terletak pada level sistemik yang memungkinkan terciptanya pemahaman yang bersifat holistik, sehingga persoalan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana implikasi dari perubahan kurikulum pada sistem pendidikan Taruna terhadap pencapaian kualitas Taruna Akademi Militer? 2. Bagaimana implikasi dari perubahan kurikulum pendidikan pada sistem pendidikan Taruna terhadap ketahanan satuan? Melalui perumusan permasalahan tersebut di atas diharapkan dapat menemukan solusi-solusi dalam pelaksanaan kurikulum baru, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal, dalam hal ini adalah melahirkan perwiraperwira muda yang mampu memenuhi tuntutan perkembangan jaman terutama di era globalisasi seperti sekarang ini.

8 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui implikasi dari perubahan kurikulum pendidikan pada sistem pendidikan Taruna terhadap pencapaian kualiatas Taruna Akademi Militer. 2. Untuk mengetahui implikasi dari perubahan kurikulum pendidikan pada sistem pendidikan Taruna terhadap ketahanan satuan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakan penelitian ini, peneliti berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat bagi semua pihak, terutama : 1. Manfaat akademis : untuk mengetahui dampak perubahan kurikulum pendidikan pada sistem pendidikan Taruna Akademi Militer terhadap kualitas Taruna terutama penanaman akan nilai-nilai integrasi nasional dan wawasan kebangsaan dalam bingkai katahanan satuan yang bermuara kepada ketahanan nasional. Pengetahuan ini penting secara akademis, karena out put Akademi Militer adalah salah satu komponen utama dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI dengan mengimplementasikan integritas kepribadian sebagai Perwira yang berjiwa Saptamarga dan Sumpah Prajurit. 2) Manfaat praktis : untuk memberikan masukan terkait tentang pentingnya perubahan kurikulum kepada Pimpinan dalam rangka memberikan bekal kepada para calon perwira (pemimpin) untuk

9 9 memelihara Ketahanan Nasional melalui ketahanan satuan yang terintegrasi secara menyeluruh dari berbagai komponen bangsa Keaslian Penelitian Penelitian dengan latar belakang pendidikan militer telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu antara lain Mulyanto SP berjudul Studi Banding Antara Akademi Militer Australia Dan Indonesia tahun 2007 yang memberikan kesimpulan bahwa pendidikan dan latihan merupakan sub sistem yang merupakan proses dari sub sistem manajemen sumber daya manusia yang menghasilkan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, untuk itu apabila organisasi militer ingin maju maka sistem pendidikan dan latihan harus selalu diprogramkan secara cermat, diprioritaskan dan penuh rasa tanggungjawab. Agus Sularso (tahun 2007) berjudul Kausalitas Antara Kurikulum Pendidikan Taruna Akmil Dengan Kurikulum Pendidikan Kecabangan Guna mewujudkan Perwira Profesional, yang memberikan kesimpulan bahwa kurikulum pendidikan taruna akmil dan kurikulum dasar kecabangan terdapat hubungan kausalitas diantara asosiasi variable secara kausal dan efektoral. Pengujian penelitian ini adalah analisis jalur (Path Analiysis) memberikan gambaran adanya hubungan yang eksogen antar variabel. Nano Rahmasono (tahun 2009) dengan judul Pengaruh Paket Instruksi Terhadap Peningkatan Kualitas Hasil Didik Taruna Akademi Militer, yang memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara paket instruksi dengan pencapaian kualitas hasil didik taruna Akmil 2009 dan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan awal taruna dengan pencapaian nilai hasil belajar.

10 10 Yohanes Joko Dwi Purwanto (tahun 2011), dengan judul Penerapan Metoda Pembelajaraan Kooperatif Guna Peningkatan Kualitas Sumber Daya Taruna yang memberikan kesimpulan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini Taruna Akademi Militer dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai sarana pemberdayaan sumber daya manusia lainnya serta sebagai sumber motivasi keberanian mengubah segala sesuatu yang doktriner. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian mengenai pendidikan militer dan dilakukan di Akademi Militer. Sementara perbedaannya adalah pada penelitian ini lebih pada kajian dampak perubahan kurikulum sementara yang terdahulu adalah kajian pendidikan secara menyeluruh. Selain itu penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh isi kurikulum pendidikan Akademi Militer dan juga ingin melihat apakah perubahan kurikulum pada sistem pendidikan tersebut bisa berpengaruh terhadap pembentukan perwira yang profesional. Khususnya pada masa era reformasi. Seperti kita ketahui, di masa reformasi ini, TNI dituntut bersikap profesional dan hanya berperan di bidang pertahanan saja. Tabel 1.1 Penelitian terdahulu Peneliti Judul Kesimpulan Tahun Mulyanto SP Studi Banding Pendidikan dan 2007 Antara Akademi Latihan merupakan sub sistem da- Militer Australia Dan Indonesia. ri proses Manajemen Sumber Daya Manusia yang menghasilkan peningkatan

11 11 pengetahuan dan ketrampilan. Untuk itu apabila organisasi militer di Indonesia ingin maju, sistem pendidikan dan pelatihan harus senantiasa diprogramkan secara lebih cermat, dipriorikan dan penuh rasa tanggung jawab. Agus Sularso Kausalitas antara kurikulum pendidikan Taruna Akmil dengan Kurikulum pendidikan Dasar Kecabangan guna mewujudkan perwira yang profesional. Kurikulum pendidikan Taruna Akmil dan Kurikulum Pendidikan Dasar Kecabangan terdapat kausalitas diantara asosiasi variabel secar kausal dan efektoral. Pengujian analisis jalur (Path Analysis) memberikan gambaran adanya hubungan yang eksogen antar variabel Nono Rachmasono Penelitian tentang Pengaruh Paket Instruksi terhadap Peningkatan Kualitas Hasil didik Taruna Akademi Militer Terdapat Pengaruh antara Paket Instruksi dengan pencapaian Kualitas hasil didik Taruna Akmil Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan awal

12 12 Taruna dengan pencapaian Nilai Hasil Belajar. Yohanes Joko Dwi Purwanto Penelitian tentang Penerapan Metoda Pembelajaran Kooperatif Guna Peningkatan Kualitas Sumber Daya Taruna Dengan menerapkan metoda pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas sumber daya Taruna Akademi Militer dan dapat dijadikan sarana pemberdayaan manusia lainnya sebagai sumber motivasi keberanian mengubah segala sesuatu yang doktriner. 2011

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Koramil dalam proses pemberdayaan wilayah pertahanan sangat strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan bagi meningkatkan prajurit TNI AD bertujuan untuk kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan jasmani yang samapta dalam rangka proses regenerasi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan perwujudan dari sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan proses pembangunan nasional, tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang dengan sarana

Lebih terperinci

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Angkatan Darat merupakan bagian dari sistem pertahanan darat yang dimiliki TNI dan mengambil peran yang tetap di wilayah pertahanan darat, oleh sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 2012, No.86 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 1. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Lembaga Kepresidenan adalah sebuah lembaga yang menjadi titik sentral dari pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Indonesia, oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.503, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Beasiswa. National Defense Academi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.503, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Beasiswa. National Defense Academi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.503, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Beasiswa. National Defense Academi PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN BAGI TARUNA AKADEMI TENTARA NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu profesi yang harus ditekuni untuk mewujudkan kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru merupakan faktor

Lebih terperinci

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Pendidikan Militer di Luar Negeri. Pedoman Beasiswa. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) adalah sekolah tinggi kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan di bawah pengelolaan Badan Pengembangan SDM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG : (a) bahwa pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KM-AAYKPN Kebijakan Mutu 01-Tanpa 24 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Revisi KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

JURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XX (1) April 2014 Halaman 39-46

JURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XX (1) April 2014 Halaman 39-46 Rita Kuntarti -- Implikasi Perubahan Kurikulum Pendidikan Pada Sistem Pendidikan Taruna Terhadap Pencapaian Kualitas Taruna Guna Mendukung Ketahanan Satuan JURNAL KETAHANAN NASIONAL NOMOR XX (1) April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencetak manusia yang seutuhnya dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 01 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah

Lebih terperinci

Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Pendahuluan Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan terwujudnya pendidikan nasional yang berkualitas tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis dan mempengaruhi birokrasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi akan dikatakan menjadi organisasi yang produktif jika visi dan misi organisasi tersebut dapat tercapai. Hal terpenting dalam pencapaian usaha

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2006 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010- A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014 terakhir disempurnakan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peran Lembaga Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peran Lembaga Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Lembaga Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik sangat penting. Beberapa tokoh menyatakan pentingnya pendidikan karakter karena telah terjadi penurunan

Lebih terperinci

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ( No.1256, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Beasiswa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BEASISWA KEPADA TARUNA/TARUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa

Lebih terperinci

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 01 UNGARAN Standar Isi Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo SPMI-UNW SM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tujuan individu untuk bekerja tidak hanya mencari uang saja, melainkan untuk memenuhi kebutuhan yang lain seperti kebutuhan untuk dihargai, membentuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien.

BAB I PENGANTAR. tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efektif maupun efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA No. 0211 /U/1982 tentang PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 TENTANG PANDUAN UMUM PENYUSUNAN KURIKULUM 2010 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara profesional serta produktif. Konsep pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara profesional serta produktif. Konsep pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam menghadapi reformasi birokrasi maka pengelolaan suatu organisasi harus dilakukan secara profesional serta produktif. Konsep pengembangan umumnya dilakukan terhadap

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MANDIRI 1

MODEL PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MANDIRI 1 MODEL PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MANDIRI 1 Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. 2 Abstraks Kepala sekolah merupakan tenaga kependidikan yang diberi tugas tambahan dalam melakukan pembinaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru terbaik adalah mereka yang mampu mewariskan pengetahuan, keahlian dan pengalaman, serta sikap budi pekerti yang baik kepada peserta didiknya. Berbekal warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Untuk itu masalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta No.1957, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Jabatan ASN. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PRAJURIT

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL

SEKRETARIAT JENDERAL KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT JENDERAL Keberadaan Sekretariat Jenderal selanjutnya disebut Setjen adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Setjen

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang dan penuh kesadaran, dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang TNI (Tentara Negara Indonesia) dalam negara kita mengemban tugas sebagai alat pertahanan negara. Yang dimaksud pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan

Lebih terperinci

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009 Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, 05-10-09 Senin, 05 Oktober 2009 Â AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN TNI KE-64 DI MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, dan bahkan Malaysia menempatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam membina dan mengembangkan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah dengan tujuan agar sekolah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan akan sumber daya manusia unggul yang memiliki kompetensi yang tinggi merupakan kebutuhan mendesak dalam menyelesaikan berbagai krisis yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban tugas guru pada saat ini semakin berat, terutama jika dibandingkan sebelum adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci