ACE 3-044 Evaluasi Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Sebagai Jalur Evakuasi (Jalan M.Hatta dan Jalan Benteng, Pasar Baru, Limau Manih) Titi Kurniati 1*, M. Azhar 1, 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas *titi@ft.unand.ac.id Intisari Kampus Unand Limau Manih dimanfaatkan masyarakat kota Padang sebagai lokasi evakuasi saat terjadi gempa berpotensi tsunami. Untuk mencapai kampus Unand pengendara mestilah melewati persimpangan tak bersinyal bersinyal Jalan M.Hatta - Jalan Benteng, Pasar Baru. Saat ini kondisi lalu lintas pada jam sibuk terjadi kemacetan, untuk itu perlu dievaluasi kinerja persimpangan agar dapat dilakukan perbaikan. Penelitian dilakukan di simpang tak bersinyal tiga lengan (Jalan M.Hatta - Jalan Benteng). Survei dilakukan pada jam puncak pagi, jam puncak siang, dan jam puncak sore selama dua hari secara manual. Analisis Kinerja simpang tak bersinyal menggunakan MKJI 1997. Pada kondisi eksisting saat jam puncak pagi, kinerja simpang mempunyai kapasitas (C) = 2243 smp/jam, volume lalu lintas (Q)= 2149 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,958, tundaan lalu lintas simpang (DTI) = 14, 730 detik/smp, Sesuai standar MKJI 1997 kinerja simpang dengan DS>0,75 sudah memerlukan perbaikan. Pengendalian persimpangan yang cocok dilakukan untuk menurunkan derajat kejenuhan adalah pertama menghilangkan hambatan samping dengan cara memasang rambu dilarang parkir, dan memasang rambu dilarang berhenti pada Jalan. M. Hatta sisi Timur, sehingga lebar pendekat menjadi 7,5 m. Kedua menerapkan larangan belok kanan pada Jalan M. Hatta yang akan menuju Jalan Benteng. Kinerja simpang setelah dilakukan pengendalian adalah kapasitas simpang, C = 3522 smp/jam, volume lalu lintas (Q)= 2576 smp/jam, DS = 0,731, Tundaan lalu lintas simpang (DTI) = 7, 873 detik/smp. Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 603
Kata kunci: simpang tak bersinyal, kinerja simpang, derajat kejenuhan, tundaan LATAR BELAKANG Persimpangan jalan M. Hatta dan jalan Benteng di kawasan Pasar Baru Limau Manih merupakan akses utama menuju Kampus Unand dan akses menuju jalan raya Indarung. Pada saat jam puncak lalu lintas di persimpangan ini sangat padat sehingga berakibat seringkali terjadi kemacetan. Apalagi kampus Unand seringkali digunakan masyarakat sebagai tempat evakuasi jika ada peringatan tsunami. Karena pentingnya peranan persimpangan ini, perlu dilakukan kajian terhadap kinerjanya. Penelitian ini bertujan untuk menganalisis kinerja simpang tiga lengan tak bersinyal tipe 324M dan pemilihan jenis pengendalian persimpangan yang tepat diterapkan pada simpang Jalan M.Hatta - Jalan Benteng untuk perbaikan kinerjanya. Pengumpulan data melalui survei primer meliputi survei volume lalu lintas, geometrik persimpangan, tipe lingkungan, dan hambatan samping. Metode pengambilan data volume lalu lintas dilakukan secara manual pada jam puncak pagi (07.00-10.00 WIB), jam puncak siang (12.00-14.00 WIB), dan jam puncak sore (16.00-18.00 WIB) selama dua hari. Diperlukan pula data sekunder berupa jumlah penduduk kota Padang pada tahun sebelum survei. Pengolahan data dan analisis kinerja simpang didasarkan pada Manual kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Parameter kinerja simpang adalah derajat kejenuhan dan tundaan simpang. Perencanaan Simpang Tak Bersinyal Penentuan tipe simpang Tipe simpang diklasifikasikan berdasarkan jumlah lengan, jumlah lajur jalan utama/mayor dan minor. Dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Nilai Tipe Simpang (MKJI, 1997) Kode Jumlah lengan simpang Jumlah lajur jalan minor Jumlah lajur jalan utama 322 3 2 2 324 3 2 4 342 3 4 2 Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 604
Arus lalu lintas Arus lalu lintas yang digunakan dalam analisis kapasitas simpang adalah arus lalu lintas yang paling padat per jam dari keseluruhan gerakan kendaraan. Arus kendaraan total adalah kendaraan per jam untuk masing-masing gerakan dihitung dengan % kendaraan konversi yaitu mobil penumpang mengunakan rumus (1). Q SMP = Q KEND x F SMP (1) Keterangan: Q SMP = arus total pada persimpangan (smp/jam) = arus pada masing-masing simpang (smp/jam) Q KEND F SMP = faktor smp Faktor smp untuk berbagai jenis kendaraan dapat dihitung dengan rumus (2) F SMP = (LV% x emp LV + HV% x emp HV + MC% x emp MC )/100 (2) Keterangan LV : mobil penumpang, emp = 1 HV : kendaraan berat, emp = 1,3 MC : sepeda motor, emp = 0,5 emp : ekivalensi mobil penumpang Kapasitas (C) Kapasitas simpang tak bersinyal dihitung menggunakan rumus (3). C = Co x F W x F M x F CS x F RSU x F LT x F RT x F MI (3) Keterangan : C C o F W F M F CS FR SU F LT F RT F MI Derajat Kejenuhan (DS) = Kapasitas aktual (sesuai kondisi yang ada) = Kapasitas Dasar = Faktor penyesuaian lebar masuk = Faktor penyesuaian median jalan utama = Faktor penyesuaian ukuran kota = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor = Faktor penyesuaian rasio belok kiri = Faktor penyesuaian rasio belok kanan = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (4). Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 605
DS = Q TOT /C (4) Tundaan lalu lintas simpang (D T1) Tundaan lalu lintas simpang dihitung dengan rumus (5) dan (6), berdasarkan nilai DS. - Untuk DS 0,6: DTi = 2 + (8.20 78x DS) - [(1-DS)x2] (5) - Untuk DS > 0,6: D,0 0 0 0 0 DS ( ) (6) Pengendalian pada simpang tiga lengan tak bersinyal dapat dilakukan dengan menerapkan manajemen lalu lintas rambu berhenti/stop, mengurangi hambatan samping, bundaran, pulau lalu lintas, dan memberikan lampu lalu lintas pada simpang. Pengendalian bertujuan menurunkan nilai DS sehingga nilai DS < 0,75 METODOLOGI STUDI Metodologi studi pada penelitian ini digambarkan dalam bagan alir pada Gambar 1. Gambar 1 Bagan alir penelitian Data sekunder berupa lokasi penelitian dalam bentuk peta ditampilkan pada gambar 2. Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 606
Gambar 2 Peta lokasi penelitian (Google Maps, 2012) Data geometrik simpang hasil pengukuran di lapangan ditampilkan pada Gambar 3. Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa simpang pada lokasi studi tergolong tipe 324. Gambar 3 Layout geometrik simpang Data lingkungan pada lokasi studi adalah seperti pada tabel 2. Tabel 2 Tipe lingkungan lokasi studi Data volume lalu lintas diperoleh melalui survei volume lalu lintas yang dilakukan pada jam puncak pagi (07.00-10.00 WIB), jam puncak siang (12.00-13.00 WIB), dan jam puncak sore (16.00-18.00 WIB) selama dua hari, yaitu hari Rabu dan Kamis. Hasil pengolahan data untuk menilai kinerja simpang apabila kinerja simpang sudah memerlukan perbaikan pengendalian lalu lintas maka dilakukan teknik perekayasaan dan manajemen lalu lintas untuk perbaikan kinerja. Sebaliknya apabila kinerja belum memerlukan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 607
perbaikan, dilakukan prediksi pertumbuhan lalu lintas untuk 5 tahun ke depan untuk dinilai kinerjanya. HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi dan pengolahan terhadap data survei volume lalu lintas menghasilkan jam puncak terjadi pada jam puncak pagi (07.00-08.00 WIB) hari Rabu dan Kamis jam puncak sore. Hasil pengolahan data ditampilkan pada gambar 4 dan 5 dan tabel 3 dan 4. Tabel 3. Volume jam puncak pagi Rabu 5 Desember kend/jam smp/jam Waktu 1 1,3 0,5 TOTAL smp/jam LV HV MC UM LV HV MC 07.00-07.15 190 7 552 0 190 9 276 475 07.15-07.30 289 7 603 0 289 9 302 600 07.30-07.45 223 12 854 0 223 16 427 666 07.45-08.00 198 5 658 0 198 7 329 534 08.00-08.15 220 20 700 0 220 26 350 596 08.15-08.30 219 20 577 0 219 26 289 534 08.30-08.45 275 6 564 0 275 8 282 565 08.45-09.00 209 12 487 0 209 16 244 468 09.00-09.15 208 16 460 0 208 21 230 459 09.15-09.30 204 10 485 0 204 13 243 460 09.30-09.45 231 16 660 1 231 21 330 582 09.45-10.00 191 14 600 0 191 18 300 509 Gambar 4 Volume jam puncak pagi 5 Desember 2012 Tabel 4. Volume jam puncak sore Kamis 6 Desember kend/jam smp/jam Waktu 1 1,3 0,5 TOTAL smp/jam LV HV MC UM LV HV MC 16.00-16.15 166 15 615 0 166 20 308 493 16.15-16.30 918 11 751 0 918 14 376 1308 16.30-16.45 145 7 534 1 145 9 267 421 16.45-17.00 175 25 530 3 175 33 265 473 17.00-17.15 228 22 902 3 228 29 451 708 17.15-17.30 1138 23 929 2 1138 30 465 1632 17.30-17.45 206 21 849 3 206 27 425 658 17.45-18.00 187 16 820 3 187 21 410 618 Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 608
Gambar 5 Volume jam puncak sore Kamis 6 Desember 2012 Hasil pengolahan data untuk menilai kinerja simpang yaitu kapasitas dan derajat kejenuhan ditampilkan pada tabel 3 dan 4. Sebelumnya hasil survei terhadap hambatan samping simpang diperoleh kelas hambatan samping tinggi dengan rasio kendaraan tak bermotor 0 (nol). Nilai hambatan samping adalah 0,93. Tabel 3. Kapasitas actual PILIHAN LEBAR PENDEKAT RATA-RATA FW MEDIAN JALAN UTAMA FM UKURAN KOTA FCS HAMBATAN SAMPING FRSU BELOK KIRI FLT BELOK KANAN FRT RASIO MINOR/TOT AL FMI KAPASITAS ( C ) smp/jam RABU KAMIS 07.00-08.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,248 0,744 0,849 2162 13.00-14.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,248 0,809 2,058 5709 16.00-17.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,300 0,833 1,945 5781 07.00-08.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,223 0,824 1,986 5495 13.00-14.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,254 0,848 1,997 5829 17.00-18.00 WIB 0,935 1,050 0,940 0,930 1,146 0,928 1,958 5723 Terlihat dari parameter untuk menghitung kapasitas aktual bahwa rasio volume lalu lintas jalan minor terhadap total volume lalu lintas simpang menyumbang peranan yang besar untuk menurunkan nilai kapasitas aktual simpang pada jam puncak pagi Rabu, sedangkan parameter lainnya tidak terlalu mempengaruhi. Tabel 4 Derajat Kejenuhan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 609
Tabel 5. Penilaian perilaku lalu lintas Dari hasil penilaian perilaku lalu lintas terlihat bahwa simpang ini memerlukan perbaikan kinerja karena terdapatnya penilaian yang melewati standar untuk nilai derajat kejenuhan. Tindakan perbaikan kinerja simpang dilakukan dengan perekayasaan dan manajemen lalu lintas dengan 3 alternatif. Alternatif 1 : Menghilangkan hambatan samping Jalan M. Hatta Timur Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memasang rambu larangan berhenti dan rambu dilarang parkir, seperti pada layout gambar 5 Gambar 5 Alternatif 1 Pengendalian Simpang Setelah hambatan sampang pada Jl. M. Hatta Timur dihilangkan, sehingga lebar pendekat menjadi 7,5 m, maka diperoleh kinerja simpang sebagai berikut: 1. Kapasitas menjadi 2310 smp/jam 2. Derajat kejenuhan kejenuhan 0,930 3. Tundaan lalu lintas simpang 12,325 detik/smp 4. Tundaan lalu lintas jalan utama 6,620 detik/smp 5. Tundaan lalu lintas jalan minor 21,647 detik/smp 6. Tundaan geometrik simpang 4,062 detik/smp 7. Tundaan simpang 16,307 detik/smp 8. Peluang antrian 34,703 68,462 % Tindakan pengendalian ini belum dapat meningkatkan kinerja derajat kejenuhan sesuai standar. Alternatif 2 : Kombinasi alternatif 1 +larangan kendaraan berat memasuki simpang Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 610
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan kendaraan berat dilarang memasuki simpang selama jam 07.00-08.00 WIB. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh kinerja simpang sebagai berikut: 1. Kapasaitas menjadi 2302 smp/jam 2. Derajat kejenuhan kejenuhan 0,916 3. Tundaan lalu lintas simpang 11,877 detik/smp 4. Tundaan lalu lintas jalan utama 6, 470 detik/smp 5. Tundaan lalu lintas jalan minor 20,767 detik/smp 6. Tundaan geometrik simpang 4,074 detik/smp 7. Tundaan simpang 15,951 detik/smp Tindakan pengendalian ini juga belum dapat meningkatkan kinerja derajat kejenuhan sesuai standar. Alternatif 3 : Kombinasi alternatif 1 + larangan belok kanan pada Jalan M. Hatta Timur Dengan anggapan semua kendaraan yang belok kanan menuju jalan Benteng diharuskan mengambil arah lurus menuju Jl. M. Hatta Timur, melakukan berbelok U pada bukaan median depan Sendik BRI kemudian mengambil arah belok kiri memasuki simpang pada jalan Benteng seperti Gambar 6. Gambar 6 Alternatif 3 Pengendalian Simpang Pemasangan rambu dilarang berhenti dan dilarang parkir diletakkan sejauh 15 m dari pendekat simpang. Rambu diletakkan di bahu jalan, sehingga mudah terlihat oleh pengguna jalan. Sedangkan untuk rambu dilarang belok kanan diletakkan pada median jalan agar mudah terlihat oleh pengguna jalan dengan jarak 15 meter sebelum memasuki simpang. Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh kinerja simpang sebagai berikut: 1. Kapasaitas menjadi 3522 smp/jam 2. Derajat kejenuhan kejenuhan 0,731 Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 611
3. Tundaan lalu lintas simpang 7,873 detik/smp 4. Tundaan lalu lintas jalan utama 4,864 detik/smp 5. Tundaan lalu lintas jalan minor 14,365 detik/smp 6. Tundaan geometrik simpang 4,154 detik/smp 7. Tundaan simpang 12,028 detik/smp 8. Peluang antrian 21,743 43,769 % Alternatif 3 ini cukup dapat meningkatkan kinerja simpang sesuai dengan standar yang berlaku. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KESIMPULAN Pengolahan terhadap data volume lalu lintas diperoleh volume jam puncak terjadi pada jam puncak pagi (pukul 07.00-08.00 WIB) hari Rabu 5 Desember 2012 dan terhadap data survei hambatan samping diperoleh kelas hambatan samping yang tinggi. Kinerja simpang mempunyai kapasitas (C) = 2243 smp/jam, volume lalu lintas (Q)= 2149 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,958, tundaan lalu lintas simpang (DTI) = 14, 730 detik/smp. Sesuai standar MKJI 1997 kinerja simpang dengan DS>0,75 sudah memerlukan perbaikan. Pengendalian persimpangan yang coba dilakukan untuk menurunkan derajat kejenuhan adalah pertama menghilangkan hambatan samping dengan cara memasang rambu dilarang parkir, dan memasang rambu dilarang berhenti pada Jalan. M. Hatta sisi Timur, sehingga lebar pendekat menjadi 7,5 m. Derajat kejenuhan diperoleh 0,93. Alternatif ini belum mampu meningkatkan derajat kejenuhan sesuai standar. Kedua menerapkan larangan belok kanan pada Jalan M. Hatta yang akan menuju Jalan Benteng. Kinerja simpang setelah dilakukan pengendalian ini adalah kapasitas simpang, C = 3522 smp/jam, volume lalu lintas (Q)= 2576 smp/jam, DS = 0,731, Tundaan lalu lintas simpang (DTI) = 7, 873 detik/smp. Alternatif ini merupakan solusi meningkatkan kinerja simpang. REKOMENDASI Untuk dilakukan pengambilan data volume lalu lintas yang terbaru dan sampling hari yang lebih besar untuk studi selanjutnya. REFERENSI Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. http://www.google.com/map [diakses pada tanggal 22 November 2012] Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Andalas 612