V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM USAHA ROTI BOBO. 1980an oleh bapak Tedy Gunawan. Lokasi perusahaan beralamat di Jalan Kuras

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

PROSES PEMBUATAN PAKAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Makalah. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan. Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

HASIL WAWANCARA DIMENSI PROSES (AKTIVITAS PERUSAHAAN DAN SEBERAPA JAUH. a. Banyaknya tahap-tahap/proses produksi yang harus dilalui

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peluang bisnis yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang dan

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

K O P A L SNI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) GULA AREN (Gula Semut dan Gula Cetak)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau

BAB X PENGAWASAN MUTU

Mulai. Penentuan Stakeholder. Analisis Kebutuhan. Penyusunan Diagram. Lengkap. Evaluasi Aspek

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

Mengenal Jenis-Jenis Gula

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

MATERI DAN METODE. Materi

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PENANGANAN PASCA PANEN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN GULA SEMUT (Kasus PD Saung Aren, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten)

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Profil dan Sejarah Perusahaan PD Saung aren adalah lembaga usaha yang bergerak dibidang pengolahan, pemasaran dan pengembangan produk yang berbahan baku gula aren. PD Saung aren didirikan pada tahun 2008 oleh Bapak Andi Maulana. Bapak Andi Maulana sebenarnya sudah mulai berbisnis gula aren sejak tahun 1999. Awalnya beliau hanya melakukan kegiatan jual beli gula cetak. Gula cetak yang dijual berasal dari pedagang gula aren di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak yang kemudian dipasarkan ke supermarket di Jakarta. Setiap bulannya Bapak Andi mampu memasok 300-400 buah gula cetak. Pada awal tahun 2002, Bapak Andi mendapat tawaran dari salah satu perusahaan di Tanggerang untuk memasok gula semut dalam jumlah besar. Melihat peluang tersebut beliau memutuskan untuk mendirikan tempat pengolahan gula semut sendiri yang berlokasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Dengan modal awal sebesar Rp 40.000.000,00 yang berasal dari modal pribadi, beliau membeli mesin dan modal kerja. Usaha ini hanya berjalan selama 4 tahun. Pada tahun 2006 usaha ini mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang cukup tinggi yang tidak mampu diantisipasi perusahaan karena skala produksinya yang masih rendah. Untuk menutupi kerugian, hampir seluruh asset seperti mesin dan perlengkapan pabrik dijual. Selama tahun 2006-2007, Bapak Andi melihat adanya peningkatan permintaan gula semut khususnya dari pabrik makanan dan minuman. Kekhasan aroma dan rasa gula aren mendorong banyak pabrik makanan dan minuman memilih gula aren sebagai bahan pemanis dari produk mereka, dan gula aren dalam bentuk gula semut lebih diminati sebab sifatnya yang lebih tahan lama, lebih kering, dan lebih praktis. Di sisi lain, usaha yang mengolah gula cetak menjadi gula semut belum begitu banyak khususnya di Provinsi Banten. Hal ini di karenakan sebagian besar usaha pengolahan gula aren di Provinsi Banten merupakan usaha sampingan dan usaha berskala mikro yang memiliki keterbatasan modal untuk membeli mesin pembuat gula semut. Hal ini menunjukkan masih terbukanya peluang pasar yang cukup besar untuk

memproduksi dan memasarkan gula semut. Hal inilah yang mendorong Bapak Andi mendirikan PD Saung Aren, suatu usaha yang mengolah gula aren menjadi gula semut atau biasa disebut palm sugar pada tahun 2008. Modal awal yang dikeluar untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp 400.000.000,00. Modal ini berasal dari modal pribadi pemilik yang dipergunakan untuk menyewa bangunan untuk pabrik dan membeli beberapa peralatan untuk melakukan produksi seperti mesin penggiling (slicer), mesin penepung, mesin pengayak, oven, dan peralatan pendukung lainnya. Pada tahun pertama berdirinya, PD Saung Aren berlokasi di Jalan Raya Cikande, Rangkasbitung. Di tahun kedua yaitu tahun 2009 hingga sekarang, pabrik PD Saung Aren terletak di Jalan Raya Cipanas Km 9 Kecamatan Sajra, Lebak, Banten. 5.2. Kegiatan Bisnis Kegiatan bisnis yang dilakukan PD Saung Aren adalah kegiatan pengolahan, pemasaran, dan pengembangan produk yang berbahan baku dari gula aren. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah gula semut. 1. Pengadaan Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan oleh PD Saung Aren adalah gula cetak. Mengenai ketersediaan bahan baku, perusahaan tidak pernah mengalami kendala. Hal ini karena gula aren adalah komoditas lokal asli Kabupaten Lebak yang melibatkan ribuan petani aren yang berasal dari kurang lebih 12 kecamatan di Kabupaten Lebak. Perusahaan memperoleh bahan baku dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cijaku, Malingping, dan Panggarangan. Untuk bahan baku yang berasal dari Kecamatan Cijaku dan Malingping, perusahaan melakukan kemitraan dengan kelompok pengrajin setempat. Sedangkan untuk bahan baku dari Kecamatan Panggarangan, perusahaan hanya melakukan proses pembelian biasa dari pedagang pengumpul yang ada di daerah tersebut. Untuk bahan baku yang berasal dari Kabupaten Lebak tersebut, pihak pemasok yang mengantar langsung bahan baku tersebut ke pabrik PD Saung Aren di Kecamatan Sajra. Dari daerahdaerah tersebut dapat dipasok bahan baku berupa gula cetak sebanyak 29,74 ton tiap bulannya dengan harga Rp 8.300,00 Rp 8.500,00 per kilogram. 52

2. Produksi Proses pengolahan gula semut di PD Saung Aren dilakukan secara mekanik dengan menggunakan mesin. Pada awal pendiriannya hingga sekarang perusahaan sudah memiliki dua unit mesin penggiling (slicer), dua unit mesin pengayak, dua unit mesin penepung, dan satu unit oven. Semua mesin yang digunakan digerakan dengan tenaga listrik. Proses produksi gula semut di PD Saung Aren yaitu terdiri dari beberapa tahap. Adapun tahapan proses produksinya sebagai berikut : a. Persiapan Bahan Baku Gula cetak yang akan diproses terlebih dahulu dilepaskan dari pembungkusnya. Setelah itu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Gula cetak yang akan diproses adalah gula yang paling awal masuk ke gudang bahan baku. Hal ini untuk menghindari kerusakan gula cetak akibat terlalu lama disimpan di dalam gudang. Dengan menggunakan troli, gula diangkut dari gudang bahan baku menuju ruang produksi. b. Penghancuran Gula cetak yang sudah dibersihkan kemudian dimasukan ke dalam mesin penggiling (slicer) untuk dihancurkan. Proses penghancuran dilakukan hingga gula aren benar-benar hancur. Proses ini biasanya berlangsung selama 30 menit. c. Pengeringan I Gula aren yang sudah dihancurkan di mesin penggiling disimpan dalam loyang alumunium untuk kemudian dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam gula hingga di bawah 5 persen. Proses pengeringan di PD Saung Aren dilakukan melalui proses penjemuran di bawah sinar matahari selama 2 jam. Jika tidak ada sinar matahari, proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pemanas selama 30 menit dengan suhu 110 o C. d. Pengayakan Setelah dikeringkan, gula diayak di mesin pengayak dengan ukuran 18 mesh. Gula yang lolos pada proses pengayakan disebut gula semut sedangkan gula yang tidak lolos pada proses pengayakan disebut dengan gula reject. 53

e. Penepungan Gula reject hasil pengayakan dimasukan ke mesin penepung untuk dihaluskan. Proses penghalusan berlangsung selama 10 15 menit sampai gula reject benar-benar halus. f. Pencampuran Gula semut dan gula reject yang sudah melalui proses penepungan dicampur dalam wadah baskom berukuran besar. Proses pencampuran ini bertujuan agar gula semut yang dihasilkan memiliki warna dan kehalusan yang seragam. Proses ini dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin. g. Pengeringan II Setelah proses pencampuran, gula semut kemudian dikeringkan kembali. Proses pengeringan yang kedua ini hampir sama dengan proses pengeringan yang pertama. Yang membedakan hanya lama waktu pengeringannya saja. Apabila pengeringan dilakukan melalui proses penjemuran di bawah sinar matahari, proses pengeringan dilakukan selama 45 menit. Apabila melalui proses pemanasan di oven, proses pengeringan dilakukan selama 15 menit dengan suhu 110 o C. Proses pengeringan yang kedua ini bertujuan untuk menurunkan kadar air yang terkandung di dalam gula semut hingga dibawah 3 persen. Dengan demikian gula semut bisa memiliki daya tahan yang lebih lama. h. Pengemasan Gula semut yang sudah dikeringkan kemudian dikemas dalam dua ukuran yang berbeda. Untuk ukuran 40 kg, gula semut dikemas dalam karung yang dilapisi dengan plastik bening di bagian dalamnya (inner bag). Untuk ukuran 350 gram, gula semut dikemas dalam toples plastik atau toples bambu yang dilapisi plastik bagian dalamnya. Kemasan ini dipesan secara langsung berdasarkan desain yang diinginkan disertai label nama produk, berat, komposisi bahan baku, cara pakai dan nomor Departemen Kesehatan RI. Untuk skema proses pengolahan gula semut di PD Saung Aren dapat dilihat pada Gambar 7 berikut: 54

Persiapan Bahan Baku Penghancuran Pengeringan I Pengayakan Halus Kasar/ Reject Penepungan Halus Pencampuran Pengeringan II Gambar 7. Proses Produksi Gula Semut di PD Saung Aren Sumber : PD Saung Aren, 2010 Selama proses pengolahan gula semut, terjadi penyusutan gula sekitar 12 persen. Jadi untuk menghasilkan 1 kg gula semut dibutuhkan 1,2 kg gula cetak atau setiap 10 kg gula cetak akan menghasilkan 8,8 kg gula semut. 3. Pemasaran Pengemasan Pasar untuk produk gula semut atau palm sugar saat ini semakin luas. Selain untuk bahan pemanis yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, gula semut sudah dijadikan sebagai bahan pemanis alami pada industri makanan dan minuman. Saat ini PD Saung Aren sudah memasarkan produknya secara langsung ke PT Indofood dan secara tidak langsung melalui trader ke PT Gandum Mas 55

Kencana dan PT Mayora. Selain itu perusahaan ini juga menjual produknya secara langsung kepada konsumen. Gula semut yang dijual ke pabrik dan trader adalah gula semut dengan kemasan 40 kg yang dijual secara grosir. Sedangkan gula semut yang dijual kepada konsumen langsung adalah gula semut yang dikemas dalam toples plastik dan toples bambu dengan ukuran 350 gram. 5.3. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PD Saung Aren masih sangat sederhana. Pemilik yang juga penanam modal berperan sebagai pimpinan perusahaan. Pimpinan membawahi bagian administrasi dan keuangan, serta bagian produksi yang dikoordinir oleh seorang kepala pabrik. Adapun struktur usaha pengolahan gula semut di PD Saung Aren dapat dilihat pada gambar 8. Komisaris Pimpinan Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian Produksi Karyawan Gambar 8. Struktur Organisasi Usaha Pengolahan Gula Semut di PD Saung Aren Sumber: PD Saung Aren (2010) a. Komisaris Komisaris adalah investor yang ikut menanamkan modal di PD Saung Aren namun tidak terlibat secara langsung dalam usaha pengolahan gula semut ini. Mereka hanya mengawasi jalannya setiap kegiatan di perusahaan. b. Pimpinan Pada struktur organisasi ini, pemilik sekaligus penanam modal terlibat langsung dalam usaha pengolahan gula semut ini sebagai pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab untuk menentukan kebijaksanaan umum 56

perusahaan; memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas para kepala bagian; memberi petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan; dan menetapkan sasaran jangka pendek dan panjang serta rencana kegiatan perusahaan. Di PD Saung Aren pimpinan perusahaan juga bertanggung jawab terhadap pemasaran gula semut yang dihasilkan. Jabatan ini dipegang oleh Bapak Andi Maulana. c. Bagian administrasi dan keuangan Bagian administrasi dan keuangan bertanggungjawab terhadap segala urusan administrasi yang berhubungan dengan usaha pengolahan gula semut ini. Selain itu, kepala admistrasi dan keuangan juga bertanggungjawab terhadap keuangan perusahaan, baik dalam hal pemasukan maupun pengeluaran perusahaan. Dan secara berkala harus membuat laporan kemajuan usaha yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. d. Bagian Produksi Bagian produksi di koordinir oleh seorang kepala pabrik. Kepala pabrik bertanggung jawab atas jalannnya proses produksi secara keseluruhan, mengawasi pelaksanaan standar yang telah ditetapkan dalam pembuatan produk, menjaga kualitas produk yang telah ditetapkan, dan mengawasi ketersediaan bahan baku. e. Karyawan Karyawan dalam usaha pengolahan gula semut ini adalah karyawan yang terlibat dalam proses produksi di PD Saung Aren. Mulai dari proses persiapan bahan baku, penghancuran, pengeringan I, pengayakan, penepungan, pencampuran, pengeringan II hingga proses pengemasan. Saat ini, usaha ini telah memiliki delapan orang karyawan yang kesemuanya adalah laki-laki. Rata-rata karyawan merupakan tamatan SD dan SLTP yang sebagian besar berasal dari penduduk sekitar pabrik. Karyawan masuk setiap hari Senin hingga Sabtu dan mendapat libur pada hari Minggu. Setiap hari kerja, mereka masuk pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore. Masing-masing karyawan memperoleh gaji Rp 800.000 per bulan. 57