J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ANALISIS PELILINAN TERHADAP SIFAT FISIK-KIMIA JERUK KEPROK DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Inal Siregar Tanggal No 32, Padangsidimpuan ABSTRAK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

III. METODE PENELITIAN A.

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh. tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

TEKNOLOGI PASCA PANEN

Transkripsi:

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 6 PENGARUH PELILINAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIK-KIMIA TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Mukhlis 1, Imelda Sari Harahap 1, Winda Ramadani Hutasuhut 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanui Selatan Jl Raja Inal Siregar Tanggal No 32, Padangsidimpuan 22716 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari Pengaruh Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Sifat Fisik-Kimia Tomat (Lycopersicum esculentum mill). Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu untuk tekhnik budidaya tanaman tomat dilaksanakan di lahan praktek budidaya Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dan untuk mengananalisis pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap tomat dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Penelitian ini dilaksanakan pada April 2017 sampai dengan Juni 2017, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktorial dengan masing-masing perlakuan 4 taraf perlakuan, setiap perlakuan diberi 2 kali ulangan. taraf 1 terdiri dari: R0 = kontrol, R1 = 25 o C, R2 = 27 o C, R3 = 30 o C, taraf ke 2 terdiri dari: W0= (Kontrol), W1 = 6%, W2 = 12%, W3 = 30%. Parameter yang diamati adalah Tingkat kematangan (skala warna), Berat (gram), Kadar air (%), Warna, dan Umur simpan (hari). Berdasarkan hasil analisis ragam pada pengamatan tingkat kematangan (skala warna) tomat perlakuan interaksi pelilinan dan suhu penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata pada 3 HSP, sedangkan umur simpan 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP dan 15 HSP menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Parameter berat tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk umur simpan 3, 6, 9, 12, dan 15 HSP. Pada pengamatan kadar air tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pada pengamatan warna tomat akibat perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan belum mampu mempertahankan warna sampel secara signifikan. Parameter umur simpan pada perlakuan interaksi umur simpan paling lama untuk ulangan I dan II terjadi pada perlakuan W0R2, W1R1, W1R2, W1R3, W2R0, W2R2, W3R0, W3R2, W3R3 (15 hari) sedangkan umur simpan paling pendek pada perlakuan W1R0 (6 hari). Kata kunci : warna, berat, kadar air, umur simpan PENDAHULUAN Tomat merupakan komoditas yang multiguna karena dapat berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai bahan kosmetik dan obat-obatan. Karena itu komoditas ini terus berkembang di arena pertanian dan perdagangan baik di tingkat lokal maupun internasional (Silvy dan Rian 2002). Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10 % berat kering tanpa air dan 1 % kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50 % dari berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi, seperti glukosa dan fruktosa, sedangkan sisanya asamasam organik, mineral, pigmen, vitamin, lipid (Prahasta 2009). Tomat juga mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang menghasilkan energi untuk bergerak dan

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 7 berfikir, antara lain karbohidrat, protein, lemak, dan kalori (Supriati dan Firmansyah 2011). Selain itu tomat merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan. Vitamin A yang berguna untuk mencegah dan mengobati xeropthalmia pada mata juga banyak terkandung dalam tomat. Sebagai sumber mineral, tomat mengandung Fe (zat besi) yang berguna untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tomat juga mengandung serat untuk membantu penyerapan makan dan pencernaan serta mengandung potasium yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Suprianti dan Firmansyah 2011). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2016, produksi tomat di Indonesia mulai dari tahun 2010 sampai 2015 cukup tinggi yaitu pada tahun 2015 mecapai 877.801 ton. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu kendala dibidang hortikultura adalah untuk mempertahankan umur simpan yang tidak begitu tahan lama dan mengakibatkan kerusakan terhadap fisik-kimia tomat, merupakan kendala utama yang dihadapi oleh petani. Hal ini disebabkan tidak adanya penanganan pasca panen secara khusus yang dilakukan oleh para petani di daerah dalam mempertahankan mutu tomat. Sehingga banyak hasil panen tomat yang mengalami kerusakan sebelum sampai ketangan konsumen. Tomat merupakan komoditas yang mudah mengalami kerusakan, baik yang disebabkan oleh mekanis maupun efek fisisologis seperti lecet, kering layu dan busuk setelah dipanen sehingga berdampak kepada umur simpan yang tidak panjang. Adapun umur simpan komoditas tomat tersebut hanya berkisar 3-6 hari setelah panen. Mengingat umur simpan tomat yang tidak panjang, maka penanganan pasca panen terhadap hasil produksi tomat perlu dilakukan untuk mempertahankan mutu dan kualitas tomat. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Fitradesi (2000) bahwa sepertiga produk hortikultura dunia tidak dapat dikonsumsi karena rusak. Tomat merupa-kan struktur hidup yang akan mengalami perubahan fisik dan kimia setelah di panen setelah proses pemasakan tomat akan terus berlangsung sebab jarinngan dan sel di da-lam buah masih hidup dan melakukan respirasi, proses respirasi akan menyebab-kan penurunan mutu dan umur simpan tomat. Penanganan pasca panen tomat merupakan faktor perlakuan secara khusus yang perlu di perhatikan agar mutu tomat dapat di pertahankan hingga kepada konsumen. Salah satu cara yang dapat di lakukan pada penanganan pasca panen tomat adalah dengan menggunakan metode pelilinan, dengan menggunakan lilin lebah. Metode pelilinan merupakan usaha untuk mencegah terjadinya respirasi yang berdampak kepada kerusakan mutu tomat. Pelapisan lilin pada permukaan tomat dapat mencegah terjadinya penguapan air sehingga dapat memperlambat kelayuan, laju respirasi dan mengkilatkan kulit tomat sehingga menambah daya tarik bagi konsumen serta dapat memperpanjang umur simpan dan kesegarannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu: Untuk teknik budidaya tanaman tomat dilaksanakan di lahan pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, dan untuk menganalisis pelilinan dan suhu penyimpanan pada tomat dilaksanakan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Penelitian ini dimulai pada bulan

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 8 April 2017 sampai dengan bulan Juni 2017. Adapun alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : cangkul, meter, ember, pisau, gembor, kayu/bambu untuk ajir, tali plastik, alat tulis, nampan, mixer, kertas lebel, timbangan analitik, gelas ukur, oven, skala warna (tingkat kematangan), termometer dan alat tulis lainnya. Bahan utama yang digunakan adalah tomat, lilin Lebah konsentrasi 6 %, 12 % dan 30 %, trietanolamin, asam oleat, aquades, pupuk Urea, SP-36, KCL, dan POC Agrobost. Dalam penelitian ini menggunakan metode Metode Eksperimen Rancangan Acak Lengkap yang di susun secara faktorial dengan dua faktor yaitu pelilinan terdiri dari 6 %, 12 %, dan 30 %, sedangkan faktor kedua adalah suhu penyimpanan pada suhu 25 0 C, 27 0 C, dan 30 0 C dalam 2 kali ulangan dan pengamatan dilakukan selama 15 hari setiap 3 hari sekali. Untuk menganalisis data parameter pengamatan tingkat kematangan tomat (skala warna), berat buah (gram), warna, umur simpan (hari) dan kadar air (%) dengan menggunakan uji ANOVA yang disertai dengan standar deviasi dan diuji lanjut menggunakan uji BNT taraf 5%. HASIL Tingkat Kematangan (Skala Warna) Berdasarkan hasil analisis secara statistik, bahwa parameter tingkat kematangan sampel mulai 3, 6, 9, 12 dan 15 HSP akibat perlakuan pelilinan Untuk bahwa parameter tingkat kematangan sampel pada 3, 6 HSP (hari setelah pelilinan) akibat perlakuan suhu penyimpanan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Sedangkan pada 9 HSP (hari setelah pelilinan) menunjukkan pengaruh yang nyata. Kemudian pada 12, 15 HSP (hari setelah pelilinan) Untuk interaksi kedua perlakuan yaitu pelilinan dan suhu penyimpanan pada pengamatan 3 HSP (hari setelah pelilinan) menunjukkan pengaruh yang nyata. Sedangkan pada pengukuran parameter 6, 9, 12, dan 15 HSP memperlihatkan pengaruh yang tidak nyata. Tabel 1 Rataan tingkat kematangan sampel 3 HSP, 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP pada Pelilinan pelilinan W0 W1 W2 W3 3 4. 3750 b 4. 2500 a 4. 2500 a 4. 3750 b 6 4. 5000 a 4. 3750 a 4. 3750 a 4. 6250 a 9 4. 3750 a 4. 8750 b 5. 0000 b 4. 8750 b 12 4. 7500 a 4. 1250 a 5. 5000 a 5. 0000 a 15 5. 2500 a 3. 7500 a 5. 2500 a 5. 2500 a Tabel 2 Rataan tingkat kematangan sampel 3 HSP, 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP pada Suhu Penyimpanan suhu penyimpanan R0 R1 R2 R3 3 4. 3750 b 4. 2500 a 4. 3750 b 4. 2500 a 6 4. 3750 a 4. 3750 a 4. 7500 b 4. 3750 a

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 9 9 4. 8750 b 3. 8750 a 5. 1250 b 5. 2500 b 12 4. 6250 a 4. 7500 a 4. 2500 a 5. 7500 a 15 4. 5000 a 5. 2500 a 4. 5000 a 5. 2500 a Tabel 3 Rataan interaksi pengaruh faktor pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap parameter tingkat kematangan tomat (skala warna) pada pengukuran 0 HSP s.d 15 HSP 0 HSP 3 HSP 6 HSP 9 HSP 12 HSP 15 HSP R0W0 4 a 4 a 4 a 4.5 a 5 a 6 a R0W1 4.5 a 4.5 a 4.5 a 5 a 3 a 3 a R0W2 4 a 4 a 4 a 5 a 5 a 3 a R0W3 4 a 5 a 5 a 5 a 5.5 a 6 a R1W0 4 a 4 a 4 a 2 a 2.5 a 3 a R1W1 4 a 4 a 4 a 4 a 5 a 6 a R1W2 4 a 5 a 5 a 5 a 6 a 6 a R1W3 4 a 4 a 4.5 a 4.5 a 5.5 a 6 a R2W0 4 a 5 a 5 a 5.5 a 5.5 a 6 a R2W1 4 a 4 a 4.5 a 5 a 2.5 a 3 a R2W2 4 a 4 a 4.5 a 5 a 6 a 6 a R2W3 4 a 4 a 5 a 5 a 3 a 3 a R3W0 4.5 a 4.5 a 5 a 5.5 a 6 a 6 a R3W1 4 a 4.5 a 4.5 a 5.5 a 6 a 3 a R3W2 4 a 4 a 4 a 5 a 6 a 6 a R3W3 4 a 4 a 4 a 5 a 6 a 6 a Berat Buah (Gram) Berdasarkan hasil analisis secara statistik, bahwa parameter berat sampel mulai 3, 6, 9, 12 dan 15 HSP (hari setelah pelilinan) akibat perlakuan pelilinan Untuk parameter berat sampel pada 3, 6 HSP (hari setelah pelilinan) akibat perlakuan suhu penyimpanan menunjukkan pengaruh yang nyata. Sedangkan pada 9, 12, 15 HSP (hari setelah pelilinan) Untuk interaksi kedua perlakuan yaitu faktor pelilinan dan suhu penyimpanan pada pengamatan 3, 6, 9, 12, dan 15 HSP (hari setelah pelilinan) menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Tabel 4 Rataan berat sampel 3 HSP, 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP pada perlakuan pelilinan pelilinan W0 W1 W2 W3 3 59. 1250 a 55. 3875 a 55. 1750 a 51. 8750 a 6 58. 6375 a 55. 1625 a 54. 7500 a 51. 5125 a 9 51. 0375 a 54. 7750 a 54. 6875 a 50. 7375 a

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 10 12 50. 3750 a 42. 0875 a 53. 6125 a 44. 5375 a 15 41. 1000 a 35. 1750 a 45. 7250 a 37. 2000 a Tabel 5 Rataan berat sampel 3 HSP, 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP pada perlakuan suhu penyimpanan suhu penyimpanan R0 R1 R2 R3 3 58. 3000 a 67. 5000 a 47. 4750 a 48. 2875 a 6 57. 6500 a 67. 1000 a 46. 9625 a 48. 3500 a 9 56. 7125 a 59. 6750 a 46. 6125 a 48. 2375 a 12 48. 2625 a 59. 2625 a 35. 2000 a 47. 8875 a 15 27. 0750 a 56. 0125 a 34. 8875 a 41. 2250 a Tabel 6 Rataan Pengaruh Interaksi Faktor Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Parameter Berat Tomat (gram) pada Pengukuran 0 HSP s.d 15 HSP 0 HSP 3 HSP 6 HSP 9 HSP 12 HSP 15 HSP R0W0 69.4 a 68.65 a 67.7 a 67.3 a 65.5 a 30.05 a R0W1 53.55 a 53.25 a 52.7 a 51.6 a 26.8 a 26.25 a R0W2 58.55 a 58.1 a 57.55 a 57.45 a 54.2 a 28.65 a R0W3 53.6 a 53.2 a 52.65 a 50.5 a 46.55 a 23.35 a R1W0 69.15 a 68.5 a 67.95 a 38.5 a 38.15 a 37.45 a R1W1 67.15 a 66.8 a 66.6 a 66.45 a 66 a 64.35 a R1W2 68.7 a 68.2 a 67.6 a 67.6 a 67.1 a 61.3 a R1W3 66.75 a 66.5 a 66.25 a 66.15 a 65.8 a 60.95 a R2W0 48 a 47.95 a 47.5 a 47.1 a 46.75 a 46.5 a R2W1 53.2 a 53 a 52.65 a 52.45 a 27.85 a 27.25 a R2W2 48.3 a 48.2 a 47.65 a 47.6 a 47.3 a 47.05 a R2W3 41.65 a 40.75 a 40.05 a 39.3 a 18.9 a 18.75 a R3W0 51.7 a 51.4 a 51.4 a 51.25 a 51.1 a 50.4 a R3W1 48.95 a 48.5 a 48.7 a 48.6 a 47.7 a 22.85 a R3W2 47.9 a 46.2 a 46.2 a 46.1 a 45.85 a 45.9 a R3W3 45.9 a 47.05 a 47.1 a 47 a 46.9 a 45.75 a Kadar Air (%) Berdasarkan hasil analisis secara statistik, bahwa parameter kadar air sampel akibat perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Untuk interaksi kedua perlakuan yaitu pelilinan dan suhu penyimpanan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 11 Tabel 7 Berat awal dan berat akhir sampel (g) 0 HSP 15 HSP R0W0 69.40 30.05 R0W1 53.55 26.25 R0W2 58.55 28.65 R0W3 53.60 23.35 R1W0 69.15 37.45 R1W1 67.15 64.35 R1W2 68.70 61.30 R1W3 66.75 60.95 R2W0 48.00 46.50 R2W1 53.20 27.25 R2W2 48.30 47.05 R2W3 41.65 18.75 R3W0 51.70 50.40 R3W1 48.95 22.85 R3W2 47.90 45.90 R3W3 45.90 45.75 Keterangan : 0 HSP (berat awal). 15 HSP (berat akhir) Tabel 8 Rataan interaksi pengaruh pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap parameter kadar air tomat Kadar Air % R0W0 6.82 a R0W1 5.44 a R0W2 9.00 a R0W3 13.28 a R1W0 3.22 a R1W1 4.36 a R1W2 10.78 a R1W3 9.74 a R2W0 3.09 a R2W1 2.74 a R2W2 2.56 a R2W3 6.18 a R3W0 2.41 a R3W1 2.69 a R3W2 3.93 a R3W3 0.33 a Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan berbeda nyata menurut UJI BNT 0.05 % Tabel 9 Rataan pengaruh pelilinan terhadap parameter kadar air tomat (%) pelilinan Waktu W0 W1 W2 W3 0 3. 8888 a 3. 8075 a 6. 5700 a 7. 3850 a Tabel 10 Rataan pengaruh suhu penyimpanan terhadap parameter kadar air tomat (%) suhu penyimpanan Waktu R0 R1 R2 R3 0 8. 6350 a 7. 0287 a 3. 6450 a 2. 3425 a Warna Berdasarkan hasil visual (secara penglihatan) pada parameter pengamatan warna tomat dengan perlakuan interaksi dari kedua perlakuan yaitu perlakuan faktor pelilinan dan suhu penyimpanan pada parameter warna tomat belum memperlihatkan pengaruh perubahan warna pada pengamatan 0 HSP, sedangkan pada pengamatan umur 3, 6, 9, 12 dan 15 HSP sudah mulai memperlihatkan perubahan warna tomat.

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 12 Tabel 11 Rataan interaksi pengaruh faktor pelilinan dan suhu kamar penyimpanan terhadap warna tomat 0 HSP 3 HSP 6 HSP 9 HSP 12 HSP 15 HSP R0W0 3 3 3 4 5 7 R0W1 3 4 4 5 7 7 R0W2 3 3 3 5 5 7 R0W3 3 5 5 5 6 7 R1W0 3 3 3 3 5 7 R1W1 3 3 3 3 5 7 R1W2 3 5 5 5 7 7 R1W3 3 3 4 4 6 7 R2W0 3 5 5 6 6 7 R2W1 3 3 4 5 5 7 R2W2 3 3 4 5 7 7 R2W3 3 4 5 5 7 7 R3W0 3 4 4 6 7 7 R3W1 3 4 4 5 7 7 R3W2 3 3 3 5 5 7 R3W3 3 3 3 5 7 7 Keterangan: (3) Merah Muda Kehijauan, (4) Merah Muda Kehijauan-Merah Terang, (5) Merah Terang, (6) Merah Terang-Merah, (7) Merah Umur Simpan Berdasarkan hasil visual (secara penglihatan) pada parameter pengamatan umur simpan tomat dengan perlakuan interakasi dari kedua perlakuan yaitu perlakuan faktor pelilinan dan suhu penyimpanan pada parameter umur simpan tomat bertahan pada umur 6, 9, 12 dan 15 HSP (hari setelah pelilinan). Tabel 12 Pengaruh interaksi faktor pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap umur simpan tomat Umur Simpan () I II W0R0 12 a 15 a W0R1 9 a 15 a W0R2 15 a 12 a W0R3 12 a 15 a W1R0 6 a 15 a W1R1 15 a 15 a W1R2 15 a 15 a W1R3 15 a 15 a W2R0 15 a 15 a W2R1 9 a 15 a W2R2 15 a 15 a W2R3 9 a 15 a W3R0 15 a 15 a W3R1 12 a 15 a W3R2 15 a 15 a W3R3 15 a 15 a Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan berbeda nyata menurut UJI BNT 0.05 % PEMBAHASAN Pengaruh Interaksi Faktor Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Sifat Fisik Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi perlakuan

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 13 faktor Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap parameter tingkat kematangan (skala warna) memberikan pengaruh yang nyata pada 3 HSP, sedangkan umur simpan 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP Berpengaruh nyatanya interaksi kedua perlakuan pada 3 HSP diduga karena pada awal penelitian kematangan sampel masih lambat. Dan berpengaruh tidak nyatanya interaksi perlakuan pada 6, 9, 12 dan 15 HSP diduga karena pelilinan dan suhu penyimpanan yang diterapkan belum tepat untuk menghambat kematangan tomat. Parameter berat sampel berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap berat tomat tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk umur simpan 3, 6, 9, 12, dan 15 HSP. Susut berat selama penyimpanan terjadi dikarenakan adanya proses respirasi dan transpirasi yang terjadi setelah tomat dipanen dan disimpan. Penurunan berat paling banyak terjadi pada perlakuan R0W0 dari 69.40 gr menjadi 30.05 gr, sedangkan penurunan berat paling sedikit pada perlakuan R3W3 45.90 gr menjadi 45.75 gr. Pengaruh Interaksi Faktor Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Sifat Kimia Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Parameter kadar air berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap kadar air tomat tidak memberikan pengaruh yang nyata pada uji BNT 0.05%. Kadar air yang rendah disebabkan terjadi penguapan air melalui pori-pori daging tomat, baik melalui proses respirasi maupun proses transpirasi. Kadar air terendah terjadi pada perlakuan R3W3 yaitu sebanyak 0.33. Selama proses respirasi berlangsung dikeluarkan CO2 dan air sehingga kandungan air dalam daging tomat terus berkurang. Kadar air tomat yang menunjukkan tertinggi terjadi karena proses penyerapan (absorsi) terhadap suhu penyimpanan. Kadar air tomat yang menunjukkan tertinggi yaitu pada perlakuan R0W3 yaitu sebanyak 13.28. Pengaruh Interaksi Faktor Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Umur Simpan Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Menurut hasil analisis didik ragam bahwa parameter umur simpan sampel akibat interaksi perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Tidak berpengaruh nyatanya interaksi kedua perlakuan diduga karena pelilinan dan suhu penyimpanan yang diterapkan pada penelitian ini belum sesuai untuk mempertahankan umur simpan tomat. Dari hasil penelitian yang didapat interaksi kedua perlakuan yaitu faktor pelilinan dan suhu penyimpanan mampu memperlihatkan hasil yang nyata pada umur simpan 3 HSP, namun pada umur simpan 6 sampai 15 HSP menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada hasil yang didapat dilaboratorium. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi perlakuan faktor pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap parameter tingkat kematangan (skala warna) memberikan pengaruh yang nyata pada 3 HSP, sedangkan umur simpan 6 HSP, 9 HSP, 12 HSP, dan 15 HSP Parameter berat sampel berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap berat tomat tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk umur simpan 3, 6, 9, 12, dan 15 HSP. Menurut hasil pengamatan secara visual pada warna sampel tomat akibat perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan belum mampu mempertahankan warna sampel secara signifikan. Parameter kadar air berdasarkan analisis sidik ragam

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 8 14 menunjukkan bahwa interaksi pelilinan dan suhu penyimpanan terhadap kadar air tomat tidak memberikan pengaruh yang nyata pada uji BNT 0.05%. Menurut hasil analisis sidik ragam bahwa parameter umur simpan sampel akibat interaksi perlakuan pelilinan dan suhu penyimpanan DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2010 2016. Produksi tomat di Indonesia. Fitradesi. 2000. Pelapisan Chitosan Pada Buah Salak Pondoh (Sallaca edulis Reinw). Sebagai Upaya Memperpanjang Umur Simpan dan Kajian Sifat Fisiknya Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian. 6 (2): 45-49 Prahasta A. 2009. Budidaya-Usaha- Pengolahan Agribisnis-Tomat. Bandung: Pustaka Grafika. Suprianti dan Firmansyah. 2011. Bertanam Tomat Dalam Pot dan Polibag. Jakarta: Penebar Swadaya. Sylvi dan Rian. 2002. Meraup Rezeki Dengan Bertanam Tomat. Bandung: Penerbit Pringgadani.