FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK NURUL HUSADA KALIBARU BANYUWANGI

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PRASEKOLAH DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTANG MEDAN TAHUN 2014

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Oleh : Suyanti ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

GAMBARAN HASIL PELAKSANAAN KPSP, TDL, TDD ANAK USIA 4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH STATUS GIZI DAN STIMULASI IBU TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PAUD AL IKHLAS KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-MUSTAQIM LUWUK TAHUN Juwita dan Erni Yusnita Lalusu

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

1 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. (Ariwibowo, 2012) atau sekitar 13% dari seluruh penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Peningkatan Ketrampilan Guru Paud Dalam Melakukan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB IV METODE PENELITIAN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Status Gizi Anak dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 0 2 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tomo Kabupaten Sumedang Tahun 2013

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK NURUL HUSADA KALIBARU BANYUWANGI Yeni Andriani 1, Vita Raraningrum 1, Rizky Dwiyanti Yunita 1 1 Dosen Program Studi Diploma Kebidanan Akademi Kesehatan Rustida Korespondensi : Yeni Andriani, d/a: Prodi D.III Kebidanan Akademi Kesehatan RUSTIDA Jln. Rumah Sakit Bhakti Husada Krikilan Glenmore Email : yeenni01@gmail.com ABSTRAK Anak usia pra sekolah merupakan anak yang berusia antara 3-6 tahun. Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang sangat cepat di setiap aspek perkembangannya. Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil akhir proses perkembangan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi genetik. Faktor lingkungan yang terbesar pada anak adalah keluarganya sendiri, stimulasi dari orang terdekat dapat membantu anak untuk mencapai perkembangan dalam usianya. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan yang ada pada orang tua untuk memberikan variasi stimulasi agar perkembangan anak sesuai dengan usianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif serta pendekatan Cross Sectional. Subjek pada penelitian ini adalah anak usia pra sekolah dan orang tua. Teknik analisis data bivariat menggunakan uji Chi Square dan multivariat menggunakan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor stimulasi (OR=0.67; CI95% 0.86 s.d 5.23; p=0.703), terdapat pengaruh faktor pendapatan keluarga (OR=17.5; CI95% 2.14 s.d 143.5; p=0.008) dan faktor pendidikan orang tua (OR=6.07; CI95% 0.89 s.d 41.18; p=0.065) terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi. Pendapatan keluarga yang tinggi dapat membeli makanan yang bergizi sehingga perkembangan anak sesuai dengan usianya akan tetapi semuanya lebih baik lagi bila pendidikan orang tua tinggi. Kata kunci : Perkembangan anak, anak usia pra sekolah 611

PENDAHULUAN Angka kejadian gangguan perkembangan pada anak balita khususnya gangguan perkembangan motorik yaitu 27,5% atau 3 juta anak mengalami gangguan. Balita di Indonesia sekitar 16% mengalami gangguan perkembangan kecerdasan akibat gangguan perkembangan otak, gangguan pendengaran dan gangguan motorik (Depkes RI, 2006). Sekitar 5%-10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1%-3% anak dibawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (Medise, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa dari 15.762 anak usia pra sekolah sebanyak 457 (2,9%) mengalami gangguan dalam bicara dan bahasa (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2015). Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil akhir proses perkembangan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi genetik. Faktor lingkungan terdiri dari 3 yaitu lingkungan pra natal, perinatal dan pascanatal. Faktor lingkungan pascanatal terdiri dari faktor biologis (ras, jenis kelamin, umur, gizi), faktor lingkungan fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi), faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran) serta faktor keluarga (pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara). Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil akhir yang optimal, sedangkan lingkungan yang tidak baik akan menghambatnya (Soetjiningsih, 2013) Permasalahan dalam perkembangan pada anak usia pra sekolah dapat dideteksi dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), permasalahan daya pendengaran dengan Tes Daya Dengar (TDD), permasalahan daya penglihatan dengan Tes Daya Lihat (TDL), serta penyimpangan perilaku emosional dengan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KPME) dan deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale. KPSP merupakan suatu alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau terdapat penyimpangan. KPSP dapat digunakan pada anak usia 3-72 bulan. Tujuan Tes Daya Dengar (TDD) adalah menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Tujuan Tes Daya Lihat (TDL) adalah mendeteksi dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KPME) digunakan untuk menemukan secara dini adanya masalah perilaku emosional pada anak umur 36-72 bulan serta Abreviated Conner Rating Scale digunakan untuk mendeteksi dini adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas 612

(GPPH) pada anak umur 36 bulan keatas Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak usia Pra Sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik simple random sampling dan sampel dalam penelitian ini sejumlah 45 subjek. Teknik analisis data yang digunakan untuk analisis univariat menggunakan Distribusi Frekuensi, analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square dan analisis multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik Ganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik umum responden Orang tua responden (siswa) yaitu 100% perempuan, sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (64.4%) dan sebagian besar berumur 20-40 tahun (86.7%). Sedangkan untuk anak usia pra sekolah yang menjadi responden adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan (62.2%). 2. Distribusi frekwensi responden. Tabel 1. Distribusi frekwensi responden tentang stimulasi, pendapatan, pendidikan orang tua dan perkembangan anak Variabel Stimulasi Pendapatan Pendidikan Frekuensi Sering 19 28.4 Jarang 26 38.8 Tinggi 35 52.2 Rendah 10 14.9 Tinggi 30 44.8 Rendah 15 22.4 Perkembangan anak Sesuai 35 77.8 Tabel 1 menunjukkan bahwa 38.8% orang tua jarang melakukan stimulasi terhadap anak, 52.2% menunjukkan orang tua memiliki pendapatan yang tinggi dan 44.8% menunjukkan rerata orang tua di TK Nurul Husada memiliki pendidikan Tidak sesuai 10 22.2 Total F % Σf % 45 100% 45 100% 45 100% 45 100% tinggi serta 77.8% perkembangan anak di TK Nurul Husada sesuai dengan umurnya. 3. Analisis bivariat hubungan faktor stimulasi, pendapatan dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah 613

Tabel 2. Hasil analisis bivariat terhadap stimulasi, pendapatan dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah Perkembangan anak OR CI 95% p Variabel Sesuai % Tidak % Bawah Atas Sesuai Stimulasi 0.22 0.49 1.02 0.044 Sering 12 34% 7 70% Jarang 23 66% 3 30% Pendapatan 24.9 4.13 150.1 0.001 Tinggi 32 91% 3 30% Rendah 3 9% 7 70% Pendidikan 7.88 1.64 37.7 0.005 Tinggi 27 77% 3 30% Rendah 8 23% 7 70% Tabel 2 menunjukkan bahwa dari hasil uji Chi Square didapatkan faktor stimulasi berhubungan dengan perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan. Anak yang sering dilakukan stimulasi lebih cepat mengalami perkembangan sebesar 1/5 kali dari pada anak yang jarang dilakukan stimulasi oleh orang tuanya (OR= 022; CI95% 0.49 s.d 1.02; p=0.044). Faktor pendapatan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan. Anak dengan pendapatan keluarga yang tinggi lebih cepat perkembangannya sebesar 25 kali dari pada anak dengan pendapatan keluarga yang rendah (OR=24.9; CI95% 4.13 s.d 150.1; p=0.001) Faktor pendidikan orang tua berpengaruh terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan. Anak dengan pendidikan orang tua tinggi lebih cepat mengalami perkembangan sebesar 8 kali dari pada anak dengan pendidikan orang tua rendah (OR=7.88; CI95% 1.64 s.d 37.7; p=0.005). 4. Analisis multivariat antara faktor stimulasi, pendapatan dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah Tabel 3. Hasil analisis regresi logistik antara faktor stimulasi, pendapatan dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah Variabel OR CI 95% Batas Bawah Batas Atas Stimulasi sering 0.67 0.86 5.23 0.703 Pendapatan keluarga tinggi 17.5 2.14 143.5 0.008 Pendidikan orang tua tinggi 6.07 0.89 41.18 0.065 N observasi = 45-2 log likelihood = 28.85 Nagelkerke R Square = 52% Tabel 3 menunjukkan hasil analisis regresi logistik ganda tentang faktor stimulasi, pendapatan dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah. Dalam tabel tersebut menunjukkan tidak terdapat pengaruh faktor stimulasi terhadap perkembangan anak usia pra p 614

sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi (OR=0.67; CI95% 0.86 s.d 5.23; p=0.703). Terdapat pengaruh antara faktor pendapatan keluarga terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan. Anak dengan pendapatan keluarga yang tinggi ( Rp 1,730,920,.) lebih cepat perkembangannya sebesar 17.5 kali dari pada anak dengan pendapatan keluarga yang rendah (< Rp 1,730,920,.) (OR=17.5; CI95% 2.14 s.d 143.5; p=0.008). Terdapat pengaruh antara faktor pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik mendekati signifikan. Anak dengan pendidikan orang tua tinggi ( SMA) lebih cepat mengalami perkembangan sebesar 6 kali dari pada anak dengan pendidikan orang tua rendah (<SMA) (OR=6.07; CI95% 0.89 s.d 41.18; p=0.065). Pembahasan 1. Hubungan faktor stimulasi dengan perkembangan anak usia pra sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor stimulasi terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh kembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terusmenerus pada setiap kesempatan. Stimulasi dilakukan oleh ayah, ibu, orang terdekat anak, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Soetjiningsih, 2013). Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, et al (2016), yang mengatakan bahwa terdapat peningkatan perkembangan bahasa anak sesudah dilakukan stimulasi dengan media interaktif. Tetapi pernyataan ini berbeda dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor stimulasi terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi. 2. Hubungan faktor pendapatan keluarga dengan perkembangan anak usia pra sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara faktor pendapatan keluarga terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan. Anak dengan pendapatan keluarga yang tinggi ( Rp 1,730,920,.) lebih cepat perkembangannya sebesar 17.5 kali dari pada anak 615

dengan pendapatan keluarga yang rendah (< Rp 1,730,920,.). Menurut Seulze (1996), pendapatan keluarga adalah pendapatan total yang diterima setiap rumah tangga dari beberapa sumber setelah dikurangi pajak. Pendapatan ini adalah pendapatan yang tersedia bagi keluarga untuk dibelanjakan, dikonsumsi dan ditabung. Pendapatan ini dapat dihitung dalam satu bulannya yang merupakan pendapatan bersih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2018), yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan anak dan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan sosial dengan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak. Pada anak dengan pendapatan keluarga tinggi, orang tua mampu memberikan kebutuhan anak mulai dari kebutuhan primer bahkan sampai kebutuhan tersier. Hal ini berbeda pada anak dengan pendapatan keluarga rendah. Orang tua dengan pendapatan rendah hanya akan mampu memberikan kebutuhan primer saja misalnya memberikan makan, minum, pakaian dan tidak mampu menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier pada anak seperti kebutuhan untuk membelikan alat permainan anak yang dapat berfungsi sebagai pemicu perkembangan pada anak. Selain itu, pada anak dengan pendapatan keluarga tinggi orang tua akan memperhatikan gizi anak, orang tua akan memberikan makanan yang bernilai gizi tinggi dan cenderung memilih pendidikan yang lebih baik yang dapat menunjang. proses perkembangan pada anak 3. Hubungan faktor pendidikan orang tua dengan perkembangan anak usia pra sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara faktor pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik mendekati signifikan. Anak dengan pendidikan orang tua tinggi ( SMA) lebih cepat mengalami perkembangan sebesar 6 kali dari pada anak dengan pendidikan orang tua rendah (<SMA). Tingkat pendidikan orang tua adalah tahap pendidikan yang ditempuh dalam usahanya melalui proses pengubahan cara berfikir atau tata laku secara intelektual dan emosional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2018), yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan anak dan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan sosial dengan anak balita di wilayah 616

kerja Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (44.8%) pendidikan orang tua di TK Nurul Husada tergolong tinggi. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan anak. Dengan pendidikan orang tua yang tinggi dapat lebih mudah menerima segala informasi terutama tentang cara pengasuhan yang baik, cara mendidik, cara menjaga kesehatan anak, dan memperhatikan terhadap gizi yang dikonsumsi oleh anak. Orang tua dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu untuk mengasuh anaknya dari pada orang tua dengan pendidikan rendah. Orang tua dengan pendidikan tinggi biasanya akan lebih mampu untuk memberikan arahan yang baik guna mencapai perkembangan anak secara optimal. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat pengaruh faktor stimulasi terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi (OR=0.67; CI95% 0.86 s.d 5.23; p=0.703). 2. Terdapat pengaruh antara faktor pendapatan keluarga terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik signifikan (OR=17.5; CI95% 2.14 s.d 143.5; p=0.008). 3. Terdapat pengaruh antara faktor pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi dan secara statistik mendekati signifikan (OR=6.07; CI95% 0.89 s.d 41.18; p=0.065). 4. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru Banyuwangi adalah faktor pendapatan keluarga. SARAN 1. Bagi Tempat Penelitian Untuk mewujudkan salah satu misi TK Nurul Husada diharapkan agar melakukan pemantauan perkembangan pada siswa-siswinya minimal tiap 6 bulan sekali dan memberikan dorongan kepada orang tua guna mencapai perkembangan anak secara optimal. 2. Bagi Orang Tua Bagi orang tua atau pengasuh anak diharapkan untuk lebih memberikan arahan pada anak sedini mungkin dengan perasaan cinta dan kasih sayang. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan untuk lebih aktif melakukan SDIDTK pada anak usia pra sekolah guna menggapai generasi penerus bangsa yang sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan optimal. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes RI. 617

Dhamayanti, M. 2006. Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri. 8(1): 9-15. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2015. Banyuwangi : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Firdaus, N. 2018. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga, Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Anak dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Sosial Anak Balita di Kota Madiun. Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Surakarta. https://tumbuhkembang.info/alat/ku esioner-pra-skriningperkembangan-kpsp/. Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Surabaya : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur DIPA Tahun Anggaran 2017. Lindawati. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Health Quality Volume 4, No. 1, Nopember 2013, Hal 1-76. Medise, B.E. 2013. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum Pada Anak. IDAI. Murti, B. 2013. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.. 2016. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Surakarta : Yuman Pustaka. Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Purba, Romilly., Aritonang, Ervawany Y., Nasution, Ernawati. 2012. Gambaran Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita Pedagang Pasar Dwikora Parluasan Di Kota Pematang Siantar Tahun 2012. Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU. Rahayu, S. 2014. Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita Di Posyandu Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No. 1, Mei 2014, Hal 88-92. Rahmawati, W, Nugraheni A dan Rahmadi, F.A. 2016. Pengaruh Stimulasi Media Interaktif Terhadap Perkembangan Bahasa Anak 2-3 Tahun. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Volume 5, Nomor 4, Oktober 2016. 1873-1885. ISSN 2540-8844. Seulze, C. 1996. Analisa Pendapatan Nasional Stabilitas dan Pertumbuhan Pembangunan (National Income Analysis). Terjemahan St. Dianjung. Jakarta : Bina Akasa. Soetjiningsih dan Ranuh, I.G.N. Gde. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC. Susanti dan Neneng. 2015. Permainan Ular Tangga. Makalah Politeknik Saleh, Samsubar, 1996. Wong, DL. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. 618

619