Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015 PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN KOTA DI KOTA MATARAM

dokumen-dokumen yang mirip
PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA ROAD MANAGEMENT PRIORITY IN KABUPATEN BENGKULU UTARA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PRIORITAS PENANGANAN JALAN KABUPATEN

Penyebaran Kuisioner

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JARINGAN JALAN DI KOTA SUKABUMI

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process

Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta Telp e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/243

ANALISIS SKALA PRIORITAS RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANGKUTAN BARANG DI KOTA KENDARI DIDASARKAN PADA ANALISIS MULTI KRITERIA

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri

PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Penentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten OKU

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

APPLICATION OF ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ON BANDUNG INTRA URBAN TOLL ROAD INVESTMENT DECISION MAKING

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

TESIS MAGISTER. Oleh : Aan Heryadi Zulihadi Saputra

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN RANGKING KABUPATEN PROPINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN NILAI INFRASTRUKTUR DENGAN METODE ANALITIC HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Kata kunci: Posisi produk, strategi pemasaran, SWOT, Strategi Diversifikasi, AHP

PENGEMBANGAN PIRANTI-LUNAK EVALUASI BERBASIS CONCORDANCE ANALYSIS METHOD,

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) SEBAGAI METODE PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK

PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIK HUNIAN UNTUK PASANGAN MUDA DI KOTA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISA KELAIKAN FUNGSI JALAN BERDASARKAN PENDEKATAN KUANTITATIF AHP (Studi Kasus : Jalan Lobak Kota Pekanbaru)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA CIANJUR

Analytic Hierarchy Process

KAJIAN KRITERIA PENANGANAN JALAN NASIONAL LINTAS TIMUR PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS INVESTASI PENAMBAHAN GUDANG PADA DISTRIBUTOR SEMEN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Penentuan Skala Prioritas Berbasis Algoritma AHP Termodifikasi

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA MEDAN SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

ANALISIS METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) BERDASARKAN NILAI CONSISTENCY RATIO TESIS IMAM MUSLEM R

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah

SISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati dan 2Wasilah

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

Penentuan Kriteria Kendaraan di Area Penyimpanan Studi Kasus Tunas Daihatsu Cilegon

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

EVALUASI UMUR SISA DAN TEBAL OVERLAY STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK (STUDI KASUS: RUAS CIBITUNG-CIKARANG) TESIS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERAPAN MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI PADA PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN JALAN BERBASIS IRMS (STUDI KASUS PROVINSI JAWA BARAT)

ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

ANALISIS METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (FAHP) DALAM MENENTUKAN POSISI JABATAN

METHODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI WILAYAH BALAI PEMELIHARAAN JALAN MOJOKERTO

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

Transkripsi:

PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN KOTA DI KOTA MATARAM 1 ) Arifin, 1 ) Heri Sulistiyono 1 ) Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Mataram Kata kunci : Skala prioritas, Jalan kota, dan AHP Abstrak Jalan adalah prasarana penting dalam pertumbuhan sosial dan ekonomi. Berdasarkan keputusan Walikota Mataram No. 1053/IX/2014, tanggal 22 September 2014, Kota Mataram memiliki 619 ruas jalan, dan panjang 333.918 km. Karena keterbatasan dana dan kompleknya permasalahan hanya 0.16 % - 5.50 % dari panjang jalan yang tertangani. Sementara itu skala prioritas yang digunakan yaitu SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga, sudah tidak dapat mengakomodir kompleknya permasalahan sekarang ini. Sehingga perlu ada alternatif untuk melengkapi metode yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka penulis menyusun tesis dengan judul Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kota di Kota Mataram. Selanjutnya dianalisa bagaimana urutan skala prioritas berdasarkan SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga. Kemudian dianalisa metode alternatif yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dan bagaimana keterbatasan masing-masing pada penentuan skala prioritas penanganan jalan kota di Kota Mataram. Berdasarkan analisa, metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga menggunakan dua faktor penentu skala prioritas penanganan yaitu: faktor Volume Lalu Lintas (LHR) dan Net Present Value (NPV). Sedangkan metode AHP pada kajian ini mengkombinasikan beberapa faktor yaitu: kondisi jalan, volume lalu lintas, manfaat ekonomi, dan aspek tata guna lahan. Hasil analisa penentuan skala prioritas penanganan jalan kota dengan kedua metode, adalah: Jalan Gora sebagai prioritas utama, dan Jalan Subak I sebagai prioritas terakhir. Selanjutnya bila disandingkan antara kedua metode terdapat perbedaan urutan untuk ruas jalan yang lain seperti jalan peternakan, pada metode AHP sebagai prioritas kedua dan prioritas keempat pada metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga. Hal ini karena perbedaan faktor yang ditinjau dari kedua metode tersebut. Sehingga disimpulkan bahwa, penggunaan AHP pada penentuan skala prioritas penanganan jalan akan melengkapi metode yang ada karena menggunakan multikriteria yang memberikan aspirasi bagi para penentu kebijakan pada penanganan jalan kota yang aspiratif dan komunikatif. Sedangkan metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga terus dapat digunakan untuk kondisi jalan dengan permasalahan yang sederhana terutama karena faktor volume lalu lintas dan NPV. Key words : Abstract Priority The road is a vital infrastructure in the social and economic growth. Based on the decision of the Scale, Mayor Mataram No. 1053/IX/2014, dated September 22 th 2014, the city of Mataram has 619 roads and Roads City, 333.918 km long. Due to budget constraints and the complexity of the problem only 0.16 % - 5.50 % of and AHP roads are handled. While the priority scale used is SK.No.77/KPTS/Db/1990 Director General of Highways, have been unable to accommodate the complexity of the problem it is today. So there needs to be an alternative to complement existing methods. Under these conditions, the authors construct a thesis entitled "Priority Scale Determination of City Roads Maintenance in Mataram City". Then analyzed how the scale of priorities based SK.No.77/KPTS/Db/1990 Director General of Highways. Then analyzed the alternative method is the method of Analytical Hierarchy Process (AHP), and how the limitations of each on setting priorities handling city streets in the city of Mataram. Based on the analysis, the method SK.No.77/KPTS/Db/1990 Director General of Highways using two determinants handling priorities, namely: Traffic Volume factor (LHR) and Net Present Value (NPV). While the method of AHP in this study combines several factors: road conditions, traffic volume, economic benefits, and aspects of land use. Results of analysis of setting priorities city road handling with both methods, are: Gora street as a top priority, and Subak I street as the last priority. Furthermore when juxtaposed between the two methods there are differences in order for the other roads such as Peternakan roads, in AHP as a priority second and fourth priority on methods SK.No.77/KPTS/Db/1990 Director General of Highways. This is because the difference factor of both methods. Thus concluded that the use of AHP in setting priorities road handling will complement existing methods because it uses multiple criteria that provide aspiration for policy makers on roads city aspirational handling and communicative. While the method SK.No.77/KPTS/Db/1990 Director General of Highways continue to be used for road conditions with simple problems mainly because of the volume of traffic and NPV. 2015 Universitas Mataram Alamat koresponden penulis: E-mail : arifinst7301@gmail.com 31

PENDAHULUAN Jalan adalah prasarana penting dalam pertumbuhan sosial dan ekonomi. Berdasarkan keputusan Walikota Mataram No. 1053/IX/2014, tanggal 22 September 2014, Kota Mataram memiliki 619 ruas jalan, dan panjang 333.918 km. Karena keterbatasan dana dan kompleknya permasalahan hanya 0.16 % - 5.50 % dari panjang jalan yang tertangani. Sementara itu skala prioritas yang digunakan yaitu SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga, sudah tidak dapat mengakomodir kompleknya permasalahan saat ini. Sehingga perlu metode alternatif untuk melengkapi metode yang ada. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyampaikan metode alternatif untuk Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kota di Kota Mataram dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Faktorfaktor yang digunakan yaitu: faktor kondisi jalan, faktor volume lalu lintas, faktor ekonomi, dan faktor tata guna lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan urutan prioritas penanganan jalan kota berdasarkan SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), selanjutnya menentukan batasan dari kedua metode tersebut. Berdasarkan hal tersebut bagaimana urutan skala prioritas penanganan jalan kota berdasarkan kedua metode tersebut dan batasannya dalam menentukan skala prioritas penanganan jalan kota di Kota Mataram. tahun anggaran 2013 2014. Kemudian dilakukan penentuan urutan prioritas penanganan jalan kota dengan metode SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga dan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diawali dengan penyusunan hirarki yaitu dengan penentuan kriteria dan penentuan subkriteria. Selanjutnya dilakukan analisis pembobotan untuk penentuan skala prioritas penanganan jalan dengan kedua metode tersebut. Hasil skala prioritas penanganan jalan kota yang diperoleh dari metode AHP disandingkan dengan hasil skala prioritas berdasarkan SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga. Metode penelitian ini, diperlihatkan pada diagram alir penelitian pada Gambar 1. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian di mulai dari studi pendahuluan adalah: penentuan lokasi studi yaitu ruas jalan di Kota Mataram dengan permukaan hotmix pada kondisi rusak sesuai data status jalan kota mataram tahun 2013-2014 dan waktu penelitian pada tahun 2015, dan metode yang digunakan yaitu berdasarkan metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan perangkat lunak Ms. Office Excel. Selanjutnya pengumpulan data diperoleh dari data primer maupun dari data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner atau wawancara kepada pihak-pihak (stakeholders) yang berkompeten dalam penanganan jalan kota di Kota Mataram. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data penanganan jalan kota di Kota Mataram pada HASIL DAN PEMBAHASAN 32

Data prasarana jalan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Ruas Jalan dan Panjang Jalan di Kota Mataram No. Kecamatan Ruas Jalan (ruas) Panjang Jalan (km) 1. Sandubaya 54 53.196 2. Cakranegara 140 74.634 3. Mataram 84 64.764 4. Selaparang 132 47.645 5. Ampenan 123 53.710 6. Sekarbela 86 39.969 Jumlah 619 333.918 Sumber: Data Riwayat Jalan Bid.Bina Marga Dinas PU Kota Mataram, 2014 Untuk penentuan skala prioritas penanganan prasarana jalan tersebut diatas digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode SK No. 77/KPTS/Db/1990, Dirjen Bina Marga, tahun 1990. Dalam metode AHP diawali dengan penyebaran kuisioner kepada beberapa responden, dalam hal ini telah dilakukan terhadap 20 responden. Data yang dikumpulkan dari responden ini adalah data primer hasil kuisioner atau wawancara. Data diringkas dalam beberapa tabel sesuai kelompok pertanyaan pada kuisioner dan diuraikan subagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Kriteria masing-masing kriteria sebagai faktor yang dianalisis dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dengan langkah-langkah sebagai berikut: dilakukan perhitungan matrik awal, perhitungan eigen vector, perhitungan nilai eigen maksimum, kontrol terhadap indek konsistensi, dan pembobotan kriteria. dengan menganalisis data pada tabel rekapitulasi jawaban responden terhadap Kriteria. Pada tabel dianalisis dengan perhitungan kebalikan sesuai matrik perbandingan berpasangan. Tabel 3. Matrik Awal Sub Kriteria A B C D A 1.000 3.350 2.950 3.400 B 0.299 1.000 2.650 2.950 C 0.339 0.377 1.000 2.700 D 0.294 0.339 0.370 1.000 1.932 5.066 6.970 10.050 Tabel 4. Nilai Eigen Vektor untuk Skala Penentuan Prioritas Kriteria Tabel 5. Matrik Nilai Eigen Maksimum Kriteria Sumber : Persepsi Responden, 2015 Secara keseluruhan hirarki penentuan skala prioritas adalah sebagai berikut: bobot dari Sedangkan langkah control terhadap Indek Consistensi (CI), adalah sebagai berikut : Indek Consistensi (CI) = ( λ maks. n) / (n-1), dimana n = ukuran matrik 4 x 4.= ( 4.261 4) / (4-1) = 0.087, CR = CI/RI, Untuk n = 4 maka RI = 0,9 = 0,087/ 0,9 = 0,097 < 0,1 konsisten! Maka nilai Ratio Consistensi (CR) lebih kecil dari 0,1 sama artinya lebih kecil dari 10%, sehingga nilai tersebut sudah sesuai syarat 33

konsistensi yaitu harus lebih kecil dari 0,1 atau 10%. Kemudian Pembobotan Kriteria, yaitu: Bobot elemen diperoleh dari nilai E-Vektor dinyatakan dalam prosentase seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot Kriteria Skala Prioritas Penanganan Jalan Kota Dari Tabel 6 tersebut diatas, dapat dilihat bahwa penilaian responden terhadap beberapa kriteria menunjukkan bahwa kriteria faktor kondisi jalan memiliki pengaruh tingkat kepentingan terbesar yaitu dengan bobot 0,497 (49,66%) kemudian disusul dengan faktor volume lalu lintas dengan bobot 0,255 (25,49%), faktor ekonomi dengan bobot 0,158 (15,81%), dan faktor tata guna lahan 0,090 (9,02%). Kemudian perhitungan untuk level 3 (sub kriteria) dilakukan tahapan yang sama dengan perhitungan kriteria diatas, mulai tahapan matrik awal sampai pembobotan. Dimulai dengan perhitungan analisis rekap jawaban responden terhadap sub kriteria: faktor kondisi jalan, volume lalu lintas, faktor ekonomi, dan tata guna lahan. Setelah ditentukan besaran bobot pada masing-masing elemen (x1 s/d x17) maka untuk menentukan skala prioritas penanganan jalan kota dengan metode Analitycal Hierarcy Process (AHP) selanjutnya dimasukan dengan perhitungan model matematis menurut Brojonegoro (1991). Dimana perhitungan dalam penentuan prioritas penanganan jalan dengan metode ini dilakukan sesuai dengan kelompok penanganannya, yaitu: pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan berkala jalan, rehabilitasi jalan dan peningkatan jalan. Adapun besaran nilai-nilai tersebut adalah sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel penentuan skala prioritas penanganan jalan kota dengan metode AHP untuk ruas jalan Subak adalah : Y = A(a1.x1 + a2.x2 + a3.x3 + a4.x4 + a5.x5 + a6.x6) + B(b2.x7 +...+b4.x11) + C(c1.x12+....+c2.x13) + D(d1.x14 +... + d4. x17) =0,497(0,331.x1+0,243.x2+0,169.x3+0,111.x4+ 0,088.x5+0,058.x6)+0.255(0,383.x7+0,281.x8+ 0,164.x9+0,107.x10+0,066.x11)+0,158(0,796.x1 2+0,204.x13)+0,090(0,469.x14+0,279.x15+0,16 1.x16+0,090.x17) = 0,130 Perhitungan ruas jalan yang lain dilakukan dengan cara yang sama sehingga hasilnya diberi kode Y1, Y2,dan seterusnya sampai Y28. Besaran bobot kriteria pada tabel bobot kriteria dan subkriteria tersebut diatas selanjutnya dapat dirangkum pada Gambar 2. Dari kriteria yang ditentukan pada SK No. 77/KPTS/Db/1990, Dirjen Bina Marga, tahun 1990, dimana NPV tertinggi mendapat prioritas utama dalam penanganan jalan sehingga dari tabel data yang ada berdasarkan data analisa ekonomi dengan menggunakan tabel penuntun manfaat maka dibuat skala prioritas penanganan jalan sesuai urutan NPV-nya. Urutan prioritas penangan jalan berdasarkan kelompok kondisi penanganannya dengan metode ini yaitu ruas jalan dengan prioritas tertinggi adalah jalan Gora dan terendah jalan Subak I. Urutan prioritas penangan jalan berdasarkan metode SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga, adalah sebagai berikut: 34

Tabel 7.Prioritas Penanganan Jalan Kota dengan berdasarkan SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga Gambar 2. Bobot Hirarki Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kota KESIMPULAN Daya serap air dari eternit berbasis TKKS akan bertambah besar seiring dengan bertambahnya volume serat. Sementara kerapatannya cukup bagus yaitu rata-rata lebih besar dari standar JIS A 5417-1992 yang dipersyaratkan yaitu = 0,8 g/cm 3. Konduktivitas termal eternit lebih rendah dari semen asbes padat λ = 0,576 kkal/mh o C, artinya eternit hasil penelitian ini layak diaplikasikan sebagai plafon rumah. Kekuatan lentur eternit rata-rata masih rendah dengan kata lain eternit ini mudah patah. Kemudian Bobot yang diperoleh untuk metode AHP berbeda bila dibandingkan dengan metode SK No. 77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga, yang tidak hanya mengutamakan nilai ekonomi saja. Urutan prioritas penanganan jalan dengan metode AHP dengan 4 faktor yang ditinjau seperti pada tabel 8 perhitungan skala prioritas penanganan jalan dengan metode AHP yaitu, sebagai berikut : Tabel 8. Perhitungan Skala Prioritas Penanganan Jalan dengan Metode AHP untuk Jalan Kondisi Baik DAFTAR PUSTAKA 35

Tabel 9. Perhitungan Skala Prioritas Penanganan Jalan dengan Metode AHP untuk Jalan Kondisi Sedang Sumber : Analisa Hasil Perhitungan, 2015 - Urutan Penentuan Prioritas pada kondisi rusak adalah sebagai berikut : Tabel 10. Perhitungan Skala Prioritas Penanganan Jalan dengan Metode AHP untuk Jalan Kondisi Jelek/Rusak KESIMPULAN Dari analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Urutan prioritas penanganan jalan kota di Kota Mataram berdasarkan SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga, yaitu: berdasarkan nilai LHR dan NPV didapat urutan prioritas tertinggi di Jalan Gora, dan urutan prioritas terendah yaitu Jalan Subak I. 2. Urutan prioritas penanganan jalan kota berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), berdasarkan niai koefisien faktor-faktor yang digunakan yaitu : faktor kondisi jalan, faktor volume lalu lintas, faktor ekonomi, dan faktor tata guna lahan. Skala prioritas tertinggi yaitu di Jalan Gora, sedangkan skala prioritas terendah, yaitu di Jalan Subak I. 3. Kemudian selanjutnya untuk ruas jalan yang lain terdapat perbedaan karena faktor yang digunakan sebagai penentu pada skala penentuan prioritas penanganan jalan. Seperti pada Jalan Peternakan pada metode AHP menjadi prioritas kedua sedangkan pada metode SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga menjadi prioritas keempat. Maka berdasarkan hal tersebut metode AHP untuk menentukan skala prioritas penanganan dengan permasalahan yang lebih komplek sedangkan metode SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga untuk menentukan skala prioritas penanganan dengan permasalahan yang lebih sederhana terutama karena faktor volume lalu lintas dan NPV. SARAN Dari hasil kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal berikut: 1. Dalam menentukan Skala prioritas penanganan jalan kota di Kota Mataram, pemerintah daerah Kota Mataram perlu mempertimbangkan cara AHP selain Berdasarkan SK No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga. Adapun pertimbangannya adalah dengan Metode AHP akan dapat mengkombinasikan berbagai aspek dan kriteria yang dilakukan dengan pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan sehingga hasil urutan prioritas penanganan jalan yang dihasilkan lebih mengakomodir permasalahan yang dihadapi sekarang. 2. Untuk mendapatkan hasil sesuai harapan dan tujuan, dalam penentuan skala prioritas penanganan jalan dengan metode AHP, response expert yang dituju harus benar-benar memiliki kemampuan/keahlian di bidangnya dan tingkat konsistensi harus memenuhi terhadap jawaban yang disampaikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2014), Keputusan Walikota Mataram No. 1053/IX/2014. Mataram: Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram. Brodjonegoro, P.S, (1991), Petunjuk Mengenai Teori dan Aplikasi dari Model The Analytic Hierarchy Process. Jakarta : Sapta Utama. 36

Dirjen Bina Marga, (1990), SK. No. 77/KPTS/Db/1990. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum RI. Saaty, T.L., (1986), Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Kompleks, Jakarta : PT Pustaka Binman Pressindo. 37