LAMPIRAN 39
Lampiran. Prosedur Analisis Bahan Baku dan Karakteristik Produk bakto Agar a) Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven (AOAC 005) Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah menguapkan molekul air (H O) bebas yang ada dalam sampel. Kemudian sampel ditimbang sampai didapat bobot konstan yang diasumsikan semua air yang terkandung dalam sampel sudah diuapkan. Selisih bobot sebelum dan sesudah pengeringan merupakan banyaknya air yang diuapkan. Prosedur analisis kadar air sebagai berikut: cawan yang akan digunakan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 00-05 o C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). ditimbang sebanyak gram dalam cawan yang sudah dikeringkan (B) kemudian dioven pada suhu 00-05 o C selama 6 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (C). Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan. Kadar air dihitung dengan rumus: b) Penetapan Kadar Abu dengan Metode Oven (AOAC 005) Analisis kadar abu dilakukan menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah pembakaran atau pengabuan bahan-bahan organik yang diuraikan menjadi air (H O) dan karbondioksida (CO ) tetapi zat anorganik tidak terbakar. Zat anorganik ini disebut abu. Prosedur analisis kadar abu sebagai berikut: cawan yang akan digunakan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 00-05 o C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). ditimbang sebanyak g dalam cawan yang sudah dikeringkan (B) kemudian dibakar di atas nyala pembakar sampai tidak berasap dan dilanjutkan dengan pengabuan di dalam tanur bersuhu 550-600 o C sampai pengabuan sempurna. yang sudah diabukan didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C). Tahap pembakaran dalam tanur diulangi sampai didapat bobot yang konstan. Kadar abu dihitung dengan rumus: c) Analisis Kadar Lemak (AOAC 005) Analisis kadar lemak dilakukan dengan metode sokhlet. Prinsipnya adalah lemak yang terdapat dalam sampel diekstrak dengan menggunakan pelarut lemak non polar. Prosedur analisis kadar lemak sebagai berikut: labu lemak yang akan digunakan dioven selama 30 menit pada suhu 00-05 0C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). ditimbang sebanyak gram (B) lalu dibungkus dengan kertas saring, ditutup dengan kapas bebas lemak dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi sokhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak yang telah dioven dan diketahui bobotnya. Pelarut heksan atau pelarut lemak lain dituangkan sampai sampel terendam dan dilakukan refluks atau ektraksi lemak selama 5-6 jam atau sampai palarut lemak yang turun ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut lemak yang telah digunakan, disuling dan ditampung setelah itu ekstrak lemak yang ada dalam labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 00-05 0C selama jam, lalu labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C). Tahap 40
pengeringan labu lemak diulangi sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar lemak dihitung dengan rumus: d) Analisis Kadar Protein (AOAC 995) Prinsip metode ini adalah senyawa nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H SO 4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititrasi dengan larutan baku asam. Sejumlah 0. gram bahan baku dan satu gram katalis (Na SO 4 : CuSO 4 ) dimasukkan ke dalam labu kjedahl, kemudian ditambahkan.5 ml H SO 4 pekat. Campuran tersebut kemudian didestruksi sampai cairan dalam labu menjadi jernih. selanjutnya didinginkan dan ditambahkan sejumlah air secara perlahan-lahan dan didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke alat destilasi yang sudah dibilas dengan air, lalu ditambahkan 5 ml NaOH 50%. Distilat ditampung dengan 5 ml HCl 0.0 N. Destilasi dilakukan sampai volume cairan penampung menjadi dua kali semula. serta indikator mengsel. Hasil destilasi selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan H SO 4 0.0 N hingga cairan berwarna ungu. Dengan cara yang sama dibuat blanko. Kadar protein dihitung dengan rumus : ( ) Keterangan : FK = Faktor konversi (6.5 untuk produk perikanan) e) Analisa Kadar Serat Kasar (SNI 0-89-99) Prinsip metode ini adalah ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lain. yang bebas lemak ditimbang sebanyak dua gram dan dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 600 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml larutan H SO 4.5% dan dididihkan selama 30 menit dengan pendingin tegak. Selanjutnya ditambahkan NaOH 3.5% sebanyak 50 ml dan dididihkan kembali selama 30 menit. Dalam keadaan panas, saring dengan kertas saring tak berabu (kertas saring whatman) yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian endapan yang tersisa dikertas saring dicuci berturut-turut dengan H SO 4.5% panas, air panas, dan etanol 96%. Setelah kertas saring tercuci, angkat kertas saring beserta isinya kemudian dikeringkan ke dalam oven bersuhu 05 o C selama jam. Setelah kering kertas saring ditimbang dan dihitung. Kadar serat kasar dihitung dengan rumus : Keterangan : A = bobot contoh + kertas saring setelah dioven (gram) B = kertas saring kering (gram) W = bobot contoh (gram) 4
f) Analisis Kadar Karbohidrat (by difference) Perhitungan kadar karbohidrat dilakukan dengan cara by difference dengan persamaan : Kadar karbohidrat (%) =00%-(% air+ % abu+ % protein+ % lemak) g) Penetapan Nilai ph (AOAC, 995) dalam wadah diukur phnya dengan menggunakan ph meter. Mula-mula ph meter dinyalakan dan kemudian dimasukkan kedalam buffer 4,3 dan ph 6,86 untuk dikalibrasi. ditimbang sebanyak gram yang dilarutkan dalam 0 ml akuades dan dimasukkan ke dalam gelas ukur. Setelah itu sampel diukur dengan menggunakan ph meter. Nilai yang diperoleh dari hasil pembacaan pada ph meter selama satu menit atau sampai angka digital yang menunjukkan nilai ph tidak berubah. h) Penetapan Kadar Sulfat (AOAC 995) Satu gram contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml asam klorida 0, N. Erlenmeyer tersebut dipasangkan ke kondensor, dipanaskan sampai mendidih, dan direfluks selama satu jam. Setelah itu, ditambahkan 5 ml larutan hidrogen peroksida 0 % dan refluks dilanjutkan selama lima jam sampai larutan benar-benar jernih. Larutan hasil refluks dipindahkan dalam gelas piala 600 ml dan dipanaskan sampai mendidih. Tambahkan 0 ml barium klorida 0% setetes demi setetes hingga terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring bersih dengan kertas saring bebas abu. Selanjutnya endapan yang terdapat pada kertas saring dicuci dengan akuades hingga bebas klorida. Kertas saring tersebut dikeringkan dalam oven dan diabukan pada suhu 000 o C. Dalam tanur sampai didapatkan abu berwarna putih. Setelah dingin, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Perhitungan persentase kandungan sulfat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : ( ) ( ) i) Penetapan Kekuatan Gel Larutan agar-agar disiapkan dengan konsentrasi,5% kemudian deipanaskan selama 0 menit sambil diaduk. Bobot total sebelum dan sesudah pemanasan dijaga konstan. Larutan panas dimasukkan ke dalam cetakan yang berdiameter 3 cm dan 4 cm. Larutan agar-agar dibiarkan membentuk gel selama satu malam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Texture Analyzer model TA-XTi yang dihubungkan dengan program Texture Expert. Kekuatannya dinyatakan dalam satuan gram force (g/cm ) j) Rendemen Agar-Agar Rendemen agar dihitung berdasarkan bobot rumput laut (anhydrous weed). Perhitungan rendemen agar-agar dilakukan dengan rumus sebagai berikut : 4
k) Viskositas Pengukuran viskositas digunakan Viscometer Brookfield spindle no. dengan kecepatan putar 30 rpm. berupa filtrat bakto agar bersuhu 50 o C dimasukkan ke dalam tabung viscometer, kemudian viscometer dinyalakan. Viskositas dipengaruhi oleh jumlah zat terlarut yang ada dalam larutan tersebut. Viskositas dihitung dengan mengalikan hasil pembacaan pada viscometer (dial reading) dengan faktor kali sesuai dengan nomor spindle dan rpm yang digunakan pada viscometer. Nilai viskositas dinyatakan dalam satuan centipoises (cp). l) Uji Mikrobiologi Total Plate Count (Fardiaz 99) Peralatan yang digunakan untuk perhitungan TPC terlebih dahulu disterikan dengan menggunakan autoclave pada suhu o C selama 5 menit. Peralatan dan bahan yang disterilan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat, atau menaruhnya dalam suatu wadah yang tertutup. Dalam perhitungan TPC, digunakan dua macam media yaitu media padat berupa agar dan media cair berupa larutan garam fisiologis (0.9%) yang digunakan untuk pengenceran. Pengenceran dilakukan pada tabung ulir hingga pengenceran 0-6 atau 0-7. Biakan E.Coli dan khamir sebelumnya diinokulasi dalam nutrient broth dan potato dextrose broth dan diinkubasi pada suhu 36 o C selama 4 jam. Pengenceran yang digunakan adalah pengenceran dengan seri 0-6 dan 0 7. Seri pengenceran tersebut kemudian diinokulasikan pada agar cawan dengan metode tuang sebanyak 0. ml. Setelah dilakukan plating, agar cawan diinkubasikan dalam inkubator bersuhu 36 o C selama 48 jam. Setelah 48 jam, dilakukan perhitungan jumlah koloni dengan menggunakan alat colony counter. Perhitungan jumlah sel dapat dihitung dengan rumus : Keterangan : Satuan perhitungan jumlah sel = CFU/g FP = Faktor seri pengenceran FI = inokulasi biakan yang dituang (ml) 43
Lampiran. Penampakan Fisik Produk Bakto Agar No Gambar Keterangan Produk bakto agar yang dihasilkan dengan menggunakan pengering oven. Produk bakto agar yang dihasilkan dengan menggunakan pengering semprot. 3 Produk bakto agar yang dihasilkan dengan menggunakan pengering drum. 44
Lampiran 3. Data Hasil Analisa Fisiko Kimia Bakto Agar. Data Rendemen Bakto Agar Jenis Pengering Rendemen (%) O oven 9.88 O oven 8. S spray drier.7 S spray drier. D drum drier 4.57 D drum drier 5.99 O oven.0 O oven 0.44 S spray drier.63 S spray drier.8 D drum drier 8.06 D drum drier 8.34. Data Kadar Air Bakto Agar Jenis Pengering Kadar Air (%) O oven 4.49 O oven 4.30 S spray drier 9.58 S spray drier 9.07 D drum drier 8.87 D drum drier 7.74 O oven 3.60 O oven 3.73 S spray drier 8.87 S spray drier 8.90 D drum drier 6.84 D drum drier 6. 45
3. Data Kadar Abu Bakto Agar Jenis Pengering Kadar Abu (%) O oven 4.6 O oven 4.37 S spray drier 6.07 S spray drier 6.46 D drum drier 4.6 D drum drier 5.45 O oven 4.5 O oven 4.4 S spray drier 6.43 S spray drier 6.08 D drum drier 5.0 D drum drier 5.38 4. Data Nilai ph Bakto Agar Jenis Pengering Nilai ph O oven 5.48 O oven 5.57 S spray drier 6. S spray drier 6.07 D drum drier 5.76 D drum drier 5.70 O oven 5.56 O oven 5.70 S spray drier 5.59 S spray drier 6.05 D drum drier 5.7 D drum drier 5.74 5. Data kadar sulfat bakto agar Jenis Pengering Kadar Sulfat (%) O oven.79 S spray drier 3.7 D drum drier 3.3 Kontrol Bakto Difco 0.73 O oven.9 S spray drier 3.9 D drum drier 3.63 46
6. Data kekuatan gel bakto agar Konsentrasi (%) Kekuatan Gel (gf) Waktu (detik) Jarak pecah (mm) O.5 03.0 5.45 5.45 O.0 8.9 5.00 5.98 O3.5 330.7 4.645 4.64 S.5.8 5.05 5.00 S.0 85.5 4.800 4.798 S3.5. 4.675 4.675 D.5 38. 5.805 5.805 D.0 4.0 5.580 5.580 D3.5 80.0 5.630 5.630 Kontrol.5 404.4 3.50 3.50 O.5 304.8 5.68 5.65 S.5 6.7 5.557 5.557 D.5 69.8 5.58 5.58 7. Data Perhitungan TPC Perlakuan Koloni 0-6 Sel- 6 Koloni 0-7 (CFU/g) Sel -7 (CFU/g) E. coli pengering oven 4 0 4.0.E+08.00.E+08 pengering semprot 63 0 6.30.E+08.00.E+08 pengering drum 43 7 4.30.E+08.40.E+08 Kontrol (NB +Difco) 84 8.40.E+08.0.E+08 Kontrol Negatif - - - - S. cerevisiae pengering oven 9 6.9.E+09 3.0.E+08 pengering semprot 0.0.E+09 4.0.E+08 pengering drum 83 73 8.30.E+08.46.E+09 Kontrol (PDB + Difco) 70 33 7.00.E+08 6.60.E+08 Kontrol Negatif - - - - E.coli pengering oven 5 6 5.0.E+08.0.E+08 pengering semprot 6 9 6.0.E+08.80.E+08 pengering drum 5.0.E+08.00.E+08 Kontrol (NB + Difco) 50 6 5.00.E+08.0.E+08 Kontrol Negatif - - - - S. cerevisiae pengering oven 79 0 7.90.E+08.00.E+08 pengering semprot 83 8.30.E+08 4.0.E+08 pengering drum 58 7 5.80.E+08.40.E+08 Kontrol (PDB + Difco) 64 3 6.40.E+08.60.E+08 Kontrol Negatif - - - - 47
Lampiran 4. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Rendemen Bakto Agar a. Data Rendemen Bakto Agar I (%) II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi O 9.05 0.8 9.93.5 S.4.7.43 0.4 D 6.5 8.0 7..38 b. Hasis Analisis Varian Rendemen Bakto Agar Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 57.7740 8.887 3.834 0.04 9.55 Error 3 3.6359.9 Total 5 6.400 * berpengaruh nyata pada α=0.05 c. Hasil Uji Lanjut LSD Rendemen Bakto Agar Nilai LSD =.844 Perlakuan Ratarata S D O.43 7.5 9.935 S.43 0 tn a a D 7.5 4.795 * 0 tn b b O 9.935 7.505 0.8* 0 tn c c Keterangan : O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan pengering oven S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier Notasi 48
Lampiran 5. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Air Bakto Agar a. Data Kadar Air Bakto Agar I (%) II (%) Rata-rata (%) Standar deviasi O 4.40 3.66 4.03 0.5 S 9.3 8.89 9. 0.30 D 8.3 6.53 7.4.6 b. Hasil Analisis Varian Kadar Air Bakto Agar Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 47.93 3.5957 36.9 0.007 9.55 Error 3.9505 0.650 Total 5 49.48 * berpengaruh nyata pada α=0.05 c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Air Bakto Agar Nilai LSD = 0.89 Perlakuan Rata-rata D S O 7.47 9.05 4.03 D 7.47 0 tn a a S 9.05.635 * 0 tn b b O 4.03 6.56 * 0 tn b Keterangan : O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan pengering oven S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier Notasi 49
Lampiran 6. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Abu Bakto Agar a. Data Kadar Abu Bakto Agar I (%) II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi O 4.3 4.47 4.39 0. S 6.7 6.6 6.6 0.0 D 4.86 5.0 5.03 0.4 b. Hasil Analisis Varian Kadar Abu Bakto Agar Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 3.6336.868 77.5 0.006 9.55 Error 3 0.0707 0.36 Total 5 3.704 * berpengaruh nyata pada α=0.05 c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Abu Bakto Agar Nilai LSD = 6.60 x 0-6 Perlakuan Rata-rata O D S 4.39 5.03 6.65 Notasi O 4.39 0 tn a a D 5.03 0.64 * 0 tn b b S 6.6.875 * 0 tn b b Keterangan : O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan metode oven S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier 50
Lampiran 7. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Nilai ph Bakto Agar a. Data Nilai ph Bakto Agar I II Rata-rata Standar Deviasi O 5.53 5.63 5.58 0.07 S 6.09 5.8 5.96 0.9 D 5.73 5.73 5.73 0.00 b. Hasil Analisis Varian Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 0.45 0.073 5.6 0.07 9.55 Error 3 0.045 0.038 Total 5 0.839 * tidak berpengaruh nyata pada α=0.05 5
Lampiran 8. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kadar Sulfat Bakto Agar a. Data Kadar Sulfat Bakto Agar I (%) II (%) Rata-rata (%) Standar Deviasi O.79.9.86 0.09 S 3.7 3.9 3.8 0.5 D 3.3 3.63 3.48 0. b. Hasil Analisis Varian Kadar Sulfat Bakto Agar Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 4.3877.939 83.79 0.00 9.55 Error 3 0.0785 0.06 Total 5 4.4663 * berpengaruh nyata pada α=0.05 c. Hasil Uji Lanjut LSD Kadar Sulfat Bakto Agar Nilai LSD = 9.5 x0-6 Perlakuan Rata-rata O D S.855 3.475 3.85 Notasi O.855 0 tn a a D 3.475.6 * 0 tn b b S 3.85.96 * 0 tn b Keterangan : O = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan metode oven S = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan spray drier D = Perlakuan pengeringan dengan menggunakan drum drier 5
Lampiran 9. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Kekuatan Gel Bakto Agar [.5%] a. Data Nilai Kekuatan Gel Bakto Agar I II Rata-rata (g/cm ) (g/cm ) (g/cm ) Standar Deviasi O 330.70 304.80 37.75 8.3 S.0 6.70 4.95 7.93 D 80.00 69.80 74.90 7. b. Hasil Analisis Varian Kekuatan Gel Bakto Agar Sumber Keragaman db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel Jenis Pengeringan 5778.300 889.550 7.4 0.068 9.55 Error 3 67.5500 389.833 Total 5 6945.8600 * tidak berpengaruh nyata pada α=0.05 53
Lampiran 0. Hasil Analisis Varian Pengaruh Faktor Jenis Pengeringan terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Hasil Analisis TPC E. coli a. Data TPC (NB + Bakto Agar) I II Rata-rata (CFU/g) (CFU/g) (CFU/g) O 3.05E+08 3.5E+08 3.0E+08 S 4.5E+08 3.95E+08 4.05E+08 D.85E+08.55E+08.0E+08 b. Hasil Analisis Varian Sumber Keragaman Jenis Pengeringan db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel 3.43E+6.7E+6 5.909 0.09 9.55 Error 3 8.70E+5.90E+5 Total 5 4.93E+6 * tidak berpengaruh nyata pada α=0.05 Hasil Analisis TPC S. cereviceae a. Data TPC (PDB + Bakto Agar) I II Rata-rata (CFU/g) (CFU/g) (CFU/g) O 8.05E+08 4.95E+08 6.50E+08 S 7.60E+08 6.5E+08 6.93E+08 D.5E+09 3.60E+08 7.53E+08 b. Hasil Analisis Varian Sumber Keragaman Jenis Pengeringan db Kuadrat Kuadrat ratarata F Hitung Nilai P F Tabel.06E+6 5.304E+5 0.04356 0.95796 9.55 Error 3 3.653E+7.7E+7 Total 5 3.759E+7 * tidak berpengaruh nyata pada α=0.05 54
Lampiran. Penampakan Koloni E. coli, S. cerevisiae, dan Kontrol Negatif No. Gambar Keterangan Aplikasi produk bakto agar dalam media pertumbuhan mikroorganisme E.coli. Aplikasi produk bakto agar dalam media pertumbuhan mikroorganisme S. cerevisiae. 3 Kontrol negatif produk bakto agar (tanpa diberi NB ataupun PDB). 55