PEMBUATAN GAME TOP DOWN SHOOTER SURROUNDED UNTUK PLATFORM ANDROID

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN GAME D.O.M MENGGUNAKAN UNITY

PEMBUATAN GAME TOWER DEFENSE SHOOTER "FORTRESS DEFENDER W-AR" DENGAN FITUR AUGMENTED REALITY

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain pengertian game, pembuatan game,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1.3 Target Pemain Target pemain pada game Cari Kata Indonesia ini adalah semua umur, sehingga segala usia dapat memainkan game ini.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI GAME

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam bidang komputer, banyak digunakan dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat Android dalam menjalankan aplikasi game Tetris Nusantara: Android : Gingerbread 2.3

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI GAME

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA Pembuatan Antarmuka (Interface Design)

PROSEDUR MENJALANKAN PROGRAM APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. ada maka game tidak akan berjalan dengan baik. Elemen-elemen pembuatan game

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI GAME MULTIPLAYER TRAP N TREASURE MENGGUNAKAN GAME ENGINE UNITY 3D BERBASIS ANDROID

PEMBUATAN GAME VIRTUAL REALITY AETHER MENGGUNAKAN OCULUS RIFT DK2 DAN LEAP MOTION CONTROLLER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Game Konsep Game Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1.3 Target Pemain Target pemain pada game Pangeran Diponegoro ini adalah semua umur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. Pernahkah anda bermain game pada smartphone anda? a. Pernah b. Tidak pernah

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENERAPAN METODE COLLISION DETECTION DALAM PERMAINAN BERBASIS ANDROID. Yulianti Haerun Nisa,Prihastuti Harsani dan Arie Qur ania.

Gambar Error! No text of specified style in document.4.1 Tampilan Icon Banana Catch

ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN GAME. Program ini dirancang dan dibangun menggunakan perangkat keras atau hardware yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN GAME

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III TINJUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang khas dengan ibu kota adalah bajaj.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Newzoo Report Mengenai Jumlah Mobile Gamer di Indonesia 1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN APLIKASI PERMAINAN BACK TO THE EARTH MENGGUNAKAN C# DAN Js

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diperlukan agar dapat mengimplementasikan game Job Seeker ini. a. Intel Pentium 4 2,34 Ghz. b. Memory (RAM) 512MB RAM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Pada bab 4 ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Konsep Dasar Proyek Pengembangan Game Konsep Dasar Game

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Elemen-elemen ini mempunyai keterkaitan satu sama lain, apabila salah satu tidak

RANCANG BANGUN GAME EDUKASI ASAH OTAK ANAK BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN APLIKASI CONSTRUCT 2

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan spesifikasi sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI Analisis Kebutuhan Fungsi dan Kinerja Fungsi dan kinerja yang dibutuhkan dalam aplikasi ini adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras yang disarankan sebagai berikut: Tabel 4.1 Spesifikasi Game

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merupakan penjelasan secara rinci tahap produksi dan tahap pasca produksi

Gambar 4.6 Tampilan Main Menu Dari Game Thinkmath

Internalisasi Karakter Konservasi Lingkungan melalui Media Game Deservasi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang mendukung dalam menjalankan game Lex the Animal

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi pada era ini telah membuat banyak

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN

GAME 3D NO WAY OUT DENGAN FITUR VIRTUAL REALITY

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Berikut merupakan langkah langkah instalasi game Di sini ada Hantu. 1. Copyfile Di sini ada Hantu.xap ke dalam folder aplikasi Windows Phone

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Gambar 4.1 File Explorer Pada Smartphone. 2. Cari file WarElement.apk kemudian pilih file WarElement.apk.

BAB 1 PENDAHULUAN. game hanya dijadikan sarana hiburan semata namun sekarang game telah. dan console tetapi sekarang sudah memasuki era mobile game.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN GAME RUNTHINK CHAPTER 2 PERKALIAN & PEMBAGIAN BERBASIS ANDROID. Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Diploma III

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dikerjakan, dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Proses pembuatan game

APLIKASI GAME ALIEN MENGGUNAKAN UNITY. : Dwi Handayani NPM : Pembimbing : Revida Iriana, S.Kom., MMSI

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN GAME

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

APLIKASI GAME EDUKASI BOOK OF PHANTASM DENGAN MENGGUNAKAN UNITY3D UNTUK MENINGKATKAN FREKUENSI BELAJAR

PEMBUATAN GAME GUEG AIRLINE MENGGUNAKAN CONSTRUCT 2 NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Tri Hadiasto Arifin

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. ketiga dalam metode waterfall, implementasi sistem. Implementasi sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

-Aplikasi Backend 1. Install dot NET framework 4 dr link berikut

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

APLIKASI PERMAINAN PETUALANGAN RENAL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RPG MAKER MV BERBASIS ANDROID : RENALDI AGUNG NUGROHO NPM :

PENGEMBANGAN GAME EDUKASI 2D PLATFORMER PETUALANGAN RAMA SINTA BERBASIS ANDROID

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

PEMBUATAN GAME TOP DOWN SHOOTER SURROUNDED UNTUK PLATFORM ANDROID Darren Kho 1) Jeanny Pragantha 2) Rendi Kristyadi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika email : darren_kho@hotmail.com 2) Dosen Program Studi Teknik Informatika email : jeannyp@fti.untar.ac.id 3) Dosen Program Studi Teknik Informatika email : rendi88@gmail.com ABSTRAK Game Surrounded adalah game dengan genre Top Down Shooter dengan tampilan 3D yang dapat dimainkan di smartphone dengan sistem operasi Android. Game ini dirancang dengan menggunakan game engine Unity dengan C# sebagai bahasa pemrogramannya. Game ini memiliki tujuan untuk menyelesaikan objective yang diberikan, yaitu mencari suatu barang diantara kerumunan zombie yang ada di dalam game. Pengujian dilakukan dengan metode blackbox testing, alpha testing oleh dosen pembimbing, dan beta testing dengan melalui survei pada 30 responden. Hasil pengujian menunjukkan bahwa banyak pemain yang sudah pernah memainkan game Top Down Shooter sebelumnya. Game Surrounded memiliki desain tampilan, cerita, dan gameplay yang menarik, namun masih memiliki kekurangan yaitu kontrol karakter yang sedikit susah. Kata Kunci: Zombie, Top Down Shooter, Unity3D, C#, Android, Surrounded 1. Pendahuluan Salah satu genre yang cukup diminati oleh sebagian besar pecinta game adalah Top Down Shooter. Top Down Shooter Game dapat dikategorikan sebagai salah satu action game dengan gameplay model pertarungan. Shooter game sendiri dapat dibagi menjadi berbagai jenis game shooter, salah satunya adalah dual-stick shooter atau twin-stick shooter. Dual-stick shooter adalah genre game yang menerapkan virtual thumbsticks pada game, satu kontrol joystick menentukan gerakan karakter yang posisi joystick-nya berada di kiri bawah, dan satunya lagi menentukan arah tembakan dan posisi joysticknya berada pada kanan bawah. Game yang dirancang adalah game dual-stick shooter yang berjudul SURROUNDED. Dalam game ini pemain tersesat pada sebuah kota dan pemain ditantang untuk selamat dari serangan zombie yang ada di dalam kota. Selain bertahan hidup pemain juga ditantang untuk menyelesaikan misi-misi yang ada. Setiap misi punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Selain itu, pemain juga akan mendapatkan senjata atau obat untuk membantu pemain bertahan hidup jika berhasil mengumpulkan poin yang cukup. Salah satu inspirasi game Surrounded berasal dari game yang berjudul Zombie Shooter. Kedua game ini memiliki persamaan, yaitu sama-sama game dengan genre top down shooter. Game Zombie Shooter dibuat oleh salah satu mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara yang bernama Agus Hendrah Roni[1]. 2. Dasar Teori Dalam pembuatan game terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan agar dapat mencapai tujuan dan agar pemain mendapatkan user experience yang bagus. Oleh karena dibutuhkan suatu tahapan perancangan untuk mengembangkan suatu game. 36

Tahapan Perancangan Menurut Eko Nugroho (designer/co-founder Kummara), proses pengembangan game terbagi secara garis besar menjadi beberapa tahapan sebagai berikut[2]: 1. Tahap Riset dan Penyusunan Konsep Dasar Pada tahap ini ide dasar, objektif, tema, target audience, teknologi, media (platform), serta berbagai batasan lain dirumuskan. Tahapan riset ini menjadi sebuah tahapan krusial, berbagai elemen dasar dari sebuah game yang akan disusun. 2. Perumusan Gameplay Pada tahap ini game designer merumuskan gameplay atau gamechanic yang akan digunakan dalam sebuah game. Gameplay mengatur bagaimana pemain dapat memenuhi objektif dalam game dan mendapatkan pengalaman bermain yang menyenangkan. 3. Penyusunan Asset dan Level Design Dalam tahapan ini game designer fokus pada penyusunan konsep dari semua karakter serta asset (termasuk suara atau musik) yang diperlukan dan juga level design atau pengelompokan tingkat kesulitan serta berbagai asset yang tepat pada tiap level (jika ada lebih dari satu level) agar game dapat menghadirkan pengalaman bermain yang optimal. 4. Test Play (Prototyping) Pada tahapan ini sebuah prototype atau dummy dihadirkan untuk menguji gameplay serta berbagai konsep yang telah tersusun, baik dalam tiap level maupun secara keseluruhan, serta melakukan berbagai perbaikan yang diperlukan. 5. Development Pada tahap ini seluruh konsep (karakter dan asset) yang sebelumnya telah tersusun mulai dikembangkan secara penuh, game engine mulai dikembangkan, dan semua elemen mulai dipadukan. 6. Alpha/close beta Test (UX - Initial Balancing) Fokus utama pada tahap ini adalah untuk mengetahui apakah semua komponen utama dari game telah mampu memberikan user experience seperti yang diharapkan sekaligus juga untuk mendeteksi adanya masalah teknis yang belum terdeteksi pada tahapan sebelumnya. 7. Rilis Pada tahap ini game sudah siap untuk dirilis dan diperkenalkan pada target pemainnya. Ketika sebuah game telah dirilis untuk publik bukan berarti proses pengembangan selesai, game umumnya terus dioptimalkan. Hal ini untuk memastikan bahwa game yang dihadirkan benarbenar mampu memberikan pengalaman bermain yang maksimal. 3. Alur Aplikasi Game Surrounded adalah game ber-genre Top Down Shooter. Pemain diberikan 2 buah virtual joystick, 1 joystick di sebelah sudut kiri bawah layar yang berfungsi sebagai pergerakan karakter dan 1 joystick lagi di sudut kanan bawah layar yang berfungsi sebagai pengatur arah tembakan. Pemain diberikan tugas-tugas tertentu yang harus dikerjakan agar game dapat selesai dan terdapat pula uang yang dapat digunakan untuk membeli berbagai macam senjata. Untuk mengukur kemampuan pemain, terdapat mode Survival, mode ini menugaskan pemain agar dapat bertahan selama mungkin di suatu tempat yang dipenuhi zombie. Semakin banyak zombie yang dibunuh, maka semakin tinggi pula skor yang didapat. Skor yang diraih pemain akan tercatat di leaderboard.. 4. Hasil Pengujian Setelah melalui tahap pembuatan, game yang telah selesai dibuat akan memasuki tahap pengujian. Pengujian game dilakukan untuk memastikan bahwa game telah berjalan dengan baik. Tahap pengujan game terdiri dari 3 metode, yaitu blackbox testing, alpha testing dan beta testing. 4.1 Blackbox Testing Pengujian blackbox dilakukan terhadap modulmodul yang ada untuk memastikan bahwa setiap modul berfungsi dengan baik. Berikut ini adalah pengujian-pengujian yang dilakukan pada modul dari game Surrounded: 1. Pengujian Modul Main Menu Modul ini berisi empat tombol yaitu Play, Shop, Options, Quit, dan terdapat scene suasana yang ada di dalam permainan. Fungsi utama dari tombol-tombol tersebut adalah membuka modul berikutnya. Tombol Play untuk membuka modul Campaign-Survival, tombol Shop untuk membuka modul Shop, tombol options untuk membuka modul options dan quit untuk keluar dari game. Hasil pengujian sudah sesuai dengan rancangan dan sudah mengembalikan hasil yang sesuai. Tampilan Main Menu dapat dilihat pada Gambar 1. 37

Gambar 1 Tampilan Dua Dimensi Main Menu. 2. Pengujian Modul Play Modul ini terbagi menjadi 3 sub-modul, yaitu: a. Modul Campaign Mode Level Select Pada modul ini user dapat memilih 1 diantara 3 level dengan menekan tombol level yang akan dimainkan, tombol level dapat di klik. Seluruh tombol pada modul ini sudah berfungsi dengan benar. Tampilan Campaign Mode Level Select dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3 Tampilan Survival Mode Level Select. 3. Modul Options Pada modul ini terdapat tombol sound setting, dan help. Pada saat tombol sound setting dipilih maka akan menampilkan sound setting yang digunakan untuk mengatur besar/kecilnya suara pada background suara dan efek suara, jika tombol help dipilih maka akan memunculkan informasi tentang barang-barang dasar yang ada di dalam game. Hasil pengujian sudah sesuai dengan rancangan dan sudah mengembalikan hasil yang sesuai. Tampilan Options dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 2 Tampilan Campaign Mode-Level Select. b. Modul Survival Mode Level Select Sama seperti Mode Campaign, pada modul ini user dapat memilih level dan terdapat button Hi Score untuk melihat skor tertinggi yang pernah dicapai. Pengujian menunjukan modul ini sudah berjalan dengan baik. Tampilan Survival Mode Level Select dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4 Tampilan Options. 4. Gameplay Pengujian ini terbagi menjadi empat sub-bagian, yaitu: a. Pengujian Kontrol Pada tiap level terdapat kontrol dasar untuk menggerakkan karakter dengan menggunakan virtual thumbstick atau virtual joystick. Semua kontrol dasar sudah berfungsi sesuai dengan rancangan pembuatan. Tampilan Kontrol dapat dilihat pada Gambar 5. 38

menutup modul pause menu, dan tombol Main Menu untuk mengembalikan pemain ke modul main menu. Tombol yang dibuat dapat berfungsi dengan baik. Tampilan Pause Menu dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 5 Tampilan Kontrol. b. Pengujian Level Pembuatan denah level dengan menggunakan collider dengan tujuan menahan karakter agar tidak jatuh menembus level. Semua level yang dibuat dapat dieksplorasi sesuai dengan rancangan. Tampilan Level dapat dilihat pada Gambar 6 sampai Gambar 8. Gambar 6 Tampilan Level 1. Gambar 9 Tampilan Pause Menu. d. Pengujian Modul Game Over Modul ini muncul ketika pemain telah berhasil menyelesaikan suatu level atau gagal dalam menjalankan misi. Modul ini berisi informasi misi yang telah diselesaikan. Pada modul ini juga memiliki dua tombol yaitu tombol Restart level yang berfungsi untuk memulai level lagi dan tombol main menu untuk kembali ke modul main menu. Tampilan modul game sudah sesuai dengan rancangan dan berjalan dengan baik. Tampilan Game Over dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 7 Tampilan Level 2. Gambar 9 Tampilan Game Over. 4.2 Beta Testing Gambar 8 Tampilan Level 3. c. Pengujian Modul Pause Menu Modul ini dapat diakses dengan menekan tombol back dari HP pada saat permainan suatu level berlangsung. Pada modul ini terdapat dua tombol yaitu resume game untuk Pengujian Beta Test dilakukan untuk menguji apakah game Surrounded dapat menarik minat orangorang untuk memainkannya. Beta test dilakukan terhadapat semua kalangan termasuk orang yang masih awam dalam dunia pemrograman dan industri game. Pengujian beta test dilakukan secara online pada tanggal 17 Juni 2018 sampai tanggal 21 Juni 2018 dengan menggunakan Google form. Terdapat sebanyak tiga puluh orang yang menjadi responden dari pengujian ini. 39

4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Setelah selesai dilakukan beta testing, maka perlu dilakukan pembahasan untuk menganalisis hasil pengujian yang telah dilakukan. 1. Ada 14 responden (45,2%) yang menggunakan smarthphone dengan RAM 4GB, 10 responden (35,55%) menggunakan RAM 3GB dan sisanya menggunakan RAM 6GB dari total 30 responden dengan ukuran OS yang terendah adalah Android 6.0 (Marshmallow). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ukuran RAM yang dianjurkan agar dapat memainkan game ini dengan lancar adalah minimal RAM 3GB dengan OS Android 6.0 (Marshmallow). Akan tetapi ada 1 responden yang menyatakan game ada sedikit tersendat sebentar, responden itu menggunakan smartphone merk Xiaomi dengan RAM 3GB dan OS 5.0 (Lollipop). Maka, smarhphone merk Xiaomi dengan RAM 3GB dan OS 5.0 (Lollipop) tidak disarankan untuk memainkan game Surrounded. 2. Game dengan genre TOP-DOWN SHOOTER adalah game yang cukup populer, ini dapat dilihat dari jawaban para responden yang menyatakan pernah bermain game dengan genre serupa sebanyak 77,4%. 3. Tampilan game Surrounded sudah rapi dan jelas karena sebanyak 77,4% responden menyatakan mengerti tampilan game. 4. Kondisi lingkungan permainan yang gelap mempersulit responden untuk melihat dan menyelesaikan permainan. Hal ini bisa dilihat pada hasil beta testing yang menunjukkan data sebanyak 16,61% responden menyatakan level 3 game ini sangat sulit diselesaikan, 51,6% menyatakan sulit, 25,8% menyatakan biasa saja, dan sisanya menyatakan mudah. 5. Kesimpulan Setelah selesai melakukan pengujian pada game Surrounded, dari data dan komentar yang muncul dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Game Surrounded memiliki tampilan yang rapi dan mudah dimengerti oleh para pemainnya. 2. Gameplay dari game ini unik karena selain bertahan hidup dari serangan zombie pemain juga harus menyelesaikan mission yang tersedia pada campaign mode, namun pada level 3 dianggap cukup sulit untuk diselesaikan mission-nya karena kondisi permainan yang gelap. 3. Kontrol virtual thumbsticks pada saat menggerakkan karakter pemain sudah cukup bagus, tetapi kontrol menembak sedikit sulit untuk mengenai target zombie karena karakter pemain tidak begitu responsif terhadap kontrol tembak. 4. Fitur object power-up dan weapon sangat membantu pemain dalam menyelesaikan permainan, yaitu mengerjakan semua mis i dan harus bertahan hidup. 5. Pengujian sudah dilakukan pada beberapa jenis HP dan dapat dikatakan bahwa game Surrounded dapat dimainkan dengan lancar pada smarthphone yang memiliki OS minimal 6.0 (Marshmallow) dan prosesor Snapdragon 625 keatas (atau yang sejenis) dengan RAM minimal 3GB. Selain kesimpulan yang diambil dari data dan komentar yang muncul saat pengujian, terdapat saran-saran yang dapat mengembangkan game ini. Berikut ini adalah saran-saran yang disampaikan: 1. Memperbaiki kontrol tembakan agar lebih mudah untuk membidik zombie. 2. Menambah suasana horror pada level 1 dan level 2. 3. Memperbaiki efek partikel yang ada di level 3 supaya tidak terlalu lag. 4. Menambah variasi pada kekuatan musuh dan variasi level. REFERENSI [1] Roni, Agus Hendrah. Pembuatan Game Zombie Shooter Berbasis Android Menggunakan Unity 3D. Jurnal Ilmu Komputer & Sistem Informasi (JIKSI) Vol 4, No 1 (2016): 8-15. Print. [2] Eko Nugroho, 7 Tahap Pengembangan Game. http://tekno.kompas.com/read/2013/08/21/1226508/7.ta hap.pengembangan.game. 21 Agustus 2013. Darren Kho, mahasiswa tingkat akhir Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, Jakarta Jeanny Pragantha, memperoleh gelar Ir. dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1986. Kemudian memperoleh gelar M.Eng. dari Asian Institute of Technology, Bangkok pada tahun 1989. Saat ini sebagai dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, Jakarta. Rendi Kristyadi, memperoleh gelar S.Kom dari Universitas Bina Nusantara pada tahun 2010. Kemudian memperoleh gelar MMSI dari Universitas Bina Nusantara pada tahun 2012. 40