Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 2.Tumbuhan kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) Gambar 1.2. Tumbuhan kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) yang diakses dari internet pada tangal 7 juli 2012
Lampiran 3. uah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) yang dibeli dipasaran Gambar 1.3. uah kurma ina yang dibeli dipasaran
Lampiran 4. Simplisia buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) Gambar 1.4. Simplisia buah kurma ina
Lampiran 5. Mikroskopik serbuk buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) 1 2 3 Gambar 1.5. Mikroskopik serbuk buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) 1. Sel rambut yang kolaps 2. Par enkim berisi Kristal kalsium oksalat bentuk jarum 3. Sel rambut biasa
Lampiran 6. agan pembuatan serbuk simplisia dan ekstrak buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.). agan pembuatan serbuk simplisia buah kurma ina uah kurma ina 2,3 Kg Dibersihkan dari pengotor Dicuci hingga bersih Ditiriskan hingga tidak ada lagi air Ditimbang sebagai berat basah Dikeringkan di lemari pengering Simplisia 1,2 Kg Serbuk simplisia Dihaluskan Dilakukan pemeriksaan karakteristik simplisia makroskopik mikroskopik Kadar abu total Kadar abu tidak larut dalam asam Kadar sari larut air Kadar sari larut etanol Kadar air
Lampiran 6. (Lanjutan). agan pembuatan ekstrak buah kurma ina dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 70% Serbuk Simplisia 400 g Direndam dalam bejana tertutup dengan etanol 70% selama 3 jam Hasil rendaman akan menetes secukupnya Dipindahkan ke dalam percolator Dituangi etanol 70% secukupnya Didiamkan selama 24 jam, selanjutnya cairan Ditambahkan cairan penyari berulang-ulang mpas Ekstrak cair evaporator Dipekatkan dengan rotary dan dikering bekukan dengan freeze dryer Ekstrak kental Etanol 70%
Lampiran 6. (Lanjutan). agan pembuatan ekstrak kurma ina dengan cara perkolasi bertahap Serbuk Simplisia 360 g Diperkolasi dengan n-heksana Ekstrak n-heksana (perkolat) Ekstrak n-heksana kental Dipekatkan dengan rotary evaporatory Dikering bekukan dengan freeze dryer Fraksi kloroform (perkolat) mpas dari n- heksana Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan Diperkolasi dengan kloroform mpas dari kloroform Dikeringkan dengan cara diangin- Diperkolasi dengan etilasetat anginkan fraksi kloroform kental Dipekatkan dengan rotary Evaporatory Dikering bekukan dengan freeze dryer fraksi etilasetat (perkolat) mpas dari etilasetat Dikeringkan dengan cara di Diperkolasi angin-anginkan Dipekatkan dengan rotary evaporatory Dikering bekukan dengan freeze dryer
dengan metanol fraksi etilasetat kental fraksi metanol (perkolat) mpas dari metanol dengan Dipekatkan dengan rotary evaporatory Dikering bekukan freeze dryer fraksi metanol kental Lampiran 7. agan pengujian aktivitas antimikroba pada bakteri iakan murni bakteri Stok kultur bakteri Diambil dengan jarum ose steril Ditanam pada media N miring Diinkubasi pada suhu 37 O selama 24 jam broth Diambil 1 ose Disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient Diukur kekeruhan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25% Inokulum bakteri Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri Ditambahkan 20 ml media cair nutrient agar ke dalam cawan petri Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat Media padat Dilubangi dengan punch hole Dimasukkan 0,1 ml ekstrak dengan berbagai
konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko Dilakukan pra-inkubasi selama 15 menit Diinkubasi pada suhu 36-37 o selama 18-24 jam Diukur diameter zona hambat di sekitar larutan penguji Hasil Lampiran 8. agan pengujian aktivitas antimikroba pada jamur iakan murni jamur Stok kultur jamur Diambil dengan jarum ose steril Ditanam pada media SD miring Diinkubasi pada suhu 20-25 o selama 48 jam broth Diambil 1 ose Disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient Diukur kekeruhan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25% Inokulum jamur Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri Ditambahkan 20 ml media cair SD ke
dalam cawan petri Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat Media padat dilubangi dengan punch hole Dimasukkan 0,1 ml ekstrak dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko Dilakukan pra-inkubasi selama 15 menit Diinkubasi pada suhu 20-25 o selama 48 jam Diukur diameter zona hambat di sekitar larutan penguji Hasil Lampiran 9. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol, ekstrak n- heksana, fraksi kloroform, fraksi etilasetat, dan fraksi metanol buah kurma ina 9.1. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol buah kurma ina Hasil No. Pemeriksaan Serbuk simplisia Ekstrak etanol 1 lkaloida + + 2 Glikosida + + 3 Steroida/ Triterpenoida + + 4 Flavonoida + + 5 Tanin + + 6 Saponin + + 7 ntrakuinon - -
9.2. Hasil skrining fitokimia ekstrak n-heksana, fraksi kloroform, fraksi etilasetat, dan fraksi metanol buah kurma ina Hasil No. Pemeriksaan Ekstrak n- heksana Fraksi kloroform Fraksi etilasetat Fraksi metanol 1 lkaloida - + - - 2 Glikosida - - + + 3 Steroida/ Triterpenoida + - - - 4 Flavonoida - - + + 5 Tanin - - + + 6 Saponin - - + + 7 ntrakuinon - - - - Lampiran 10.Tabel hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) No. Penetapan Kadar (%) 1. Kadar air 9,28 2. Kadar sari yang larut dalam air 47,06 3. Kadar sari yang larut dalam etanol 49,79 4. Kadar abu total 4,72 5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,26
Lampiran 11. Perhitungan pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia buah kurma ina (Ziziphus jujuba Mill.) 1. Perhitungan penetapan kadar air simplisia % Kadar air x 100 % Sampel erat sampel (g) Volume air Kadar air (%) I 5,0152 2,2 7,9757
II 5.0223 2,7 9,9555 III 5,0451 3,2 9,9106 1. erat sampel : 5,0152 g Volume awal Volume akhir : 1,8 ml : 2,2 ml % Kadar air I = 2,2ml - 1,8 ml x 100% = 7,9757 % 5,0152 2. % Kadar air II = 2,7 ml - 2,2 ml x 100% = 9,9555 % 5,0223 3. % Kadar air III = 3,2 ml - 2,7 ml x 100% = 9,9106 % 5,0451 % Kadar air rata-rata =7,9757 % + 9,9555 %+ 9,9106 % = 9,2806 % 3 2. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air % Kadar sari larut dalam air = x 100 % Sampel erat simplisia (g) erat sari (g) kadar sari (%)
I 5,0221 0,4618 45,9768 II 5,0610 0,4768 47,1053 III 5,0420 0,4849 48,0861 1. erat simplisia : 5,0221 g erat sari : 0,4618 g % Kadar sari larut dalam air I = 0,4618 x 100 x 100% = 45,9768 % 5,0221 20 2. % Kadar sari larut dalam air II = 0,4768 x 100 x 100% = 47,1053 % 5,025 20 3. % Kadar sari larut dalam air III = 0,4849 x 100 x 100% = 48,0861 % 5,018 20 % Kadar sari larut dalam air rata-rata = 45,9768 + 47,1053 % + 48,0861 % 3 = 47,0561 % 3. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol % Kadar sari larut dalam etanol = x 100 %
Sampel erat simplisia (g) erat sari (g) kadar sari (%) I 5,0591 0,5067 50,0781 II 5,0820 0,236 49,6950 III 5,0131 0,219 49,6100 1. erat simplisia : 5,0591 g erat sari : 0,5067 g % Kadar sari larut dalam etanol I = 0,5067x 100 x 100% = 50,0781 % 5,0591 20 2. % Kadar sari larut dalam etanol II = 0,5051 x 100 x 100% = 49,6950 % 5,0820 20 3. % Kadar sari larut dalam etanol III = 0,4974 x 100 x 100% = 49,6100 % 5,0131 20 % Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = 50,0781 % + 49,6950 % + 49,6100 % 3 = 49,7943 % 4. Perhitungan penetapan kadar abu total
% Kadar abu total = x 100% Sampel erat simplisia (g) erat abu (g) kadar abu (%) I 2,0051 0,0954 4,7579 II 2,0028 0,0914 4,5636 III 2,0513 0,0990 4,8262 1. erat simplisia : 2,0051 g erat abu : 0,0954 g % Kadar abu total I = 0,0954 x 100% = 4,7579 % 2,0051 2. % Kadar abu total II = 0,0914x 100% = 4,5636 % 2,0028 3. % Kadar abu total III = 0,0990 x 100% = 4,8262 % 2,0513 % Kadar abu total rata-rata = 4,7579 + 4,5636 % + 4,8262 % 3 = 4,7159 % 5. Perhitungan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
% Kadar abu tidak larut asam = x 100% Sampel erat simplisia (g) erat abu (g) Kadar abu (%) I 2,0051 0,0954 0,2792 II 2,0028 0,0914 0,2696 III 2,0513 0,0990 0,2388 1. erat simplisia : 2,0000 g erat abu : 0,0954 g % Kadar abu tidak larut dalam asam I = 0,0056 x 100% = 0,2792 % 2,0051 % % 2. % Kadar abu tidak larut dalam asam II = 0,0054 x 100% = 0,2696 2,0028 3. % Kadar abu tidak larut dalam asam III = 0,0049 x 100% = 0,2388 2,0513 % % Kadar abu tidak larut asam rata-rata = 0,2792 % + 0,2696 % + 0,2388 = 0,2625 % 3
Lampiran 18. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan andida albicans Staphylococcus aureus Gambar 1.6. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 18. (Lanjutan) Staphylococcus epidermidis Gambar 1.7. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus epidermidis = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Propionibacterium acnes Gambar 1.8. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap Propionibacterium acnes = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 18. (Lanjutan) Pseudomonas aeruginosa Gambar 1.9. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap Psedumonas aeruginosa = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO andida albicans Gambar 1.10. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah kurma ina terhadap andida albicans = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 19. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan andida albicans Staphylococcus aureus Gambar 1.11. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 19. (Lanjutan) Staphylococcus epidermidis Gambar 1.12. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap Staphylococcus epidermidis = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Propionibacterium acnes Gambar 1.13. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap Propionibacterium acne = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 19. (Lanjutan) Pseudomonas aeruginosa Gambar 1.14. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap Pseudomonas aeroginosa = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO andida albicans Gambar 1.15. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana buah kurma ina terhadap andida albicans = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 20. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan andida albicans Staphylococcus aureus Gambar 1.16. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 20. (Lanjutan) Staphylococcus epidermidis Gambar 1.17. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap Staphylococcus epidermidis = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Propionibacterium acnes Gambar 1.18. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap Propionibacterium acnes = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 20. (Lanjutan) Pseudomonas aeroginosa Gambar 1.19. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap Pseudomonas aeroginosa = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO andida albicans Gambar 1.20. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform buah kurma ina terhadap andida albicans = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 21. Uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan andida albicans Staphylococcus aureus Gambar 1.21. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 21. (Lanjutan) Staphylococcus epidermidis Gambar 1.22. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat buah kurma ina terhadap Staphylococcus epidermidis = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Propionibacterium acnes Gambar 1.23. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat buah kurma ina terhadap Propionibacterium acnes = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 21. (Lanjutan) Pseudomonas aeruginosa Gambar 1.24. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat buah kurma ina terhadap Pseudomonas aeruginosa = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO andida albicans Gambar 1.25. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat buah kurma ina terhadap andida albicans = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 22. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan andida albicans Staphylococcus aureus Gambar 1.26. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus aureus = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 22. (Lanjutan) Staphylococcus epidermidis Gambar 1.27. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap Staphylococcus epidermidis = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Propionibacterium acnes Gambar 1.28. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap Propionibacterium acnes = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO
Lampiran 22. (Lanjutan) Pseudomonas aeruginosa Gambar 1.29. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap Pseudomonas aeruginosa = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO andida albicans = 500 mg/ml = 400mg/ml = lanko DMSO Gambar1.30. Uji aktivitas antibakteri fraksi metanol buah kurma ina terhadap andida albicans
Lampiran 12. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, dan Pseudomonas aeroginosa oleh ekstrak etanol Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm) (mg/ml) Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Propionibacterium D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 500 14,65 14,05 13,95 14,22 14,75 14,05 13,75 14,18 14,55 14,05 14,7 400 13,80 13,55 12,80 13,32 13,6 13,60 13,10 13,43 14,10 13,80 12,9 300 10,20 11,60 10,80 10,87 12,25 12,50 11,90 12,22 12,55 11,50 10,6 200 9,80 9,70 8,85 9,45 11,60 12,00 11,50 11,70 11,45 9,90 8,85 100 9,05 7,20 7,05 7,77 10,75 10,60 9,80 10,38 10,45 8,95 7,95 75 - - - - 7.50 7,95 7,05 7,50 - - - 50 - - - - - - - - - - - 25 - - - - - - - - - - - Lampiran 13. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, dan Pseudomonas aeroginosa oleh ekstrak n-heksana Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm) (mg/ml) Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Propionibacterium a D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 500 - - - - - - - - - - - 400 - - - - - - - - - - - 300 - - - - - - - - - - - 200 - - - - - - - - - - - 100 - - - - - - - - - - - 75 - - - - - - - - - - - 50 - - - - - - - - - - - 25 - - - - - - - - - - -
Lampiran 14. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, dan Pseudomonas aeroginosa oleh fraksi kloroform Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm) (mg/ml) Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Propionibac D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 500 10,25 11,00 10,90 10,72 11,35 12,20 11,05 11,53 12,00 10,90 400 9,85 8,80 9,70 9,45 11,40 9,95 10,10 10,48 10,25 9,80 300 9,05 6,80 8,05 7,97 11,00 8,75 8,90 9,55 10,10 9,05 200 8,20 6,40 7,80 7,47 10,50 7,70 7,50 8,57 9,50 8,75 100 - - - - - - - - 7,30 7,90 75 - - - - - - - - - - 50 - - - - - - - - - - 25 - - - - - - - - - - Lampiran 15. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,,propionibacterium acnes, dan Pseudomonas aeruginosa oleh fraksi etilasetat Konsentrasi Diameter daerah hambatan (mm)