BAB II PERENCANAAN. baik, matang dan dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan yang baik dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proses Perencanaan Jembatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

Data data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB V PERHITUNGAN KONSTRUKSI

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

PERANCANGAN JEMBATAN

PEMBEBANAN JALAN RAYA

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

ESTIMASI BIAYA PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

Semarang, Februari 2007 Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Aspek Lalu Lintas

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karya Ilmiah Penelitian

PERENCANAAN JEMBATAN SUNGAI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

ANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB V PONDASI DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

4/3/2012. Pilar. Lantai Kendaraan. Pondasi. /Abutment. Gelagar Memanjang. Tumpuan. Gelagar melintang. Gelagar induk

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

Transkripsi:

BAB II PERENCANAAN 2.1 TINJAUAN UMUM Dalam pelaksanaan suatu proyek bangunan diperlukan perencanaan yang baik, matang dan dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan yang baik dapat menjadi acuan dalam pelakasanaan sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tidak akan dapat berjalan. Manfaat fungsi perencanaan adalah sebagai pengawas, pengendali kegiatan, pedoman pelaksana kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan. Perencanaan dan penganalisaan yang baik akan didapat keuntungankeuntungan, antara lain : 1. Kelancaran jalannya pembangunan sehingga proyek dapat selesai pada waktunya. 2. Efisiensi semua pendukung pembuatan bangunan seperti bahan bangunan, pengadaan peralatan dan tenaga sehingga biaya pelaksanaan pembangunan proyek dapat ditekan sekecil mungkin. 3. Dengan jumlah biaya yang sesuai dengan rencana didapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik dan dapat menimbulkan kenyamanan dan kegunaan pemakai sarana transportasi. Tetapi untuk mewujudkan bangunan seperti yang kita harapkan bersama sebelumnya melalui tahapan sebagai berikut : Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak

2.1.1 Tahap Studi Kelayakan Merupakan studi yang penting dalam usaha mengambil keputusan untuk menentukan pemilihan investasi yang lebih baik. Peninjauan dilakukan dari berbagai segi yaitu : 1. Segi teknis membahas masalah teknis, seperti pemilihan jenis konstruksi, persyaratan umum, bahan dan pekerjaan serta kemungkinan pekerjaan konstruksi bertahap dan meningkat. 2. Segi pengelolaan membahas tata cara pengelolaan proyek selama masa pelayanan, antara lain tata cara pemeliharaan proyek. 3. Segi keuangan membahas biaya yang digunakan untuk pembangunan maupun pengelolaan pemeliharaan selanjutnya. 4. Segi ekonomis membahas aspek untung rugi yang perlu diperhitungkan. Keadaan sosial dan budaya masyarakat setempat merupakan aspek yang perlu diperhatikan dan perlu dipelajari selama pengamatan berlangsung. Dalam tahap ini dapat diperoleh alternatif desain, sehingga didapat gambaran untuk memilih perencanaan yang paling ekonomis. 2.1.2 Tahap Pengamatan dan Penelitian Tahapan pengamatan dan penelitian diperlukan untuk mengetahui jenis konstruksi yang akan digunakan dalam pembangunan proyek fly over ini, tahapan penelitian dan pengamatan berupa : 1. Survei lapangan a. Mengamati pertumbuhan lalu lintas disekitar lokasi proyek untuk mengetahui kelas jalan dan jembatan yang akan dibangun. Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 8

b. Mengumpulkan data tanah disekitar lokasi proyek. Data tanah ini digunakan untuk menentukan jenis pondasi yang tepat. Data tanah yang diperlukan adalah data tanah sondir dan boring. Data sondir digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah pada lokasi tersebut. Sedangkan untuk data boring digunakan untuk mengetahui kedudukan muka air tanah. c. Survei untuk mengetahui bahan bangunan apa saja yang terdapat disekitar lokasi proyek yang dapat digunakan dalam pembangunan proyek. Selain itu dengan memanfaatkan bahan bangunan yang ada disekitar lokasi proyek maka dapat menghemat sistem pengangkutan. d. Survei peralatan guna mencari dan menentukan peralatan yang akan dipakai, disamping itu juga diperlukan untuk menentukan sistem mobilisasi dan jasa kontraktor lain yang dapat mendukung pemakaian alat serta menentukan sistem perbengkelannya. e. Pengamatan lingkungan disekitar proyek digunakan untuk mengetahi adat istiadat dan kebiasaan masyarakat,keamanannya, keadaan cuaca, air kerja serta komunikasi dan transportasi yang ada disekitar lokasi proyek. 2. Survei laboratorium Melalui uji coba dalam upaya mencari alternatif mutu yang disyaratkan terhadap pemakaian bahan bangunan, sehingga didapatkan harga yang semurah-murahnya dan dapat dipertanggung jawabkan kekuatannya. Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 9

Penyelidikan di laboraturium juga dilakukan terhadap contoh tanah dari percobaan boring untuk mengetahui : a. Kadar air tanah ( Water Content ) b. Berat jenis tanah ( Gs ) ) ال) c. Berat volume tanah d. Sudut geser tanah (Angle of Internal Friction C dan θ) e. Analisa geser tanah ( Grain Size Analys ) - Analisa Saringan - Analisa Hidrometer f. Konsolidasi ( Cc, Cv) Dari percobaan sondering dapat diketahui daya dukung tanah, yang meliputi : - Nilai Sodir ( Conus resistence ) Kg / cm² - Nilai Total Friction Kg / cm - Nilai Local Friction Kg/cm² 3. Pengecekan volume Untuk mengadakan perhitungan kembali volume pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan ketentuan gambar pelakasanaan dalam spesifikasi. Volume ini nantinya mengikat, adanya perubahan volume baik berkurang maupun bertambah harus dilaporkan dan disetujui. 2.1.3 Tahapan Perencanaan Untuk menentukan desain suatu bangunan maka diperlukan pertimbangan sesuai dengan data-data yang sudah terkumpul. Setelah data-data terkumpul maka analisa yangdilakukan adalah : Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 10

1. Membahas berbagai permasalahan berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan sekunder. 2. Pemilihan alternatif pemecahan. 3. Perencanaan struktur. Apabila hasil-hasil dari analisa dan pengolahan data sudah didapat, makatahap pemecahan masalah bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana konstruksi yang sebenarnya di lapangan dan diproyeksikan terhadap kondisiberdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan perencanaan yang meliputi a) Struktur Utama Flyover, meliputi: - Bangunan atas ( Gelagar, lantai kendaraan, sandaran, andas dan trotoir ). - Bangunan bawah ( pilar, abutment, danpondasimenggunakan pondasi tiang pancang). b) Bangunan Pelengkap. c) Perencanaan Detail. d) Estimasi volume dan biaya pekerjaan ( RAB dan Time Schedule ) Kemudian diadakan perhitungan perhitungan konstruksi, gambar gambar rencana serta detailnya dan dilengkapi dengan anggaran biaya serta syarat-syarat pelaksanaan. Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 11

2.2 Tinjauan Teknik Dalam menentukan suatu tipe jembatan jalan raya maka kita dapat melihat dari segi ekonomis, keawetan konstuksi, pemeliharaan, keamanan dan kelayakan bagi pemakai jembatan. Jembatan yang rancang dalam proyek ini adalah jembatan komposit karena sesuai dengan kriteria yaitu dari segi ekonomis dan jembatan ini juga dirancang untuk jangka panjang. Jembatan komposit merupakan perpaduan antara konstruksi beton pada lantai kendaraan dan konstruksi baja pada gelagar induk dan diafragma. Beton pada lantai jembatan ditumpu oleh gelagar induk dengan sayapnya dan untuk mengadakan beton dan baja diberi satu penghubung geser (shear conector). Baja dan beton ini mrupakan satu kesatuan yang homogen sehingga dapat bersama-sama menahan gaya-gaya yang timbul. Seperti pada penjelasan di atas bahwa konstruksi jembatan komposit terdiri dari 2 komponen utama, yaitu bangunan atas dan bangunan bawah. Bagian itu berupa : 1. Bangunan atas - Gelagar, dalam pekerjaan jembatan komposit gelagar dibagi menjadi 2 bagian yaitu gelagar memanjang dan gelagar diafragama. Gelagar diagfragma merupakan gelagar dengan arah melintang yang mempunyao fungsi untuk mengikat atau perkakuan antara gelagar-gelagar memanjang. Gelagar difragama ini dipikul oleh profil IWF. Sedangkan gelagar memanjang merupakan Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 12

tumpuan plat lantai kendaraan dalam arah memanjang. Gelagar ini juga menggunakan profil IWF. - Lantai kendaraan merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang memikul beban akibat jalur lalu lintas secara langsung untuk kemudian disalurkan kepada konstruksi di bawahnya. Lantai ini harus diberi saluran yang baik untuk mengalirkan air hujan maka permukaan jalan diberi kemiringan sebesar 2% kearah kiri dan kanan tepi jalan. Lantai kendaraan ini ditopang leh gelagar memanjang dan gelagar diafragma. - Trotoar merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang ada pada kedua samping jalur lalu lintas. Trotoar ini berfungsi sebagai jalur pejalan kaki dan terbuat dari beton tumbuk, yang menyatu dan homogen dengan plat lantai kendaraan dan sekaligus berfungsi sebagai balok pengeras plat lantai kendaraan. Trotoar direncanakan menggunakan beton tumbuk yang didalamnya terdapat 2 pipa 4. - Andas (perletakan) merupakan tumpuan perletakan atau landasan gelagar pada Abutment. Landasan menggunakan elastomeric bearing pads terbuat dari karet alam (chloropene) maupun karet buatan (neoprene). Didalam elastomeric terdapat satu atau lebih plat besi dengan ketebalan tertentu,dimana jumlah plat biasanya tergantung dari dimensi atau disesuaikan dengan perancangan Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 13

jembatan. Landasan elastomeric mampu memikul beban arah vertikal, horizontal maupun rotasi. - Sandaran tersebut terdiri dari kolom beton, pipa galvan dan lampu penerangan. Sandaran berfungsi sebagai pembatas fly over dan sebagai pagar pengaman bagi kendaraan yang melintas. Sandaran terdiri dari beberapa bagian, yaitu: a. Tembok pengaman merupakan pagar untuk pengaman fly over sepanjang bentang fly over. b. Tiang sandaran berupa kolom beton tiap jarak 300 cm dengan lampu penerangan bagian atasnya. 2. Bagian bawah - Pilar merupakan tumpuan gelagar yang terletak di antara kedua abutment, dimana tujuannya untuk membagi kedua bentang jembatan agar di dapatkan bentang jembatan yang kecil atau tidak terlalu panjang untuk menghindari adanya penurunan yang besar pada bangunan atas. - Abutment merupakan tumpuan dari gelagar jembatan pada bagian ujung beton atau muatan yang diberikan pada abutment dari bagian atas. Beban jembatan dilimpahkan ke pondasi di bawahnya yang kemudian diteruskan ke tanah. - Pondasi yang digunakan sesuai dengan jenis tanah dan dari data sondir dan boring. Pondasi yang digunakan harus mampukokoh atau kuat untuk menerima beban diatasnya atau melimpahkannya Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 14

pada tanah keras dibawahnya. Pada perencanaan jembatan ini digunakan pondasi tiang pancang mengingat letak tanah kerasnya yang terlalu dalam.selain ditentukan oleh faktor teknis, sistem dan konstruksi pondasi juga dipilih yang ekonomis dan biaya pembuatan serta pemeliharaannya mudah tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan keseluruhan. 2.2.1 Sistem Struktur Sistem struktur adalah sistem jembatan Indonesia serta dalam buku Indonesia Steel Bridge Proyec, Jembatan di bedakan menjadi 3 (tiga) macam : 1. Kelas A : - Jumlah Jalur = 2 jalur. - Lebar Jalur = 2 x 3,5 m. - Trotoar = 2 x 1,0 m. 2. Kelas B : - Jumlah Jalur = 2 jalur. - Lebar Jalur = 2 x 3,0 m. - Trotoar = 2 x 0,5 m. 3. Kelas C : - Jumlah Jalur = 1 jalur. - Lebar Jalur = 4,5 m. - Trotoar = 2 x 0,5 m. 2.2.2 Pembebanan Umum Berdasarkan, Peraturan Muatan Untuk Jembatan Jalan Raya Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 15

No. 12 / Tahun 1987 pasal 1. 1. Muatan Mati Beton bertulang ᵧb = 2,5 T / m Perkerasan Jalan Beraspalᵧa = 2,2 T / m 2. Muatan Hidup Yaitu muatan dari berat kendaraan yang bergerak dan berat pejalan kaki yang bekerja pada jembatan. Muatan hidup dibagi menjadi : a.) Muatan T Adalah muatan oleh kendaraan yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 T, dengan ukuran ukuran serta kedudukan tergambar. Keterangan : a1 = a2 = 30 cm ; Ms = Muatan rencana sumbu = 20 T b1 = 12,50 cm b2 = 50,00 cm Gambar 2.1 Distribusi Beban T Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 16

b. Muatan D Adalah muatan pada tiap jalur lalu lintas yang terdiri dari muatan terbagi rata sebesar q T/m dan muatan garis P = 12 T melintang jalur tersebut( belum termasuk muatan kejut ). Gambar muatan garis dan muatan terbagi rata pada jalur jalan muatan D berlaku 100% sebesar 5,5 m. Jika lebar lebih 5,5 m maka sisanya dihitung 50 % dari muatan D. Beban garis P = 12T Beban terbagi rata q Satu jalur Gambar2.2Distribusi Beban D yang Bekerja pada Jembatan ½P ½P P P ½P 5,5 m ½P 5,5 m Gambar2.2Distribusi Beban D Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 17

c. Muatan pada trotoir, krib dan sandaran. 1. Muatan pada trotoir - Untuk konstruksi q = 500 kg / m 2 - Untuk perhitungan gelagar q = 60 % q = 60 % x 500 = 300 kg / m 2 2. Muatan Krib pada tepi lantai jembatan Pk = 500 kg/m, arah horizontal pada puncak kerb atau 25 cm diatas muka lantai kendaraan. 3. Tiang sandaran pada tepi trotoir harus diperhitungkan untuk dapat menahan satu beban horizontal sebesar 100 kg/m, yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas trotoir. d. Muatan kejut Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran dan pengaru lainnya. Tegangan akibat garis P harus dikalikan koefisien kejut. Rumus : K 1 20 50 L keterangan: K = Koefisien kejut L = Panjang bentang Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 18

e. Beban sekunder Muatan sekunder terdiri dari : - Beban Angin Pengaruh beban angin diperhitungkan sebesar 250 kg/m 2 pada jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya beban angin horizontal yang terbagi rata pada bidang vertikal jembatan, dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. - Beban Rem dan Traksi Pengaruh gaya-gaya dalam arah memanjang akibat gaya rem harus ditinjau. Pengaruh ini senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari beban D tanpa koefisien kejut yang memenuhi jalur lalu lintas yang ada dalam satu jurusan. Gaya rem tersebut dianggap bekerja horizontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap 1,80 m diatas permukaan lantai jembatan. Perencanaan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Jalan Lingkar Demak 19