RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP)

dokumen-dokumen yang mirip
RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

ANALISIS INFLASI MARET 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BAB 5 BAB 5. Inflasi

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

2007 No

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN JANUARI 2017

2008 No

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI MEI 2015 INFLASI 0,55 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2017 secara umum mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bu

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

2008 No

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN

2007 No

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN NOPEMBER 2016

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

Transkripsi:

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) Inflasi IHK November 2018 Tetap Terkendali INFLASI IHK Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2018 tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 3,5%±1% (yoy). Inflasi IHK pada November 2018 mencapai 3,23% (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 3,16% (yoy). Kenaikan inflasi IHK didorong oleh peningkatan inflasi kelompok inti dan administered prices ditengah penurunan inflasi volatile food (Grafik 1). Secara bulanan, inflasi IHK pada November 2018 mencatat inflasi sebesar 0,27% (mtm) 1, sedikit menurun dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,28% (mtm). Penurunan inflasi IHK bulanan pada November 2018 bersumber dari penurunan inflasi kelompok inti ditengah peningkatan inflasi kelompok volatile food dan administered prices (Grafik 2). Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara kumulatif sampai dengan November 2018 mencapai 2,50% (ytd) (Tabel 1). Grafik 1. Disagregasi Inflasi Tahunan Tabel 1. Disagregasi Inflasi November 2018 Grafik 2. Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Hingga November 2018, inflasi berbagai daerah masih terkendali di rentang sasaran. Hampir seluruh provinsi mencatatkan inflasi IHK di dalam rentang sasaran inflasi nasional (3,5%±1%), kecuali Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara yang masing-masing mencatatkan inflasi tahunan (yoy) sebesar 7,27%, 6,83%, 5,19%, dan 4,64% (Gambar 1). Tingginya inflasi di keempat provinsi tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya inflasi angkutan udara dan berbagai komoditas ikan segar di sepanjang 2018. Selain itu, bencana alam di Sulawesi Tengah juga berkontribusi besar terhadap tingginya inflasi di provinsi ini. 1 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi IHK November tiga tahun terakhir sebesar 0,29% (mtm). 1

Secara bulanan, hampir seluruh daerah mencatatkan inflasi pada November 2018. Inflasi bulanan (mtm) tertinggi terjadi di Kawasan Timur Indonesia (0,38%), disusul Jawa (0,29%) dan Sumatera (0,11%) (Gambar 2). Secara provinsi, inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (1,84%) didorong oleh kenaikan harga tomat sayur, angkutan udara, dan cabai rawit. Di sisi lain, terdapat lima provinsi yang mencatatkan deflasi, yang mana deflasi terdalam terjadi di Sumatera Utara (-0,51%) karena kembali normalnya harga cabai merah dan rawit setelah meningkat selama tiga bulan terakhir. Secara umum, inflasi berbagai daerah dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara, bawang merah, beras, dan bensin, meski tertahan oleh deflasi komoditas cabai merah dan daging ayam ras. Gambar 1. Peta Inflasi Daerah Tahunan Gambar 2. Peta Inflasi Daerah Bulanan Inflasi tahun 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1%. Dengan perkembangan terkini, inflasi IHK tahun 2018 diperkirakan sebesar 3,2% (yoy) 2. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food. INFLASI INTI Inflasi inti tetap terkendali. Inflasi inti tercatat sebesar 3,03% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 2,94% (yoy) yang didorong oleh kenaikan inflasi inti traded dan non traded (Grafik 3). Sejalan dengan itu, inflasi inti kelompok barang dan jasa juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 4). Kenaikan inflasi barang didorong baik oleh kelompok barang durable maupun nondurable (Grafik 5). Sementara itu di kelompok jasa, kenaikan inflasi inti jasa terutama didorong oleh kenaikan inflasi jasa perumahan dan komunikasi. Selanjutnya, kenaikan inflasi inti bersumber dari kenaikan inflasi kelompok non pangan ditengah kelompok pangan yang stabil (Grafik 6). Terkendalinya inflasi inti hingga November 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Secara bulanan, inflasi inti tercatat sebesar 0,22% (mtm), menurun dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,29% (mtm) 3. Inflasi inti bulan ini terutama disumbang oleh upah tukang bukan mandor, cat tembok, tarif sewa rumah, tarif pulsa ponsel dan emas perhiasan. 2 Proyeksi Bank Indonesia November 2018. 3Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi inti November tiga tahun terakhir sebesar 0,15% (mtm). 2

Grafik 3. Inflasi Inti Traded dan Non Traded (yoy) Grafik 4. Inflasi Inti Barang dan Jasa (yoy) Grafik 5. Inflasi Barang Durable dan Barang Non Durable (yoy) Grafik 6. Inflasi Inti Food Non Food (yoy) Inflasi inti traded meningkat sejalan dengan perkembangan faktor eksternal. Inflasi inti traded pada November 2018 tercatat sebesar 2,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan lalu sebesar 2,65% (yoy) meski tekanan depresiasi Rupiah berkurang yang diiringi oleh koreksi harga komoditas global (Grafik 7). Nilai tukar Rupiah terdepresiasi 8,53% (yoy) pada November 2018, menurun dibandingkan depresiasi bulan sebelumnya (12,18% yoy). Sementara itu, harga komoditas global (IHIM) kembali mengalami deflasi yang lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari deflasi 13,65% (yoy) menjadi deflasi 22,86% (yoy). Deflasi IHIM yang lebih dalam tersebut bersumber dari koreksi harga global pangan, besi baja dasar, emas, dan minyak ditengah inflasi harga global kapas. Harga global minyak mengalami deflasi 0,27% (yoy), pertama kali selama 16 bulan terakhir, didorong oleh peningkatan pasokan yang bersumber dari kenaikan produksi AS dan OPEC ditengah penurunan permintaan. Secara bulanan inflasi inti traded sedikit meningkat dari 0,28% (mtm) menjadi 0,30% (mtm) ditengah nilai tukar rupiah yang lebih apresiatif dan deflasi harga global yang lebih dalam dari bulan lalu. Rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,41% (mtm) pada bulan ini dibandingkan bulan lalu yang mengalami depresiasi sebesar 2,07% (mtm). Harga komoditas global komposit mengalami deflasi sebesar 11,03% (mtm), lebih dalam dibanding deflasi bulan lalu sebesar 2,49% (mtm). Kenaikan inflasi inti traded tersebut terutama didorong oleh kelompok inti traded pangan ditengah inflasi traded non pangan yang tercatat stabil dibandingkan bulan lalu (Grafik 8). Inflasi inti traded pangan meningkat dari 0,13% (mtm) menjadi 0,26% (mtm) terutama didorong oleh kenaikan harga global beberapa komoditas pangan, yakni gula, jagung, kedelai, daging ayam, dan daging sapi ditengah koreksi harga CPO, gandum dan bawang putih. Sementara itu, inflasi inti traded non pangan stabil pada level 0,31% (mtm) terutama disumbang oleh komoditas cat tembok dan emas perhiasan. 3

Grafik 7. Tekanan Eksternal Nilai Tukar dan IHIM Grafik 8. Inflasi Inti Traded (mtm) No. Tabel 2. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Inti Bulanan November 2018 Komoditas Inflasi/Deflasi (% mtm) Sumbangan (% mtm) Provinsi Pencatat Inflasi Tertinggi dan Deflasi Terdalam (% mtm) INFLASI 1 TUKANG BUKAN MANDOR 0.87 0.01 Sulawesi Tengah (13,51%), Maluku (7,20%), dan Kalimantan Utara (4,54%) 2 SEWA RUMAH 0.32 0.01 Papua Barat (1,52%), Bangka Belitung (1,31%), dan Riau (0,82%) 3 TARIP PULSA PONSEL 0.55 0.01 Sumatera Utara (2,41%), Riau (2,08%), dan Sumatera Barat (1,78%) 4 CAT TEMBOK 2.52 0.01 Bengkulu (10,94%), Lampung (7,58%), dan Jawa Barat (5,66%) 5 EMAS PERHIASAN 0.42 0.01 Gorontalo (1,88%), Riau (1,85%), dan Kalimantan Barat (1,78%) DEFLASI 1 BATU BATA/BATU TELA -1.5-0.01 Jawa Barat (-4,42%), Jawa Tengah (-0,75%), dan Banten (-0,17%) Kenaikan inflasi inti non traded terjadi pada kelompok jasa. Pada bulan November 2018, inflasi inti non traded meningkat dari 3,17% (yoy) menjadi 3,21% (yoy) (Grafik 3). Peningkatan inflasi tersebut bersumber dari peningkatan inflasi kelompok jasa yang bersumber dari jasa perumahan dan jasa komunikasi (Grafik 9). Secara bulanan, inflasi inti non traded menurun dari 0,29% (mtm) menjadi 0,16% (mtm) bersumber dari penurunan inflasi baik kelompok pangan maupun non pangan (Grafik 10). Inflasi inti non traded non pangan menurun dari 0,35% (mtm) menjadi 0,18% (mtm) terutama bersumber dari tekanan inflasi sewa rumah, kontrak rumah, dan upah pembantu RT yang mereda pada bulan ini sesuai pola musimannya. Inflasi sewa rumah, kontrak rumah dan upah pembantu RT pada November 2018 menurun dari masing-masing sebesar 0,95%, 0,49% dan 0,61% menjadi 0,32%, 0,08% dan 0,11% (Grafik 11). Sementara itu, upah tukang bukan mandor meningkat dari 0,03% (mtm) menjadi 0,87% (mtm) (Grafik 12) sehingga menahan penurunan inflasi non traded non pangan lebih lanjut pada bulan ini. Grafik 9. Komponen Inflasi Inti Jasa (yoy) Grafik 10. Inflasi Inti Non Traded (mtm) 4

Grafik 11. Inflasi Sewa Rumah dan Kontrak Rumah (mtm) Grafik 12. Inflasi Tukang Bukan Mandor (mtm) Tekanan permintaan domestik meningkat terbatas. Indikator demand sensitive to inflation dan core flexible price meningkat pada November 2018 masing-masing menjadi sebesar 2,92% (yoy) dan 3,71% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,82% (yoy) dan 3,58% (yoy) (Grafik 13). 4 Peningkatan tekanan permintaan yang masih terbatas ini tercermin pula dari pertumbuhan kredit konsumsi dan M2. Pertumbuhan kredit konsumsi menurun dari 11,66% (yoy) ke 11,53% (yoy) di bulan Oktober 2018. Sementara itu, pertumbuhan M2 meningkat menjadi 7,20% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,70% (yoy). Grafik 13. Core Flexible Price dan Demand Sensitive to Inflation Grafik 14. Ekspektasi Inflasi Concensus Forecast, CPI Sticky Price dan Core Sticky Price Sementara itu, ekspektasi inflasi terindikasi stabil dan terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi. Ekspektasi inflasi tahun 2018 yang terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei Consensus Forecast (CF) bulan November 2018 yaitu sebesar 3,30% (average yoy), kembali menurun dibandingkan hasil survei bulan lalu sebesar 3,40% (average yoy). Sementara itu ekspektasi inflasi yang ditunjukkan oleh indikator core sticky price 5 meningkat pada November 2018 (Grafik 14). Di sektor riil, ekspektasi inflasi dari pedagang eceran meningkat untuk 3 bulan kedepan seiring dengan potensi peningkatan permintaan pada awal tahun 2019. Sementara itu, ekspektasi pedagang eceran untuk 6 bulan ke depan sedikit menurun (Grafik 15). Di sisi lain, ekspektasi inflasi dari konsumen menunjukkan penurunan untuk 3 dan 6 bulan ke depan (Grafik 16). 4 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti non food pada keranjang IHK. Indikator core flexible price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang fluktuatif. Komoditas flexible price memberikan informasi terkait kondisi perekonomian terkini. 5 Indikator core sticky price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang stabil atau cenderung tidak mengalami perubahan harga yang tidak signifikan. Komoditas sticky price lebih memberikan informasi terkait dengan ekspektasi inflasi sehingga dapat menjadi proxy ekspektasi inflasi ke depan. Mayoritas komoditas sticky price merupakan komoditas dari sektor manufaktur dan komoditas jasa. 5

Grafik 15. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 16. Ekspektasi Inflasi Konsumen INFLASI VOLATILE FOOD Inflasi kelompok volatile food meningkat dibandingkan bulan lalu namun lebih rendah dari historisnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,23% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,17% (mtm) namun lebih rendah dari rata-rata historis bulan November tiga tahun terakhir sebesar 0,86% (mtm). Inflasi volatile food pada bulan November 2018 terutama bersumber dari komoditas bawang merah, beras, telur ayam ras, tomat sayur dan wortel. Sementara itu, penurunan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng dan melon menahan kenaikan inflasi volatile food lebih lanjut (Tabel 3). Tabel 3. Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Volatile Food November 2018 (mtm) Awal musim penghujan mendorong kenaikan harga bawang merah. Pada bulan ini, inflasi bawang merah mencapai 8,58% (mtm), meningkat dari bulan lalu sebesar 4,42% (mtm). Lebih tingginya inflasi bawang merah disebabkan karena berkurangnya pasokan dari wilayah sentra seiring dengan awal musim penghujan yang jatuh di bulan November. Pada musim penghujan, jumlah petani yang menanam bawang merah lebih sedikit dibandingkan normalnya seiring dengan meningkatnya risiko hama penyakit dan sulitnya proses pengeringan 6. Meningkatnya inflasi bawang merah tercermin dari berkurangnya pasokan di Pasar Induk Kramat Jati DKI Jakarta yakni dari 2.284 ton menjadi 2.029 ton pada bulan November 7. Sejalan dengan itu, deflasi harga bawang putih bulan ini tidak sedalam bulan sebelumnya yaitu dari deflasi 1,64% (mtm) menjadi deflasi 0,04% (mtm). Hal ini disebabkan karena lebih rendahnya pasokan impor yaitu dari 62.268 ton menjadi 26.182 ton pada 6 Sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3682306/suara-petani-brebes-usai-harga-bawang-merah-jatuh. 7 Angka pasokan sampai dengan pekan III November 2018 dibandingkan dengan periode yang sama di bulan Oktober 2018. 6

bulan Oktober di tengah penurunan harga bawang putih global. Dengan perkembangan tersebut, harga bawang merah mencapai Rp25.891/kg, masih lebih rendah dari harga acuan sebesar Rp32.000/kg di tingkat konsumen. Sementara harga bawang putih mencapai Rp24.891/kg. Secara tahunan, pada November 2018, inflasi bawang merah dan bawang putih mencapai 1,38% (yoy) dan 0,85% (yoy), meningkat dari deflasi pada akhir tahun 2017 yakni masing-masing sebesar 28,06% (yoy) dan 34,09% (yoy) (Grafik 17 dan 18). Grafik 17. Inflasi dan Harga Bawang Merah Grafik 18. Inflasi dan Harga Bawang Putih Sementara itu, telur ayam ras mengalami inflasi sesuai polanya menjelang akhir tahun. Pada November 2018, telur ayam ras mengalami inflasi sebesar 1,60% (mtm) setelah deflasi dalam tiga bulan berturut-turut. Inflasi telur ayam ras pada bulan ini sesuai polanya menjelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu, inflasi juga didorong oleh kenaikan permintaan saat perayaan Maulid Nabi pada pertengahan November. Di sisi lain, harga daging ayam ras bulan ini justru mengalami penurunan yaitu sebesar 0,77% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, harga telur ayam ras dan daging ayam ras masih berada di bawah harga acuan. Harga telur ayam ras mencapai Rp22.385/kg, di bawah harga acuan sebesar Rp23.000/kg (Grafik 19). Sementara itu, harga daging ayam ras mencapai Rp33.656/kg, di bawah harga acuan sebesar Rp34.000/kg (Grafik 20) 8. Secara tahunan, inflasi telur ayam ras dalam tren menurun paska HBKN hingga mencapai 3,50% (yoy) pada November 2018, lebih rendah dari akhir tahun lalu. Sebaliknya, inflasi daging ayam ras masih dalam tren meningkat sejak akhir tahun lalu hingga mencapai 11,08% (yoy) pada November 2018. Grafik 19. Inflasi dan Harga Daging Ayam Ras Grafik 20. Inflasi dan Harga Telur Ayam Ras Meningkatnya pasokan mendorong deflasi aneka cabai. Upaya Pemerintah mengamankan 8 Permendag No. 96/2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen tanggal 21 September 2018. 7

pasokan saat HBKN akhir tahun berhasil menurunkan harga cabai merah dan cabai rawit. Harga cabai merah dan cabai rawit bulan ini mengalami penurunan yaitu masing-masing deflasi sebesar 5,49% (mtm) dan 4,16% (mtm). Deflasi aneka cabai bulan ini berbeda dengan pola seasonalnya di bulan November yang mengalami inflasi. Penurunan harga aneka cabai disebabkan oleh adanya panen di wilayah sentra seiring intensifnya upaya Pemerintah dalam mengamankan pasokan cabai menjelang Natal dan Tahun Baru. Pada November, diperkirakan produksi cabai rawit mencapai 12 ribu ton dan cabai merah sebesar 10 ribu ton yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara 9. Meningkatnya pasokan cabai tercermin pada pasokan di Pasar Induk Kramat Jati DKI Jakarta yang mencapai 2.691 ton, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu sebesar 2.464 ton 10. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, cabai merah mengalami deflasi sebesar 2,69% (yoy) dengan level harga sebesar Rp31.427/kg, meningkat dari akhir tahun lalu yang mencatat deflasi sebesar 19,09% (yoy). Sementara itu, cabai rawit mengalami inflasi sebesar 24,72% (yoy) dengan level harga sebesar Rp31.073/kg, meningkat dari akhir tahun lalu yang mencatat deflasi sebesar 33,89% (yoy) (Grafik 21 dan 22). Grafik 21. Inflasi dan Harga Cabai Merah Grafik 22. Inflasi dan Harga Cabai Rawit Grafik 23. Inflasi dan Harga Beras Harga beras mengalami kenaikan seiring dengan lebih rendahnya pasokan. Setelah mengalami inflasi yang rendah dalam delapan bulan terakhir dibandingkan historisnya (2012-2016), inflasi beras bulan November meningkat relatif signifikan. Inflasi beras bulan November 2018 mencapai 0,72% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (0,23%, mtm), inflasi bulan November 2017 (0,66%, mtm) dan historisnya (0,60%, mtm). Kenaikan harga beras di tingkat konsumen tersebut seiring dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan. Kenaikan harga gabah mencapai sekitar 3% (mtm) 11, lebih tinggi dari historisnya (2%, mtm) seiring dengan berkurangnya intensitas panen. Berkurangnya intensitas panen tercermin pada berkurangnya penyerapan dalam negeri oleh Bulog yakni dari 23.234 ton pada bulan sebelumnya menjadi 12.702 ton. Inflasi beras lebih jauh tertahan oleh penyaluran Operasi Pasar yang cukup besar di bulan ini yakni mencapai 61.123 ton sehingga selama Januari-November 2018 telah tersalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 450.845 ton, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Besarnya Operasi Pasar didukung oleh pasokan impor, sehingga stok beras di Bulog masih terjaga di level 2,28 juta ton 12. Dengan 9Kebijakan Pemerintah yang dilakukan antara lain berupa pengembangan kawasan cabai. Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/03/182235526/petani-champion-siap-amankan-pasokan-cabai-natal-dantahun-baru. 10 Angka pasokan sampai dengan pekan III November 2018 dibandingkan dengan periode yang sama di bulan Oktober 2018. 11 Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga GKP di tingkat petani pada November 2018 naik 3,64% (mtm) menjadi Rp5.116/kg. GKP di tingkat penggilingan juga naik 3,43% (mtm) menjadi Rp5.212/kg. Sementara itu, GKG di tingkat petani naik 3,28% (mtm) menjadi Rp5.646/kg, sedangkan GKG di tingkat penggilingan naik 3,34% (mtm) menjadi Rp5.754/kg. 12 Bulog, November 2018. 8

perkembangan tersebut, inflasi beras pada November mencapai 4,44% (yoy) dan harga beras ratarata mencapai Rp11.627/kg 13 (Grafik 23). Meski terus mengalami perlambatan sejak bulan Maret 2018, inflasi beras tersebut masih lebih tinggi dari level akhir tahun 2017 sebesar 3,47% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan November 2018, inflasi volatile food masih dalam tren kenaikan sejak awal tahun. Pada November 2018, inflasi volatile food mencapai 4,32% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,48% (yoy), namun lebih tinggi dari tahun 2017 sebesar 0,71% (yoy). Kenaikan inflasi volatile food sampai dengan bulan November 2018 dibandingkan tahun lalu terutama bersumber dari deflasi komoditas hortikultura yang tidak sedalam tahun lalu di tengah melambatnya inflasi beras dan aneka daging serta telur (Grafik 24). Kenaikan inflasi volatile food lebih lanjut tertahan oleh tren penurunan harga komoditas pangan global (Grafik 25). Grafik 24. Sumbangan ytd Inflasi Pangan Grafik 25. Harga Pangan Domestik dan Global INFLASI ADMINISTERED PRICES Inflasi kelompok administered prices meningkat terutama didorong kenaikan inflasi tarif angkutan udara dan Bahan Bakar Khusus (BBK). Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,52% (mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yaitu sebesar 0,32% (mtm) dan historis bulan November tiga tahun terakhir sebesar 0,18% (mtm). Tarif angkutan udara mengalami inflasi sebesar 5,18% (mtm) setelah mencatat deflasi selama empat bulan berturut-turut seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Sementara itu, kenaikan inflasi bensin pada bulan ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga Bahan Bakar Khusus pada Oktober 2018 14. Selain kedua komoditas tersebut, kenaikan inflasi rokok kretek filter dan rokok kretek juga turut menjadi pendorong inflasi kelompok administered prices pada bulan ini. 13 Rata-rata seluruh jenis beras dari data PIHPS. 14 Pertamax sebesar Rp900/l, Pertamax Turbo sebesar Rp1550/l, Pertamina Dex sebesar Rp1350/l dan Dexlite sebesar Rp1500/l per 10 Oktober 2018 seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah. 9

Tabel 4. Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Administered Prices November 2018 (mtm) Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan November 2018, inflasi administered prices masih melanjutkan tren perlambatan sejak Juli 2017. Pada November 2018, inflasi kelompok administered prices sebesar 3,07% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu 2,74% (yoy), namun lebih rendah dari akhir tahun 2017 yaitu 8,70% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong oleh perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik non subsidi daya 900 VA pada tahun 2017. Sementara itu, inflasi bensin dan solar sedikit meningkat dari akhir tahun lalu yang bersumber dari BBK. (Grafik 26 dan 27). Grafik 26. Inflasi Komoditas Strategis Administered Prices Grafik 27. Harga Bahan Bakar Khusus dan Minyak Dunia Jakarta, 3 Desember 2018 Divisi Asesmen Inflasi Divisi Asesmen Ekonomi Regional Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter 10